Anda di halaman 1dari 12

“FUNGI/JAMUR”

DOSEN PENGAMPU:
Isnainy Dinul M., S.P., M.Si.

MATA KULIAH:
Bioligi Umum

OLEH:

NAMA : Dicki Akbar Ramadhan


NIM : 212354211002
PRODI : Agroteknologi

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDY AGRROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS DARUL ‘ULUM

JOMBANG

2021/2022
A. LATAR BELKANG
Kata jamur berasal dari kata latin yakni fungi. Jamur (fungi) bereproduksi secara
aseksual yang menghasilkan spora, kuncup, dan fragmentasi. Sedangkan dengan
cara seksual pada zigospora, askospora, dan basidiospora. Jamur (fungi) hidup di
tempat-tempat yang lembap, air laut, air tawar, tempat yang asam dan bersimbosis
dengan ganggang hingga kemudian membentuk lumut (lichenes). Menurut Gandjar
(2006) jamur atau fungi adalah sel eukariotik yang tidak memiliki klorofil, tumbuh
sebagai hifa, memiliki dinding sel yang mengandung kitin, bersifat heterotrof,
menyerap nutrien melalui dinding selnya, mengekskresikan enzim ekstraselular ke
lingkungan melalui spora, dan melakukan reproduksi secara seksual dan aseksual.
Sementara menurut Campbell (2003) Fungi adalah eukariota, dan sebagian besarnya
merupakan eukariota multiseluler. Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke dalam
kingdom tumbuhan, fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari
eukariota lainnya ditinjau dari caranya memperoleh makanan, organisasi struktural,
pertumbuhan dan cara bereproduksi.
1. JENIS TIPE FUNGI/JAMUR
Berdasarkan spora seksual yang dihasilkan, Kingdom Fungi diklasifikasikan
menjadi 4 (empat) Filum, yaitu Zygomycota, Ascomycota,
Basidiomycota, dan Deuteromycota.
1. Zygomycota
Zygomycota merupakan jamur yang sporanya berdinding tebal. Adapun ciri-
ciri dari klasifikasi jamur ini adalah:
Hifanya tidak bersekat, sehingga mempunyai beberapa inti (senositik).
Dapat berkembang biak melalui reproduksi seksual dengan
membentuk zigospora, serta melalui reproduksi aseksual dengan
membentuk sporangiospora, serta bagian tubuhnya membentuk rhizoid.
Contoh zygomycota yaitu Rhizopus stolonifer (tumbuh di roti) dan Rhizophus
oryzae (jamur tempe).

2. Ascomycota
Ascomycota adalah kelompok fungi yang hifanya bersekat, sehingga di tiap
sel hifanya berinti satu. Salah satu keunikan dari kelompok ini adalah terdapat
alat pembentuk spora yang disebut askus.
Kelompok ini dapat berkembang biak baik secara seksual, dengan
membentuk askospora, maupun aseksual, dengan membentuk konidia.
3. Basidiomycota
Basidiomycota merupakan kelompok fungi yang hifanya bersekat, sehingga di
tiap sel hifanya berinti satu. Pada umumnya, kelompok ini berkembang biak
secara seksual dengan membentuk basidiospora yang terletak di permukaan
basidium.

Jamur Kuping (Sumber: wikimedia.org)


Tetapi, basidiomycota juga bisa bereproduksi secara aseksual, yaitu dengan
membentuk membentuk konidia, oidia, maupun
klamidospora. Contoh basidiomycota yaitu Volvariella volvacea (jamur merang).
4. Deuteromycota
Deuteromycota merupakan kelompok jamur yang tidak memiliki atau belum
diketahui reproduksi seksualnya, sehingga Deuteromycota biasanya
berkembang biak hanya secara aseksual. Oleh karena itu, Deuteromycota
disebut juga sebagai Fungi imperfecti, yaitu fungi yang tidak sempurna karena
reproduksi seksualnya belum diketahui.
Deuteromycota biasanya melakukan reproduksi aseksual dengan
membentuk konidia. Secara umum, kelompok ini hifanya bersekat dan hidup
secara saprofit dan parasit. Contoh deuteromycota yaitu Hyphomycetes.
2. STRUKTUR ORGANISASI FUNGI/JAMUR
1. Sturtur organisasi dari Zygomycota
Tubuh Zygomycota tersusun atas hifa senositik. Septa hanya ditemukan pada
hifa bagian tubuh yang membentuk alat reproduksi saja. Reproduksi seksualnya
melalui peleburan gamet yang membentuk zigospora. Contoh yang paling mudah
didapat dari anggota divisio ini adalah Rhizopus stoloniferus. Adapun struktur
tubuh jamur ini diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Berdasarkan gambara di atas, terlihat jelas bentuk struktur tubuh yang terdiri
atas hifa dan sporangium. Jika suatu jamur hifanya tidak memiliki sekat (septa)
atau hifa senositif, maka jamur tersebut pasti termasuk dalam kelompok
Zygomycota. Sehingga hifa tidak bersekat adalah ciri khas dari Zygomycota.
Kelompok Zygomycota memiliki tiga jenis hifa, yaitu hifa yang menjalar di
permukaan substrat disebut stolon, hifa yang menembus ke dalam substrat
seperti akar disebut rizoid, dan hifa yang menjulang ke atas dan membentuk
sporangium disebut sporangiosfor. Sporangium atau kotak spora akan
menghasilkan sporangiospora/spora. Jamur memperoleh makanan berupa zat
organik dari akar tanaman, sedangkan penyerapan air dan mineral dari dalam
tanah meningkat karena dibantu oleh jamur. Selain itu, hifa jamur menghasilkan
hormon yang merangsang pertumbuhan tanaman. Bagaimana jamur dapat
membantu penyerapan air dan mineral dari dalam tanah? Pelajari gambar
berikut ini.
Dapatkah kamu menjelaskan mengapa jamur ini dapat membantu akar tanaman
menyerap air dan garam mineral dari dalam tanah?
Zygomycota merupakan kelompok jamur yang struktur tubuhnya masih
sederhana dengan hifa tanpa sekat. Ukuran tubuhnya pun relatif lebih kecil
dibanding dengan jamur dari kelompok Ascomycota.
2. Sturtur organisasi dari Ascomycota
Jamur Ascomycota mempunyai talus yang terdiri dari miselium septat.
Reproduksi seksualnya dengan membentuk askospora di dalam askus, sedang
aseksualnya dengan membentuk konidium tunggal atau berantai pada ujung
hifa khusus yang disebut konidiofor. Kumpulan askus ini akan membentuk
askokarp yang memiliki bentuk bervariasi dan kebanyakan berbentuk cawan
seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut ini.

Gambar: Askokarp berbentuk cawan

Jamur Ascomycota ada yang hidup sebagai saprofit yang menghancurkan sisa-
sisa organik, ada pula yang parasit sehingga dapat menimbulkan penyakit.
Contoh jamur yang termasuk Ascomycotina adalah sebagai berikut.
■ Khamir (Saccharomyces)
Kelompok ini tidak membentuk askokarp, tidak terlihat hifa yang jelas seperti
jamur-jamur lainnya. Tubuhnya terdiri dari sel bulat oval dan dapat
bertunas/membentuk kuncup sehingga membentuk rantai sel atau hifa semu.
Khamir dapat melakukan fermentasi berbagai bahan organik, salah satu
fermentasi yang paling umum ialah fermentasi dalam pembentukan alkohol.
Menurut reaksi kimianya sebagai berikut.
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + Energi
■ Penicillium
Jenis jamur ini menyukai habitat yang mengandung gula, seperti pada roti atau
buah yang ranum. Jamur ini tampak berwarna hijau atau kebiru-biruan.
Reproduksi aseksual dengan pembentukan konidium dalam rantai pada
konidiofor tegak.
Macam spesiesnya adalah Penicillium notatum, Penicilium chryzogenum,
penghasil anti biotik. Penicillium camemberti dan Penicillium requoforti untuk
peningkatan kualitas dalam pembuatan keju, Penicilliun italicum, Penicillium
digitatum perusak buah jeruk
Aspergillus fumigatus penyebab aspergilosis (penyakit yang berbahaya pada
unggas piaraan dan liar yang menyerang saluran pernapasan). Jamur ini
tumbuh pada kotoran. Aspergillus flavus penghasil aflatoksin, yang diduga
penyebab kanker hati. Jenis ini tumbuh pada kacang tanah yang sudah tidak
segar atau makanan yang terbuat dari kacang tanah.
3. Sturtur organisasi dari Basidiomycota
Ciri jamur Basidiomycota adalah memiliki basidium. Kelompok jamur ini
dikenal karena tubuh buahnya tampak jelas di permukaan tanah atau substrat
lainnya. Tubuh buah bentuknya bermacam-macam, ada yang seperti payung,
bola atau papan. Misalnya, jamur merang (Volvariella volvacea) dengan tubuh
buah berbentuk payung.

Secara umum, tubuh buah mempunyai 4 bagian, yaitu sebagai berikut.


■ Tubuh buah (stipe) merupakan suatu massa miselium yang tumbuh tegak.
■ Tudung (pileus) merupakan bagian yang ditopang oleh stipe. Sewaktu muda,
pileus dibungkus oleh selaput yang disebut velum universale yang akan pecah
menjelang dewasa.
■ Volva adalah sisa pembungkus yang terdapat di dasar tangkai.
■ Bilah (lamella) merupakan bagian bawah dari tudung, berbentuk helaian,
dan tersusun atas lembaran.
■ Annulus, posisinya melingkari batang berbentuk cincin.
■ Gill merupakan bagian di bawah tudung yang berupa bilah-bilah berbentuk
lembaran seperti insang tempat basidium menghasilkan basidiospora sebagai
alat reproduksi secara generatif.
Tubuh buah jamur Basidiomycota disebut basidiokarp, terdiri atas jalinan hifa
bersekat dan dikariotik (setiap sel intinya berpasangan). Pada saat
pembentukan basidiospora, ujung-ujung hifa menggembung membentuk
basidium yang di dalamnya terjadi peleburan dua inti haploid menjadi satu inti
diploid, disusul dengan pembelahan meiosis yang menghasilkan 4 inti haploid.

4. Sturtur organisasi dari Deuteromycota


Siklus hidup deuteomycota, pada cara reproduksi aseksual dengan
menghasilkan konidia atau menghasilkan hifa khusus yang disebut
konidiofor.Jamur ini bersifat saprofit dibanyak jenis materi organic, sebagai
parasit pada tanaman tingkat tinggi dan perusak tanaman budidaya dan
tanaman hias. Jamur ini juga menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu
dermatokinosis (kurap dan panu) dan menimbulkan pelapukan pada kayu.
Contoh jamur ini adalah monilia sitophila yaitu jamur oncom. Sering digunakan
untuk pembuatan oncom dari bungkil kacang. Monilia juga dapat tumbuh dari
roti, sisa- sisa makanan. Contoh jamur Divisi Deuteromycota:
Aspergillus: Merupakan jamur yang hidup pada medium dengan derajat
keasaman dan kandungan gula tinggi.
Epidermophyton dan Mycosporium: Kedua jenis jamur ini merupakan parasit
pada manusia. Epidermophyton menyebabkan penyakit kaki pada atlit,
sedangkan Mycosporium penyebab penyakit kurap.
Fusarium, Verticellium, dan Cercos: Ketiga jenis jamur ini merupakan parasit
pada tumbuhan. Jamur ini jika tidak dibasmi dengan fungisida dapat merugikan
tumbuhan yang diserangnya.
3. HABITAT DAN REPRODUKSI FUNGI/JAMUR
1. Habitat dan reproduksi jamur Zygomycota
Siklus atau daur hidup dari jamur Rhizopus stolonifer yang tumbuh pada roti,
memperlihatkan siklus seksual dan aseksual Zygomycota. Perhatikan gambar di
bawah ini yang menunjukkan siklus hidup Rhizopus sp.
Berdasarkan gambar di atas, pada reproduksi seksual, jamur ini menghasilkan
zigospora. Sedangkan reproduksi aseksualnya dengan perkecambahan
(germinasi) spora. Spora tersebut tersimpan di dalam sporangium (kotak
spora). Jika spora matang, sporangium akan pecah, sehingga spora menyebar
terbawa angin. Apabila spora tersebut jatuh di tempat yang sesuai, maka spora
akan tumbuh menjadi hifa baru.
Reproduksi seksual atau generatif dilakukan dengan cara konjugasi. Pembiakan
seksual terjadi jika dua ujung hifa yang “berbeda” bersentuhan. Untuk
memudahkan dalam membedakan kedua hifa itu, ditulis dengan membubuhkan
tanda (+) dan tanda (-), yaitu hifa (+) dan hifa (-). Kedua ujung hifa itu
menggembung membentuk progametangium yang akan menjadi gametangium.
Kedua gametangium melebur menjadi satu badan yang disebut zigospora. Setiap
inti haploid dari gametangium (+) melebur dengan inti haploid dari
gametangium (-) menjadi inti diploid. Dinding zigospora menebal sehingga
tahan terhadap keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan dalam waktu
lama.
Jika keadaan lingkungan sudah memungkinkan, dari zigospora akan tumbuh
sporangium dan inti-inti diploid di dalamnya membelah secara meiosis menjadi
inti haploid. Sporangium yang sudah masak akan pecah, spora haploid keluar
dan tumbuh menjadi hifa baru, untuk melanjutkan daur hidupnya. Jamur ini
mengalami keturunan diploid yang singkat.
 Habitat Zygomycota yaitu di darat, di tanah, atau pada sisa organisme mati.
Zygomycota dapat membentuk mikorisa (simbiosis jamur dengan akar
tanaman), dan sebagian anggota divisi ini hidup sebagai saprofit.  

2. Habitat dan reproduki jamur Ascomycota


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Ascomycota ada yang bersifat
uniseluler dan multiseluler serta berkembangbiak dengan dua cara, yaitu secara
aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif). Dengan demikian ada 4 jenis
perkembangbiakan pada Ascomycota, yaitu sebagai berikut.
1. Reproduksi Aseksual Ascomycota Uniseluler
Untuk Ascomycota tipe sel uniseluler, reproduksi aseksualnya dilakukan dengan
pembelahan sel atau pelepasan tunas (budding) dari sel induk. Tunas yang
terlepas akan menjadi sebuah sel jamur yang baru. Akan tetapi, jika tidak
terlepas maka sel tunas akan membentuk rantai pseudohifa (hifa semu).
2. Reproduksi Seksual Ascomycota Uniseluler
Pada Ascomycota uniseluler, reproduksi seksualnya diawali dengan konjugasi
atau penyatuan dua sel haploid (n) yang berbeda jenis. Dari hasil penyatuan dua
sel tersebut akan menghasilkan zigot yang berkromosom diploid (2n). Zigot
tumbuh membesar menjadi askus yang diploid. Inti (nukleus) diploid di dalam
askus membelah secara miosis dengan menghasilkan 4 inti yang berkromosom
haploid (n).
Di sekitar empat inti tersebut, terbentuk dinding sel dengan 4 askospora di
dalam askus berkromosom haploid (n). Jika askus sudah masak, maka
selanjutnya askus akan pecah dengan mengeluarkan askospora. Askospora akan
tumbuh menjadi sel jamur baru yang haploid (n).
Ascomycota umumnya hidup saprofit pada tanah dan juga sisa organisme.
Sebagian dari ascomycota lainnya merupakan parasit pada tumbuhan dan
hewan. Ascomycota terdapat yang hidup di laut dan merupakan salah satu
saproba utama. Ascomycota bisa dijumpai di permukaan roti, nasi dan makanan
basi. Warnanya coklat merah atau hijau.

3. Habitat dan reproduksi jamur Basidiomycota


Cara perkembangbiakan Basidiomycota dapat dilakukan dengan dua metode,
yaitu secara generatif (seksual) dan secara vegetatif (aseksual). Lalu seperti apa
proses dan tahapannya? Berikut ini penjelasannya.
1. Reproduksi Seksual Basidiomycota
Adapun tahapan perkembangbiakan Basidiomycota secara seksual atau
generatif adalah sebagai berikut.
1. Spora berinti haploid+ dan haploid– tumbuh menjadi hifa+ dan hifa– .
2. Hifa+ dan hifa– akan melebur menjadi hifa dikariotik (2 inti).
3. Hifa dikariotik tumbuh menjadi miselium dan akhirnya membentuk tubuh
buah (basidiokarp).
4. Ujung-ujung hifa pada basidiokarp menggelembung (disebut basidium)
dan dua inti haploid menjadi satu inti diploid.
5. Inti diploid membelah secara meiosis menjadi 4 inti haploid. Basidium
membentuk 4 tonjolan dan masing-masing tonjolan diisi 1 inti haploid yang
akan berkembang menjadi spora disebut basidiospora.
6. Basidiospora yang sudah masak akan terlepas dari basidium dan jika jatuh
di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa.
2. Reproduksi Aseksual Basidiomycota
Reproduksi secara aseksual terjadi dengan membentuk konidiospora. Konidia
adalah spora yang dihasilkan dengan jalan membentuk sekat melintang pada
ujung hifa atau dengan diferensiasi hingga terbentuk banyak konidia.Hifa
haploid yang sudah dewasa akan menghasilkan konidiofor (tangkai konidia).
Pada ujung konidiofor kemudian terbentuk spora. Lalu spora tersebut akan
diterbangkan oleh angin. Apabila kondisi lingkungan menguntungkan, maka
konidia akan berkecambah menjadi hifa yang haploid.
Habitat jamur ini dapat di lapangan dan hutan-hutan. 
4. Habitat dan reproduksi jamur Deuteromycota
■ Reproduksi aseksual terjadi dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan
hifa khusus yang disebut konidiofor.
■ Meskipun tidak memiliki reproduksi seksual, tetapi rekombinasi genetiknya
masih dapat terjadi, sehingga disebut dengan paraseksualitas. Siklus paraseksual
ini merupakan proses mengirim materi genetik tanpa melalui pembelahan
meiosis dan perkembangan dari struktur seksual.
Habitat Deuteremycota hanya didarat. Sebagian besar anggota devisi ini
kemungkinan memiliki kerabat dengan Ascomycota jika dilihat dari
pembentukan konidia. Sedangkan yang lainnya adalah Zygomycota dan
Basiodiomycota yang tidak bereproduksi secara seksual.
DAFTAR PUSTAKA
https://materi.co.id/ascomycota/
https://www.biologijk.com/2018/03/basidiomycota.html

Anda mungkin juga menyukai