Anda di halaman 1dari 6

LOW PLANT BOTANY

DEUTEROMYCOTA






Group I
Masyitha Wahid (091404169)
Gunawan Rahmil (091404)
Nurul Fadillah (091404)
Aryanti Indah Jaya (091404)
St. Hajar (091404)
Biology International Class Program
State University of Makassar
2010/2011

DEUTEROMYCOTA

Telah kita ketahui sebelumnya bahwa jamur yang reproduksi seksualnya
menghasilkan askus digolongkan Ascomycota dan yang menghasilkan basidium
digolongkan Basidiomycota. Akan tetapi, belum semua jamur yang dijumpai di alam
telah diketahui cara reproduksi seksualnya. Terdapat kira-kira 1500 jenis jamur yang
belum diketahui cara reproduksi seksualnya. Akibatnya, ilmuwan tidak dapat
memasukkannya ke dalam Zygomycota, Ascomycota, atau Basidiomycota. Jamur
yang demikian, untuk sementara waktu digolongkan Deuteromycota atau jamur tak
tentu atau disebut juga jamur tidak sempurna. Jadi, Deuteromycota bukanlah
penggolongan yang sesungguhnya, penamaan atau pengelompokkan itu bersikap
sementara karena segera setelah kita temukan pembiakan generatifnya misalnya jika
kemudian menurut penelitian ada jenis dari jamur ini yang diketahui reproduksi
seksualnya, maka akan dimasukkan ke dalam Zygomycota, Ascomycota, atau
Basidiomycota. Jika menghasilkan askus akan dimasukkan ke dalam Ascomycota,
dan jika menghasilkan basidium akan digolongkan Basidiomycota. Perubahan
pengelompokan jamur tersebut akan mengubah nama spesiesnya. Sebagai contoh
adalah jamur oncom. Mula-mula, jamur ini digolongkan Deuteromycota dengan nama
Monilia sitophila. Namun, ketika Prof. Dwidjoseputro (almarhum) dari IKIP Malang
(sekarang Universitas Negeri Malang) melakukan penelitian, ternyata Monilia
sitophilia dapat melakukan reproduksi seksual dan menghasilkan askus. Oleh beliau
jamur oncom dimasukkan ke dalam Ascomycota dan namanya Neurospora sitophila.
Beberapa jamur Deuteromycota lainnya yang diklasifikasi ulang menjadi
Ascomycota antara lain jamur dari genus Aspergillus, Candida, dan Penicillium. Oleh
ahli mikologi, nama genus Aspergillus diubah menjadi Eurotium, Candida menjadi
Pichia, dan Penicillium menjadi Talaromyces
Mungkin sekali diantara jamur-jamur tak sempurna ada juga yang kehilangan
fase generatifnya dalam evolusi, dan mungkin juga ada spesies-spesies yang memang
tidak pernah mempunyai fase generatif sama sekali. Kebanyakan jamur tak sempurna
mempunyai hifa yang bersekat-sekat akan tetapi ada juga beberapa spesies yang
berbentuk sel tunggala dan sering membentuk pseudomiselium jika lingkungan
menguntungkan untuk itu.

Karakteristik
Kelompok jamur ini tidak diketahui cara reproduksi generatifnya sehingga disebut
juga jamur imperpekti. Hifa berukuran bersekat-sekat dan tubuhnya mikroskopis.
Dinding selnya biasanya tersusun atas khitin atau glukan.

Siklus hidup
Reproduksi aseksual dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan hifa khusus
disebut konidiofor. Kemungkinan jamur ini merupakan suatu perkembangan jamur
yang tergolong Ascomycocetes ke Basidiomicetes tetapi tidak diketahui
hubungannya. Konidia adalah spora yang dihasilkan dengan jalan membentuk sekat
melintang pada ujung hifa atau dengan diferensiasi hingga terbentuk banyak konidia.
Setelah masak, konidia paling ujung dapat melepaskan diri.

Cara hidup
Jamur ini bersifat saprofit dibanyak jenis materi organik, sebagai parasit pada
tanaman tingkat tinggi, dan perusak tanaman budidaya dan tanaman hias. Jamur ini
juga menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu dermatokinosis (kurap dan panu)
dan menimbulkan pelapukan pada kayu. Contoh klasik jamur ini adalah monilia
sitophila, yaitu jamur oncom. Jamur ini umumnya digunakan untuk pembuatan
oncom dari bungkil kacang. Monilia juga dapat tumbuh dari roti, sisa- sisa makanan,
tongkol jagung, pada tonggak tonggak atau rumput sisa terbakar, konodiumnya
sangat banyak dan berwarna jingga.
Fase pembiakan secara vegetative pada monilia sp. Ditemukan oleh dodge
(1927) dari amerika serikat, sedangakan fase generatifnya ditemukan oleh
dwidjoseputro (1961), setelah diketahui fase generatifnya, kenudian jamur ini
dimasukkan golongan ascomycocetes dan diganti namanya menjadi Neurospora
sitophilla atau Neurospora crassa.

Klasifikasi
Menurut Margulis dan Schwarts


.
TAXONOMY: The taxonomy of this group is based on the lack of sexual spores and
on the general structure of the vegetative thallus. Sejak taksonomi jamur dengan
tradisi telah didasarkan pada jenis spora seksual, Deuteromycota (fungi Imperfecti)
adalah sebuah filum untuk menangkap semua jamur reproduksi seksual yang belum
terbukti. Since the taxonomy of the fungi by tradition has been based on the type of
sexual spore, the Deuteromycota (Fungi Imperfecti) is a catch-all phylum for fungi in
which sexual reproduction has not been demonstrated. Dalam pengakuan sifat buatan
kelompok ini, taksa semua yang disebut bentuk-taksa. Menurut Margulis dan
Schwartz (1988), bentuk-filum memiliki bentuk-kelas 3 dan 5 bentuk-order. In
recognition of the artificial nature of this group, all taxa are called form-taxa.
According to Margulis and Schwartz (1988), this form-phylum has 3 form-classes
and 5 form-orders.
A. NOMOR:> 15.000 spesies. A. NUMBER: >15,000 species.
B. Taksonomi DEUTEROMYCOTA ATAS B. TAXONOMY OF THE
DEUTEROMYCOTA
FORMULIR-KELAS BLASTOMYCETES FORM-CLASS
BLASTOMYCETES
Mereka dicirikan dengan menghasilkan tunas, seperti sel-sel ragi, dengan atau
tanpa pseudomycelium sebuah. They are characterized by producing budding,
yeast-like cells, with or without a pseudomycelium. Sebuah miselium sejati
adalah kurang baik atau tidak baik berkembang. A true mycelium is either
lacking or is not well-developed.
FORMULIR-ORDER SPOROBOLOMYCETALES FORM-ORDER
SPOROBOLOMYCETALES
Anggota perintah ini menghasilkan ballistospores, spora aseksual yang
jelas berkaitan dengan basidiospora. Members of this order produce
ballistospores, asexual spores which are clearly related to
basidiospores.
contoh: Sporobolomyces. example: Sporobolomyces .
FORMULIR-ORDER CRYPTOCOCCALES FORM-ORDER
CRYPTOCOCCALES
Anggota perintah ini menghasilkan spora yang tidak paksa habis.
Members of this order produce spores which are not forcibly
discharged.
contoh: Rhodotorula. example: Rhodotorula .
FORMULIR-KELAS HYPHOMYCETES FORM-CLASS
HYPHOMYCETES
Sebuah miselium sejati adalah berkembang dan budding sel juga tidak hadir;
konidia ditanggung di konidiofor yang tidak dalam tubuh buah, beberapa
spesies menghasilkan sclerotia saja. A true mycelium is well-developed and
budding cells are absent; conidia are borne on conidiophores which are not in
a fruiting body; some species produce only sclerotia. Formulir-Class, hanya
berisi satu Formulir-Order, MOLINIALES, yang memiliki karakter Kelas-
Formulir. This Form-Class contains only a single Form-Order,
MOLINIALES, which has the characters of the Form-Class.
contoh: Sclerotium, Aspergillus, Penicillium, Alternaria. examples:
Sclerotium, Aspergillus, Penicillium, Alternaria.
FORMULIR-KELAS COELOMYCETES FORM-CLASS
COELOMYCETES
Konidiofor ditanggung dalam tubuh berbuah. Conidiophores are borne in a
fruiting body.
FORMULIR-ORDER MELANCONIALES FORM-ORDER
MELANCONIALES
Konidiofor ditanggung di acervulus, sebuah struktur yang dibentuk
oleh letusan jamur melalui epidermis host. Conidiophores are borne in
an acervulus, a structure which is formed by the eruption of the fungus
through the host epidermis.
contoh: Colletotrichum. example: Colletotrichum .
FORMULIR-ORDER SPHAEROPSIDALES FORM-ORDER
SPHAEROPSIDALES
Konidia ditanggung dalam sebuah pycnidium. Conidia are borne in a
pycnidium.
contoh: Phoma, Septoria. examples: Phoma, Septoria
.

Anda mungkin juga menyukai