Anda di halaman 1dari 5

1.

Definisi jamur

 Jamur merupakan tanaman yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak

bisa melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur

hidup dengan cara mengambil zat-zat makanan seperti selulosa, glukosa, lignin,

protein dan senyawa pati dari organisme lain. Zat-zat nutrisi tersebut biasanya

telah tersedia dari proses pelapukan oleh aktivitas mikroorganisme.

 Jamur dalam bahasa Inggris disebut mushroom termasuk golongan fungi.

Jamur hidup diantara jasad hidup (biotik) atau mati (abiotik), dengan sifat hidup

heterotrop (organisme yang hidupnya tergantung dari organisme lain) dan saprofit

(organisme yang hidup pada zat organik yang tidak diperlukan lagi atau sampah)

(Dewi, 2009).

 Jamur merupakan organisme yang mempunyai inti sel, dapat membentuk

spora, tidak berkrolofil, terdapat benang – benang tunggal atau benang – benang

yang bercabang dengan dinding selulosa atau khitin (Suarnadwipa, et al., 2008).

Jamur benang atau biasa disebut jamur merupakan organisme anggota Kingdom

Fungi dan tubuh jamur berupa benang yang disebut hifa, sekumpulan hifa disebut

miselium. Miselium dapat mengandung pigmen dengan warna merah, ungu,

kuning, coklat, dan abu-abu. Jamur juga membentuk spora berwarna hijau, biru

hijau, kuning, jingga, serta merah muda. Warna-warna tersebut dapat menjadi ciri

khas spesies jamur.

 Fungi (jamur) adalah organisme eukariotik yang bersel tunggal atau banyak dengan tidak memiliki klorofil. Karena
sifat-sifatnya tersebut, jamur dipisahkan dalam kingdom nya tersendiri, jamur tidak termasuk dalam kindom
protista, monera, maupun plantae. Karena tidak berklorofil, jamur temasuk ke dalam makhluk hidup heterotof
(memperoleh makanan dari organisme lainnya) baik itu heterotrof saprofit maupun heterotrof parasit. Cabang
ilmu biologi yang mempelajari tentang jamur disebut dengan mikologi. Jamur bertalus atau tubuh yang
sederhana dengan tidak memiliki akar, batang, dan daun. Jamur tidak berklorofil sehingga tidak membutuhkan
cahaya matahari dalam menghasilkan makanan

2. Klasifikasi jamur

 Di bagi menjadi 6 Divisi:


1. Chytridiomycota
2. Glomeromycota
3. Zygomycota
4. Ascomycota
5. Basidiomicota
6. Deuteromycota
Klasifikasi JamurKingdom fungi dibagi menjadi lima divisi yang berbeda dalam hal struktur hifadan struktur penghasil
spora. Keempat divisi tersebut adalah :
a.Divisi Zygomycot
b.Divisi Ascomycota
c.Divisi Basidiomycota
d.Divisi Deuteromycota

Berikut penjelasannya :

a.Divisi Zygomycota

Anggota Zygomycetes memiliki hifa yang tidak bersekat dan memiliki banyakinti disebut hifa senositik. Kebanyakan
kelompok ini saprofit. Berkembang biak secaraaseksual dengan spora, dan secara seksual dengan zigospora. Ketika
sporangium pecah,sporangiospora tersebar, dan jika jatuh pada medium yang cocok akan tumbuh menjadiindividu baru. Hifa
yang senositik akan berkonjugasi dengan hifa lain membentukzigospora (Moore-Landecker, 1982).
Contoh :
Rhizophus stolonifer , Tumbuh pada roti
Rhizophus oryzae, Jamur tempe
Rhizophus nigricans, Menghasilkan asam fumarat
Mucor mucedo, Saprofit pada kotoran ternak dan makanan

b.Divisi Ascomycota

Golongan jamur ini memiliki ciri dengan spora yang terdapat di dalam kantungyang disebut askus. Askus adalah sel yang
membesar yang didalamnya terdapat sporayang disebut askospora. Setiap askus biasanya memiliki 2-8 askospora. Kelompok
inimemiliki 2 stadium perkembangbiakan yaitu stadium konidium (aseksual) dan stadiumaskus (seksual). Sebagian besar
Ascomycota bersifat mikroskopis dan hanya sebagiankecil bersifat makroskopis yang memiliki tubuh buah (Moore-
Landecker, 1982).Contoh:

Sacharomyces cereviceae (ragi/khamir), untuk pembuatan roti sehingga roti dapatmengembang, dan mengubah glukosa
menjadi alkohol (pada pembuatan tape).

Penicilium
Penicillium chrysogenum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
Penicillium notatum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
Penicillium notatum,untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
Penicillium camemberti,untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)

Aspergilus
Aspergillus wentii, untuk Pembuatan kecap dan Tauco
Aspergillus niger , untuk Menghilangkan O2 pada sari buah

c. Divisi Basidiomycota
Kebanyakan anggota Basidiomycota adalah jamur payung dan cendawan.Basidiomycota mempunyai hifa yang bersekat,
fase seksualnya denganpembentukan basidiospora yang terbentuk pada basidium sedangkan fase aseksualnya ditandaidengan
pembentukan konidium. Konidium maupun basidiospora pada kondisi yangsesuai dapat tumbuh dengan membentuk hifa
bersekat melintang yang berinti satu(monokariotik). Selanjutnya, hifa akan tumbuh membentuk miselium (Campbellet
al .,2003).Contoh :

Volvariela volvacea (jamur merang)


Auricularia polytricha (jamur kuping)
Pleurotus sp (jamur tiram)
Polyporus giganteus (jamur papan)
Amanita phaloides hidup pada kotoran ternak dan menghasilkan racun yangmematikan.

Puccinia gramini (jamur karat) parasit pada tumbuhan graminae (jagung)

Ustilago maydis parasit pada tanaman jagung


Ganoderma aplanatum(jamur kayu)
Jamur Shitaked.
Divisi Deuteromycota

Beberapa jamur yang belum diketahui alat reproduksi generatifnya dimasukkanke dalam Deuteromycota. Kelompok jamur
ini juga sering disebut sebagai jamur tidaksempurna atau the imperfect fungi. Jamur ini tidak mengalami reproduksi seksual
ataumereka menunjukkan tahap aseksual (anamorph) dari jamur yang memiliki tahapseksual teleomorph). Jamur ini
menyerupai Ascomycota (septanya sederhana). Jadi,kelompok ini bisa dikatakan sebagai “keranjang sampah”, tempat
sementara untukmenampung jenis-jenis jamur yang belum jelas statusnya. Apabila pada
penelitian berikutnya ditemukan cara reproduksi seksualnya, maka suatu jenis jamur anggotaDeuteromycota akan bisa
dikelompokkan ke dalam Divisi Ascomycota atau DivisiBasidiomycota. Contohnya adalah Neurospora crassa yang saat ini
dimasukkan kedalam kelompok Ascomycota.
a.Ciri-ciri Deuteromycota
Hifa bersekat, tubuh berukuran mikroskopis
Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah
Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui.
Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada hewan-hewanternak, manusia, dan tanaman budidaya b.

Contoh Deuteromycota
Epidermophyton floocosum, menyebabkan kutu air.
Epidermophyton, Microsporum, penyebab penyakit kurap.
Melazasia fur-fur , penyebab panu.
Altenaria Sp. hidup pada tanaman kentang.
Fusarium, hidup pada tanaman tomat.
Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala

 Jamur terdiri dari empat kelas utama yaitu :

a. Chitridiomycetes

Sebagian besar Chitridiomycetes adalah organisme aquatik. Chitridomycetes


merupakan jamur yang berflagel. Cara penyerapan makanannya dengan cara
absorbsi, dinding selnya terbuat dari kitin. Sebagian besar Chitridiomycetes
membentuk hifa senositik dan spora berflagel tunggal atau disebut zoospora
(Campbell et al., 2003).

b. Zygomycetes
Anggota Zygomycetes memiliki hifa yang tidak bersekat dan memiliki banyak
inti disebut hifa senositik. Kebanyakan kelompok ini saprofit. Berkembang
biak secara aseksual dengan spora, dan secara seksual dengan zigospora. Ketika
sporangium pecah, sporangiospora tersebar, dan jika jatuh pada medium yang
cocok akan tumbuh menjadi individu baru. Hifa yang senositik akan
berkonjugasi dengan hifa lain membentuk zigospora (Moore-Landecker, 1982).

c. Ascomycetes
Golongan jamur ini memiliki ciri dengan spora yang terdapat di dalam kantung
yang disebut askus. Askus adalah sel yang membesar yang didalamnya terdapat
spora yang disebut askospora. Setiap askus biasanya memiliki 2-8 askospora.
Kelompok ini memiliki 2 stadium perkembangbiakan yaitu stadium konidium
(aseksual) dan stadium askus (seksual). Sebagian besar Ascomycetes bersifat
mikroskopis dan hanya sebagian kecil bersifat makroskopis yang memiliki
tubuh buah (Moore-Landecker, 1982).

d. Basidiomycetes
Kebanyakan anggota Basidiomycetes adalah jamur payung dan cendawan.
Basidiomycetes mempunyai hifa yang bersekat, fase seksualnya dengan
pembentukan basidiospora yang terbentuk pada basidium sedangkan fase
aseksualnya ditandai dengan pembentukan konidium. Konidium maupun
basidiospora pada kondisi yang sesuai dapat tumbuh dengan membentuk hifa
bersekat melintang yang berinti satu (monokariotik). Selanjutnya, hifa akan
tumbuh membentuk miselium (Campbell et al., 2003).
Untuk jamur yang belum diketahui cara perkembangbiakan secara generatifnya
dikelompokkan ke dalam kelas khusus Deuteromycetes. Deuteromycetes
merupakan jamur yang hifanya bersekat dan menghasilkan konidia, namun
jamur ini belum diketahui cara perkembangbiakan secara generatifnya
(Dwidjoseputro, 1978). Deuteromycetes disebut juga jamur imperfecti (jamur
tidak sempurna). Penamaan atau pengelompokkan ini bersifat sementara karena
apabila telah diketahui cara reproduksi generatifnya (pembentukan askus) maka
dikelompokkan ke dalam kelas Ascomycetes. Deuteromycetes secara
filogenitik bukan merupakan suatu kelompok taksonomi (Gandjar dkk., 2006).

3. Jenis jenis jamur

Deskripsi Morfologi Jenis Jamur yang Ditemukan.


a. Poliotha mutabilis
Poliotha mutabilis Jamur ini memiliki bentuk tubuh buah yang berwarna coklat muda hingga coklat tua.
Permukaan atas tudung memiliki struktur yang halus dan sedikit licin pada saat basah. Batangnya halus
dan keras. Jamur jenis ini biasanya tumbuh dalam kelompok yang besar, habitat pada kayu yang mati
dan tanah yang lembab memiliki humus yang cukup (Roberts, 2010:178).

b. Hidnum repandum
. Hidnum repandum Jamur jenis ini umunya berukuran cukup besar, memiliki bentuk seperti payung
yang terbuka lebar dan bertangkai tebal,warna tubuh buah putih, memiliki struktur permukaan yang
kasar dan bersisik. Tubuh buah berdaging dan biasanya tumbuh liar pada tanah yang berhumus dan
menempel pada ranting kayu yang mati (Alex, 2011:33).

c. Coprinus comatus
Coprinus comatus Memiliki tubuh buah berwarna putih. Bentuk tudung cembung/silindris dan lunak.
Ukuran tudung bervariasi antara 2-6 cm. spora berukuran 3-6 µm dan kebanyakan berbentuk lonjong.
Tangkai jamur berwarna putih dan mudah patah. Memiliki bilah berwarna putih saat masih muda dan
akan berubah berwarna hitam dan mencair saat dewasa. Habitat biasanya ditemukan di janjang kosong
kelapa sawit dan tumpukan jerami padi yang sudah membusuk (darwis, 2011:5).

d. Schizophyllum commune
Schizophyllum commune Jamur ini biasanya tumbuh secara berkelompok, bersifat saprofik pada
berbagai substrat kayu/pohon yang mati. Membentuk tubuh buah berwarna krem, berbentuk seperti
kipas. Badan buah terlampir dengan permukaan atas yang berbulu. Pada saat kering jamur ini akan
mengerut dan mekar kembali setelah basah (Webster, 2007:543).

e. Trametes versicolor
Trametes versicolor Memiliki bentuk setengah lingkaran, berwarna coklat kehitaman. Pinggirannya
bergelombang, kasar dan mempunyai garis putih melingkar. Lapisan bawah berwarna kuning
kecoklatan. Biasanya tumbuh menempel
pada kayu keras/pohon yang sudah mati dan mempunyai diameter 9-10 cm (Webster, 2007:562).

f. Pleorotus ostreatus
Pleorotus ostreatus Tubuh buah menyerupai cangkang kerang, tudung halus dengan panjang bisa
mencapai 5-15 cm. Ketika masih muda berbentuk seperti kancing, kemudian berkembang menjadi
pipih. Memiliki warna coklat pucat hingga menjadi putih. Tangkai pendek dan berwarna putih. Jamur ini
hidup di berbagai substrat seperti kayu yang lapuk, janjang kosong kelapa sawit, dan pada substrat
lainnya (Alex, 2011:27).

g. Mycena hiemalis
Mycena hiemalis Jamur ini tumbuh berkelompok-kelompok dalam jumlah yang cukup besar. Warnanya
putih dan memiliki batang dengan panjang 0,5–2 sentimeter. Tudungnya bergaris-garis lateral yang
tersusun apik dan berpusat pada puncak tudungnya. Spora cetak berwarna putih, abu-abu,
atau coklat, bentuknya seperti kerucut atau klop tutup yang tipis dan berbatang lunak. Hidup pada kayu
yang lapuk atau ranting pepohonan (Webster, J. Dkk. 2007:554).

h. Lentinus connatus
Lentinus connatus Tubuh buah seperti payung yang melengkung. Memiliki lamella dibagian bawah
tudung buah. Berwarna kuning sampai kuning kecoklatan. Bagian batang letaknya sentral dan bersifat
keras. Jamur ini biasanya tumbuh di kayu yang lapuk atau pohon yang mati, bersifat saprofik (Webster,
2007:546).

i. Volvariella volvaceae
Volvariella volvaceae Tubuh buah berbentuk payung dengan tangkai letaknya sentral. Pada waktu
muda tubuh buah diselubungi oleh suatu selaput yang disebut velum universal, jika tubuh buah
membesar selaput akan robek dan merupakan suatu cincin (anulus). Pada bagian atas tangkai buah
himenofora pada sisi bawah tubuh buah membentuk papan-papan/lamela yang tersusun radial.
Dapat juga himenofora membuat tonjolan berupa buluh-buluh halus. Himenium meliputi sisi bawah
tubuh buah tadi mula-mula terletak di bawah velum partiale yang disebut angiokarp (Tjitrosoepomo,
2011:150).

j. Marasmius ramealis
Marasmius ramealis Basidiokarp kasar yang dapat mengerut pada saat kering. Miselium jamur tumbuh
keluar dari titik pusat secara radial. Pada saat tua miselium akan menghasilkan cincin. Tumbuh
membentuk kelompok basidiokarakter pada ranting atau kayu mati (Webster, 2007:546-547).

k. Dacryopinax spathularia

Dacryopinax spathularia Tubuh buah berbentuk spahula, berukuran kecil sekitar 1-1,5 cm. Tubuh buah
seperti agar-agar berwarna kuning/orange, tekstur permukaan halus dan kenyal, pada saat tua jamur ini
akan sangat mudah hancur. Jamur ini biasanya hidup dalam kelompok yang cukup besar. Jenis jamur
ini bersifat saprotrofik, hidup menempel langsung pada substratnya. Habitat biasanya ditemukan pada
kayu yang lapuk/mati (Webster, 2007:598).

l. Polyporus squamosus

Polyporus suamosus Miselium bertahan pada batang/pohon mati. Badan buah berwarna krem/kuning
kecoklatan. Tubuh buah memiliki sisik dan memiliki tekstur tubuh buah yang berdaging. Biasanya hidup
menempel langsung pada substratnya (Webster, 2007:564).

m. Pycnoporus annabarinus

Pycnoporus annabarinus Tubuh buah berupa kipas, setengah lingkaran, memiliki warna kuning hingga
kuning kemerahan. Himenofora merupakan buluhbuluh/pori yang dilihat dari luar berupa lubang-lubang.
Sisi dalam dilapisi himenium. Hidup menempel pada substratnya, jamur jenis ini banyak ditemukan
pada kayu yang sudah lapuk (Webster, 2007:560).

n. Auricularia polytricha

Auricularia polytricha Tubuh buah berwarna coklat, menyerupai daun telinga, sisi atas berlipat dan
mempunyai rambut-rambut pendek yang tersusun amat rapat. Biasanya hidup pada dahan-dahan yang
kering. Tangkai amat pendek dan menempel pada media tumbuh (substrat). Tubuh buah jamur pada
keadaan basah akan bersifat kenyal dan licin, tetapi dalam keadaan kering akan bersifat kaku. Jamur
kuping memiliki inti plasma dan spora yang berupa sel-sel lepas atau bersambungan membentuk
benang yang tidak bersekat (Achmad, dkk. 2013:106).

o. Fuligo septica
Fuligo septica Dalam keadaan vegetatif tubuhnya berupa massa protoplasma yang bergerak seperti
ameba yang disebut plasmodium. Plasmodium dapat mencapai ukuran garis tengah 0-30 cm pada
substrat yang basah, di atas tanah, kayu yang lapuk dan di atas daun yang runtuh. Perubahan bentuk
tubuhnya dapat merayap kemana-mana (Tjirosoepomo, 2011:97).

p. Cortinarius sanguenius
Cortinarius sanguenius Jamur jenis ini memiliki bentuk tudung buah yang cembung, bagian bawah
tudung buah memiliki lamella berwarna merah darah dan berubah menjadi coklat saat tua. Memiliki
batang yang keras dan berukuran kecil, letak batangnya sentral. Pigmen yang dimiliki oleh jamur ini
biasanya dapat dijadikan sebagai pewarna alami (Webster, 2007:555).

Anda mungkin juga menyukai