Anda di halaman 1dari 26

PERTEMUAN KE-VI

RUAYA IKAN
Oleh :
MUH. TAKRIL, M.Si
RUAYA IKAN

Pergerakan/perpindahan ikan dari satu


tempat ke tempat lain yang bertujuan
untuk penyesuaian terhadap kondisi yang
menguntungkan dalam rangka
mempertahankan eksistensi hidup dan
keturunannya.
RUAYA
Ruaya merupakan satu mata rantai daur hidup
bagi ikan untuk menentukan habitat dengan
kondisi yang sesuai bagi keberlangsungan suatu
tahapan kehidupan ikan.
Studi mengenai ruaya ikan menurut
Cushing(1968) merupakan hal yang
fundamental untuk dunia perikanan karena
dengan mengetahui lingkaran ruaya ikan akan
diketahui daerah dimana stok atau sub populasi
itu hidup. Ruaya ini mempunyai arti
penyesuaian, peyakinan terhadap kondisi yang
menguntungkan untuk eksistensi dan untuk
reproduksi spesies.
Menurut Chimit (1960) dalam Effendie
(1997) tidak semua ikan melakukan ruaya.
Ada ikan bukan peruaya yaitu ikan yang
tidak pernah meninggalkan habitatnya. Ikan
peruaya pada waktu tertentu meninggalkan
habitatnya untuk melakukan aktivitas
tertentu, sehingga ada beberapa spesies
ikan mempunyai daerah ruaya yang
berbeda baik secara musiman maupun
pada tahapan perkembangan hidup.
Beberapa istilah yang berkaitan dengan ruaya ikan yaitu :
1. Amfibiotik : ikan yang beruaya dari air laut ke air tawar atau
sebaliknya.
2. Holobiotik : ikan yang tidak melakukan ruaya selama
hidupnya tinggal di air tawar atau di air laut saja. Namun ada
beberapa menjadi peruaya.
3. Diadrom : ikan melakukan ruaya untuk berpijah
4. Amfidrom : ikan beruaya untuk mencari makanan
5. Potamodrom : ikan yang hidup dan beruaya di perairan tawar
saja termasuk sungai dan danau
6. Oseanodrom : ikan yang hidup di laut dan beruaya di laut.
7. Batidrom : ikan yang beruaya di perairan dalam
8. Brakheadrom : ikan yang beruaya di perairan dangkal
9. Katadrom : ikan yang beruaya dari air tawar ke laut hanya
untuk berpijah
10.Anadrom : ikan yang beruaya dari laut ke air tawar untuk
berpijah
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan ruaya ikan yaitu
faktor eksternal dan internal
1. Faktor Eksternal :
a) Bimbingan Ikan Yang Lebih Dewasa
Ikan mampu melakukan migrasi untuk kembali ke daerah
asal karena adanya bimbingan dari ikan yang lebih tua.
Contoh: migrasi ikan herring Norwegia atau ikan Cod laut
Barents, ikan lebih tua cenderung tiba di tujuan lebih dulu
dari pada ikan muda
b) Bau Perairan
Ikan anadromous mampu bermigrasi ke daerah asal dengan
melalui beberapa cabang sungai, kemampuan memilih
cabang sungai yang benar diduga dilakukan dengan
mengenali bau-bauan bahan organik yang terdapat dalam
sungai. Contoh: Ikan salmon mampu mengenali bau
morpholine dengan konsentrasi 1 x 10-6ppm, jika suatu
cabang sungai diberi larutan morpholine, maka ikan salmon
akan masuk ke cabang sungai tadi. Hal ini menunjukkan
bahwa ikan menggunakan indera pencium untuk bermigrasi
ke daerah asalnya.
c) Suhu
Fluktuasi suhu dan perubahan geografis
merupakan faktor penting yang merangsang
dan menentukan pengkonsentrasian serta
pengelompokkan ikan. Suhu akan
mempengaruhi proses metabolisme, aktifitas
erakan tubuh dan berfungsi sebagai stimulus
saraf. Contoh: suhu permukaan yang disukai
ikan cakalang berkisar 160-260C, sedangkan
suhu tinggi merupakan faktor penghambat
bagi ikan salmon untuk bermigrasi (pada
suhu 240C tidak ada ikan salmon yang
bermigrasi).
d) Salinitas
Ikan cenderung memilih medium
dengan salinitas yang lebih sesuai dengan
tekanan osmotik tubuh mereka masing-
masing. Perubahan salinitas akan
merangsang ikan untuk melakukan migrasi ke
tempat yang memiliki salinitas yang sesuai
dengan tekanan osmotik tubuhnya. Contoh:
Seriola qiuqueradiata menyukai medium
dengan salinitas 19 ppt, sedangkan ikan
cakalang menyukai perairan dengan kadar
salinitas 33-35 ppt.
e) Arus Pasang Surut
Arus akan mempengaruhi migrasi ikan
melalui transport pasif telur ikan dan juvenil
dari daerah pemijahan menuju daerah
asuhan dan mungkin berorientasi sebagai
arus yang berlawanan pada saat spesies
dewasa bermigrasi dari daerah makanan
menuju ke daerah pemijahan. Ikan dewasa
yang baru selesai memijah juga
memanfaatkan arus untuk kembali ke daerah
makanan. Pasang surut di perairan
menyebabkan terjadinya arus di perairan
yang disebut arus pasang dan arus surut.
f) Intensitas Cahaya
Perubahan intensitas cahaya sangat
mempengaruhi pola penyebaran ikan, tetapi
respon ikan terhadap perubahan intensitas
cahaya dipengaruhi oleh jenis ikan, suhu dan
tingkat kekeruhan perairan. Ikan mempunyai
kecenderungan membentuk kelompok kecil
pada siang hari dan menyebar pada malam
hari.
g) Musim
Musim akan mempengaruhi migrasi vertikal
dan horisontal ikan, migrasi ini kemungkinan
dikontrol oleh suhu dan intensitas cahaya.
Ikan pelagis dan ikan demersal mengalami
migrasi musiman horisontal, mereka biasanya
menuju ke perairan lebih dangkal atau dekat
permukaan selama musim panas dan menuju
perairan lebih dalam pada musim dingin.
h) Matahari
Ikan-ikan pelagis yang bergerak pada lapisan
permukaan yang jernih kemungkinan besar
menggunakan matahari sebagai kompas
mereka, tetapi hal ini mungkin tidak berlaku
bagi ikan-ikan laut dalam yang melakukan
migrasi akibat pengaruh musim.
i) Pencemaran Air Limbah
Pencemaran air limbah akan mempengaruhi
migrasi ikan, penambahan kualitas air limbah
dapat menyebabkan perubahan pola migrasi
ikan ke bagian hulu sungai. Contoh: ikan
white catfish pada musim pemijahan banyak
terdapat didaerah muara, padahal biasanya
ikan ini memijah di hulu sungai. Tetapi migrasi
mereka terhalang oleh air limbah di hulu
sungai.
Faktor Internal meliputi :
a) Kematangan Gonad
Kematangan gonad diduga merupakan salah
satu pendorong bagi ikan untuk melakukan
migrasi, meskipun bisa terjadi ikan-ikan
tersebut melakukan migrasi sebagai proses
untuk melakukan pematangan gonad.
b) Kelenjar-Kelenjar Internal
Migrasi ikan Cod di laut Barent dikontrol oleh
kelenjar tiroid yang berada di kerongkongan,
kelenjar tersebut aktif pada bulan September
yang merupakan waktu pemijahan ikan Cod.
c) Insting
Ikan mampu menemukan kembali
daerah asal mereka meskipun sebelumnya
ikan tersebut menetas dan tumbuh di daerah
yang sangat jauh dari tempat asalnya dan
belum pernah melewati daerah tersebut,
kemampuan ini diduga berasal dari faktor
insting.
d) Aktifitas Renang
Aktifitas renang ikan meningkat pada malam hari,
kebanyakan ikan bertulang rawan (elasmobranch)
dan ikan bertulang keras (teleost) lebih aktif
berenang pada malam hari daripada di siang hari.
Pola distribusi, migrasi, daya pulih dan daya
adaptasi ikan terhadap perubahan lingkungan
merupakan landasan bagi upaya pelestarian
sumberdaya ikan. Informasi tersebut dapat
digunakan untuk menentukan jumlah beban
masukan bahan organik maupun inorganik ke
suatu perairan agar tidak melebihi daya adaptasi
dan mengganggu siklus hidup suatu jenis ikan.
MACAM-MACAM RUAYA
1. Ruaya pemijahan
Pergerakan ruaya ikan ke daerah
pemijahan mengandung tujuan
penyesuaiandan peyakinan tempat yang
paling menguntungkan untuk
perkembangan telur dan larva. Sejak
telur dibuahi sampai menetas. Terus
menjadi larva meruapakan saat yang
kritiskarena mereka tidak dapat
menhindarkan diri dari serangan
predator.
Pada prinsipnya ruaya ada dua macam yiatu
(a) amfibiotic dan (b) holobiotic
1) Amfibiotic berarti suatu jenis ikan
melakukan pergerakan dari perairan
tawar menuju lautan atau dari air laut
menuju perairan tawar. Amfibiotik ini
dibedakan atas amfidrom (mencari
makan) dan diadrom (memijah).
2) holobiotik diartikan sebagai pergerakan
ikan di perairan tawar atau di lautan saja
•Panjang
horisontal •Musiman
•Pendek

Ruaya
Melakukan
migrasi
vertikal diurnal berdasarkan
perubahan
siang malam
PENTINGNYA
MENGETAHUI
RUAYA IKAN
Mengetahui batas dan
waktu migrasi
(spasial dan temporal)

• Mengarahkan armada ke
Meningkatkan
arah DPI yang potensial
Efisiensi • Mengoperasikan alat
penangkapan tangkap pada waktu yang
(waktu, tepat
tenaga & biaya) • Mengoperasikan alat
tangkap pada kedalaman
perairan yang tepat
Bagaimana Melacak Pergerakan
Migrasi/ ruaya Ikan?

Memberi tanda pada ikan

Marking
Tagging
Marking
PEMBERIAN TANDA TANPA BENDA
ASING:
•PEMOTONGAN SIRIP
•PEMBERIAN LUBANG PADA TUTUP
INSANG
•PEMBERIAN TATTO
Pemberian tanda dengan menggunakan
Tagging benda asing. Misal: nikel, perak, alumunium
Kelemahan:
1. Bentuk tagging sulit dikenali karena terjadi
perubahan akibat pertumbuhan ikan atau
terkadang taggingnya hilang
2. Ikan yang ditagging tidak ditemukan (tidak
termonitor)
3. Ikan yang ditagging tertangkap nelayan &
tidak dilaporkan ke pihak yang berkepentingan
4. Memerlukan biaya yang cukup besar
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai