Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis, September 2018, hal. 51 – 55 Vol. 8 No.

2
e-ISSN: 2620-9403 p-ISSN: 620-939X

TINGKAH LAKU SOSIAL RUSA TIMOR (Cervus timorensis) DI


PENANGKARAN BUMI MARINA, MANOKWARI.

SOCIAL BEHAVIOR OF DEER TIMOR (Cervus timorensis) IN CAPTIVITY BUMI


MARINA, MANOKWARI

Jerianto Tawala Madja1, Johan F. Koibur2, Freddy Pattiselanno2


1
Alumni Program Studi Peternakan, Jurusan Peternakan, Fakultas Peternakan,
2
Sub-Laboratorium Aneka Ternak dan Satwa, Fakultas Peternakan Universitas Papua
ABSTRAK

Deer is a wild animal that has economi value and can be utilized by the
commnity as a source of protein of animal origin so that the deer can be breed by
the communty. In papua deer have been cultivated or breed in a relativery large
Article history scare. The purpose of cultivation or captivity is to know the daily behavior or deer
Accepted: May 4, 2018 ; timor (Cervus timorensis) in brooder breeding condtion with large numbers of pet
Approved: June 1, 2018
populations. The time of study for ±one month is from the beginning of september
* Corresponding author: to the and of september 2017. Using 10 sample from 24 deer in breeding, 3 aduit
E-mail: males, 2 young males, 3 adult females and 1 young females and 1 culf. Using time
jeriantomadja93@gmail.com, observation method with observation technique. Analyze data using exel to find
mananwirkoibur@gmail.com the percen tage of social activity from each time period. Each time period was
f.pattiselanno@unipa.ac.id
divided into I 06:00-08:00(6,48%); II 08:00-10:00(25,93%); III 10:00-
12:00(19,44%); IV 12:00-14:00(7,41%); V 14:00-16:00(6,48) and VI 16:00-
18:00(34,26). Our findings showed that social activity/interaction in group much
more observed in the afternoon.

Key words: behavior, social, Timor deer, captivity

PENDAHULUAN menyatakan bahwa rusa ditetapkan sebagai


hewan yang dapat diternakkan.
Rusa Timor (Cervus timorensis) adalah Tingkah laku sosial adalah merupakan
salah satu spesies asli Indonesia yang dapat upaya yang harus di pahami dan dimengerti
ditangkarkan (Siregar et al., 1984). Hal mana oleh peternak sehigga dapat meningkatkan
didukung oleh beberapa kajian yang kemudian pembudidayaan ternak .Usaha mengembang-
dilakukan dan menunjukan adanya harapan kan penangkaran rusa skala besar mulai
terhadap pemanfaatan rusa sebagai hewan diusahakan dengan pemeliharaan hewan
ternak (Badarina, 1995; Subekti, 1995; peliharaan mencapai sekitar 20an ekor. Dalam
Dradjat, 1996 dan Pattiselanno, 2003). pengamatan pendahuluan yang dilakukan, di
Beberapa factor pendukung usaha usaha penangkaran rusa di Bumi Marina,
pengembangan rusa sebagai hewan ternak penanganan hewan peliharaan masih
yaitu karena rusa mempunyai kemampuan terkendala tingkah laku akibat peralihan dari
adaptasi yang tinggi, demikian juga pakan dan kebiasaan hidup liar di alam ke dalam suasana
air bukanlah merupakan faktor pembatas. penangkaran yang ada. Guna perbaikan
Rusa dapat mengkonsumsi hampir semua jenis penanganan hewan peliharaan dalam suasana
dedaunan dan rumput, tahan terhadap penangkaran maka pengamatan terhadap
kekurangan air sehingga rusa mampu tingkah laku sosial rusa peliharaan menjadi
menyesuaikan dengan kondisi agroekosistem sangat penting sebagai dasar pengelolaan
yang beragam (Naipospos, 2003). Kondisi ini usaha penangkaran yang sudah ada saat ini.
didukung pula dengan diterbitkannya SK
Menteri No. 362/Kpts/TN.102/5/1990 yang
51
Madja, dkk Tingkah Laku Sosial Rusa Timor (Cervus timorensis)

Rusa merupakan hewan liar yang penunjuk waktu, counter, dan alat tulis
memiliki nilai ekonomis dan dapat menulis.
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber Metode
protein asal hewani. Namun menurut Undang Penelitian dilakukan menggunakan
Undang no. 134 dan 260 tahun 1931 rusa metode ‘Time sampling’ (Martin dan Bateson
adalah binatang liar yang dilindungi dan pada 1986) dengan teknik pengamatan (observasi)
tahun 1990 Rusa telah masuk sebagai hewan langsung dilapangan.
ternak baru berdasarkan SK Menteri Pertanian Teknik penelitian dilakukan langsung
no. 362/KPS/TN (Semiadi 1995). Di Papua dilapangan terhadap tingkah laku harian
rusa sudah dibudidayakan atau ditangkarkan seperti kegiatan sosial di penangkaran.
dalam skala yang kecil (1-3 ekor) dengan cara Pengamatan akan dilakukan pada siang hari
diikat. yaitu dari pukul 06:00 sampai dengan pukul
Peralihan tempat hidup bebas di alam ke 18:00 WIB dan dibagi ke dalam enam periode
dalam suasana penangakaran dengan ruang waktu pengamatan pukul 06:00-08:00; 08:00-
gerak yang terbatas memerlukan pendekatan 10:00; 10:00-12:00; 12:00-14:00; 14:00-16:00
baik, benar dan memenuhi syarat penanganan dan 16:00-18:00 WIB, semua kegiatann rusa
hewan ternak. Oleh karena itu penelitian ini dicacat.
dilakukan untuk mengkaji tingkah laku sosial Data yang akan dikumpulkan dalam
untuk pengembangan usaha peternakan ini penelitian ini adalah data primer dan data
secara serius di waktu mendatang. sekunder. Data primer adalah data mengenai
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk perilaku harian rusa timor (Cervus timorensis)
mengetahui tingkah laku harian rusa Timor yang diperoleh dari pengamatan langsung
(Cervus timorensis) dalam kondisi dengan metode Time sampling (Martin dan
penangkaran yang lebih luas dengan jumlah Bateson 1986). Pada setiap periode waktu
populasi hewan peliharaan yang relatif pengamatan Dengan metode ini akan
banyak. dilakukan pencatatan terhadap perilaku rusa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat setiap 20 menit. Sedangkang data sekunder
menjadi pedoman atau pengetahuan dasar bagi adalah data yang diperlukan sebagai data
pengelola penangkaran yang kemudian dapat penunjang dari data primer yang akan
disebar luaskan bagi masyarakat dan pihak- diperoleh melalui studi literatur mengenai
pihak terkait sebagai upaya mendukung penangkaran, perilaku, dan faktor-faktor lain
pengembangan penangkaran rusa yang lebih yang menunjang keberhasilan dalam kegiatan
baik. penangkaran rusa timor.
Perilaku yang akan diamati adalah :
MATERI DAN METODE Perilaku sosial, yaitu intreraksi antara rusa
dalam satu kelompok.
Penelitian berlangsung yaitu dari tanggal Analisis Data
14-30 September 2017, di penangkaran rusa Data dan informasi hasil pengamatan
timor ARO-M milik dr. Frans di Bumi Marina, dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif.
Kelurahan Amban. . Analisis deskriptif digunakan untuk
Materi mendeskripsikan kegiatan sosial. Analisis
Bahan penelitian adalah rusa timor yang kuantitatif digunakan untuk mengetahui
berada di penangkaran. Sedangkan alat yang persentase perilaku yang dapat dihitung
digunakan adalah : kamera video, kamera dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
digital untuk mengambil gambar sebagai
dokumentasi, Jam tangan /stopwatch sebagai

Presentase waktu seluruh perilaku (%) =


Keterangan:
A = waktu yang digunakan untuk suatu perilaku dalam satu hari pengamatan
B = Jumlah waktu dalam satu hari.

52
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis, September 2018, hal. 51 – 55 Vol. 8 No. 2
e-ISSN: 2620-9403 p-ISSN: 620-939X

HASIL DAN PEMBAHASAN Papua Barat. Dalam area penangkaran tersebut


hanya terdapat sebuah tempat bernaungan
Keadaan Umum pada rusa dengan luasan 25 meter x 5 meter,
Luasan area penangkaran Rusa Timor dan terdapat rumput lapangan yang dapat
ARO-M adalah 126 m x 96 m, yang terletak di dikonsumsi oleh rusa tersebut.
area pemukiman Kelurahan Amban, Distrik
Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari,

Gambar 1 : Area Penangkaran Bumi Marina


Dalam area penangkaran tersebut terdapat yang ada di area penangkaran seperti rumput
24 ekor ternak rusa yang di pemelihara secara karpet, teki dan jarum. Pengamatan tingkah
ekstensif yaitu dengan cara melepas rusa dalam laku rusa dilakukan dari pukul 06:00 pagi
area penangkaran. Pakan diperoleh dari rumput sampai dengan 18:00 di sore hari.

Aktivitas Sosial/interaksi dalam kelompok

Tabel 1: Aktivitas sosial Rusa Timor dalam penangkaran


Frekuensi (x)/Periode Waktu
Tingkah Laku
06:00- 08:00- 10:00- 12:00- 14:00- 16:00- Total Rataan (%)
08:00 10:00 12:00 14:00 16:00 18:00
Sosial 7 28 21 8 7 37 108 100,00

Rataan % 6,48 25,93 19,44 7,41 6,48 34,26 100,00

Dari hasil pengamatan rusa dewasa lebih Aktivitas sosial adalah perilaku yang
banyak interaksi dalam kelompok di bandingkan dilakukan dengan cara saling berinteraksi antar
rusa muda dan rusa kecil jarang sekali melakukan kelompok. Hubungan sosial lebih banyak di
adanya interaksi dalam kelompok. Hal ini sama perlihatkan oleh induk dan anak dan juga pejantan-
dengan yang dilaporkan oleh Wirdateti et al (2005) pejantan yang ada, pejantan akan terus bermain
bahwa rusa sangat sensitif dengan keadaan, bila baik sesudah maupun belum merumput, mereka
terjadi perubahan atau gangguan rusa dewasa lebih akan beradu tanduk sama yang lain. Sifat sosial
tanggap dan memberikan isyarat kepada yang lain. pejantan jarang sekali di perlihatkan untuk betina.

53
Madja, dkk Tingkah Laku Sosial Rusa Timor (Cervus timorensis)

Hal ini terjadi kemungkinan karena belum musim Duwila, 2001. Sistem pemeliharaan dan ukuran
kawin. statistik vital Rusa Timor (Cervus timorensis)
Menurut Schroder (1976), Rusa timor di Kabupaten Manokwari. Skripsi Fakultas
umumnya berkembang biak pada bulan Juni Peternakan. Universitas Negeri Papua,
sampai September dan masa buntingnya sekitar Manokwari.
sembilan bulan. Rusa betina mencapai dewasa Martin dan Bateson. 1986. Measuring Behaviour:
kelamin pada umur 7-9 bulan. Umur berkembang An Introductory Guide.Cambridge University
biak pertama (Minimun breeding age) adalah 15- Press London
18 bulan dan Maksimum breeding age 15-18 tahun. Naipospos, T.S.P., 2003. Rencana strategis dalam
Lama menyusui anak rusa adalah 2-3 bulan dan pemanfaatan rusa sebagai usaha aneka
paling lambat 5 bulan, sedangkan lama ternak. Lokakarya Pengembangan Rusa
kebuntingan Rusa timor adalah 8-9 bulan dan Taman Mini lndonesia Inda
jumlah rusa yang dilahirkan terdiri dari 1-2 ekor Pattiselanno, F. Ansius lsir, D. Takege A. dan
namun pada umumnya satu ekor. Musim kawin ini Seseray, D. 2008. Kajian Awal Penangkaran
akan menghambat produktivitas rusa timor. Rusa Timor (Cervus timorensis) Sistem Back
Jika musim kawin rusa jantan akan terus Yard di Manokwari, Papua Barat. Biosfera
mendekati betina, untuk mendapatkan betina, rusa 25 (2): 95-100
akan bersaing atau berkelahi dengan rusa jantan Pattiselanno, F. 2003. Deer
lain sampai muncul salah satu pemenang dan ini (Cervidae:Artiodactyla:Mammalia) wildlife
akan berlangsung 2-3 jam tergantung banyaknya potential with future expectations. Tigerpaper,
saingan (Wirdateti et al 2005). 30(3),13-16
Aktivitas sosial pada rusa dapat di perlihatkan Semiadi G. 1995. Tatalaksana pemeliharaan Rusa
sepanjang hari yaitu dari pagi sampai dengan sore Timorensis (Cervus timorensis) oleh
hari dan tertinggi pada pukul 16:00-18:00 WIT, ini Masyarakat di Pulau Timor. Puslitbang
terjadi diduga karna pada periode waktu tersebut Biologi LIPI Bogor.
rusa sudah mau beristrahat dan sehingga lebih Semiadi, G. Dan Nugraha, R. T. P. 2004. Panduan
banyak bermain. Tetapi pada periode waktu 06:00- Pemeliharaan Rusa Tropis. Puslit Biologi
08:00 WIT ini terjadi karna di pagi hari rusa lebih LIPI. Bogor
banyak merumput karna di pagi hari rumput belum Siregar, A.P., Sitorus, P,, Radjagukguk, P-
mengalami evavorasi dan periode waktu 14:00- A.,^Santoso, Sabrani, M., Soedirman, S', -
16:00 rendah karna periode ini sushu sangat panas iskandar, T., Kalsid, E., balubira, L.P.,
sehingga rusa banyak berbaring di bawa naungan Sitohang, H., Syarifuddin, A., Saleh, A,, dan
untuk melakukan memabiak aktifitas rusa dapat Wiloto., 1g84. Kemungkinan budidaya satwa
dilihat pada tabel 1. liar di Indonesia. Proceeding Seminar Satwa
Liar. Pusat Penelitian dan Pengembangan
PENUTUP Peternakan, Bogor.
Subekti, D.T., 1995. Mengenal usaha peternakan
Kesimpulan rusa. Ruminansia, lX(3), 34-35.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : Takandjandji M dan M. Sinaga. 1995. Perilaku
1. Perilaku sosial pada rusa timor lebih banyak rusa timor (Cervus timorensis) di
dilakukan oleh Rusa betina dewasa terhadap penangkaran. Balai Litbang Kehutanan
anaknya dan rusa jantan dewasa terhadap rusa Kupang
betina dan sesama rusa jantan dewasa. Tekandjanji M, Gersetiasih R. 2002.
2. Rusa muda dan rusa anakan kurang Pengembangan Penangkaran Rusa Timor
memperlihatkan interaksinya dalam kelompok. (Cervus timorensis) dan permasalahannya di
Nusa Tenggara Timur. Prosiding Seminar
DAFTAR PUSTAKA Nasional Bioekologi dan Konservasi
Ungulata. Pusat Studi Ilmu Hayati, Lembaga
Badarina, 1. 1995. Rusa "satwa harapan" sumber Penelitian IPB pusat Penelitian Biologi LIPI
protein hewani masa depan. Ruminansia, dan Pengembangan Hutan dan Konservasi
lX(4), 7-8. Alam Denput. Bogor
Dradjat, A.S., 1996. Potensi rusa sebagai hewan Thohari M. A, Masyud B, Takanjanji M (2011).
unggulan di Kawasan Timur Indonesia. Seminar Sehari Prospek Penangkaran Rusa
Lokakarya pengembangan Peternakan Timor (Cervus timorensis) Sebagai Stok
Terpadu dengan Intensifikasi Tinggi di Perburuan. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor
Kawasan Timur Indonesia, Mataram Thohari et al. 1991. Studi kelayakan dan
perancangan tapak penangkaran rusa di

54
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis, September 2018, hal. 51 – 55 Vol. 8 No. 2
e-ISSN: 2620-9403 p-ISSN: 620-939X

BKPH Jonggol, KPH Bogor. Perum Perhutani Wirdateti, Mansur M, dan Kundarmasno A (2005).
Unit III Jawa Barat. Pengamatan Tingkah laku Rusa Timor
Wanma, D.F. 2008. Tingkah Laku Harian Rusa (Cervus timorensis) di PT Kuala Tembaga,
Timor Jantan (Cervus timorensis) Yang Desa Aertembaga, Bitung- Sulawesi Utara.
Dipelihara Oleh Masyarakat Di Kota Puslit Biologi-LIPI Bogor 2005
Manokwari. Skripsi Fakultas Peternakan.
Universitas Negeri Papua..

55

Anda mungkin juga menyukai