Anda di halaman 1dari 18

JAMUR (FUNGI)

Di susun oleh

 DHEA NANDA ZAINUDDIN


 RISNAYANTI
 MUH. SABRI
 HERFINA
JAMUR (Fungi)

Jamur (Fungi) adalah organisme eukariotik yang


tidak berklorofil. Jamur bersifat uniseluler dan
multiseluler. Jamur fungi banyak ditemukan
pada lingkungan sekitar yang tumbuh subur
khususnya pada musim hujan karena jamur
menyukai habitan yang tempatnya lembab.
Tetapi jamur juga dapat ditemukan disemua
tempat yang terdapat materi organiknya.
Ciri-ciri jamur (Fungi):

 organisme uniseluler atau multiseluler berbentuk benang (hifa),


eukariotik, tidak berklorofil, dan dinding selnya tersusun dari zat
kitin.
 hidup secara saprofit dan parasit.
 Jamur saprofit banyak terdapat di atas tanah, kayu lapuk dan
bangkai binatang contohnya jamur kuping, jamur merang.
 Jamur parasit misalnya jamur panu. Jamur uniseluler misalnya
jamur ragi (khamir), contohnya Saccharomyces.
 Jamur tempe (Rhizopus) dan jamur oncom (Neurospora)
mempunyai hifa.
 Hifa jamur tampak seperti serabut kapas.
 Hifa tumbuh bercabang-cabang membentuk anyaman yang
disebut miselium. Tubuh jamur tersusun dari kumpulan miselium.
 Bentuk tubuh jamur beranekaragam.
 jamur berbentuk seperti payung misalnya jamur merang,
sedangkan jamur berbentuk lembaran misalnya jamur kuping.
Perkembangbiakan jamur
 Jamur berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dan
seksual (generatif).
 Perkembangbiakan aseksual dengan membentuk spora,
tunas, dan fragmentasi hifa.
 Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium.
 Di dalam sporangium terdapat spora.
 Jamur yang membentuk spora contohnya Rhizopus.
 Jamur yang membentuk tunas contohnya jamur ragi atau
Saccharomyces.
 Hifa jamur dapat terputus dan setiap bagian dapat tumbuh
menjadi hifa baru.
 Perkembangbiakan seksual terjadi melalui peleburan dua
hifa dari jamur berbeda untuk membentuk zigot.
 Zigot tumbuh menjadi jamur baru.
Reproduksi Jamur (Fungi):

1.) Aseksual:
Spora aseksual/vegetatif (multi) -> sporangiopsora
atau konidiospora
Fragmentasi hifa
Pembentukan tunas
2.) Seksual:
zygospora,
askospora,
Basidiospora
Reproduksi seksual melalui dua tahap yaitu :
plasmogami (penyatuan plasma) dan kariogami
(penyatuan inti sel)
Struktur tubuh jamur (Fungi):

1. Terdiri atas benang-benang halus yang


disebut dengan hifa
2. Hifa: suatu struktur fungi yang
berbentuk tabung menyerupai seuntai
benang panjang yang terbentuk dari
pertumbuhan spora atau konidia.
4. Miselium: merupakan kumpulan hifa.
5. Hifa ada bersekat/bersepta dan ada
yang tidak bersekat/bersepta.
Cara hidup jamur (Fungi):
Jamur merupakan organisme heterotrof, sehingga jamur memperoleh makanan dari
tempat hidupnya. Berdasarkan cara jamur memperoleh makanan jamur dikelompokkan
menjadi:
1. Jamur Saproba
Jamur saproba adalah jamur yang sudah mati atau bahan organik lainnya.
Peranan dan mendapatkan nutrisi dengan cara menguraikan organisme dalam ekosistem yaitu
sebagai dekomposer.
2. Jamur parasit
Menyerap nutrisi dari tubuh organisme lain yangt ditumpangi (inang). Ada 2 jenis :
Parasit obligat, contohnya Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi penderita AIDS)
Parasit fakultatif (parasit saat inang sesuai, saprofit saat tidak ada inang)
Contohnya : jamur penyebab ketombe dan panu
3. Jamur Simbiosis mutualisme
Simbiosis/mutual = memperoleh zat organik dr orgnisme hidup yang lain (inang) namun
bersifat menguntungkan bagi inangnya  misal membantu di dalam proses pengambilan
mineral darr tanah
Contohnya :
Mikoriza -> simbiosis antara jamur dan akar tanaman
Lichen, simbiosis dengan ganggang biru/hijau) : jamur membantu menyediakan air dan
mineral bagi ganggang, sedangkan ganggang menyediakan bahan organik hasil fotosintesis.
Berdasarkan Cara Reproduksi Secara
Generatifnya:

1. Subdivisi Rhizopus
2. Subdivisi Ascomycota (Jamur Askus)
3. Subdivisi Basidiomycota (Jamur Basidium)
4. Subdivisi Deuteromycota
a. Subdivi Rhizopus
 Rhizopus merupakan jamur yang bermanfaat untuk
membuat tempe.
 Jika tempe disimpan beberapa hari maka hifa jamur akan
mengeluarkan serbuk berwarna kehitaman.
 Serbuk tersebut adalah spora jamur yang keluar dari kotak
spora.
 Spora tersebut dapat tumbuh menjadi hifa baru.

Rhizopus
b. Subdivisi Ascomycota (Jamur Askus)
 Ascomycota (jamur kantong) berkembang biak secara
aseksual daan seksual.
 menghasilkan spora sebagai hasil dari perkembangbiakan
seksual.
 Spora terdapat di dalam askus yang menyerupai kantong.
 ditemukan pada makanan yang sudah busuk, warnanya
merah, cokelat, atau hijau.
 mengakibatkan penyakit pada tanaman, manusia dan
hewan, misalnya penyakit pada kacang tanah dan apel,
penyakit kaki atlet dan infeksi mulut.
 bermanfaat untuk industri kecap dan tahu contohnya:
1. Neurospora crassa: jamur oncom digunakan untuk
membuat oncom.
2. Saccharomyces cerevisiae: ragi, dimanfaatkan untuk
membuat roti, tape, dan bir.
Jamur yang termasuk Ascomycota

hifa

Saccharomyces cerevisiae Trichoderma sp.


c. Subdivisi Basidiomycota (Jamur Basidium)

 Jamur Basidiomycota contohnya jamur merang, jamur


kuping, dan jamur kayu.
 umumnya makroskopik (dapat dilihat dengan mata),
berbentuk seperti payung atau tudung.
 Di sebelah dalam payung terdapat “sisir” atau “bilah” yang
mengandung basidium.
 Basidium berisi spora (basidiospora) yang dapat ditebarkan
angin dan jika jatuh di tempat cocok akan tumbuh menjadi
hifa baru.
 Tubuh jamur basidiomycota berupa tubuh buah dari
kumpulan benang miselium.
 Zigot dihasilkan oleh perkawinan antara hifa “positif” dan
“negatif”.
Keterangan:
1 Spora (basidiospora)
2 tangkai (stipe)
3 Tudung (pileus)
4 Basidium

Bagian tubuh basidiomycota


Amanita muscaria

basidiospora
Ustilago maydis

basidium
Puccinia sp

Basidiospora Daun yang terserang Ustilago maydis pada jagung


jamur Puccinia sp
d. Subdivisi Deuteromycota
 Jamur yang termasuk divisi ini, cara reproduksi seksualnya
masih belum diketahui.
 Apabila sudah diketahui cara reproduksi seksualnya, maka jamur
yang termasuk dalam kelas ini bisa di pindah ke kelas
Ascomycota atau Basidiomycota tergantung bagaimana cara
reproduksi seksualnya.
 Jamur yang termasuk dalam Deuteromycota mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Hifa bersekat.
2. Ukuran tubuh pada umumnya mikroskopis.
3. Reproduksi hanya dilakukan secara vegetatif, yaitu dengan
membentuk blastospora (berbentuk tunas), arthrospora
(pembentukan spora dengan benang hifa), dan konidia.
 Contoh spesies Deuteromycota: Microsporum sp , Fusarium
cerealis
hifa hifa

Arthrospora

Microsporum sp Fusarium sp
1. Reproduksi aseksual (dengan spora)
Jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan
biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai,
jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora
aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka
spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa .

2. Reproduksi seksual
Melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan
terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua
tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua
adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-
masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti
dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga
beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera
melakukan pembelahan meiosis.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai