Anda di halaman 1dari 10

TUGAS TUMBUHAN AIR

FITOREMEDIASI TANAMAN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipe)


TERHADAP FOSFAT DI PERAIRAN

Kelas M02 Semester ganjil 2019/2020

Disusun oleh:

Indah Ariyah A. (155080107111009)

Muhammmad Abdul A. (185080101111016)

Wita Anggren S. (185080101111030)

Dian Anggraini P. (185080107111010)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia
dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah mengenai
Fitoremediasi sebagai salah satu persyaratan kelulusan pada mata kuliah
Tumbuhan Air, di Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, Universitas Brawijaya.
Penyusun menyampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing Mata
Kuliah Sumberdaya Ikan serta berbagai pihak yang telah memberikan masukan
dalam penyusunan laporan ini.
Akhirnya dengan segala keterbatasan serta pengetahuan, penyusun
menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan komentar yang dapat di
jadikan masukan dalam menyempurnakan kekurangan di masa yang akan
datang dan semoga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Malang, 11 November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3
1. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 4
2. PEMBAHASAN ........................................................................................................ 5
2.1 Bioekologi ............................................................................................................. 5
2.1.1 Identifikasi ........................................................................................................ 5
2.1.2 Klasifikasi ......................................................................................................... 5
2.1.3 Habitat .............................................................................................................. 6
2.2 Distribusi ............................................................................................................... 6
2.3 Pemanfaatan ......................................................................................................... 7
3. PENUTUP ................................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................................. 9
Daftar Pustaka............................................................................................................... 10
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman eceng gondok yang berkembang di Indó- nesia berasal dari


Amerika Selatan (Brasil). Tanaman ini didatangkan pada tahun 1894 sebagai
koleksi Kebun Raya Bogor. Dalam perkembangannya, eceng gondok ditanam
sebagai tanaman hias di kolam-kolam dan per- airan lain (pinggiran sungai,
waduk, danau, dan lain- lain) Pada umumnya, eceng gondok tumbuh
mengapung di atas permukaan air dan lahan-lahan basah (becek) atau di
antara tanaman-tanaman pertanian yang dibudi- dayakan di lahan basah.
Tanaman ini banyak dijumpai di daerah dataran rendah di pinggiran sawah,
danau, waduk, rawa, dan di kawasan inundasi di pinggir sungai dari hulu
sampai hilir (muara).

Fitoremediasi berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu nabati/ tanaman, dan
bahasa Latin yaitu remedium (memulihkan keseimbangan atau perbaikan);
menggambarkan pengobatan masalah lingkungan (bioremediasi) melalui
penggunaan tanaman yang mengurangi masalah lingkungan tanpa perlu
menggali bahan kontaminan dan membuangnya di tempat lain. Fitoremediasi
adalah penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan polutan dari tanah atau
perairan yang terkontaminasi. Salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk
fitoremediasi adalah eceng gondok.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana ciri-ciri dan klasifikasi Eceng Gondok


2. Bagaimana habitat Eceng Gondok
3. Bagaimana distribusi Eceng Gondok
4. Bagaimana pemanfaatan Eceng Gondok untuk fitoremediasi

1.3 Tujuan

1. Mengetahui ciri-ciri dan klasifikasi Eceng Gondok


2. Mengetahui habitat Eceng Gondok
3. Mengetahui distribusi Eceng Gondok
4. Mengetahui pemanfaatan Eceng Gondok untuk fitoremediasi
2. PEMBAHASAN

2.1 Bioekologi

2.1.1 Identifikasi

(Gerbono dan Djarijah, 2005)

Eceng Gondok merupakan tanaman gulma di wilayah perairan yang hidup


terapung pada air yang dalam, atau mengembangkan perakaran di dalam lumpur
pada air yang dangkal. Eceng gondok dapat berkembang biak secara vegetative
dan generatif. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai batang.
Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal
tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau.
Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk
tabung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga
dan berwarna hijau. Akarnya merupakan akar serabut.

2.1.2 Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Liliales
Familia : Pontederiaceae
Genus : Eichhornia
Spesies : Eichhornia crassipes
2.1.3 Habitat

Eceng gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran
air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini
dapat beradaptasi dengan perubahan yang ekstrem dari ketinggian air, arus air,
dan perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air.
Pertumbuhan eceng gondok yang cepat terutama disebabkan oleh air yang
mengandung nutrien yang tinggi, terutama yang kaya akan nitrogen, fosfat dan
potasium. Kandungan garam dapat menghambat pertumbuhan eceng gondok
seperti yang terjadi pada danau-danau di daerah pantai Afrika Barat, di mana
eceng gondok akan bertambah sepanjang musim hujan dan berkurang saat
kandungan garam naik pada musim kemarau.

2.2 Distribusi

Di beberapa negara Afrika dan Amerika Serikat, eceng gondok dianggap


sebagai tanaman pencemar Negara-negara tersebut terus berupaya untuk
mengen-dalikan dan memerangi polusi eceng gondok ini. Di Amerika Serikat,
eceng gondok dijuluki the million dollar weeds karena negara tersebut terpaksa
mengeluarkan dana jutaan dolar untuk membasminya. Uganda, Kenya, dan
Tanzania bahkan tak sanggup lagi membiayai pemusnahan tanaman eceng
gondok yang menutupi seluruh permukaan Danau Victoria sehingga terpaksa
meminta bantuan Bank Dunia untuk membangun proyek manajemen lingkungan
hidup di ka- wasan tersebut. Kasus pencemaran eceng gondok di Indonesia
antara lain terjadi di Rawa Pening, Ambarawa, Jawa Tengah. Selama musim
kemarau, menyusutnya permukaan air dan berkurangnya kedalaman air akan
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan eceng gondok yang selama
musim hujan hanya tumbuh di tepian danau. Menjelang akhir musim kemarau,
hampir seluruh permukaan danau telah tertutup oleh eceng gondok, tampak
seperti permadani hijau yang sangat tebal. Akibatnya, semua aktivitas
penangkapan dan budi daya ikan di danau tersebut terhenti. Masalah lain yang
tidak bisa dihindari adalah pencemaran air akibat limbah tanaman eceng gondok
yang mati dan mengalami pembusukan (dekomposisi).
2.3 Pemanfaatan

Fitoremediasi adalah upaya penggunaan tanaman untuk dekontaminasi


limbah. Salah satu jenis tanaman yang dapat digunakan untuk meremediasi
limbah adalah eceng gondok (Eichhornia crassipes). Eceng gondok mampu
menyerap zat organik, zat anorganik serta logam berat yang merupakan bahan
pencemar. Eceng gondok juga termasuk tumbuhan yang memiliki toleransi tinggi
terhadap logam berat karena mempunyai kemampuan membentuk fitokelatin
dimana senyawa peptide yang dihasilkan oleh tanaman mampu mengkhelat
logam dalam jumlah yang besar.

(Studi Kasus)

Pada studi kasus diatas, metode/tahapan yg dipakai terdapat 3 (tiga)


perlakuan antara lain: perlakuan 1 (Limbah laundry saja (kontrol)), perlakuan 2
(Limbah laundry dan 3 tumbuhan Eceng gondok), perlakuan 3 (Limbah laundry
dan 3 tumbuhan Eceng gondok bebas bakteri aktif) dengan dilakukan waktu
kontak selama 5 hari sekali yaitu hari ke 0, 5, 10, 15, dan 20 hari pengukuran
parameter fosfat untuk mengetahui konsentrasi penurunan kandungan fosfat
pada limbah laundry dengan menggunakan fitoremediasi, sedangkan pada hari
ke-0 dan hari ke-20 dilakukan pengukuran parameter BOD5, COD, TSS, Suhu
dan pH. Semua perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 2 kali. Tumbuhan
Eceng gondok bebas bakteri aktif adalah Eceng gondok yang dilakukan
pencucian akar dengan Hidrogen peroksida (H2O2 3%). Pencucian dengan
H2O2 3% ini dimaksudkan untuk membersihkan kelompok mikroba rhizosfir
pada akar tanpa merusak jaringan tumbuhan.
Mekanisme fitoremediasi fosfat dengan menggunakan tumbuhan Eceng
gondok dapat menyerap fosfat (sebagai P total) dalam limbah laundry dalam
jumlah yang cukup banyak. Pada proses fitoremediasi yang memegang
peranan penting untuk mengurangi atau menyerap kandungan polutan di air
limbah adalah akar. Tumbuhan dapat menyerap kontaminan sedalam atau
sejauh akar tanaman dapat tumbuh. Tumbuhan Eceng gondok mempunyai akar
yang banyak dan panjang sehingga luas permukaan kontak antara air limbah
dan akar semakin besar. Dengan demikian proses penyerapannya semakin
cepat dan efektif. Menurut Wolverton (1987), proses penurunan kadar zat
pencemar dalam air limbah dengan menggunakan tumbuhan air merupakan
kerjasama antara tumbuhan dan mikroba yang berasosiasi dengan tumbuhan
tersebut. Identifikasi mikroba pada akar tumbuhan Eceng gondok ditemukan 3
(tiga) jenis bakteri yang paling dominan pada akar tumbuhan Eceng gondok
yaitu Bacillus flexus, Aeromonas hydrophila, dan Bacillus brevis. Dimana
bakteri ini sel berbentuk batang, gram negatif, dan menghasilkan endospore.
Keuntungan fitoremediasi adalah dapat bekerja pada senyawa organik
dan anorganik, prosesnya dapat dilakukan secara insitu dan eksitu, mudah
diterapkan dan tidak memerlukan biaya yang tinggi, teknologi yang ramah
lingkungan dan bersifat estetik bagi lingkungan, serta dapat mereduksi
kontaminan dalam jumlah yang besar. Sedangkan kerugian fitoremediasi ini
adalah prosesnya memerlukan waktu lama, bergantung kepada keadaan iklim,
dapat menyebabkan terjadinya akumulasi logam berat pada jaringan dan
biomasa tumbuhan, dan dapat mempengaruhi keseimbangan rantai makanan
pada ekosistem
3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Eceng gondok merupakan tanaman gulma di wilayah perairan yang hidup


terapung pada air yang dalam, atau mengembangkan perakaran di dalam
lumpur. Eceng gondok juga dapat digunakan sebagai fitoremediasi. Eceng
gondok dapat menyerap fosfat yang ada diperairan yang ditimbulkan oleh
limbah Keuntungan dari fitoremediasi yaitu dapat bekerja pada senyawa
organik dan anorganik, prosesnya dapat dilakukan secara insitu dan eksitu,
mudah diterapkan dan tidak memerlukan biaya yang tinggi, teknologi yang
ramah lingkungan dan bersifat estetik bagi lingkungan, serta dapat mereduksi
kontaminan dalam jumlah yang besar.

3.2 Saran

Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak


sekali terdapat kesalahan, maka dari itu penulis minta maaf yang sebesar-
besarnya, namun penulis berharap agar makalah ini bermanfaat dan dapat
menambah wawasan pembaca.
Daftar Pustaka

Gerbono. A. dan A. S. Djarijah. 2005. Teknologi tepat guna kerajinan eceng


gondok. Kanisius
Novelindah, L., M. H. Senoaji, F. Sinurat, A. M. H. Musthofa, dan T. Istirokhatun.
2018. Potensi listrik dan degradasi fosfat berteknologi Plant Microbial
Fuel Cell dengan media tanaman eceng gondok. Prosiding
SEMNASTEK 2018. 1-6
Pharmawati., Kancitra. C. A. Stefhany. M. Sutisna. 2013. Fitoremediasi Phospat
dengan menggunakan tumbuhan eceng gondok (Eichhornia
crassipes) pada limbah cair Industri kecil pencucian pakaian
(laundry). Jurnal Institut Teknologi Nasional. .1(1).
Rondonuwu, S. B. 2014. Fitoremediasi limbah merkuri menggunakan tanaman
dan sistem reaktor. Jurnal Ilmiah Sains. 14(1): 53-59.

Saputra., H. M dan E. Erawati. 2017. Pengaruh konsentrasi terhadap


fitoremidiasi limbah ZN menggunakan eceng gondok (Eichornia
crassipes).Jurnal Teknologi Bahan Alam. 1(1).
Sulihingtyas., W. Dwijani. Y. H. W. Djo, D. A. Suastuti, I. E. Suprihatin. 2017.
Fitoremediasi menggunakan tanaman eceng gondok (Eichhornia
crassipes) untuk menurunkan COD dan kandungan CU dan CR
limbah cair laboratorium analitik universitas udayana.Cakra Kimia.
Indonesian E-Journal of Applied Chemistry. 5(2).

Anda mungkin juga menyukai