Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

Untuk memenuhi mata kuliah mikrobiologi dan parasitologi


Dosen Ampuh : Nidya Ikha Putri, S.S.T., M.Biomed

Disusun Oleh :
Natalia Ramdani (6119027)
Ayu Muchtar (6119013)
Relanti Anggandari (6119015)
Wulan Noviyanti (6119019)
Silpi Silpana Maesya (6119002)
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fungi (Jamur)

Fungi ( jamur ) adalah organisme eukariotik yang bersel tunggal atau


banyak dengan tidak memiliki klorofil. Sel jamur memiliki dinding yang
tersusun atas zat kitin. Karena sifat-sifatnya tersebut dalam klasifikasi
makhluk hidup, jamur dipisahkan dalam kingdomnya sendiri, fungi tidak
termasuk kingdom Protista, monera, maupun plantae. Karena tidak berklorofil,
jamur termasuk ke dalam makhluk hidup heterotroph (memperoleh makanan
dari organisme lainnya), dalam hal ini jamur hidup dengan jalan mengiraikan
bahan-bahan organic yang ada dilingkungannya. Umumnya jamur hidup
secara saprofit (hidup dengan menguasai sampah organic seperti bangkai
menjadi bahan anorganik). Ada juga jamur yang hidup secara parasit
(memperoleh bahan organic dan inangnya), adapula jamur yang hidup dengan
simbiosis mutualisme (yaitu hidup dengan organisme lain agar sama-sama
mendapatkan keuntungan).

Fungi atau jamur adalah nama umum, sedangkan nama lainnya disebut
kupang, cendawan, atau sup (suung). Jamur mudah dikendali, apabila jamur
telah membentuk alat pembiakannya, yaitu spora. Bagian fase jamur yang
mudah dikenali ini sebenarnya merupakan satu fase atau tahapan bentuk
pergiliran turunannya, yaitu sporofitnys. Sporofit adalah suatu fase tumbuhan
yang menghasilkan spora terlebih dahulu jamur membentuk badan penghasil
spora, seperti sporangium, askus, basidium, ataupun konidiofor. Ada terdapat
dua macam perkembangbiakan jamur

1. Vegrtatif

Vegetative atau pembiakan aseksual yang terjadi tanpa melalui


perkawinan, dapat berlangsung dengan berbagai cara seperti fragmentasi
( potongan hifa/ miselium), membeah diri (pada jamur khamir), bertunas
(terjadi pada golongan khamir seperti saccharomyces), spora kembar (pada
jamur lendir) dan konidiospora (ujung hifa tertentu yang membagi-bagi
diri membentuk bangun bulat, telur, atau persegi.

 Struktur Tubuh Fungi


1) Sporagiospora/aplanospora
Struktur tubuh vegetatif/aseksual ini memiliki hifa senositik dan
dimiliki oleh divisi zygomycota.

a.Rhizoid, bentuk hifa yang menyerupai akar, digunakan untuk menembus


subtrat dan menyerap makanan,
b. Stolon, bentuk hifa yang berada di permukaan substrat.
c.Sporagiofor, bentuk hifa berupa tungkai, terdapat sporagium diujungnya.
d. Sporagiuum ( columella), adalah kotak tempat spora aseksual
dimatangkan.
e.Sporagiospora ( aplanospora), merupakan spora aseksual zygomycota.
Contoh fungi dengan sporagiospora
1. Rhizopus oryzae ( pembuatan tempe)
2. Mucor javanicus ( pembuatan tape)
3. Rhizopus stolonifer ( pada roti basi)

2) Konidiospora
Struktur tubuh vegetatif/aseksual ini memiliki hifa bersepta dan dimiliki
oleh divisi ascomycota dan basidimycota.
Pada bisiodiomycota, ciri yang membedakan adalah ukurannya yang
besar dan berbentuk tubuh buah.
Pada fungi uniseluler ( khamir), spora yang dibentuk berupa
blastospora yang merupakan pseudohifa.
a. Struktur tubuh

1. Rhizoid
2. Stolon
3. Konidiofor, bentuk hifa
berbentuk tungkai, terdapat konidia diujungnya.
4. Konidia, adalah kotak tempat
spora aseksual dimatangkan,
5. Konidiospora, merupakan
spora aseksual asycomycota & basidiomycot

b. Macam-macam susunan konidia:


1. Sederhana, konidia hanya
berada pada satu konidiofor

Contoh: Geotrichium sp.


2. Bercabang, konidia berada dicabang-cabang konidiofor.

Contoh: Trichorderma sp, penicillum sp.


3. Koremium, konidia berkumpul membentuk agregat pada ujung
konodiofor yang memanjang.

Contoh: Aspergillus sp.


4. Pynidium, konidia berada pada konidiofor yang berbentuk
botol/labu yang dilengkapi ostium dan dinding pynidal,
Contoh: Phoma sp.
5. Aservulus, konidia berada pada konidiofor yang mendatar.

Contoh: Colletotrichum sp.


6. Sporadochium, konidia berada pada konidiofor yang
menggunung.

Contoh: Epicoccum sp.


2. Generative
Generative atau seksual terjadi perkawinan jamur diperlukan dua
jenis hifa yang berbeda, yang menghasilkan peleburan dua gamet/ sel
kelamin jantan dan betina. Umunya jamur tidak memiliki alay yang
menghasilkan gamet, sehingga hifa yang dapat kawin disebut hifa positif
(+) dan hifa negative (-). Beberapa jamur tingkat tinggi sudah memiliki
alat kelamin penghasil gamet jantan disebut permati, dan penghasil
gamet betina disebut gamet tangium ( oognium).

B .Ciri-ciri Umum fungi (Jamur )

1. mempunyai dinding sel


2. umumnya tidak bergerak
3. tidak mempunyai klorofil
4. tidak mampu melakukan proses fotosintesis atau menghasilkan
bahan organik dari karbondioksida dan air (Organisme heterotrof)

C.Sifat hidup fungi (jamur)

1. Saprofit, sebagai organisme saprofit fungi hidup dari benda-benda atau


bahan-bahan organik mati. Saprofit menghancurkan sisa-sisa bahan
tumbuhan dan hewan yang kompleks menjadi bahan yang lebih
sederhana. Hasil penguraian ini kemudian dikembalikan ke tanah
sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah.
2. Parasit, fungi parasit menyerap bahan organik dari organisme yang
masih hidup yang disebut inang. Fungi semacam itu dapat bersifat
parasit obligat yaitu parasit sebenarnya dan parasit fakultatif yaitu
organisme yang mula-mula bersifat parasit , kemudian membunuh
inangnya, selanjutnya hidup pada inang yang mati tersebut sebagai
saprofit.
3. Simbion, jamur dapat bersimbiosis dengan organisme lain. Simbiosis
dengan laga menghasilkan liken atau lumut kerak, sedangkan simbiosis
dengan akar tumbuhan konifer menghasilkan mikoriza.
D. Klasifikasi funngi (jamur)

a. Divisio Oomycotina

1. reproduksi seksual dengan cara oogami yang melibatkan


penggabungan satu oosfer (gamet betina) dengan gamet jantan yang
terbentuk dalam anteridium, menghasilkan oospora. Sedangkan
reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk zoospora yang
dihailkan dalam sporangium.
2. Hifa fungi ini adalah hifa non-septat (tidak bersepta).
Contoh: Phytophthora infestans, menyebabkan penyakit pada
tanaman kentang, cokelat, lada, kina,dll. Saprolegnia, yaitu fungi
yang sering ditemukan pada bangkai serangga. Fungi ini adalah
contoh fungi saprofit .Phytium, fungi tersebut dapat menyebabkan
penyakit bususk pada kecambah tembakau, kina, bayam dan nenas.
Fungi ini mudahmenyerang pada persemaian yang tanahnya sangat
lembab.
 Daur hidup oomycota

b. Divisio Zygomycotina

1. Reproduksi seksual dengan cara konjugasi yang melibatkan fusi dua gamet

menghasilkan zigospora.

2. Reproduksi aseksualnya dengan menghasilkan spora yang terkandung dalam


konidium atau sporangium.
3. Hifa dari fungi ini sama halnya dengan Oomycotina, tidak bersepta (non-
septa). Hifa relatif besar dan berkembang baik dengan miselium yang
bercabang-cabang. Pada umumnya hidup terestrial
4. Contoh: Rhyzopus dan Mucor. Keduanya mempunyai struktur dan
penampilan yang hampir sama, hanya pada Rhyzopus dapat ditemukan
adanya percabangan hifa khusus yang menembus substrat yang menyerupai
akar disebut rhizoid.
B. Daur hidup zygomicota
C. Divsio Ascomycotina

1. pembiakan seksual dengan menghasilkan spora yang disebut askospora.,


yaitu spora seksual yang dihasilkan dalam suatu struktur khusus yang
disebut askus (gambar 8.15).
2. Reproduksi aseksual dilakukan denganmenghasilkan konidia.
3. hifanya bersepta.
4. Kelompok ini meliputi ragi, bermacam-macam kapang bahkan beberapa

Cendawan.

5. Contoh: Penicillium, species ini juga dikenal sebagai penghasil bahan


antibiotik penisilin. Piedraia hotai, sebagai penyebab infeksi rambut pada
manusia yang dinamakan piedra hitam. Candida albicans, yang
menimbulkan suatu keadaan yang disebut candidiasis yaitu penyakit pada
selaput lendir, mulut, vagina dan saluran pencernaan. Saccharomyces
cerevisiae , digunakan dalam pembuatan roti, anggur dan bir ,
memperbanyak dir dengan pembentukan tunas. Jamur Aspergillus niger,
untuk fermentasi asam sitrat, Aspergillus oryzae dan Aspergillus wentii
untuk fermentasi kecap.

 Daur hidup ascomycota

D. Divisio Basidiomycotina
1. Divisio ini dicirikan dengan pembentukan spora seksual disebut
basidiospora dan terbentuk pada struktur khusus seperti gada yang disebut
basidium.
2. Pembiakan aseksual biasanya terjadi dengan pembentukan konidium.
3. Hifa kelompok Basidiomycotina mempunyai septa.
4. Tubuh buah yang sering dihasilkan kelompok ini, menyebabkan
penampilan mereka sangat menyolok dan secara umum sering disebut
cendawan yang secara awam disebut jamur.
5. Kebanyakan hidup sebagai saprofit tetapi ada juga yang hidup sebagai
parasit terutama pada tumbuh-tumbuhan
6. Contoh: jamur merang (Volvariella volvaceae ), jamur shitake (Lentinus
edodes) atau jamur tiram (Pleurotes).

Daur hidup Basidiomykota


E. Deuteromycotina

1. Perkembangbiakan seksual belum diketahui sehingga dikenal sebagai


cendawan tidak sempurna (Fungi imperfecti)
2. Perkembangbiakan aseksual dari kelompok ini adalah dengan konidium.
3. Anggotanya adalah beberapa fungi yang hidup parasit pada manusia dan
hewan.
• Hifa bersekat

Contoh: Histoplasma capsulatum ,yang menyebabkan koksidiomikosis.


Epidermiphyton

floocosum yang menyebabkan kaki atlit. Sedangkan genus Epodermiphyton,

microsporum dan trigophyton merupakan fungi penyebab penyakit kurap.

 Daur hidup Deuteromycota

E.Reproduksi Jamur

1. Reproduksi Aseksual
a. Kotak spora yang berisi spora matang akan pecah dan menyebarkan spora.
b. Spora yang jatuh ditempat yang tepat berkembang menjadi hifa jamur
vegetatif.
c. Hifa kemudian membentuk miselium dan membentuk
sporangiofor/konidiofor.
d. Sporangiofor/konidiofor kemudian membentuk kotak spora dan menghasilkan
spora kembali.
2. Reproduksi Seksual
a. Reproduksi Seksual Zygomycota

Reproduksi seksual Zygomycota dapat dilakukan dari dua hifa yang zigofor
dari suatu jamur ( homotalik) atau dua hifa zigofor dari dua jamur
( heterotalik).
 Tahap reproduksi seksual Zygomycota
1. Dua hifa zigofor homotalik atau heterotalik yang telah memiliki gametangium
akan saling bertemu.
2. Kedua hifa saling bertemu ( singami)
3. Kedua hifa melakukan peleburan sitoplasma ( plasmogami) dan pertukaran
materi genetic ( fase heterokaryotik).
4. Pertemuan menghasilkan zigosporagium yang berisi zigospora.
5. Zigospora yang siap untuk disebar mengalami perkecambahan ( germinasi)
dan peleburan materi genetic ( karyogami), fase heterkaryotik berakhir.
6. Zigospora berkembang menjadi hifa dan terjadi reproduksi aseksual oleh
sporagiospora.
7. Dihasilkan dua hifa baru dengan jenis berbeda yang kemudian siap bertemu
kembali.

Reproduksi Seksual Ascomycota


Spora seksual asycomycota ditemukan pada askus yang terletak disuatu
tempat yang disebut askokrap ( tubuh butuh Asycomycota).
Berdasarkan askokrapnya, Asymycota terbagi menjadi 5 lima kelas :
1. Hemiascomycetes ( Saccharomycetes)

Aksus tidak memiliki askokrap


(telanjang) dan tidak memiliki
hifa.

2. Plectomycetes

Berbentuk bola yang tertutup oleh suatu


dinding kleistosial yang disebut kleistotesium.

3. Pyrenomycetes

Berbentuk botol/labu yang dilengkapi ostium (leher)


dan dinding peritisial yang disebut peritesium.
4. Loculoascomycetes

Berbentuk labu/botol yang dilengkapi ostium,


namun tidak dilengkapi dinding peritisial yang
disebut peritesium.

5. Discomycetes

Berbentuk piala terbuka dan askus berjajar


membentuk hymenium yang disebut
apotesium.

 Tahap Reproduksi seksual ascomycota

1) Hifa dua jamur yang berbeda jenis ( +/-) yang telah memiliki askogonium dan
ateridium akan saling bertemu.
2) Hifa (+) dan hifa (-) saling bertemu (singami) dengan jembatan dari
ascogonium, yaitu trikogen.
3) Hifa (+) dan hifa (-) melakukan peleburan sitoplasma ( plasmogami) dan
pertukeran materi genetic ( karyogami) pada askokarp dan terbentuk askus-
askus berisi materi genetic ( fase dikaryotik).
4) Terjadi peleburan materi genetik ( karyogami) hifa kedua jamur dan fase
dikaryotic berakhir.
5) Askospora meiosis menjadi total 4 spora.
6) Askospora mitosis menjadi total 8 spora
7) Askus yang berisi askospora yang telah matang pecah dan menyebarkan
askospora.
8) Terbentuk hifa baru, misselium baru, dan siklus berulang.

C. Reproduksi Seksual Basidiomycota


Spora seksual basiodymcota ditemukan pada basidia yang terletak disuatu
tempat yang disebut basidiokarp ( tubuh buah basidiomycota).
Berdasarkan basidianya, basidiomycota terbagi menjadi tiga kelas:
1. Teleomycetes
Basidia tidak berkumpul dan bersebelahan di dalam basidiokarp.
2. Plectomycetes
Basidia berkumpul dan bersebelahan di dalam basidiokarp,dapat menutupi
lamella, namun tidak terlihat ketika lelah matang.
3. Gasteromycetes
Basidia berkumpul dan bersebelahan di dalam basidiokarp, dapat menutupi
lamella, namun tidak terlihat ketika telah matang.

Tahap reproduksi seksual Basidiomycota :

1) Hifa dua jamur yang berbeda jenis (+/-) akan saling bertemu.
2) Hifa (+) dan hifa (-) saling bertemu (singami).
3) Hifa (+) dan hifa (-) melakukan peleburan sitoplasma (plasmogami) dan
pertukaran materi genetik pada basidiokarp dan terbentuk basidio-basidio
berisi materi genetik (fase dikaryotik).
4) Terjadi peleburan materi genetik (karyogami) hifa jamur (+) dan hifa jamur
(-), dan fase dikaryotik berakhir.
5) Basidiospora meiosis menjadi total 4 spora.
6) Basidiospora disebar oleh basidia-basidia dan membentuk hifa baru,
miselium baru, dan siklus berulang.

F .Cara Hidup Fungi (jamur)

Fungi mendapatkan zat anorganik dari lingkungannya, dengan menguraikan


zat organik komplek dengan enzim (kimiawi).
Fungi umumnya hidup di daerah yang lembap dan mengandung zat organik
secara kosmopolitan.
Cara hidup fungi antara lain :
1)Saprofit, yaitu mengambil zat organik dari sisa-sisa organisme mati,
biasanya merupakan dekomposer.
2)Parasit, yaitu mengambil zat organik dari organisme hidup lain yang
merugikan inang.
3)Simbiosis mutual, yaitu mengambil zat organik dari organisme hidup lain
yang saling menguntungkan.
Dalam melakukan simbiosis mutual dengan organisme lain, fungi dapat
membentuk lumut kerak dan mikoriza.
a.Lumut kerak (lichens)
Lumut kerak (lichens) merupakan hasil simbiosis dari:
i.Jamur mikobion (Ascomycota atau Basidiomycota), dengan
ii.Alga fikobion (Chlorophyta atau Cyanobacteria).
Lumut kerak memiliki soredium, yang merupakan ganggang yang di
selubungi hifa jamur, dan menghasilkan spora berupa soredia.
Lumut kerak dianggap sebagai perintis dalam sukseri primer. Habitatnya
terdapat di pohon,batu,atau tanah.

Bentuk-bentuk lumut kerak:

a. Krustos, bentuknya seperti bercak/kerak pada pohon.


b. Folios, bentuknya seperti daun pada bebatuan.
c. Frutikos, bentuknya seperti serabut/jenggot/semak.

Lumut kerak juga dianggap sebagai indikator kebersihan udara suatu tempat,
makin banyak lumut kerak (terutama jenis frutikos), maka udaranya makin
bersih.
b. Mikoriza

Mikoriza merupakan hasil dari simbiosis dari jamur dengan akar tumbuhan.
Mekanisme simbiosis mikoriza:
a. Jamur mendapat asam amino dan glukosa dari tumbuhan, dan
menyediakan air dan mineral bagi tumbuhan, menyediakan hormon
pertumbuhan bagi tumbuhan, dan melindungi akar tumbuhan dari infeksi.
b. Tumbuhan memberikan hasil fotosintesis dan mendapat air dan mineral
yang di sediakan jamur.

Mikoriza terdiri dari dua jenis,yaitu:

a. Ektomikoriza, yaitu hifa jamur menyelubungi akar tumbuhan, sehingga


memperluas bidang penyerapan.
b. Endomikoriza, yaitu hifa jamur masuk ke dalam jaringan korteks,
sehingga hifanya tidak terlihat.
G.Bentuk – Bentuk Fungi

Berdasarkan bentuk tubuhnya, fungi dibedakan menjadi:

1) Khamir (yeast), yaitu fungi uniseluler,

dikenal sebagai ragi. Contoh: Saccharomyces.

2) Kapang (mold), yaitu fungi multiseluler yang berbentuk benang/filamen.

Contoh: Rhizopus oryzae (pembuat tempe),

Aspergillus wentii (pembuat kecap).

3) Cendawan (mushroom), yaitu fungi multiseluler yang berbentuk tubuh buah


(fruiting body).
Tubuh buah dapat berbentuk:

a. Payung, contohnya Lentinus edodes (jamur hioko/shitake).

b. Kuping, contohnya Auricularia polytricha (jamur kuping).

c. Setengah lingkaran (Ganoderma applanatum).

d. Bulat, contohnya Volvariella volvacea (jamur merang).


H. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Jamur

Gandjar dan Sjamsuridzal, (2006:44) menyebutkan bahwa dalam pertumbuhan

jamur terdapat faktor yang mempengaruhi, diantaranya adalah:

1. Faktor substrat
Substrat merupakan sumber utama bagi kehidupan jamur. Hal ini
dikarenakan jamur memperoleh nutrien dari substrat yang ditinggalinya.
Nutrient yang didapat dari substrat baru dimanfaatkan oleh jamur setelah
jamur mengekresikan enzim-enzim ekstraseluler yang dapat mengurai
senyawa kompleks dari substrat tersebut menjadi senyawa yang lebih
sederhana.
2. Kelembaban
Untuk jamur jenis Rhizopus atau Mucor serta jamur tingkat rendah lainnya

biasanya memerlukan lingkungan dengan kelembaban 90%, sedangkan


untuk jenis kapang seperti Aspergillus, Penicillum serta kapang lainnya
memerlukan lingkungan dengan kelembaban sekitar 80%. Untuk jamur
yang tergolong seperti Aspergillus flavus dapat hidup dengan kelembaban
lingkungan 70%.

3. Suhu
Pada pertumbuhan jamur suhu memiliki peran aktif, hal ini terbukti
dengan adanya pernggolongan jamur berdasarkan suhu hidupnya seperti
psikrofilik, mesofilik dan termofilik.

4. Derajat keasaman substrat (pH)


Derajat keasaman menjadi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur
dikarenakan jamur memproduksi enzim untuk dapat menguraikan
makanannya.

I. Peran Fungi

A. Peranan menguntungkan Fungi antara lain


 Pembuatan makanan :
1. -Rhizopus oryzae pembuatan tempe
2. -Mucor javanicus pembuatan tape
3. -Saccharomyces cereviceae pembuatan roti dan alkohol
4. -Saccharomyces ellipsoideus pembuatan wine
5. -Saccharomyces tuac pembuatan tuak dari nira
6. -Aspergillus niger penghasil asam sitrat
7. -Aspergillus wentii pembuatan kecap
8. -Neurospora crassa pembuatan oncom, rekayasa genetika
9. -Penicillium notatum pembuatan antibiotik penisilin
10. -Penicillium camemberti peningkat kualitas keju

 Jamur pangan :

1. Morchella esculenta jamur morel


2. Volvariella volvacea jamur merang
3. Auricularia polytricha jamur kuping hitam
4. Agaricus bisporus jamur kancing/ champignon
5. Pleurotes jamur hiratake/ kayu/tiram
6. Lentinus edodes jamur shitake/hioko
7. Flammulina velutipes jamur enokitake
8. Grifola frondosa jamur maitake
B. Peranan merugikan Fungi

D. Penyakit pada manusia :


1. Candida albicans penyebab sariawan dan keputihan (candidiasis)
2. Aspergillus fumigatuspenyebab penyakit saluran pernapasan
(aspergillosis)
3. Aspergillus nidulans automikosis pada telinga
4. Aspergillus flavu penyebab kanker hati dari kacang tanah tengik
5. Malassezia furfur penyebab ketombe
6. Microsporum penyebab kurap
7. Tinea versicolor penyebab panu
8. Tinea unguium jamur pada kuku
9. Pneumonia carinii penyebab pneumonia

E. Penyakit pada tumbuhan


1. Albugo parasit tumbuhan
2. Penicillium expansum apel busuk
3. Synchytrium endobioticum kutil kentang
4. Bipolaris oryzae bintik coklat pada padi
5. Puccinia graminis bercak karat pada rerumputan
6. Meliola mangiferae bintik hitam pada daun mangga

F. Lain-lain
1. Rhizopus stolonifer jamur pada roti
2. Amanita jamur beracun
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/21000924/Makalah_tentang_Fungi_Jamur

Anda mungkin juga menyukai