PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Negara Indonesia dikenal sebagai Negara Bahari di wilayah lautnya
mencakup tiga perempat luas wilayah Indonesia atau 5,8 juta km dengan garis
pantai sepanjang 81.000 km, sedangkan luas daratannya hanya 1,9 juta km.
Wilayah laut yang sangat luas tersebut mengandung sumberdaya alam (perikanan)
dan jasa lingkungan yang sangat berlimpah yang belum dikembangkan secara
optimal. Ikan pada umumnya lebih banyak dikenal dari pada hasil periakanan
lainnya, karena jenis tersebut yang paling banyak ditangkap dan dikonsumsi. Ikan
memang sudah dikenal sejak waktu yang sangat lama, ribuan tahun yang lalu.
Jenis ini termasuk hewan vertebrata, artinya hewan yang memiliki tulang
belakang dan cirinya yang khas adalah hidupnya di air dan umumnya bernafas
dengan menggunakan insangnya. Sebagai bahan pangan, kedudukan ikan sangat
penting, karena banyak mengunakan komponen-komponen yang diperlukan oleh
tubuh. Baik di negara maju maupun di negara berkembang seperti Indonesia
(Dahuri, 2003)
Lautan merupakan daerah penagkapan ikan terluas dan terbanyak
dibandingkan dengan daerah-daerah penangkapan lainnya yang ada di darat
seperti sungai, rawa, telaga dan tempat-tempat pembudidayaaan ikan seperti
kolam dan tambak. Daerah-daerah dekat pantai pada umumnya merupakan daerah
penangkapan terbanyak yang dilakukan oleh para nelayan kecil sedangkan daerahdaerah yang jauh dari pantai dan samudera, penangkapan ikan hanya dilakukan
oleh kapal-kapal besar dengan perlengkapan pengolahan atau pasca tangkap untuk
mempertahankan kesegaran ikan (Asikin, 1980).
Dari segi fisik dan kimiawi, kelautan Indonesia ternyata merupakan wadah
ideal bagi kehidupan biota laut. Ini merupakan sumber kehidupan dibidang
perikanan. Sumberdaya laut (khususnya ikan) yang tersedia di wilayah kelautan
Indonesia, seolah-olah menantang bangsa Indonesia untuk menggali sumber
kehidupan dibidang kelautan. Secara perlahan-lahan namun pasti pemanfaatan
sumberdaya alam laut Indonesia terus berkembang terutama untuk memenuhi
kebutuhan akan pangan (khususnya sumber protein hewani) energi, bahan baku,
Universitas Sriwijaya
BAB 2
Universitas Sriwijaya
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistematika dan Morfologi Ikan Salem (Elagatis bipinnulatus)
Menurut Saanin (1986), Sistematika ikan Salem (Elagatis bipinnulatus)
adalah sebagai berikut :
kingdom
: Animalia
filum
: Chordata
kelas
: Pisces
ordo
: Pecoidae
famili
: Caransida
genus
: Elagatis
spesies
: Elagatis bipinnulatus
Universitas Sriwijaya
jari sirip buatan tambahan. Daerah penyebaran ikan salem dimulai dari perairan
dan kadang berada di sekitar karang-karang di seluruh Indonesia, yang kemudia
melebar sampai ke Teluk Benggala, Teluk Siam, Laut Cina Selatan, Philipina
Selatan sampai ke perairan panas Australia. Daging ikan salem memiliki mutu
yang baik dan memiliki rasa yang khusus, sehingga tergolong jenis ikan yang
sangat disukai oleh banyak kalangan konsumen karena dagingnya yang berwarna
kecoklatan. Hal ini terjadi akibat dari proses oksidasi terhadap lemak yang
terdapat di dalam tubuh ikan salem (Nelson, 2006).
2.2. Sistematika dan Morfologi Ikan Parang-Parang (Chirocentrus dorab)
Menurut Saanin (1986), Sistematika Parang-Parang (Chirocentrus dorab)
adalah sebagai berikut :
kingdom
: Animalia
filum
: Chordata
kelas
: Actinopterigii
ordo
: Malacopterighi
famili
: Chirocentridae
genus
: Chironchentrus
spesies
: Chironcentrus dorab
Universitas Sriwijaya
pita (taeniform), ekornya panjang seperti pecut, kulitnya tidak bersisik, warnanya
putih seperti perak, sedikit kekuning-kuningan. Sirip punggungnya satu dimulai
dari belakang kepala terus sampai ke ekor, jumlah jari-jari sirip lunaknya 140-150
buah. Sirip ekor tidak tumbuh. Sirip dubur terdiri dari sebaris duri-duri kecil yang
lepas. Sirip dada mempunyai 11 jari-jari lunak. Sirip perut tidak ada. Rahang
bawah lebih panjang dari pada rahang atasnya, kedua rahang bergigi yang kuat
dan tajam, bersifat carnivore, panjang tubuhnya bisa mencapai lebih dari satu
meter (Murtidjo, 2002).
2.3. Sistematika dan Morfologi Ikan Ekor Kuning (Caesio cuning )
Menurut Saanin (1986), Sistematika ikan Ekor Kuning (Caesio cuning )
adalah sebagai berikut :
kingdom
: Animalia
filum
: Chordata
kelas
: Pisces
ordo
: Percomorphii
famili
: Lutjanidae
genus
: Caesio
spesies
: Caesio cuning
Universitas Sriwijaya
Sisik- sisik kuat di bagian atas dan bawah garis rusuk Tersusun horizontal,
sisik pada kepala mulai dari mata. Warna bagian atas sampai punggung ungu
kebiru-biruan, biru keputihan bagian belakang punggung, batang ekor, sebagian
dari sirip punggung berjari-jarilemah, sirip dubur, dan ekor kuning. Bagian bawah
kepala, badan, sirip perut dan dada merah jambu, pinggiran sirip punggung sedikit
hitam dan ketiak sirip dada hitam (Allen, 2007)
2.4. Sistematika dan Morfologi Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis)
Menurut Saanin (1986), Sistematika ikan kerapu bebek (Cromileptes
altivelis) adalah sebagai berikut :
kingdom
: Animalia
filum
: Chordata
class
: Osteichtyes
ordo
: Percomorphi
famili
: Serranidae
genus
: Cromileptes
spesies
: Cromileptes altivelis
Universitas Sriwijaya
spesifik sedangkan panjang tubuh maksimal sampai 70 cm Ikan ini bisa mencapai
ukuran panjang hingga 70 cm atau lebih namun yang umum ditangkap dan
dikonsumsi kebanyakan berukuran 30-50 cm (Kordi, 2005).
Tubuh ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) ini memiliki warna dasar
abu-abu dengan bintik-bintik hitam berukuran cukup besar dan terbatas
jumlahnya. Warna badan bagian atas merah sawo matang, dibagian bawah
keputihan dan pada seluruh tubuh baik kepala sampai ujung ekor termasuk
siripnya, terdapat noda-noda berwarna coklat tua yang menyebar secara merata
(Murtidjo, 2002).
2.5. Sistematika dan Morfologi Ikan Bawal Hitam (Stromateus niger)
Menurut Saanin (1986), Sistematika Ikan Bawal Hitam (Stromateus niger)
adalah sebagai berikut :
kingdom
: Animalia
filum
: Chordata
kelas
: Actinopterygii
ordo
: Perciformes
famili
: Stromateidae
genus
: Stromateus
spesies
: Stromateus niger
Universitas Sriwijaya
: Animalia
filum
: Chordata
kelas
: Pisces
ordo
: Pecomorphi
famili
: Scombridae
genus
: Rastrelliger
spesies
: Rastrelliger kanagurta
Universitas Sriwijaya
dan terdapat corselet di belakang sirip dada. Usus 1,3-3,7 kali panjang badan.
Tapisan insang panjang jelas tampak bila mulut dibuka dengan jumlah sebanyak
30-46 buah, sisik garis rusuk berjumlah 120-150 buah, sirip punggung kedua
berjari-jari keras berjumlah 10 buah, sirip punggung kedua berjari-jari lemah 1112 sirip dubur berjari-jari lemah lemah sebanyak 11-12 buah. Dibelakang sirip
punggung dan dubur terdapat 5-6 buah finlet (Murniyati, 2004).
Ikan kembung jantan (Rastrelliger kanagurta) memiliki warna biru
kehijauan di bagian atas dan bagian bawah berwarna putih kekuningan. Dua baris
totol-totol hitam pada punggung, satu totol hitam dekat sirip dada. Ban warna
gelap memanjang di atas garis rusuk, dua ban warna keemasan di bawah garis
rusuk. Sirip punggung abu-abu kekuningan. Sirip ekor dan dada kekuningan.
Sirip-sirip lain bening kekuningan. Ikan ini memiliki panjang maksimum 35 cm
dengan panjang rata-rata 20-25 cm (Murniyati, 2004).
Ikan kembung jantan (Rastrelliger kanagurta) tergolong ikan pelagik yang
menghendaki perairan yang bersalinitas tinggi. Ikan ini suka hidup secara
bergerombol,
kebiasaan
makanan
adalah
memakan plankton
besar/kasar,
: Animalia
filum
: Chordata
kelas
: Actunopterygii
ordo
: Perciformes
famili
: Scombridae
Universitas Sriwijaya
genus
: Scomberomorus
spesies
: Scomberomorus commerson
: Animalia
filum
: Chordata
class
: Pisces
ordo
: Malacopterygixi
Universitas Sriwijaya
famili
: Clupeidal
genus
: Sardinella
spesies
: Sardinella lemuru
dengan ukuran sedang , Posisi sudut mulut satu garis lurus dengan sisi bawah bola
mata, tubuh berbentuk torpedo, sirip punggung berbentuk sempurna dan terletak
dipertengahan dengan permulaan dasar didepan sirip perut, sirip dada dibawah
linear lateralis, sirip perut sub abdominal, sirip ekor berbentuk bulan sabit
(Saanin, 1984).
Bentuk badan memanjang, perut agak bulat dengan sisik duri (16-18) +
(12-14). Awal sirip punggung sedikit kemuka dari pertengahan badan, lebih dekat
kearah moncong daripada kebatang sirip ekor. Sirip punggung berjari-jari lemah
15-18, sedang sirip duburnya 18-20. Terdapat sirip tambahan pada sirip perutnya.
Tapisan insang halus berjumlah 36-42 pada bagian bawah busur insang pertama.
Hidup di perairan pantai, lepas pantai. Pemakan plankton halus, dapat mencapai
panjang 23 cm, umumnya 17-18 cm. Warna tubuh biru kehijauan, putih perak
bagian bawah, gelap bagian atas badan (Djuhanda, 1981).
DAFTAR PUSTAKA
Allen. 2007. Morfologi ikan laut. Gramedia, Jakarta
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya