3. Zygomycota
Zygomycota disebut juga sebagai the coenocytic true fungi. Jenis jamur yang terkenal dari kelompok
ini adalah jamur hitam pada roti (black bread mold) atau Rhizopus sp. Divisi Zygomycota memiliki
anggota yang hampir semuanya hidup pada habitat darat. Tubuhnya bersel banyak, hifanya bersifat
senosit yaitu tidak bersepta dengan inti haploid, terdapat hifa yang berfungsi sebagai penyerap
makanan (rhizoid) dan penghubung (stolon). Saat ini dikenal sekitar 600 jenis yang termasuk
Zygomycota. Semua jamur ini hanya menghasilkan spora nonmotil (aplanospora) dan tidak
menghasilkan spora kembara (zoospora). Hal ini menunjukkan kemajuan tingkat evolusi dari jamur
primitif yang hidup di air menuju jamur yang lebih maju yang hidup di darat. Zygomycota banyak
ditemukan di tanah lembab yang kaya bahan organik. Sebagian hidup sebagai saprofit dan yang lain merupakan parasit
pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
4. Ascomycota
Ascomycota disebut juga sebagai the sac fungi. Merupakan fungi atau jamur yang reproduksi
seksualnya dengan membuat askospora di dalam askus (ascus = sac atau kantung/pundi-pundi).
Askus adalah semacam sporangium yang menghasilkan askospora. Beberapa askus biasanya
mengelompok dan berkumpul membentuk tubuh buah yang disebut askorkarp atau askoma (kalau
banyak disebut askomata). Askomata bisa berbentuk mangkok, botol, atau seperti balon). Hifa dari
Ascomycotina umumnya monokariotik (uninukleat atau memiliki inti tunggal) dan sel-sel yang
dipisahkan oleh septa sederhana. Jadi, askus merupakan struktur umum yang dimiliki oleh anggota
Divisi Ascomycota. Tubuhnya ada yang berupa uniseluler dan ada pula yang multiseluler. Hidup
sebagai saprofit dan parasit. Beberapa jenis diantaranya dapat juga bersimbiosis dengan makhluk hidup ganggang hijau-
biru dan ganggang hijau bersel satu membentuk lumut kerak.
5. Basidiomycota
Istilah “basidiomycota” berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata basidium yaitu suatu tahapan diploid
dalam daur hidup Basidiomycota yang berbentuk seperti gada. Pada umumnya jamur ini merupakan
saproba yang penting. Aktivitasnya adalah menguraikan polimer lignin pada kayu dan berbagai bagian
tumbuhan yang lain. Divisi Basidiomycota sering disebut juga sebagai the club fungi atau yang sering
disebut jamur pada umumnya (cendawan atau mushrooms). Jamur ini bereproduksi secara seksual
dengan membentuk basidia yang kemudian menghasilkan basidiospora di dalam tubuh buah yang
disebut basidioma atau basidiokarp, Basidia tersebut bisa berkembang dalam bentuk seperti insang,
pori-pori, seperti gigi, atau struktur lain. Hifa dari Basiomycota umumnya dikaryotik (binukleat, dengan
2 inti) dan terkadang memiliki hubungan yang saling mengapit. Sel-sel tersebut dipisahkan oleh septa yang kompleks.
6. Deuteromycota
Jamur Deuteromycota adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan belum diketahui tahap
seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium sehingga tidak termasuk dalam kelas jamur
Ascomycota atau Basidiomycota. Oleh karena itu, jamur ini merupakan jamur yang tidak sempurna
(jamur imperfecti). Selain dengan konidia, reproduksi jamur Deuteromycota secara aseksual juga
dapat dilakukan dengan membentuk blastospora (berbentuk tunas) dan artrospora (pembentukan
spora dengan benang-benang hifa). Dengan demikian, beberapa jenis jamur yang belum diketahui alat
reproduksi generatifnya dimasukkan ke dalam divisi Deuteromycota. Deutermycota atau the imperfect
fungi tidak mengalami reproduksi seksual atau mereka menunjukkan tahap aseksual (anamorph) dari
jamur yang memiliki tahap seksual (teleomorph). Sebagai contoh jamur Monilia sitophila (jamur oncom), sebelum
diketahui reproduksi seksualnya digolongkan pada Deuteromycota, tetapi sekarang setelah diketahui reproduksi
seksualnya yaitu dengan menghasilkan askospora di dalam askus (peritesium), dikelompokkan ke dalam Ascomycota
dan diganti dengan nama Neurospora sitophila atau Neurospora crassa.