DEVIANTI
G0318329
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya lah dari saya dapat menyelesaikan tugas terstruktur initepat waktu. Salam dan
shalawat kita kirimkan kepada junjungan kita semua Nabi besar Muhammad
SAW yang telah membawa ummatnya dari zaman tak beradap menuju zaman yang
beradap. Terimah kasih juga kami ucapkan kepada Ibu Reski Fitriah, S.Pi, M.Si selaku
dosen pembimbing mata Kuliah “ METODE PENELITIAN Dan TEKNIK PENULISAN
ILMIAH ” yang telah membimbing kami dalam penyelesain tugas “PROPOSAL” tentang
““ MEMPREDIKSI ZONA POTENSI PENANGKAPAN IKAN DI PERAIRAN MAJENE
BERBASIS CITRA SATELIT kami dalam hal ini memberikan pemahaman akan materi
dan arahan sehingga makalah kami dapat selesai dengan tepat waktu. Dan juga terima
kasih kepada rekan-rekan mahasiswa perikanan tangkap yang sudah membangtu saya
baik dalam semangat serta memberikan sedikit arahan dalam membuat makalah ini.
Terimah kasih atas perhatiannya, saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun bagi perbaikan tugas ini. Mudah-mudahan tugas ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca bahkan saya pribadi .
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................6
I. LATAR BELAKANG.................................................................................................6
II. RUMUSAN MASALAH............................................................................................8
III. TUJUAN SURVEI DAN PEMETAAN...................................................................8
IV. MANFAAT SURVEI DAN PEMETAAN................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................10
2.1 PEMETAAN............................................................................................................10
1. Pengertian peta..................................................................................................10
2. Tahap-tahap dalam proses pemetaan..................................................................12
3. Klasifikasi Peta...................................................................................................13
2.2 Peta Tematik......................................................................................................14
1. pengertian Peta Tematik....................................................................................14
2. Tahap-tahap dalam proses pemetaan...............................................................15
2.3 SISTEM INFORMASI GEOGRAFI.....................................................................16
1. Pengertian SIG...................................................................................................16
2.4 Subsistem SIG....................................................................................................18
2.5 .Hubungan Apilkasi SIG dengan Zona Potensi Penangkapan Ikan..................19
2.6 Pengertian Penginderaan Jauh..........................................................................20
2.8. Klasifikasi Tingkat Zona Kedalaman Laut.............................................................20
2.9. Karakteristik Persebaran Ikan Berdasarkan Kedalaman Air..............................21
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................................25
3.1 Waktu dan tempat..................................................................................................25
3.3 Populasi dan Sampel.............................................................................................25
1.Populasi.................................................................................................................25
2. Sampel..................................................................................................................26
3.4 Variabel..................................................................................................................26
3.5 Teknik Pengambilan Data......................................................................................26
3.6 Metode Pengumpulan Data................................................................................27
3.7 Analisis Data...........................................................................................................27
3.8 Proses Pemetaan Data Menggunakan Software...............................................28
1. Tahap Pengolahan Data Citra Satelit Modis Terra...............................................29
2. Mengolah data menggunakan SeaDAS 7.5..........................................................31
3. Mengolah data menggunakan Er Mapper 7.1.......................................................36
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................41
BAB I PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Seiring perkembangan zaman, kebutuhan akan data spasial kelautan
semakin besar. Hal ini karena kegiatan perencanaan pembangunan dan
pengambilan keputusan tidak hanya berkonsentrasi di wilayah darat, melainkan
sudah mejalar hingga wilayah perairan. Oleh karena itu pemetaan batimetri
menjadi keperluan mendasar guna tersedianya informasi spasial di bidang
kelautan (Soeprapto, 2001). Indonesia memiliki wilayah lautan yang lebih luas
dibandingkan luasan daratannya. Luasan wilayah laut mencapai 2/3 dari luas
wilayah daratan. Laut merupakan bagian bumi yang di ukur berdasarkan tingkat
kedalamannya.
Pada umumnya daerah penangkapan ikan tidak ada yang bersifat tetap.
Secara alamiah ikan akan memilih habitat yang lebih sesuai. Sedangkan habitat
tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi atau parameter oseonografi perairan
seperti suhu permukaan laut, salinitas, klorofil-a, kecepatan arus dan sebagainya
(Laevastu and Hayes, 1981; Butler et al., 1988; Zainuddin et al., 2008).
Pembuatan peta daerah potensial penangkapan ikan (DPPI) sangat membantu
para nelayan dalam mengetahui informasi daerah yang berpotensi untuk
dilakukan penangkapan ikan karena adanya teknologi tersebut.Nelayan
cenderung menggunakan pengetahuan secara ilmiah mengenai musim
penangkapan ikan dan wilayah yang berpotensi sebagai penangkapa
ikan.Umumnya penangkapan ikan yang masih dilakukan oleh nelayan dengan
menggunakan cara-cara tradisional dan pada daerah yang relative tetap dalam
jangkauan yang relative sempit. Akibatnya nelayan tidak mampu untuk
mengatasi perubahan kondisi oseanografi dan cuaca yang berkaitan erat dengan
perubahan daerah penangkapan ikan yang berubah secara dinamis mengikuti
pergerakan kondisi lingkungan yang secara alamiah akan memilih habitat yang
lebih sesuai.
Penelitian ini dilakukan Propinsi Sulawesi Barat yang teletak di pesisir
pantai barat Sulawesi Barat dengan luas 94784 Km. Kabupaten ini beribu kota di
Kecamatan Banggae yang terletak antara 2O38' 45" Lintang Selatan (LS) - 3⁰
38' 15" Lintang Selatan (LS) dan antara 118O 45' 00" Bujur Timur (BT) - 119⁰ 4'
45" Bujur Timur(BT). Dari 139.200 jiwa penduduk Kabupaten Majene + 25%
mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan.
1. Manfaat praktis
a. Memberikan informasi keruangan dalam bentuk peta ZPPI kepada Dinas
Kelautan dan Perikanan Kota Semarang dalam upaya pendeteksi potensi
adanya sebaran ikan
b. Penelitian ini diharapkan mampu membantu nelayan untuk menganalisis,
memantau, dan evaluasi dalam eksploitasi ikan di perairan Kota Semarang
`
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PEMETAAN
1. Pengertian peta
Peta adalah wahana penyimpanan dan penyajian data-data kondisi
lingkungan dan merupakan sebuah sumber informasi bagi masyarakat untuk
merencanakan dan mengambil keputusan dalam tahap pembangunan
(Bakosurtanal, 2005). Proses pemetaan yaitu tahapan yang harus dilakukan
dalam pembuatan peta. Langkah awal pemetaan yang dilakukan yaitu
pengumpulan data, dilanjutkan dengan pengolahan data, dan penyajian data
dalam bentuk peta. Pembuatan peta secara sistematis yang dianjurkan dalam
buku “Desain dan Komposisi Peta Tematik” (Juhadi dan Setyowati). Antara lain:
Mendesain komposisi peta (layout peta), unsur peta, dan ukuran kertas;
Reviewing;
Editing;
Finishing.
Dalam peta tematik (Aziz 1985:1) terdapat komponen-komponen tertata pada
peta yang memuat informasi dalam peta, komponen-komponen tersebut antara lain:
a. Judul Peta. Judul peta harus sesuai dengan tema yang ada dalam peta dan
sesuai dengan informasi yang akan di tampilkan dalam peta tematik tersebut,
oleh karenanya judul peta harus memuat tema atau informasi, lokasi, dan tahun
b. Skala Peta. Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan
jarak sesungguhnya di lapangan, skala pada peta dapat berupa skala angka
maupun skala garis. Jarak pada peta harus di cantumkan agar pembaca peta
dapat menghitung dan mengetahui perbandingan jarak pada peta dengan jarak di
lapangan.
c. Orientasi Peta. Orientasi peta merupakan arah mata angin, namun biasanya
hanya mengambarkan arah utara saja, yang menghadap keatas atau (grid north).
Bentuk orientasi biasanya digambarkan secara sederhana dengan bentuk tombak
yang anak panahnya berada diatas dan diberi tanda notasi huruf U (utara).
d. Garis Tepi Peta. Garis tepi peta adalah garis yang membatasi informasi pada tepi
peta. Semua komponen peta berada di dalam garis tepi peta. Komponen peta
yang dimaksud berada di dalam garis tepi yaitu judul peta, skala, orientasi,
legenda, sumber peta, garis lintang dan garis bujur.
e. Nama Pembuat Peta. Nama pembuat peta adalah merupakan salah satu
informasi pendukung saja dalam peta. Namun demikian nama pembuat peta
adalah hal yang wajib dicantumkan.
f. Koordinat Peta. Koordinat peta adalah merupakan salah satu unsur penting
karena koordinat menunjukan lokasi absolut pada bola bumi. Terdapat dua cara
membuat koordinat peta yaitu koordinat UTM dan Geografis.
g. Sumber Peta. Sumber peta merupakan salah satu yang harus ditampilkan agar
pengguna dapat membuktikan akurasi atau kebenaran data dan informasi yang
ditampilkan dalam peta tersebut, peta yang dapat di jadikan sumber acuan dalam
pembuatan peta adalah peta yang dibuat oleh Badan Informasi Geospasial.
h. Legenda Peta. Lengenda peta berisi mengenahi keterangan simbol yang ada
dalam peta atau informasi-informasi yang termuat dalam peta.
i. Inset Peta. Inset peta menunjukan informasi lokasi atau letak suatu wilayah yang
menjadi objek pemetaan sehingga akan memudahkan pembaca atau pengguna
peta dalam memahami letak suatu wilayah yang di petakan.
3. Klasifikasi Peta
peta dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok yaitu peta berdasarkan
isi, berdasarkan skala, dan berdasarkan kegunaan yaitu: Peta berdasarkan isi
antara lain:
a. Peta berdasarkan isi antara lain:
Peta Umum atau peta rupa bumi adalah peta yang menggambarkan bentang
alam secara umum dipermukaan bumi, dengan menggunakan skala tertentu.
Peta-peta yang termasuk kedalam peta umum adalah antara lain: peta dunia,
topografi, dan atlas yang memuat mengenahi bentang lam secara umum.
Peta Tematik adalah peta yang memuat informasi tema-tema tertentu
(khusus) dan digunakan untuk kepentingan tertentu yang bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian, bidang perencanaan wilayah,
kepariwisataan dan kebudayaan, ekonomi, sosial, dan politik.
Peta Navigasi atau Chart adalah peta yang dibuat secara khusus atau
bertujuan praktis untuk membantu navigasi laut, penerbangan, ataupun
perjalanan darat. Unsur yang digambarkan dalam peta tersebut adalah berupa
rute perjalanan yang berguna dalam panduan perjalanan seperti lokasi atau
letak suatu kota, kedalaman laut, maupun ketinggian suatu daerah.
b. Peta berdasarkan skala antara lain:
- Peta skala sangat besar : > 1 : 10.000.
- Peta skala besar : < 1 : 100.000 -1 : 10.000.
- Peta skala sedang : 1 : 100.000 - 1 : 1.000.000.
- Peta skala kecil : > 1 : 1.000.000.
c. Peta berdasarkan kegunaan adalah peta yang digunakan untuk sesuatu hal
yang sifatnya sesuai dengan kegunaanya contoh peta media pembelajar, atau
peta sarana pendidikan dan lain-lain.
a. Peta Umum
Peta umum Merupakan peta yang memuat kenampakan umum, baik
kenampakan fisik maupun kenampakan sosial ekonomis atau kenampakan
budaya yang meliputi: Peta rupa bumi, peta umum berskala besar, Peta
chorografi, peta umum berskala sedang, Peta dunia, peta umum berskala kecil.
b. Peta khusus
Peta yang memuat kenampakan khusus antara lain peta politik, peta kota, peta
pariwisata, peta tanah, peta geologi, dan lain sebagainya.
a. Judul Peta. Judul peta harus sesuai dengan tema yang ada dalam peta dan
sesuai dengan informasi yang akan di tampilkan dalam peta tematik tersebut,
oleh karenanya judul peta harus memuat tema atau informasi, lokasi, dan tahun.
b. Skala Peta. Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan
jarak sesungguhnya di lapangan, skala pada peta dapat berupa skala angka
maupun skala garis. Jarak pada peta harus di cantumkan agar pembaca peta
dapat menghitung dan mengetahui perbandingan jarak pada peta dengan jarak
di lapangan.
c. Orientasi Peta. Orientasi peta merupakan arah mata angin, namun biasanya
hanya mengambarkan arah utara saja, yang menghadap keatas atau (grid
north). Bentuk orientasi biasanya digambarkan secara sederhana dengan
bentuk tombak yang anak panahnya berada diatas dan diberi tanda notasi huruf
U (utara).
d. Garis Tepi Peta. Garis tepi peta adalah garis yang membatasi informasi pada
tepi peta. Semua komponen peta berada di dalam garis tepi peta. Komponen
peta yang dimaksud berada di dalam garis tepi yaitu judul peta, skala, orientasi,
legenda, sumber peta, garis lintang dan garis bujur.
e. Nama Pembuat Peta. Nama pembuat peta adalah merupakan salah satu
informasi pendukung saja dalam peta. Namun demikian nama pembuat peta
adalah hal yang wajib dicantumkan.
f. Koordinat Peta. Koordinat peta adalah merupakan salah satu unsur penting
karena koordinat menunjukan lokasi absolut pada bola bumi. Terdapat dua cara
membuat koordinat peta yaitu koordinat UTM dan Geografis.
g. Sumber Peta. Sumber peta merupakan salah satu yang harus ditampilkan agar
pengguna dapat membuktikan akurasi atau kebenaran data dan informasi yang
ditampilkan dalam peta tersebut, peta yang dapat di jadikan sumber acuan
dalam pembuatan peta adalah peta yang dibuat oleh Badan Informasi
Geospasial.
h. Legenda Peta. Lengenda peta berisi mengenahi keterangan simbol yang ada
dalam peta atau informasi-informasi yang termuat dalam peta.
i. Inset Peta. Inset peta menunjukan informasi lokasi atau letak suatu wilayah
yang menjadi objek pemetaan sehingga akan memudahkan pembaca atau
pengguna peta dalam memahami letak suatu wilayah yang di petakan
1. Pengertian SIG
Sistem Informasi Geografis merupakan sistem berbasis computer yang
didesain untuk mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, dan menampilkan
informasi spasial (keruangan). Yakni informasi yang mempunyai hubungan
geometric dalam arti bahwa informasi tersebut dapat dihitung, diukur, dan
disajikan dalam sistem koordinat, dengan data berupa data digital yang terdiri
dari data posisi (data spasial) dan data semantiknya (data atribut). SIG dirancang
untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis suatu obyek dimana lokasi
geografis merupakan karakteristik yang penting, dan memerlukan analisis yang
kritis. Penanganan dan analisis data berdasarkan lokasi geografis merupakan
kunci utama SIG. Oleh karena itu data yang digunakan dan dianalisa dalam
suatu SIG berbentuk data peta (spasial) yang terhubung langsung dengan data
tabular yang mendefinisikan bentuk geometri data spasial. Misalnya apabila kita
membuat suatu theme atau layer tertentu, maka secara otomatis layer tersebut
akan memiliki data tabular yang berisi informasi tentang bentuk datanya (point,
polygon) yang berada dalam layer tersebut (Aronoff, 1989).
1. SUHU
Suhu adalah ukuran energi gerakan molekul. Di samudera, suhu bervariasi
secara horizontal sesuai garis lintang dan juga secara vertical sesuai dengan
kedalaman. Suhu merupakan salah satu faktor yang penting dalam mengatur
proses kehidupan dan penyebaran organisme.
2. Klorofil-a
Klorofil-a merupakan salah satu parameter yang sangat menentukan
produktivitas primer di laut. Sebaran dan tinggi rendahnya konsentrasi klorofil-a
sangat terkait dengan kondisi oseanografi fisika suatu perairan. Sebaran
klorofil-a di laut bervariasi secara geografis maupun berdasarkan kedalaman
perairan. Variasi tersebut diakibatkan oleh perbedaan intensitas cahaya
matahari, dan konsentrasi nutrien yang terdapat di dalam suatu perairan.
Jenis ikan seperti ini sering kita lihat di permukaan-permukaan air, baik
itu di kolam, rawa, sungai, maupun laut. Untuk jenis ikan ini tidak ada ciri-ciri
tertentunya karena hampir semua ikan yang kita kenal mempunyai bentuk
fisik yang sama dengan jenis ikan ini.untuk ikan air tawar, jenis ikan ini
biasanya mempunyai sisik di badan. Contoh yang paling sering kita lihat
dalam kehidupan sehari-hari adalah ikan Gabus, ikan Toman dan ikan
Gurami. Kebanyakan ikan-ikan permukaan ini sering terlihat di daerah daerah
teduh yang terlindungi oleh semak dan belukar di pinggir sungai, ranting atau
batang kayu yang tumbang, dan tumbuhan-tumbuhan yang hidup
dipermukaan air. Untuk ikan laut ukurannya relatif lebih kecil dan biasanya
selalu bergerombolan dan dalam jumlah yang besar. Ikan-ikan ini selalu
menjadi santapan oleh ikan-ikan predator lainnya dan oleh burung-burung
laut.
Ikan jenis ini, sulit untuk di prediksi apakah termasuk ke dalam jenis ikan
dasar atau jenis ikan permukaan air. Hal ini dikarenakan ikan ini selalu
berpindah-pindah dan mampu bertahan lama di dasar maupun permukaan
air. Kebanyakan ikan ini memiliki sisik di badan, sama halnya dengan jenis
ikan permukaan. Sebagai contoh adalah ikan Nila, Ikan Mujair dan Ikan Betik.
BAB III METODE PENELITIAN
Untuk melakukan penelitian digunakan alat dan bahan seperti yang disajikan pada
1. Laptop yang digunakan sebagai alat untuk kegiatan pemetaan daerah penelitian.
2. Data Kedalaman Laut dari Dinas Kelautan dan Perikanan
3. .Peta Batimetri Privinsi Sulawesi barat
4. Data Klorofil dan SPL daerah Kota majene
5. Data citra Satelit AQUA MODDIS
6. Program Sea DAS 7.5, ER Mapper 7.1 dan Arc GIS 10.4 sebagai aplikasi untuk
pemrosesan peta digital
7. Kertas A4
8. Printer
1.Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah semua jenis ikan yang ada di perairan Kota
Majene.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah jenis ikan yang dapat ditangkap dan
dikumpulkan dari populasi yang ada di perairan Kota Majene.
3.4 Variabel
Variabel survei dan pemetaan adalah obyek survei dan pemetaan atau
yang menjadi titik perhatian survei dan pemetaan. Variabel yang dipakai dalam
survei dan pemetaan ini adalah:
penangkapan ikan
2. Data persebaran suhu permukaan laut ( SPL ) yang dianalisa menjadi daerah
1. Data primer
Pada penelitian ini saat melakukan surey data lapangan di perairan Kota Majene
menunjukkan suhu permukaan laut berkisaran 29°C. Sedangkan zona tangkap banyak
ikan memiliki suhu permukaan laut berkisaran antara 27°C-30°C dengan nilai klorofil-a
nya tinggi. Sedangkan apabila kondisi suhu permukaan laut dan klorofil-a tidak sesuai
langsung diidentifikasikan menjadi zona tangkap ikan sedikit. Analisis untuk penentuan
zona dilakukan dengan melihat data hasil pengolahan cita suhu permukaan laut dan
data klorofil-a dan disesuaikan dengan klasifikasi zona, sehingga dapat dilakukan
pemberian tanda spot zona ikan.
b. Dari tampilan ini dipilih bulan dari data yang akan diambil, penelitian ini saya
mengambil data bulan November dalam proses pembuatan peta zona
tangkap ikan. Selanjutnya melakukan pemilihan sensor, product dan
resolusi. Penelitian ini menggunakan jenis sensor MODIS TERRA, product
yang digunakan yaitu chloropyll Concentration, karena lebih berfokus pada
tingkat persebaran jumlah klorofil-a yang ada pada perairan kota Semarang,
dan Sedangkan resolusinya pada penelitian ini menggunakan resolusi sejauh
4km dari perairan kota Semarang.
c. Klik pada data bulan November, untuk data klorofil-a dipilih dengan kode
T2xxx, L3,CHL. Kemudian mulai proses download.
Gambar. Proses Download klorofil-a
a. Buka program SeaDas 7.5 dengan klik aplikasi yang terdapat pada
desktop. Maka tampilan akan muncul seperti
Gambar Membuka jendela SeaDAS 7.5
c. Pilih file yang akan dibuka dengan klik >> “ Open Product” pada kota dialog
Gambar . Tampilan kotak dialog
d. Apabila sudah berhasil add data akan muncul tampilan dari data krolofil
sebagai yang ada pada Gambar 3.7. Lalu langkah berikutnya klik pada
Raster >> “CHL”. Pada proses pengolahan data klorofil dan suhu permukaan
laut memiliki kesamaan dalam proses pengolahannya
Gambar . Tampilan data klorofil
Gambar
Proses
add data klorofil-a
3) Apabila data klorofil-a berhasil di add maka akan muncul seperti ini, pada
tampilan kotak formula editor kita klik standard >> Threshold between
variables, untuk merubah kolom description.
Gambar Proses pengisian kolom description
6) Proses yang terakhir yaitu penyimpanan dari data hasil klorofil-a, caranya klik
file >> save as,lalu simpan data dengan nama CHL_ers
DAFTAR PUSTAKA