0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
118 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pergerakan ikan Teleostei. Ikan Teleostei mampu berenang karena sistem kontrol saraf dan otot yang memungkinkan gerakan sirip. Pola dan kecepatan renang berbeda untuk setiap jenis ikan dan dipengaruhi oleh aktivitas seperti mencari makan dan berkembang biak. Bentuk tubuh aerodinamis dan sirip membantu ikan bergerak di dalam air.
Dokumen tersebut membahas tentang pergerakan ikan Teleostei. Ikan Teleostei mampu berenang karena sistem kontrol saraf dan otot yang memungkinkan gerakan sirip. Pola dan kecepatan renang berbeda untuk setiap jenis ikan dan dipengaruhi oleh aktivitas seperti mencari makan dan berkembang biak. Bentuk tubuh aerodinamis dan sirip membantu ikan bergerak di dalam air.
Dokumen tersebut membahas tentang pergerakan ikan Teleostei. Ikan Teleostei mampu berenang karena sistem kontrol saraf dan otot yang memungkinkan gerakan sirip. Pola dan kecepatan renang berbeda untuk setiap jenis ikan dan dipengaruhi oleh aktivitas seperti mencari makan dan berkembang biak. Bentuk tubuh aerodinamis dan sirip membantu ikan bergerak di dalam air.
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2014
PERGERAKKAN IKAN TELEOSTEI
Pendahuluan Pengetahuan tentang tingkah laku renang ikan yang menunjang bidang penangkapan antara lain adalah distribusi dan ruaya ikan, tingkah laku berkelompok (schooling behviour), keragaman renang, kebiasaan makan, pola penyelamat diri, serta berbagai pola tingkah laku lainnya yang memungkinkan ikan dapat tertangkap maupun meloloskan diri dari suatu alat tangkap. Pengetahuan tentang tingkah laku ikan sangat di perlukan dalam mengembangkan teknik dan metode penangkapan ikan yang efektif dan efisien.
Setiap aktivitas hidup ikan tidak terlepas dari kemampuan gerak. Kemampuan gerak ikan di tentuakan oleh organ gerak seperti jaringan otot, sirip dan jaringan saraf. Kemampuan ikan melakukan gerak menyebabkan ikan dapat berenang malaksanakan aktivitas migrasi baik untuk mancari makan, mamijah maupun manghindari predator. Setiap jenis ikan memiliki perbedaan kemampuan renang, tergantung dari bentuk tubuh dan pola tingkah laku renangnya. Kemampuan renang juga berhubungan dengan sisitem kontrol saraf, pergerakan sirip ikan dalam air yang di pengaruhi oleh adanya perintah saraf yang berpusat diotak.
Tingkah laku renang ikan secara umum dapat dijelaskan dengan pola tingkah laku renang, kecepatan renang, dan ketahanan renang ikan. Pola tingkah laku renang ikan adalah dalam bentuk atau gambaran gerakan ikan ketika berenang yang di pengaruhi oleh sirip ikan dan juga oleh bentuk tubuh ikan. Kecepatan dan ketahanan renang ikan merupakan faktor mendasar yang perlu di ketahui untuk meningkatkan efesiensi penangkapan maupun untuk mendapatkan hasil tangkapan yang selektif terhadap spesies dan ukurannya.
Sistem Kontrol Saraf saat Ikan Berenang Ikan termasuk hewan vertebrata berdarah dingin (poikiloterm), hidupnya di air, bernapas dengan insang, pergerakan dan kesiambungan tubuh dalam air di atur oleh sirip. Sirip ikan beraneka ragam, terbagi atas lima bagian yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectorsl fin), sirip perut (ventral fin), sirip dubur (anal fin), sirip ekor (caudal fin). Dalam hubungannya dengan aktivitas renang ikan di dalam air maka sirip sangat memegang peranan penting. Pergerakan sirip ikan dalam air di pengaruhi oleh adanya perintah saraf yang berpusat di otak. Otak merupakan pusat kendali semua aktivitas suatu individu (hewan) yang seluruh pesanya di kirim melalui saraf. Tanpa ada saraf sebagai kendali ikan saat berenang maka ikan tidak bisa melakukan aktivisa renangnya dengan baik. Peningkatan aktivitas renang ikan pada siang hari atau pada malam hari telah banya di teliti oleh para ahli. Boulanger (1992); Blaxter (1969) di acu dalam Gunarso (1985) mengemukakan hasil penelitian yang dilakukan sehubungan dengan aktivitas renang dari sejumlah ikan baik yang hidup di laut maupu di air tawar. Dikemukakan bahwa kebanyakan ikan bertulang keras/bertulang sejati (teleostei) seperti spotted sea perch (Epinephelus rubra), serta beberapa jenis yang lain, ternyata lebih aktif berenang pada malam hari dari pada siang hari. Selanwjutnya jenis ikan lain seperti belanak (Mugil cephalus) dan jenis kakap merah (Pagela centrodontus dan Pagrus pagrus) pada malam hari akan mengapung dengan pasif sedikit di atas dasar, sedangkan seabass (Morone labbarx) akan tenang beristirahat di bawah permukaan air. Yun (1966) dalam Gunarso (1985) telah banyak meneliti tentang kecepatan renang ikan dari jenis Thunidae seperti cakalang, madidihang, tuna sirip biu, dan albakora, diungkapkan bahwa jenis-jenis ikan tersebut memiliki kecepatan renang antara 0.8 25 m/det tergantung aktivitas dan ukuran ikan. Selanjutnya Magnuson (1969) diacu dalam Gunarso (1985) meneliti janis tuna lain seperti Euthynnus affinis pada beberapa kondisi tertentu pada saat tidak ada makanan, ika tersebut akan berenang dengan dengan kecepatan rata-rata 80 cm/det pada waktu siang hari dan 83cm/det pada malam hari. Pada saat tersedia makanan yang bisa diburu aktivitas renang ikan akan meningkat sekitar 108 cm/det pada siang hari dan 93 cm/det pada malam hari, sedangkan kuat renang ikan tersebut dalam usaha mencari makan dapat mencapai 35 km/12 jam. Berdasarakan beberapa hasil penelitian diatas terlihat bahwa setiap jenis ikan mempunyai perlakuan renang yang berbeda-beda tergantung kepentingan masing-mmasing kelompok ikan seperti saat mencari makan, musim memijah, dan aktivitas lainnya. Dalam hubungannya dengan aktivias renang kan, maka alat yang mengontrol ikan saat melakukan aktivitas renangnya adalah sistem saraf.
Untuk memudahkan bergerak di dalam air, ikan teleostei memiliki bentuk tubuh yang aerodinamis (streamline) untuk mengurangi hambatan ketika bergerak didalam air. Ekor dan sirip ekor yang lebar berfungsi untuk mendorong gerakan ikan dalam air. Sirip tambahan digunakan untuk mencegah gerakan yang tidak di inginkan. Gelembung renang untuk mengatur gerakan vertical. Dan ikan memiliki susunan otot dan tulang belakang yang flexsibel untuk mendorong ekor ikan di dalam air. (Jolt, 2010) Ikan berenang dengan mengerahkan kekuatan terhadap air di sekitarnya. Ada pengecualian, tetapi ini biasanya disebabkan oleh kontraksi otot ikan di kedua sisinya untuk menghasilkan gelombang lenturan yang berjalan di sepanjang tubuh ikan dari hidung sampai ke ekor. Vektor gaya yang bekerja pada air dengan gerakan secara lateral menghasilkan gaya yang mendorong ikan ke depan (Alfiansyah, 2011). Sebagian besar ikan menggunakan gerakan lateral pada tubuh dan sirip ekornya untuk menghasilkan gaya dorong ke depan. Tetapi ada juga yang bergerak menggunakan sirip pasangan dan sirip tengahnya. Ikan yang bergerak dengan sirip pasangan dan sirip tengah cocok untuk hidup di terumbu karang. Tapi jenis ikan ini tidak dapat berenang secepat ikan yang menggunakan tubuh dan sirip ekornya (Wikipedia, 2012).
Sumber : Alfiansyah, Muhammad. (2011). Mekanisme Gerak pada Hewan Vertebrata. (Online). (http://www.sentra-edukasi.com, diakses tanggal 18 Oktober 2014). Fisiologi dan Tingkah Laku Ikan Pada Perikanan Tangkap oleh Prof.Dr.Ari Purbayanto.MSc dkk.