PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jamur atau fungi adalah sel eukariotik tidak memiliki klorofil, tumbuh sebagai
hifa, memiliki dinding sel yang mengandung kitin, bersifat heterotrof, menyerap nutrien
melalui dinding selnya, dan mengekskresikan enzym-enzym ekstraselular ke lingkungan
melalui spora, melakukan reproduksi seksual dan aseksual (Gandjar,et al 2006)
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga
bersifat heterotrof,
tipe
sel:
sel
eukarotik. Jamur
ada
yang
uniseluler
dan
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Ciri-ciri Deuteromycetes
Deuteromycota berasal dari 2 kata yaitu deutero yang artinya urutan kedua atau
tidak sempurna, dan mycota yang artinya fungi. Jadi, Deuteromycota adalah jamur kelas
dua atau jamur yang tidak sempurna.Deuteromycota awalnya adalah suatu kelas dari
jamur yang setara dengan Basidiomycota, Ascomycota, dan sebagainya yang hanya
diobservasi dari morfologi dan fisiologinya saja, namun cara perkembangbiakan secara
generatif tidak atau belum ditemukan atau belum diketahui. Semua jamur yang "tidak
jelas" seperti itu masuk ke Deuteromycota. Namun sejak tahun 1990an, takson
Deuteromycota sudah tidak ada lagi, para ahli mycologi sepakat untuk memasukkan
jamur-jamur yang ada pada Deuteromycota ke kelas lain sesuai dengan aspek fisiologis
dan morfologisnya, lalu dengan adanya konsep pengklasifikasian berbasis DNA, jamurjamur ex-Deuteromycota berpindah-pindah lagi, namun bukan secara kelas melainkan
pada tingkatan famili atau genus.
Jamur Deuteromycota adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan
belum diketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium sehingga
tidak termasuk dalam kelas jamur Ascomycota atau Basidiumycota. Oleh karena itu,
jamur Deuteromycota merupakan jamur yang tidak sempurna (jamur imperfeksi).
Divisi ini disebut juga fungi imperfecti atau jamur tidak sempurna.Divisi ini
seolah dibuat untuk mengelompokkan semua jamur yang tidak termasuk ke dalam divisi
lainnya.Ciri utama dari divisi ini adalah belum diketahuinya reproduksi seksual selama
siklus hidupnya.Jamur Deuteromycota hanya ditemukan di daratan.Sebagian besar
anggota divisi ini kemungkinan berkerabat dengan Ascomycota karena adanya
pembentukan konidia.Sisanya kemungkinan adalah Zygomycota dan Basidiomycota yang
tidak melakukan reproduksi seksual. Jika studi lebih lanjut pada suatu spesies
Deuteromycota menunjukan adanya reproduksi seksual, maka spesies itu akan
dikeluarkan dari divisi ini.
Jamur ini bersifat saprofit di banyak jenis materi organik dan sebagian yang lain
hidup sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi, dan perusak tanaman budidaya dan
tanaman hias. Jamur ini juga menimbulkan penyakit pada manusia, yaitu dematomikosis
(kurap dan panu) dan menimbulkan pelapukan pada kayu.Contoh klasik jamur
Deuteromycota adalah Moniliasitophila , yaitu jamur oncom. Jamur Deuteromycota
umumnya digunakan untuk pembuatan oncom dari bungkil kacang. Monilia sitophila
juga dapat tumbuh dari roti , sisa- sisa makanan, tongkol jagung , pada tonggak tonggak
atau rumput sisa terbakar, konodiumnya sangat banyak dan berwarna jingga.
Karakteristik Jamur Deuteromycota
Jamur Deuteromycota memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Hifa bersekat
Tubuh berukuran mikroskopis
Bersifat multiseluler
Tidak berklorofil
Eukariotik
Heterotrof
Dinding sel tersusun atas zat kitin
Tergolong kedalam fungi imperfect yang banyak menimbulkan penyakit pada
10. Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah dan sisa-sisa
makanan
11. Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui
12. Hidup didaratan dan tempat lembab.
B. Siklus Hidup Deuteromycetes
Jamur ini bersifat saprofit dibanyak jenis materi organik, sebagai parasit pada
tanaman tingkat tinggi , dan perusak tanaman budidaya dan tanaman hias. Jamur ini juga
menyebabkan penyakit pada manusia , yaitu dermatokinosis (kurap dan panu) dan
menimbulkan pelapukan pada kayu. Contoh klasik jamur ini adalah monilia sitophila ,
yaitu jamur oncom. Jamur ini umumnya digunakan untuk pembuatan oncom dari bungkil
kacang. Monilia juga dapat tumbuh dari roti , sisa- sisa makanan, tongkol jagung , pada
tonggak tonggak atau rumput sisa terbakar, konodiumnya sangat banyak dan berwarna
jingga.
C. Reproduksi Deuteromycetes
Jamur ini hanya diketahui cara reproduksi aseksualnya saja oleh karena itu sering
disebut fungi imperfecti atau jamur tidak sempurna. Reproduksi aseksual jamur
deuteromycota yaitu dengan cara pembentukan konidia.
dari
Amerika
serikat,
sedangkan
fase
generatifnya
ditemukan
oleh
golongan
Ascomycota
dan
diganti
namanya
menjadi Neurosora
Malang
(sekarang
Universitas
Negeri
Malang)
melakukan
penelitian,
ternyata Monilia sitophilia dapat melakukan reproduksi seksual dan menghasilkan askus.
Oleh beliau jamur oncom dimasukkan ke dalam Ascomycota dan namanya berubah
menjadi Neurospora sitophila. Lihat Gambar 1.9. Beberapa jamur Deuteromycota
lainnya yang diklasifikasi ulang menjadi Ascomycota antara lain jamur dari
genus Aspergillus sp, Candidasp, dan Penicillium sp Oleh ahli mikologi, nama
genusAspergillussp
diubah
menjadi Pichia
sp
jenis
merupakan
organisme
bersel
tunggal
yang membentuk
timbulnya
berbagai
kontroversi
tentang
bagaimana
cara
mengklasifikasikannya.Deutromycotayang
telah
diketahui
reproduksi
seksualnya
blastomycetes
mirip
khamir
dan
tidak
menghasilkan
konidia.
Contohnya Candida sp, Ccryptococus sp, dan Torulopsis sp. Anggota pada jamur ini
dapat berparasit pada tubuh manusia, seperti infeksi yang terjadi melalui saluran
pernafasan, menyerang pada kulit, paru-paru, organ vicera tulang dan sistem syaraf yang
diakibatkan oleh jamur Blastomycetesdermatitidis dan Blastomycetes brasieliensi.
2. Coelomycetes
Spora atau konidia dibentuk dalam konidiomata dan biasanya berupa aservulus
atau piknidium. Terbagi menjadi dua Ordo, yaitu:
a. Ordo Sphaeropsidales
b. Ordo Melanconiales
3. Hypomycetes
Hypomycetes tidak membentuk konidiomata, konidia langsung dibentuk pada
cabang hifa khusus. Terbagi menjadi dua ordo yaitu:
a. Ordo Moniliales
Cendawan yang berfungsi sebagai cendawan pathogen seranggan pada umumnya
dari divisi Deuteromyceta, ordo Moniliales, famili Moniliaceae, seperti Beauveria
bassinana,
Metarhizium
sp,
Hirsutella
citriformi,
Nomuraea
rileyi.
Cendawan mematikan hama dengan cara mengifeksi tubuh inang. Perkembangan infeksi
sangat dipengarhi kondisi lingkungan (suhu dan kelembaban yang tinggi).Suhu optimum
untuk pertumbuhan cendawan pathogen 23-25 C.
a) Beauveria bassiana
Beauveria bassiana termasuk dalam golongan pathogen serangga ordo Monililes,
famili Moniliaceae.Ciri-cirinya yaitu:
Cendawan berwarna putih, penyebaran spora melalui air atau terbawa angin.
Menginfeksi serangga melalui integument/jaringan lunak. Selanjutnya hifa tumbuh
dari konidia dan merusak jaringan.
Cendawan tumbuh keluar dari tubuh inang pada saat cendawan siap menghasilkan
Cendawan berwarna putih, penyebaran spora melalui air atau terbawa angin.
Spora menginfeksi tubuh serangga melalui integument/jaringan lunak.
Selanjutnya hifa tumbuh dari konidia dan merusak jaringan.
Cendawan berkembang membentuk hifa putih yang keluar dari tubuh inang pada saat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Deuteromycota memiliki karakteristik yaitu Hifa bersekat, Tubuh berukuran
mikroskopis, Bersifat multiseluler, Tidak berklorofil, Bersifat parasit pada ternak dan
ada yang hidup saprofit pada sampah dan sisa-sisa makanan dan Reproduksi aseksual
dengan konidium dan seksual belum diketahui.
2. Deuteromycota adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan belum
diketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium sehingga tidak
termasuk dalam kelas jamur Ascomycota atau Basidiumycota. Oleh karena itu, jamur
Deuteromycota merupakan jamur yang tidak sempurna (jamur imperfeksi).
3. Jamur ini bersifat saprofit di banyak jenis materi organik dan sebagian yang lain
hidup sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi, dan perusak tanaman budidaya dan
tanaman hias.
4. Jamur ini hanya diketahui cara reproduksi aseksualnya saja oleh karena itu sering
disebut fungi imperfecti atau jamur tidak sempurna. Reproduksi aseksual jamur
deuteromycota yaitu dengan cara pembentukan konidia.
5. Fungi ini dikelompokkan kedalam tiga kelas yaitu Blastomycetes, Coelomycetes, dan
Hypomycetes
6. Deuteromycota mempunyai peranan yang menguntungkan dan peranan yang
merugikan.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan.Untuk
itu saran dari pembaca sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Birsyam, Inge L. 1992. Botani Tumbuhan Rendah. Bandung: ITB.
Campbell, dkk. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga
Gandjar, Indrawati, Wellyzar Sjamsuridzal dan Ariyanti Oetari, 2006. Mikologi Dasar dan
Terapan. Yayasan Obor Indonesia Jakarta.
Kimball, John W. 1999. Biologi jilid 3. Jakarta: Erlangga
Loveless, A. R. 1991. Prinsip-Prinsip
Fisioloogi
Tumbuhan
Untuk
daerah
dkk.
1990.
Dasar-dasar
fisiologi
Tumbuhan.