PEMBAHASAN
A. Pengertian teripang
Teripang atau trepang atau timun laut adalah istilah yang diberikan untuk hewan
invertebrata Holothuroidea yang dapat dimakan. Ia tersebar luas di lingkungan laut di
seluruh dunia, mulai dari zona pasang surut sampai laut dalam terutama di Samudra
Hindia dan Samudra Pasifik Barat.
Nama ilmiah: Holothuroidea
Filum: Echinodermata
Kingdom: Animalia
Ordo: Synallactida
Tingkatan takson: Kelas
Teripang adalah salah satu hewan laut yang berjalan lamban dan memiliki nama
latin, yaitu holothuroidea. Hewan yang juga dijuluki sebagai “timun laut” karena
bentuknya seperti timun ini sering ditemukan di laut yang airnya jernih dan dangkal.
Teripang mudah ditemukan di laut Asia Pasifik, terutama di Indonesia.
Teripang juga adalah hewan laut yang bentuknya seperti cacing atau ulat, cukup besar, dan
lunak. Hewan laut ini bisa ditemukan secara liar di dasar laut dangkal atau bahkan
diternakkan di kolam buatan untuk dikonsumsi. Biota laut ini umumnya diambil dan dijadikan
obat China untuk berbagai macam penyakit.
Selain dijadikan obat, masyarakat umumnya mengonsumsi hewan laut ini dengan cara
dikeringkan, digoreng, diasamkan, atau bahkan dimakan mentah-mentah. Timun laut ini juga
punya rasa daging yang sedikit hambar. Itu sebabnya, hewan laut ini sering dicampur ke
dalam tumisan, sup, atau bahkan dicampur sumber makanan lain seperti daging sebagai
santapan sehari-hari.
B. Jenis-jenis teripang
Di Indonesia tidak banyak orang tahu tentang jenis teripang, karena
hewan laut yang satu ini keberadaannya sangat langka dan hanya di
temukan di air asin. Menurut penelitian yang pernah saya baca
terdapat
lebih dari seribu jenis teripang yang ada di seluruh dunia. Tidak
seperti binatang laut atau yang di knal bulu babi, tubuh teripang
ditutupi kulit lembut dan kasar bukan berduri keras. Adapun beberapa
jenis teripang yang bisa dijumpai di indonesia antara lain :
1. Teripang Emas
C. Siklus hidup
Menurut Bakus (1973), kehidupan teripang dialam mulai larva sampai teripang dewasa,
hidup sebagai plankton dan sebagai bentik. Pada fase larva yakni pada stadia auricularia
hingga doliolaria, hidup sebagai plankton, kemudian pada stadia pentactula hidup sebagai
bentik sampai menjadi teripang dewasa.
Telur teripang berbentuk bulat dan berwarna putih. Ukuran telur bervariasi antara
160-180 µm . Telur yang telah dibuahi akan mengendap beberapa saat di dasar perairan.
Sedangkan telur yg tidak dibuahi akan mengendap di dasar perairan (Notowinarto dan
Putro, 1991).
D. Habitat
Teripang ditemukan hampir di seluruh perairan pantai mulai dari daerah pasang
surut yang dangkal sampai perairan yang dalam (Nontji, 1993). Habitat spesies teripang
yaitu paparan terumbu karang, tempat berpasir, tempat berbatu dan pasir lumpur
(Martoyo dkk., 2007). Menurut Suwarni (1987) dalam Nuraini dkk., (1995), teripang dapat
dijumpai pada dasar perairan yang berpasir, sedikit berlumpur atau pada pecahan karang
bercampur lumpur laut.
Teripang lebih suka hidup di perairan yang jernih dan relatif tenang, habitat yang
spesifik untuk teripang pasir adalah daerah yang berpasir atau pasir yang bercampur
lumpur yang mempunyai kedalaman kurang dari 1 – 40 meter atau perairan dangkal yang
banyak di jumpai lamun (Martoyo dkk., 2007), selanjutnya Barnes dalam Suprapto dkk.,
(1994), menyatakan bahwa teripang muda biasa berada pada perairan dangkal (2-5 meter)
hal ini terjadi karena larva hewan ini bersifat planktonis sehingga akan terbawa arus dari
peraiaran dalam ke arah pantai dan beberapa saat kemudian menjad individu muda yang
hidup di perairan dangkal.
Menurut Conand dan Sloan (1989), teripang ditemukan pada habitat yang selalu
berada di bawah garis surut terendah. Topografi dan tingkat kekeringan dari rataan
terumbu pada lokasi setempat sangat berpengaruh terhadap distribusi teripang yang ada
pada lokasi tersebut. Habitat dengan dasar pasir karang yang ditumbuhi
lamun (seagrass) merupakan tempat hidup teripang.
Teripang yang banyak dijumpai di daerah pasang surut hingga laut dalam lebih
menyukai hidup pada habitat-habitat tertentu. Beberapa kelompok teripang hidup di
daerah berbatu yang dapat digunakan untuk bersembunyi, sedangkan teripang lain hidup
pada rumput atau lamun dan ada juga yang membuat lubang dan lumpur atau pasir.
Teripang pada umumnya berada pada tempat yang airnya tenang, teripang tidak tahan
terhadap suatu kondisi yang sedikit ekstrim. Ada beberapa jenis tertentu jika mengalami
gangguan, mereka akan mengeluarkan isi perutnya yang mempunyai daya lekat tinggi
(Kastoro dan Surjadinoto dalam Winanto, 1987). Teripang biasanya bersembunyi dalam
lubang atau celah batu dan koral, atau membenamkan diri dalam lumpur atau pasir laut,
dan hanya bagian posteriornya saja yang tampak (Suwignyo dkk., 2005).
Pada perairan Wori, Kima Bajo dan Tiwoho yang termasuk dalam wilayah
Kecamatan Tuminting, Kabupaten Minahasa Utara, Propinsi Sulawesi Utara teripang hampir
dijumpai di seluruh perairan pantai dari kedalaman 1 meter sampai kedalaman 30 meter.
Di perairan ini jenis teripang komersial yang termasuk dalam kategori utama
adalah Holothuria scabra, Holothuria nobilis dan Thelenota ananas, yang bernilai ekonomi
menengah adalah Bohadschia marmorata, Bohadschia. argus, Holothuria atra,
Actinopygalecanora sp dan Actinopygalecanora. mauritiana, sedangkan jenis lainnya
termasuk dalam kategori rendah. Kelompok jenis biota ini dapat hidup di berbagai macam
habitat, seperti daerah rataan terumbu, pertumbuhan alga dan padang lamun (Yusron,
2007).
E. Kebiasaan makan
Pada umumnya teripang adalah pemakan deposit pasir yang penting di daerah coral reef.
Sedangkan sumber utama makanannya adalah plankton, potongan serasah karang atau detritus
yang terdapat dalam lumpur pasir. Selain itu teripang juga memakan organisme-organisme kecil,
seperti diatom, protozoa, nematode, copepoda, ostracoda, algae filament dan rumput laut.
Disamping itu juga memakan foraminifera, radiolaria dan cangkang-cangkang hewan lainnya.
Berdasarkan kebiasaan makannya, teripang dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama
adalah golongan Aspidochirotida yang makan terus-menerus sepanjang hari dan biasa hidup di atas
permukaan pasir sedangkan kelompok yang kedua adalah golongan Stichopus yang biasa makan
Rangka kapur teripang tidak dapat di lihat dengan mata telanjang, karena bentuknya
sangat kecil dan hanya dapat di lihat dengan bantuan miksroskop (Martoyo dkk., 2007).
Teripang dalam ekosistem laut termasuk dalam katagori benthos yang mendiami
dasar perairan pantai dan dapat digunakan sebagai indikator untuk menunjukan keadaan
lingkungan dimana komunitas tersebut berada (Krebs, 1972). Teripang adalah salah satu
anggota hewan berkulit duri (Echinodermata). Tubuh teripang lunak, berdaging dan
bentuknya silindris memanjang seperti buah ketimun, itulah sebabnya hewan ini
dinamakan ketimun laut. Gerakannya sangat lambat sehingga hampir seluruh hidupnya
berada di dasar laut. Warnanya pun bermacam – macam mulai dari hitam, abu – abu,
kecoklat – coklatan, kemerah – merahan, kekuning – kuningan, sampai putih (Martoyo,
2007).
Teripang umumnya berbentuk bulat panjang atau selindris sekitar 10-30 cm.
Mulutnya dikelilingi oleh tentakel-tentakel atau lengan peraba yang kadang-kadang
bercabang-cabang, mulut terdapat pada salah satu ujungnya dan dubur pada ujung
lainnya. Tubuhnya berotot, tipis dan tebal, lembek atau licin serta kulitnya dapat kasar
atau berbintil bintil (Nontji, 1993).
Berdasarkan kedudukan mulut dan anus, tubuh teripang dibagi menjadi dua yaitu
anterior dan posterior. Sekeliling mulut terdapat 10-30 tantakel yang dapat dijulurkan dan
ditarik kembali karena adanya kontraksi otot refraktor tantakel dan refraktor mulut
(Fechter, 1974). Tantakel ini berguna untuk mengambil makanan, yaitu detritus dan
plankton yang berada di sekitarnya (Barnes, 1963).
Tubuh teripang yang bulat memanjang dengan garis oral sebagai sumbu yang
menghubungkan anterior dan posterior, sepintas tidak diduga bahwa kelompok ini
termasuk filum binatang berkulit duri karena penampakannya tidak demikian, duri-duri
terisebut merupakan butir-butir kapur mikroskopik yang terletak tersebar di dalam lapisan
dermis (Hyman, 1995).
Menurut Johnson et al., (1977), teripang memiliki dua macam sistem pernafasan,
yaitu pernafasan berbentuk saluran yang bercabang-cabang seperti pohon sehingga dikenal
dengan nama pohon pernapasan (respiratory tree) yang berfungsi menghisap oksigen dan
menyalurkan ke darah, dan pernapasan berbentuk kaki tabung (teube feet) yang terletak
di dinding tubuh berfungsi mengisap oksigen yang terlarut dalam air.
G. Budidaya Teripang
Budidaya teripang adalah budidaya yang modaalnya kecil namun memiliki keuntungan
yang besar karena teripang adalah sala satu biota laut yang memiliki ekonomis yang tinggi,
selain harganya yang mahal teripang memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan.