Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN SURVEY LAPANGAN

PENGAMATAN FUNGI DI KAWASAN KAMPUS PSDKU UNSYIAH GAYO LUES

OLEH :

NAMA NIM
SUDIRMAN 1606150010021
SERI AYU AZHARI 1606150010038
VERAWATI TARINGAN 1606150010004
INTAN SULASTRI 1606150010032
ANIKA RUMAINI 1606150010034
FENI YULANDARI 1606150010002
WIWIK WAHYU GASINTA 1606150010033
HILLIYATUL SABRINA 1606150010012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


PSDKU UNSYIAH GAYO LUES
BLANG NANGKA-GAYO LUES
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Fungi merupakan organisme yang bersifat heterotrof. Organisme ini mendapatkan nutrisi dengan
menyerap zat-zat makanan dari medium di sekitarnya (Campbell, 2003). Fungi atau jamur berperan
sebagai salah satu dekomposer yang membantu proses dekomposisi bahan organik untuk mempercepat
siklus materi dalam ekosistem hutan (Suharna, 1993). Fungi ada yang bersifat saprofit dan parasit. Fungi
saprofit memperoleh makanan dengan menyerap nutrisi dari bahan organik seperti tumbuhan dan sisa-
sisa hewan yang telah mati. sedangkan fungi parasit memperoleh nutrisi dengan menyerap dari
tumbuhan ataupun hewan yang masih hidup. Kelompok utama fungi yang berperan sebagai
pendegradasi ligniselulosa berasal dari Basidiomycetes, karena mampu menghasilkan enzim
pendegradasi ligniselulose seperti selulose, ligninase, dan hemiselulose (Munir, 2006) , sehingga siklus
materi di alam dapat terus berlangsung. Fungi ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler, tetapi
sebagian besar merupakan multiseluler. Badan buahnya tersusun oleh benang-benang halus yang
disebut hifa. Kumpulan hifa akan membentuk suatu badan buah fungi dengan bentuk dan ukuran yang
beragam. Fungi memiliki struktur tubuh, cara mendapatkan nutrisi dan reproduksi yang berbeda dengan
organisme lainnya. Organisme ini umumnya mengandung zat kitin dan tidak memiliki warna, memiliki
pileus dan tangkai, beberapa jenis memiliki annulus ataupun volva, atau memiliki keduanya. Fungi
memiliki bentuk badan buah yang sangat beragam, beberapa berbentuk cup atau kantung, bulat,
berbentuk payung, seperti koral, jelly ataupun menyerupai daun telinga (Chang, 2004). Berdasarkan
ukuran tubuhnya, fungi dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu fungi makroskopis dan
fungi 2 mikroskopis. Fungi makroskopis memiliki badan buah yang dapat dilihat dengan mata tanpa
bantuan mikroskop, tubuh buah dapat dipetik dengan tangan, dan sebagian jenis aman untuk
dikonsumsi. Fungi ini terdiri dari sebagian besar kelompok Basidiomycetes dan beberapa Ascomycetes,
sedangkan fungi mikroskopis umumnya berasal dari kelompok Ascomycetes (Gunawan, 2005). Fungi
membutuhkan lingkungan yang lembab untuk dapat tumbuh secara alami di alam. Salah satu tempat di
Indonesia yang cenderung lembab adalah kawasan hutan Gunung Giribangun

1.2. Tujuan
1.2.1 Untuk mengidentifikasi spesies jamur makroskopis yang terdapat di sekitar kawasan
Kampus Psdku Unsyiah Gayo Lues
1.2.2 Untuk mengidentifikasi spesies jamur makroskopis yang dapat dikonsumsi, tidak dapat
dikonsumsi dan beracun di sekitar kawasan Kampus Psdku Unsyiah Gayo Lues

1.3. Landasan Teori


1.3.1. Kawasan kampus psdku unsyiah gayo lues
Kawasan kampus psdku unsyiah Gayo Lues adalah kawasan yang ditumbuhi oleh
tumbuhan berjenis pepohonan, semak, dan perdu.
1.3.2. Jamur Makroskopi
Fungi makroskopis memiliki badan buah yang dapat dilihat dengan mata tanpa
bantuan mikroskop, tubuh buah dapat dipetik dengan tangan, dan sebagian jenis
aman untuk dikonsumsi. Fungi ini terdiri dari sebagian besar kelompok
Basidiomycetes dan beberapa Ascomycetes, sedangkan fungi mikroskopis umumnya
berasal dari kelompok Ascomycetes (Gunawan, 2005). Fungi membutuhkan
lingkungan yang lembab untuk dapat tumbuh secara alami di alam.
1.3.3. Habitat Jamur
Jamur hidup pada lingkungan yang beragam. Habitat jamur berada di darat dan di
tempat-tempat yang lembab. Meskipun demikian, banyak pula jenis jamur yang
hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau air tawar.
Jamur dapat hidup di lingkungan asam, misalnya pada buah yang asam. Jamur
juga dapat hidup pada lingkungan dengan konsentrasi gula yang tinggi, misalnya
pada selai. Jamur yang hidup bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut
kerak dapat hidup di habitat yang ekstrim, seperti gurun, gunung, salju dan kutub.
Jenis jamur lainnya hidup pada tubuh organisme lain secara parasit maupun
simbiosis.
1.3.4. Klasifikasi Jamur
1. Zygomycota
Zygomycota adalah Salah satu jenis Fungi (Jamur) yang memiliki bentuk Spora
dengan berdinding tebal (Zygospora). Organisme ini pada umumnya, tumbuh
berkembang pada daratan sebagai Saprofit yang tidak memiliki Klorofil, memiliki Hifa
yang tidak bersekat (Septum) dan memiliki banyak Inti Sel.
Zygomycota ini Berkembang Biak secara Vegetative, yaitu Terbentuk sebagai
Aplanospora yang tumbuh berkembang pada Ekosistem Daratan, dan Zoospore yang
tumbuh berkembang pada Ekosistem Perairan. Sedangkan Zygomycota yang
Berkembang Biak secara Generative, yaitu Dengan membentuk Oogami atau
Gametaniogami.

Ciri – Ciri Zygomycota

Zygomycota memiliki ciri-ciri :

- Hidup sebagai saprofit


- Tubuh bersel banyak, hifa membentuk anyaman (miselium) yang tidak bersekat.
- Reproduksi aseksual dengan membentuk spora, sedangkan reproduksi seksual
dengan konjungsi antara dua hifa yang menghasilkan zigospora
- Hampir semua anggotanya hidup didarat.
Contoh Zygomycota
- Rhizopus Stoloniferus, untuk membuat tempe
- Rhizopus Nigricans, jamur roti penghasil asam fumarat.
- Pilobolus Adalah salah satu jamur yang biasa hidup pada kotoran hewan yang telah
terdekomposisi. Jamur ini tidak dapat bereproduksi tanpa adanya bantuan cahaya.
Jamur ini menunjukkan respon positif terhadap cahaya.
- Mucor mucedo Hidup pada kotoran ternak
- Rhizopus nigricans Menghasilkan asam fumarat, pemasak buah
- Rhizopus nodusus Menghasilkan asam laktat.

2. Ascomycota
Ascomycota adalah Salah satu jenis Fungi (Jamur) berbentuk berupa Spora, yang
terbentuk dalam perkembangbiakan secara Generative (Seksual).
Spora ini terbentuk di dalam Sel Gelembung, dan memiliki bentuk wujud seperti
Kantung yang disebut Askus. Lalu Spora dalam Sel Gelembung tersebut akan
menghasilkan Askospora.

Ciri – Ciri Ascomycota

Ascomycota memiliki ciri-ciri :

- Mempunyai struktur khusus yang disebut askus (kantong)


- Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler
- Hifanya bersekat dan berinti banyak.
- Hidupnya ada yang parasit, saporfit, ada yang bersimbosis dengan ganggang
membentuk Lichenes (lumut kerak).
- Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk tunas-tunas, pada multiseluler
membentuk spora dari konidia. Secara generatif dengan membentuk askus yang
meghasilkan askospora.

Contoh Ascomycota :

- Sacharomyces cerevisae (ragi) untuk membuat bir, roti maupun alkohol.


- Penicillium notatumn dan Penicellium chrysogenum, penghasil antibiotik
penisilin.
- Aspergillus wentii untuk membuat kecap
3. Basidiomycota
Basidiomycota adalah Salah satu jenis Fungi (Jamur) yang memiliki bentuk
tubuh besar (Makroskopis), memiliki Spora yang terbentuk dalam Basidium, dan setiap
Basidium memiliki 4 macam Basidiospora.
Basidiomycota ini berkembang biak secara Vegetative, yaitu Dengan membentuk
Fragmentasi Hifa, sedangkan jenis Basidiomycota yang berkembang biak secara
Generative, yaitu Dengan membentuk Basidiospora pada Basidium.
Proses pertumbuhan pada Basidiomycota, yaitu Dimulai dengan perkembangan
pada Spora Basidium atau Konidium, setelah itu Spora Basidium tersebut, akan berubah
menjadi Benang Hifa yang memiliki Sekat (Septum) dengan Satu Membran Inti Sel,
kemudian Hifa tersebut akan membentuk berupa Miselium.

Ciri – Ciri Basidiomycota

Basidiomycota memiliki ciri-ciri yaitu sebagai berikut :

- Memiliki miselium yang bersekat-sekat, dari miselium tumbuh tubuh buah


(basidokrap) yang beraneka ragam bentuknya.
- Dalam basidiokarp terdapat jalinan-jalinan benang hifa. Jika benang hifa yang
bermuatan positif bertemu dengan basidium yang bermuatan negatif, maka akan
terjadi plasmogami dan membentuk miselium dikariotik.
- Ujung miselium menggelembung membentuk basidium untuk memproduksi empat
spora bertangkai.
- Berkembang biak secara seksual dengan basidiospora dan aseksual dengan
konidispora.
- Kebanyakan berukuran makroskopis, hidup sebagai parasit dan saprofit

Contoh Basidiomycota :

- Volvariela volvacae (Jamur merang), dapat dimakan dan sudah dibudidayakan.


- Auricularia polytricha (jamur kuping) Bisa dikonsumsi dan dapat dibudidayakan.
- Amanita phalloides dan Amanita muscaria (jamur beracun), habitat didaerah
subtropis.
- Ustilago maydis (Jamur api), banyak terdapat pada batang kayu.
4. Deuteromycota
Deuteromycota adalah Salah satu jenis Fungi (Jamur) yang belum diketahui, cara
Bereproduksi Seksualnya. Karena hal tersebut Deuteromycota ini merupakan Jamur
yang tidak sempurna, bersifat Saprofit pada materi Senyawa Organik.
Sebagian besar hidup sebagai Parasit pada Tumbuhan tingkat tinggi, sebagai
penyebab utama rusaknya beberapa Tanaman Budidaya, menimbulkan pelapukan pada
Pohon Berkayu, dan juga dapat menimbulkan penyakit pada Manusia.

Ciri – Ciri Deuteromycota

Deuteromycota memiliki ciri-ciri yaitu sebagai berikut :

- Jamur tak sempurna fungi (imferfecti)


- karena Belum diketahui cara reproduksi generatifnya.
- Perkembangbiakan aseksual dengan konidia.
- Hifanya bersekat
- Hidup sebagai saprofit dan parasit
- Tubuh berukuran mikroskopis

Contoh Deuteromycota

- Monillia sitophila (jamu oncom)


- Ephidermophyton floocosum, menyebabkan penyakit pada kaki atlet.
- Curvularia sp, hidup parasit pada tumbuhan
- Microsporum sp, dan Trighophyton sp, menyebabkan penyakit kurap.

1.3.5. Reproduksi Jamur


Tipe reproduksi jamur dibedakan ke dalam dua cara yaitu seksual dan aseksual, adapun
penjelasannya sebagai berikut.Aseksual. Untuk jamur uniseluler akan membentuk kuncup atau tunas
untuk menghasilkan keturunan. Sedangkan , untuk jamur multiseluler akan dapat melakukan proses
fragmentasi dan menghasilkan spora aseksual atau sporangoispora atau konidiospora. Kedua spora
aseksual tersebut memiliki sifat haploid. Seksual. Reproduksi jamur secara seksual dimulai dengan
cara penyatuan hifa atau singgami yang terdiri dari proses plasmogami dan kariogami. Dari proses
tersebut akan menghasilkan spora seksual yaitu zigospora, askospora, dan basidiospora.
1.3.6. Jamur Konsumsi
Jamur yang bsa dikumsi seperti jamur kuping, jamur tiram, jamur enoki, jamur
merang, jamur kancing, jamur shimeji,jamr shiitake, jamur matsutake, jamur truffle,
jamur lingzhi, jamur maitake, jamur Portobello, jamur morel, jamur lion’s mane, dan
jamur porcino.
1.3.7. Jamur Beracun
Jamur yang beracun seperti Deadly Dapperling (Lepiota brunneoincarnata) Podostroma Cornu-
Damae. Destroying Angels. Autumn Skullcap (Galerina marginata) Webcaps. Conocybe Filaris. Death
Cap (Amanita phalloides)

BAB II
METODOLOGI SURVEY

2.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan survey yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Survey dilakukan


dengan mengamati jenis-jenis jamur di kawasan kampus PSDKU Unsyiah Gayo Lues
Kecamatan Blangjerango Kabupaten Gayo Lues

2.2. Tempat dan Waktu


Kegiatan survey dilaksanakan di kawasan kampus PSDKU Unsyiah Gayo Lues .dan
identifikasi sampel jamur dilakukan di Laboratorium Pendidikan Biologi PSDKU Unsyiah Gayo
Lues yang berlangsung sejak tanggal 2 s/d 5 oktober 2019.

2.3. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini disajikan padaTabel .1

1. Alat
Alat Tulis 1 paket Untuk mencatat data

Thermometer 1 unit Untuk mengukur suhu tanah


Kamera digital 1 unit Untuk dokumentasi jenis jamur
Botol Koleksi 15 unit Untuk penyimpanan sampel
jamur/ basah
Plastik 35 unit Untuk penyimpanan sampel
jamur/ kering
Pisau 1 unit Untuk mengambil sampel dari
substrat
Kertas Label 1 paket Untuk penanda sampel jamur
Buku panduan 3 buku Untuk mengidentifikasi jenis
indetifikasi jamur
Kertas milimeter 3 lembar Untuk latar mendokumentasi
jenis jamur
Lux meter 1 unit Untuk mengukur intensitas
cahaya
Hygrometer 1 unit Mengukur kelembaban udara
GPS 1 unit Untuk mengukur ketinggian dan
titik koordinat
2. Bahan
Alkohol 70% 2 Botol Untuk pengawetan sampel jamur
Formalin 4% 1 Botol Untuk pengawetan sampel jamur
Tali raffia Secukupnya Pembuatan plot

2.4 Objek Survey

Objek dalam survey ini adalah jenis jamur makroskopis yang terdapat di kawasan
PSDKU Unsyiah Gayo Lues Kecamatan Blangjerango Kabupaten Gayo Lues.

2.5 Lokasi Survey

Gayo Lues merupakan kabupaten yang terletak di dataran tinggi Provinsi Aceh. Wilayahnya
yang berada di ketinggian 500 – 2.000 meter diatas permukaan laut (m dpl), dikelilingi hutan
Kawasan Ekosistem Leuser (KEL), hutan terluas di Asia Tenggara dengan beragam flora dan
fauna. Prakiraan cuaca Kecamatan Blangjerango (Kabupaten Gayo Lues - Provinsi Aceh) ...
cuaca diprakirakan hujan sedang dengan suhu 23°C dan kelembapan 90%.

2.6 Parameter Survey

Parameter yang diukur dalam survey ini adalah sebagai berikut:


1. Spesies jamur makroskopis yang terdapat di kawasan Kampus PSDKU Unsyiah Gayo Lues.
2. Spesies jamur makroskopis yang dapat dikonsumsi, tidak dapat dikonsumsi dan beracun yang
terdapat di kawasan Kampus PSDKU Unsyiah Gayo Lues.

2.7 Teknik Pengumpulan Data

Sebelum pengambilan data terlebih dahulu dilakukan survey keberadaan jamur


makroskopis yang terdapat di lokasi penelitian. Survey dilakukan untuk mengenal secara
keseluruhan area penelitian. Pelaksanakan survey meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

2.7.1 Penentuan Wilayah Sampling

Pengambilan data dilakukan di sekitar kawasan Kampus PSDKU Unsyiah Gayo


Lues.dengan total luas ± 100 ha. Adapun wilayah yang dijadikan lahan survey adalah 15% dari
total keseluruhan, yaitu dengan luas 1.5 ha dan dibagi menjadi 3 stasiun survey yaitu stasiun I
kawasan yang mewakili kaki gunung, stasiun II kawasan yang mewakili lereng gunung dan
stasiun III kawasan yang mewakili bagian puncak gunung.
2.7.2 Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode jelajah (Eksploratif) yaitu
dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi penelitian yang telah ditentukan terlebih
dahulu. Pada setiap stasiun yang telah ditentukan dibuat transek sebagai jalur pedoman dalam
pengamatan jamur. Dalam setiap stasiun terdapat 10 transek dengan panjang 100 meter dan lebar
50 meter dengan bidang pengamatan kiri dan kanan yang diletakkan secara subjektif apabila
ditemukan jenis jamur pada jalur yang dilalui.

Transek 1 Transek 2

100 m
50 m

dan seterusnya
sampai terbentuk
50 m

10 garis transek
50 m

100 m

Gambar 3.1 Denah transek garis

Keterangan :
= Plot yang diletakkan secara subjektif

= Garis Transek

= Jarak jelajah ke kiri dan ke kanan

0 = titik mulai
0-A-B-C = garis transek pada setiap plot survey
0-D-E-C
0-F-G-D
0-H-I-F
0-J-K-H
0-L-M-J
0-N-O-L
0-N-P-A
2.7.3 Dokumentasi
Jamur yang ditemukan kemudian didokumentasi menggunakan kamera digital, yaitu
dengan memotret bagian atas jamur (tudung), bagian bawah tudung dan substrat tempat hidup
jamur.

2.7.4 Pengukuran Faktor Lingkungan


Pengukuran faktor lingkungan berupa suhu udara, suhu tanah, kelembaban tanah,
kelembaban udara, pH tanah dan titik koordinat lokasi survey.

2.7.5 Pengkoleksian Sampel Jamur


Untuk jenis jamur yang bersifat basah atau lunak dimasukkan ke dalam botol koleksi dan
direndam dengan formalin 4% sedangkan untuk sampel jamur kering di semprot dengan
menggunakan alkohol 70% dan dimasukkan ke dalam plastik.

2.7.6 Identifikasi Sampel Jamur


Jenis jamur yang ditemukan di lokasi penelitian diidentifikasi dengan
memperhatikan ciri-ciri seperti bentuk tudung, warna tudung, permukaan tudung, tepi tudung,
bentuk lamella, warna lamella, letak tangkai, diameter, tekstur dan substrat. Selanjutnya kegiatan
identifikasi dilakukan di Laboratorium Biologi FKIP Unsyiah dengan menggunakan buku “The
Great Encyclopedia of Mushrooms” karangan Lamaison, Jean Louis dan Polese, Jean Marie
(2005), “Biodiversity of Fungi” karangan Gregory M. Mueller, Gerald F. Bills dan Mercedes S.
Foster (2004).

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Jenis-jenis Jamur dan Pemanfaatannya


3.1.1 Spesies Jamur Makroskopis yang ditemukan di Kawasan Kampus PSDKU Unsyiah
Gayo Lues Berdasarkan survey yang telah dilakukan di sekitar kawasan Kampus PSDKU
Unsyiah Gayo Lues Kecamatan Blangjerango Kabupaten Gayo lues , ditemukan di
kawasan Kampus PSDKU Unsyiah Gayo Lues spesies jamur makroskopis yang
diklasifikasikan ke dalam ordo dan familia (Tabel 3.1).

Tabel 3.1. Spesies jamur makroskopis yang terdapat di kawasan Kampus PSDKU Unsyiah Gayo
Lues Kecamatan Blangjerango Kabupaten Gayo Lues.
Stasiun
Divisi Ordo Familia Spesies Habitat
1 2 3 Commented [U1]:
Stasiun
Divisi Ordo Familia Spesies Habitat
1 2 3 Commented [U1]:
Ascomycota Xylariales Xylariaceae Daldinia concentric (Bolton) Ces & De Not √ - √ kayu
Xylaria longipes Nitsch √ - - Batang
Basidiomycota Agaricales Strophariaceae Hypoloma fascicular (Huds. Fr.) P. Kumm - √ √ kayu
Kayu
Galerina marginata (Batsch) Kühner - √ -
lapuk
Pholiota spumosa (Bull.) P. Kumm √ √ - kayu
Hypholoma sublateritium (Schaeff.) P. Kumm - √ - Tanah
Gymnopilus fulgens (J. Favre & Maire) Singer - - √ Tanah
Marasmiaceae Marasmiellus candidus (Fr.) Singer - - √ kayu
Tanah
Marasmiellus multiceps Berk. & M. A. Curtis - √ -
lembab

Keterangan : Stasiun 1( kaki gunung ) ,Stasiun 2 (lereng gunung ), Stasiun 3(puncak gunung).

Table 3.2 Faktor Lingkungan di Kawasan Kampus PSDKU Unsyiah Gayo Lues
Faktor Lingkungan
No Lokasi Survey Suhu Kelembaban Intensitas Ketinggian
oC (%) Cahaya (cd) (mdpl)
1 Kaki gunung 15 oC 90 % 15 – 26 cd 500 – 2000
(mdpl)
2 Lereng gunang 20 oC 80 % 18 – 30 cd 500 – 2000
(mdpl)
3 Puncak gunung 21 oC 90 % 20 – 35 cd 500 – 2000
(mdpl)

3.2. Spesies A
3.2.1. Gambar
Gambar Jenis-Jenis jamur Spesies Manfaat Jamur
1. Jamur Reshi 1. Tingkatkan Sistem
1. G. lucidum Kekebalan Tubuh
2. Sifat anti kanker.
3. Bisa Melawan
Kelelahan dan
Depresi

2. Jamur Cibit
1. Menurunkan kolesterol

2. Menurunkan
kolesterol.

3. Membantu mencegah
kanker

4. Sumber vitamin B3

3. Jamur Tiram 1. Pleurotus 1. Sebagai Nutrisi


Ostreatus 2. Menurunkan
Kolestrol
3. Sebagai anti
bacterial dan anti
tumor

4. Jamur Marasmius 1. Marasmius 1. Untuk menarik


Rotula serangga dan
membantu
menyebarkan
spora.

5. Jamur Payung 1. Shitake 1. Untuk


melancarka
n sirkulasi
darah
2. Memulihka
n kelelahan
3. Sebagai
number
energy
4. Meredakan
gangguan
hati

6. Jamur Truffle 1. Ectomycorrhizal 2. Untuk bahan pakan


di wilayah Eropa

7. Jamur Di musim Hujan 1. Gymnopu 1. Sebagai bahan


s sp obat bagi
sejumlah
penyakit secara
tradiodsinal.
3.2.3. Pembahasan
3.2.3.1. Spesies jamur makroskopis yang terdapat di kawasan Kampus PSDKU Unsyiah Gayo Lues ,
klasifikasi lima kingdom, jamur dapat kita masukan kedalam empat divisi yakni divisi
Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota dan Deuteromycota. Sedangkan divisi Myxomycota
dan Oomycota termasuk dalam kingdom Protista. jamur atau fungi merupakan tumbuhan yang
tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel eukarotik. Jamur ada yang
uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat
membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Jamur pada umumnya
multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara
makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya. Struktur tubuh jamur tergantung pada
jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler
membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu.
Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang
disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
1. 3.2.3.1. Spesies jamur makroskopis yang dapat dikonsumsi, tidak dapat dikonsumsi dan beracun
yang terdapat di kawasan Kampus PSDKU Unsyiah Gayo Lues. Deadly Dapperling (Lepiota
brunneoincarnata) Podostroma Cornu-Damae. Destroying Angels.Autumn Skullcap
(Galerina marginata)Webcaps.Conocybe Filaris.Death Cap (Amanita phalloides),jamur
yang bias dikumsumsi , Jamur Tiram. Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) memiliki
bentuk yang menyerupai cangkang kerang laut atau tiram.Jamur Kancing. Karena
bentuknya bulat seperti kancing, maka
dinamai jamur kancing.Jamur Shiitake.Jamur Merang dan Jamur Kuping.

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
dari hasil praktikum kesimpulan yang dapat di ambil adalah terdeapat 4 divisi dan 20
spesies jamur di kawasan PSDKU Unsyiah Gayo Lues Jamur ada yang uniseluler dan
multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk
anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium.
4.2. Saran
Semoga dengan adanya laporan ini kita semua dapat mengerti dan memahami tentang
bagaimana cara spesies jamur, klasifikasi jamur di daerah kawasan kampus PSDKU Unsyiah
Gayo Lues.

DAFTAR PUSTAKA
Alexopoulos, Constantine John, John Willey & Sons. Inc. (1964). Introduction
mycology. Fourth edition. New York: Published Simultaneusly.
Bayu. (2010). Budidaya Jamur Tiram Putih. Diakses di Wonosobo 1 November
10.00 WIB dalam http://diengagripina.blogspot.com/
Champbell, N A, Reece, J. B, and Mitchell, L, G. (2003). Biologi Edisi kelima Jilid 2.
Jakarta : Erlangga.
Djarijah, Nunung Marlina dan Abbas Siregar Djarijah. (2001). Budidaya Jamur
Tiram (Pembibitan Pemeliharaan daa Pengendalian Hama Penyakit).
Yogyakarta: Kanisius.
Gandjar, Indrawati & Wellyzar Syamsuridzal. (2006). Mikologi dasar dan terapan.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Gembong,T. (2005). Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada
Press.
Gembong,T. (2005). Taksonomi Tumbuhan Obat – Obatan. Yogyakarta :
Universitas Gajah Mada Press:

Anda mungkin juga menyukai