TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Gagal jantung atau Congestive Heart Failure (CHF) adalah sindroma klinis
(sekumpulan tanda dan gejala) ditandai oleh sesak napas dan fatik (saat istirahat
atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung
yang mengarah pada kegagalan jantung dalam memompakan darah yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Gagal jantung memiliki khas gejala yang khas,
yaitu sesak nafas, kaki bengkak, kelelahan dan peningkatan tekanan vena
jugularis.1
2.2 EPIDEMIOLOGI
sakit. Prevalensi gagal jantung di Amerika dan Eropa sekitar 1-2%. Di indonesia
belum ada data epidemiologi untuk gagal jantung, namun pada survei kesehatan
kematian utama di Indonesia (26,4%) dan pada profil Kesehatan Indonesia tahun
2003 disebutkan bahwa penyakit jantung berada di urutan kedelapan (2,8%) pada
2.3 ETIOLOGI
adalah penyakit jantung katup dan penyakit jantung akibat malnutrisi. Pada
1
beberapa keadaan sangat sulit untuk menentukan penyebab dari gagal jantung.
penyebab gagal jantung pada 46% laki-laki dan 27% pada wanita. Faktor risiko
koroner seperti diabetes dan merokok juga merupakan faktor yang dapat
berpengaruh pada perkembangan dari gagal jantung. Selain itu berat badan serta
tingginya rasio kolesterol total dengan kolesterol HDL juga dikatakan sebagai
dikaitkan dengan disfungsi ventrikel kiri sistolik dan diastolik dan meningkatkan
risiko terjadinya infark miokard, serta memudahkan untuk terjadinya aritmia baik
saat ini sudah mulai berkurang kejadiannya di negara maju. Penyebab utama
terjadinya gagal jantung adalah regurgitasi mitral dan stenosis aorta. Regusitasi
afterload).3
2
penderita hipertensi. Atrial fibrilasi dan gagal jantung seringkali timbul
bersamaan.3
jantung akut maupun gagal jantung akibat aritmia (tersering atrial fibrilasi).
dari kasus. Alkohol juga dapat menyebabkan gangguan nutrisi dan defisiensi
tiamin. Obat – obatan juga dapat menyebabkan gagal jantung. Obat kemoterapi
seperti doxorubicin dan obat antivirus seperti zidofudin juga dapat menyebabkan
2.4 PATOFISIOLOGI
3
Disfungsi sistolik
ventrikel berkurang, adanya penurunan curah jantung dan volume akhir sistolik
meningkat Akibat dari peningkatan volume akhir sistolik, darah dari vena
peningkatan tekanan dan volume akhir diastolik lebih tinggi dari normal.4
Disfungsi diastolik
4
Adanya gangguan pada relaksasi diastolik dini, peningkatan kekakuan
ventrikel semasa diastol lebih tinggi dari normal. Ini sebagai mekanisme
5
kompensasi karena kenaikan preload (volume akhir diastolik), merangsang
isi sekuncup lebih besar pada kontraksi berikutnya, yang dapat membantu
2. Hipertrofi Ventrikel
Stress pada dinding ventrikel bisa meningkat, baik akibat dilatasi atau
3. Aktivasi neurohormonal
6
2.5 KLASIFIKASI
7
2.6 GEJALA KLINIS
Gejala gagal jantung (nafas pendek yang tipikal saat istrahat atau saat
melakukan aktifitas disertai / tidak kelelahan), tanda retensi cairan (kongesti paru
atau edema pergelangan kaki), adanya bukti objektif dari gangguan struktur atau
8
Manisfestasi klinis gagal jantung
2.7 DIAGNOSIS
9
Kriteria Framingham dapat pula dipakai untuk diagnosis gagal jantung kongestif
Kriteria Mayor :
- Peningkatan JVP
- Ronki basah
- Bunyi S3 Gallop
- Refluks hepatojugular
Kriteria Minor
- Edema tungkai
- Dispnea on effort
- Hepatomegali
- Efusi pleura
- Takikardi
2.8. PENATALAKSANAAN
10
TATALAKSANA NON-FARMAKOLOGI
pengobatan gagal jantung dan dapat memberi dampak bermakna perbaikan gejala
pasien. Berdasarkan literatur, hanya 20 - 60% pasien yang taat pada terapi
Pasien harus memantau berat badan rutin setap hari, jika terdapat kenaikan berat
badan > 2 kg dalam 3 hari, pasien harus menaikan dosis diuretik atas pertmbangan
Asupan cairan
gejala berat yang disertai hiponatremia. Restriksi cairan rutin pada semua pasien
dengan gejala ringan sampai sedang tidak memberikan keuntungan klinis (kelas
11
Pengurangan berat badan
Pengurangan berat badan pasien obesitas (IMT > 30 kg/m2) dengan gagal jantung
Malnutrisi klinis atau subklinis umum dijumpai pada gagal jantung berat.Kaheksia
hidup.Jika selama 6 bulan terakhir berat badan > 6 % dari berat badan stabil
tingkatan bukti C)
Latihan fisik
Latihan fisik direkomendasikan kepada semua pasien gagal jantung kronik stabil.
Program latihan fisik memberikan efek yang sama baik dikerjakan di rumah sakit
Aktvitas seksual
pulmonal tetapi tidak direkomendasikan pada gagal jantung lanjut dan tidak boleh
12
Tujuan diagnosis dan terapi gagal jantung yaitu untuk mengurangi
penyakit jantung tetap merupakan bagian penting dalam tata laksana penyakit
jantung. menyajikan strategi pengobatan mengunakan obat dan alat pada pasien
Pada tahap simtomatik dimana sindrom gagal jantung terlihat jelas seperti
peningkatan tekanan vena jugularis, asites, hepatomegali, dan edema sudah jelas,
maka keluhan fatik dan keluhan diatas yang hilang timbul tidak khas, sehingga
pengobatan gagal jantung sampai edema atau asites hilang (tercapai euvolemik).
dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal. Penyekat beta dosis kecil sampai
SVT lainnya) atau ketiga obat diatas belum memberikan hasil yang memuaskan.
13
Aldosteron antagonis dipakai untuk memperkuat efek diuretik atau pada
pasien dengan hipokalemia, dan ada beberapa studi yang menunjukkan penurunan
memperbaiki status fungsional dan kualitas hidup, namum mahal. Transplatasi sel
jumlah miokard yang dapat ditumbuhkan untuk mengganti miokard yang rusak
2.9. KOMPLIKASI
perburukan yang progresif pada pasien yang sudah diketahui dan mendapat terapi
sebelumnya sebagai pasien GJK dan dijumpai adanya kongesti sistemik dan
kongesti paru. TD yang rendah pada saat masuk merupakan pertanda prognosis
yang buruk.
b. Edema paru, pasien dengan respiratory distress yang berat, pernapasan yang
cepat, dan ortopnea dan ronki seluruh lapangan paru. Saturasi O2 arterialnya
14
c. Gagal jantung hipertensif, terdapat tanda gejala gagal jantung disertai tekanan
darah yang tinggi dan biasa fungsi sistolik jantung masih relatif cukup baik, juga
yang disebakan oleh gagal jantung. Walau sesudah preload dan aritmia berat
sudah dikoreksi secara adekuat. Ciri khasnya TD sistolik yang rendah <90mmHg
atau penurunan dari tekanan arteriol rata-rata (mean arterial pressure >30 mmHg)
dan tidak adanya produksi urin atau berkurang (<0,5ml/kg/jam) gangguan irama
jantung sering dtemukan, tanda tanda hipoperfusi organ dan kogesti paru timbul
E. Gagal jantung kanan terisolasi, ditandai dengan adanya sindrom “low out put”
tanpa disertai oleh kongesti paru dengan peninggian tekanan vena jugularis
dengan atau tanpa hepatomegali dan tekanan pengisian ventrikel kiri yang rendah
F. SKA dan gagal jantung. Banyak pasien GJA timbul bersamaan dengan SKA
2.10. PROGNOSIS
Data yang diperoleh dari beberapa registry terbaru dari GJA dan
beberapa survey yang telah dipublikasikan seperti the Euro-Heart Failure Survey
II, the ADHERE registry di Amerika Serikat dan survey nasional di Italia,
Perancis, dan Finlandia. Namun banyak dar pasien-pasien yang masuk registry ini
15
jangka pendek dan jangka panjang yang buruk. SKA merupakan kausa yang
paling sering dari gagal jantung yang baru. Kematian yang tinggi di RS
didapatkan pada pasien syok kardiogenik 40-60%. Sangat berbeda dengan pasien
GJA hipertensif yang angka kematian di RS rendah dan kebanyakan pulang dalam
keadaan simtomatik.1
2.10. PENCEGAHAN
koroner
ulangan
gagal jantung.1
16