id
oleh
JOHANES WIDODO 1)
ABSTRACT
Indonesia is one of the five countries in the world – together with Philippines,
Sri Langka, Yemen, and Pakistan – With the largest catch of the narrow–barred king
mackerel, Scomberomorus commerson. The natural history of this species along with the
Indo–Pacific king mackerel Scomberomorus guttatus, which have widespread
distribution in Indonesian waters are described besides their interest to fisheries and
their national annual production.
145
Ketiga marga tersebut mempunyai lunas 5. Tapisan insang pada lembar insang per
(keel) pada bagian tengah dari cagak ekor- tama 3 – 8, biasanya 6 (kurang da-
nya, seperti yang dimiliki oleh kelompok tu- ri atau sama dengan 6); duri sirip pung-
na, tetapi tidak terdapat pada kelompok gung pertama 15 – 18, biasanya 16
mackerel yang lain, yakni dari marga Scom- (lebih dari atau sama dengan 16); ..............
ber dan Rastrelliger. Determinasi jenis teng- Scomberomorus commerson (Gambar
giri di Indonesia, yakni Scomberomonts 1).
commerson dan S. guttatus dapat dikemuka- 6. Tapisan insang pada lembar insang per
kan sbb. (COLLETTE and RUSSO 1984) : tama 1 – 18; terdapat noktah-noktah
1. Satu gurat sisi, gigi di kedua rahang ku- kehitaman, garis tebal melintang, atau
at, pendek melebar, hampir berbentuk tanda-tanda lainnya di kedua sisi tu-
segitiga atau seperti pisau; vertebra buh........................................................ 7
3 9 – 6 4 .............................................2 7. Jari-jari sirip dubur 1 5 – 2 4 , jari-jari
2. Moncong jauh lebih pendek dibanding- sirip punggung kedua 15 – 24; tapisan
kan dengan sisa bagian kepala; tapisan insang pada lembar insang pertama 3 –
insang 1 – 27; duri sirip punggung 18; vertebra 44 – 53; kedua sisi tubuh-
pertama 12 – 22; bagian belakang nya terdapat noktah-noktah kehitaman
dari maksila nampak jelas dan tidak atau tanda-tanda lainnya........................ 8
tertutup oleh tulang preorbital; verte- 8. Duri sirip punggung 1 3 – 1 9 , biasanya
brat 41 – 56 ............ Scomberomorus 3 oooo18...........................................................9
3a. Gurat sisi menurun terjal di bawah sirip 9. Gurat sisi bagian depan bercabang-ca-
punggung pertama atau kedua; vertebra bang berukuran kecil ................... 10
41 – 46 ................................................ 4 10. Duri sirip punggung 15 – 18, biasanya
3b. Gurat sisi lurus atau landai ke arah ekor; oooo16; vertebra 47 – 52, biasanya 48;
vertebra 44 – 56 . . . . . . . . . . . . . . . . 6 panjang kepala 20,2 – 21,5% dari FL
4. Gurat sisi menurun terjal di bawah (Fark length, panjang cagak); tinggi
punggung kedua; tapisan insang pada 22,8 – 25,2% dari Fl .................. Scom-
lembar insang pertama 2 – 13 ............. 5 beromorus guttatus (Gambar 2).
146
147
jenis karanggid berukuran kecil, peperek midwater trawl, dan pancing tonda (troll-
(Leiognathidae), cumi-cumi (Loligo), serta ing line).
beberapa jenis udang peneid. Kegiatan ma- Tenggiri tergolong ikan yang mem-
kan mereka dapat berlangsung siang dan punyai nilai ekonomi tinggi di Indonesia
malam (TONGYAI 1970). serta beberapa negara lainnya. Biasanya di-
pasarkan dalam bentuk segar, dies, atau
DISTRIBUSI kering asin. Di samping itu daging ikan
tenggiri dipergunakan pula sebagai bakso
Termasuk jenis ikan pelagis, meng- serta bahan campuran kerupuk di banyak
huni perairan pantai pada kedalaman antara tempat di Indonesia.
15 m – 200 m, diketemukan dalam ke-
lompok berukuran kecil (FISCHER and
WHITEHEAD 1974). Tenggiri papan, Scomberomorus guttatus
Tersebar luas meliputi perairan Indo- (Bloch and Schneider), Indo-Pacific King
Pacific sebelah barat, yakni dari Afrika Mackerel.
Selatan dan Laut Merah di sebelah barat,
ke timur mencakup kepulauan Indo-Austra-
DESKRIPSI JENIS
lia sampai ke Australia dan Fiji, dan ke
utara sampai Hongkong, Taiwan, dan Je-
Deskripsi:
pang.
Gurat sisi menurun sedikit demi sedikit
PERIKANAN dan berujung di tengah-tengah cagak ekor.
Duri sirip punggung pertama 15 – 18, pada
Tenggiri ini menjadi obyek dari umumnya 16 atau 17; jari-jari sirip punggung
hampir semua jenis usaha perikanan, yakni kedua 1 8 – 2 4 , pada umumnya 20 – 22;
komersial, artisanal, maupun rekreasional. sirip-sirip kecil bagian punggung 7 – 10,
Meskipun jenis ikan ini terdapat sepanjang pada umumnya 8 – 9; jari-jari sirip dubur
tahun, namun di berbagai tempat usaha 19 – 23, pada umumnya 20 – 22; sirip-
penangkapan dipusatkan dalam beberapa sirip kecil bagian dubur 7 – 10, pada umum-
saat, terutama pada waktu cuaca benar- nya 8; jari-jari sirip dada 20 – 23, pada
benar bagus. Dari tahun 1979 – 1982, umumnya 21. Vertebra total 47 – 52,
hasil tangkapan total dunia berkisar antara pada umumnya 50 atau 51. Tapisan insang
63.290 ton – 79.047 ton per tahun (FAO pada lembar insang pertama (1 – 2) +
1984). lima besar penghasil utama di dunia (7 – 12) = 8 – 14, pada umumnya 2 +
dalam periode tersebut berturut-turut adalah (9 – 10) = 11 – 12.
Indonesia, Filipina, Sri Langka, Yaman, dan
Pakistan.
Ukuran :
Jaring insang apung (drift gill net)
yang beroperasi di malam hari merupakan Ukuran maksimum 76 cm FL. Matang
alat penangkap utama untuk menangkap seksual 48 – 52 cm TL (total length, pan-
tenggiri di Indonesia maupun di beberapa jang total) di selatan India, 41 – 45 cm
negara lainnya seperti Thailand, Malaysia, TL di Thailand (COLLETTE and RUSSO
dan India. Alat penangkap lainnya termasuk 1984).
148
149
77 78 79 30 81 82 83 34 85 86 87
TAHUN
Gambar 3. Produksi tenggiri dan tenggiri papan di Indonesia selama 11 tahun
(1977–1987).
DAFTAR PUSTAKA
LEWIS, A.D., B.R. SMITH, and R.E. KEAR-
NEY. 1974. Studies on tunas and bait-
CHACKO, P.I., S.D. THOMAS, and C.M. fish in Papua New Guinea waters – II.
PILLAY. 1968. Scombroid fisheries of Depl. Agric. Stock Fish. Res. Bull 11 :
Madras State, India. Proc. Symp. Scom- 113 pp.
broid Fishes, Mar. Biol. Assoc. India, LEWIS, R.J., and R. ENDEAN. 1983.
Symp. Ser. 1 (Part 3) : 1006 – 1008. Occurence of a ciguatoxin-like substance
COLLETTE, B.B., and L. RUSSO. 1984. in the Spanish mackerel (Scomberomorus
Morphology, systematic, and biology of commerson). Toxicon 21 : 19 – 24.
the Spanish mackerels (Scomberomorus, MUNRO, I.S.R. 1943. Revision of Austra-
Scombridae). Fish. Bull., U.S. 82 (4) : lian species of Scomberomorus. Mem.
545 – 692. Queensl. Mus. 1 2 : 65 – 95.
F.A.O. 1984. Year book of fishery statistics STATISTIK PERIKANAN INDONESIA
1982. Catches and landings. FAO Fish. 1977 – 1988. Direktorat Jendral Perikan-
Ser. 21 and FAO Stat. Ser. 52. Vol. 54. an, Jakarta.
Rome, Italy : 395 pp. TONGYAI, M.L.P. 1970. Plah in-see, Scom-
FISCHER, W., and P.J.P. WHITEHEAD beromorus spp., of Thailand, 1967.
(eds.). 1974. FAO species identification In : J.C. MARR (ed.), The Kuroshio,
sheets for fishery purpose. Eastern Indian a Symposium of the Japan Current.
Ocean (fishing area 57) and Western East-West Center Press, Honolulu : 557 –
Central Pacific (fishing area 71). Vol. 564.
4. FAO, Rome, Italy, pag. var. WILLIAMS, F. 1964. The scombroid fishes
KISHINOUYE, K. 1923. Contributions to of East Africa. Proc. Symp. Scombroid
the comparative study of the socalled Fishes, Mar. Biol Assoc. India, Symp.
scombroid fishes. J. Coll. Agric., Imp. Ser. 1 (Part 1) : 107 – 164.
Univ. Tokyo 8 : 293 – 475.
150