Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI

“SISTEM INTEGUMEN DAN SISTEM RESPIRASI PADA IKAN”

Disusun oleh :

NAMA : Frisca Debora


NPM : E1I022012
KELAS/KELOMPOK : B / 02 (DUA)
DOSEN PENGAMPU : 1. Ir. Zamdial, M.Si.
2. Maya Angraini Fajar Utami, S,Pi., M.Si.
3. Firdha Iresta Wardani, S,Tr., M.Si.
4. Nurlaila Ervina Herliany, S,Pi., M.Si.

ASISTEN DOSEN : 1. Emilio Roeskana (E1I019020)


2. Melisabeth Br.Purba (E1I020013)
3. Nur Alvi Syahrin (EI1020020)
4. Qinthara Aqiila Syahri (E1I020001)

LABORATORIUM PERIKANAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.1. Latar Belakang


Sistem integumen adalah organ yang membedakan, memisahkan, melindungi dan
menginformasikan ikan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem iniseringkali merupakan
bagian sistem organ yang terbesar. Kata ini berasaldari bahasa latin “intergum” yang
berarti penutup.Sehubungan dengan bervariasinya integument pada vertebrata khususnya
ikan, maka fungsi nya pun bermacam-macam pula, antara lain: pelindung terhadap
gangguan mekanis, fisis organis atau penyesuaian diri terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi kehidupan nya ,termasuk pelindung terhadap hewan lain yang merupakan
musuhnya! Kulit "ugadigunakan sebagai alat ekskresi dan osmoregulasi dan sebagai alat
pernapasan pada beberapa "enis ikan tertentu.

Kulit,rambut, kuku, bulu, dan sisik termasuk kedalam sistem integumen. Oleh
karena itu sistem integumen disebut juga dengan sistem organ yang terbesar
karenamemiliki cakupan yang luas. Sel- sel pada tubuh hewan membentuk melaluisifat-
sifat energinya. Sifat- sifat emergen muncul melalui tingkat organisasistruktural dan
fungsional yang digunakan dengan organ. Kelompok organ yang bekerja sama
memberikan tingkat organisasi dan koordinasi tambahan dan menyusun system organ
dengan misalnya kulit adalah organ dari system integument yang melindungi dari infeksi
dan membantu regulasi suhu tubuh.

Integumen membentuk lapisan terluar pada tubuh terdiri dari kulit dan beberapa
derivat terspesialisasi tertentu yaitu antara lain kuku, rambut, dan beberapa jenis kelenjar.
Lapisan dermis dibentuk oleh jaringan pengikat kolagenda jaringan elastis. Sensori
apparatus : sentuhan, tekanan, temperature nyeri.Terdiri dari dua bagian pars papilare
yaitu bagian yang menonjol keepidermis, berisi ujung serabut dan pembuluh darah. Pars
yaitu banyak jaringan ikat, folikel rambut, pembuluh darah, saraf,kolagen. Lapisan
subkutis yaitu lapisan kulit yang paling dalam. Pembentukan lemak dan penyimpanan
lemak retikulare
Respirasi adalah pengambilan oksigen molekuler O2 dari lingkungan dan
pembuangankarbondioksida CO2 ke lingkungan. Hewan membutuhkan suplai oksigen
secara terus menerusuntuk melakukan respirasi seluler sehingga mampu mengubah
molekul dari bahan bakar yangdiperoleh dari makanan menjadi bekerja. Hal ini
diimbangi pembuangan karbondioksida, produk buangan respirasi seluler. Mekanisme
respirasi terjadi melalui dua fase, yaitu fase eksteral dan fase internal. faseeksternal
merupakan fase pertukaran gas yang terjadi pada darah dengan lingkungannya. Faseini
biasanya terjadi pada insang ikan . sedangkan fase internal merupakan proses
pertukarangas antara darah dan sel-sel atau jaringan di dalam tubuh.

Oksigen merupakan unsur penting bagi kelangsungan hidup organisme.


Oksigendibutuhkan untuk proses oksidasi bahan-bahan makanan dalam tubuh hewan agar
dihasilkanenergi untuk aktivitas hidupnya. Energi berupa ATP yang prosesnya disebut
metabolismeaerobik. Pengambilan oksigen untuk metabolisme dan pengeluaan CO2
sebagai sampahmetabolik dilakukan dengan mekanisme yang menggunakan sistem
respiratori. jenis berdasarkan persediaan O2 di udara, yaitu respirasi aerob
dan anaerob.Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang membutuhkan
O2,sebaliknya respirasi anaerob merupakan respirasi yang berlangsung
tanpamembutuhkan O2. Perbedaan antara keduanya akan terlihat pada prosestahapan
reaksi dalam respirasi. Proses transpor gas-gas secara keseluruhanberlangsung secara
difusi.
Respirasi dapat diartikan sebagai proses peningkatan oksigen danpengeluaran
karbondioksida oleh darah melalui permukaan alat pernafasanorganisme dengan
lingkungannya atau merupakan proses yang dilakukanoleh organisme untukmenghasilkan
energi dari hasil metabolisme Ada dua macam respirasi yaitu, respirasi eksternal (luar)
danrespirasi internal (dalam). Respirasi luar meliputi proses pengambilan O2 dan
pengeluaran CO2 dan uap air antara organisme dengan lingkungannya. Respirasi internal
disebut juga pernapasan seluler karena pernapasan initerjadi di dalam sel, yaitu di dalam
sitoplasma dan mitokondria. Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, respirasi internal
dibagi menjadi respirasi aerob. Respirasi dapat digolongkan menjadi 2 jenis berdasarkan
persediaan O2 di udara, yaitu respirasi aerob dan anaerob.Respirasi aerob merupakan
proses respirasi yang membutuhkan O2,sebaliknya respirasi anaerob merupakan respirasi
yang berlangsung tanpamembutuhkan O2. Perbedaan antara keduanya akan terlihat pada
prosestahapan reaksi dalam respirasi. Proses transpor gas-gas secara
keseluruhanberlangsung secara difusi.

1.1.2. Tujuan Praktikum


Tujuan pratikum sistem integumen dan sistem respirasi adalah sebagai berikut:
inspirasi yang terdapat pada ikan tersebut seperti kulit yang membungkus tubuhikan,
jenis-jenis sisik dan penggolongannya, bentuk otot pada ikan, dan rangkayang terdapat
pada tubuh ikan. Untuk melihat dan mengetahui struktur kulit pada ikan.untuk melihat
dan mengetahui bentuk dan bagian bagian dari pada sisik ikan.untuk melihat dan
mengetahui perbedaan bentuk dan struktur dari sisik cyloid dan sisik ctenoid. untuk
mempelajari letak dan morfologi insang pada berbagai jenis ikan .untuk melihat dan
mengetahui stuktur insang sebagai alat pernafasan utama pada ikan.untuk melihat dan
mengetahui bentuk bentuk alat pernafasan tambahan pada beberapa jenis ikan.
BAB II
Tinjauan Pustaka

2.1. Integumen

Integumen merupakan suatu system yang sangat bervariasi: padanyaterdapat sejumlah


organ ataupun struktur tertentu dengan fungsi yang bermacam-macam. Sistem integumen dapat
dianggap terdiri dari kulit dan derivat-derivatnya.Gigi pada ikan hiu, scute, keel dan beberapa
tulang tengkorak pada ikanmerupakan modifikasi dari sisik. Sistem integmen terbagi menjadi
enam, yaitu:kulit, lendir, sisik, pewarnaan, organ cahaya dan kelenjar racun (Budiyanto,A.2019)

Hewan vertebrata terdiri dari beberapa lapisan dan dua lapisan utama.Lapisan luar disebut
epidermisdan lapisa dalam disebut dermus. Lapisanepidermis pada ikan selalu basah karena
adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang terbentuk piala yang terdapat diseluruh
permukaan tubuhnya. Epidermiismerupakan bagain tubuh yang berhubungan langsung dengan
lingkungannya dansistem somatis. Lapisan tersebut merupakan lapisan pelindung yang
menjagkualintas air dan zat-zat yang terlarut didalamnya secara bebas. Ikan yang tidak bersisik
memproduksi lendir yang lebih dari tebaldibandingkan ikan bersisik. Ketebalan lendir
dipengaruhi oleh kegiatan selkelenjar yang berbentuk piala yang terletak didalam epidermis
(Asis,A.2019)
Kelenjar tersebut takan memproduksi lendir lebih banyak saat ikan berusaha melepaskan diri
dari bahaya dibandingkan pada saaat keadaan normal Lendir berfungsi untuk mengurangi supaya
dapat berenang dengan lebih cepat, mencegah infeksi dan menutup luka.lendir juga berperan
dalam proses osmoregulasi sebagai lapisan semipermeable yang mencegah keluar masuknya air
melalui kulit. Beberapa ikan menggunakan lendirnya untuk melindungi telur dari gangguan luar,
misalnya dari gebus Trichogaster. Sisik ikan tersusun seperti genting, dimana satu sisik
menutupi Sebagian sisik dibelakangnya. Bagian sisik yang tampak bagian dari luar tampak
karena tertutup oleh sisik lain disebut bagian terbuka. Bagian yang tampak bagian dari luar
tersebut adalah bagian posterior, pada bagian ini terdapat butir-butir zat warna
(pigmen,kromotofor) sedangkan bagian yang menempel pada kulit (anterior) tidak mempunyai
pigmen (Dumgair,S,DKK.2021).
Bentuk ukuran dan jumlah sisik ikan memberikan gambaran bagaimana kehidupan ikan
tersebut. Berdasarkan bentuk bahan yang terkandung didalam sisik ikan dapat dibedakan
menjadi lima jenis yaitu: placoid,cosmoid, ganoid, cycloid, dan ctenoid Sisik ganoid merupakan
sisik besar dan kasar, sisik cycloid dan ctenoid meruapakan sisik yang kecil dan tipis atau ringan,
sisik placoid merupakan sisik yang lembut (Zulfahmi,I.2021)
Sisik Cyloid berbentuk bulat , pinggiran sisik halus dan rata sementara sisikctenoid
mempunyai bentuk seperti cycloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar Sisik placoid adalah
jenis sisik yang merupakan karakteristik bagi golonganikan bertulang rawan (Chondrichtyes)
menyerupai bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangka.sisik cosmoid adalah sisik
yang ditemukan pada ikan fosil dan primitif. Sisik ini terdiri dari lapisanyang berturut dari luar
adalah vitrodentin dilapisi semacam enamel, kemudian cosmine yang merupakan lapisan kuat
dan nonceluler serta isopedine yang materialnya terdiri dari substansi tulang. Sisik ganoid adalah
jenis sisik ikan yangdimiliki oleh ikan-ikan yang dimiliki oleh ikan-ikan Lepidosteus (Holostei)
dan Scaphyrynchus (Chondrichtyes). Sisik ini memiliki lapisan terluar yang disebut ganoine
yang materialnya berupa garam-garam anorganik (Wahyu,w.2021).
2.2. Respirasi

Respirasi (pernapasan) adalah poses pertukaan oksigen dan karbondioksida antara suatu
organisme dengan lingkungannya. Peranan oksigen dalam kehidupan ikan merupakan zat yang
mutlak dibutuhkan oleh tubuh yaitu untuk mengoksidasi zat makanan ( karbohidrat, lemak, dan
protein) sehingga dapat menghasilkan energy. Tingkah laku ikan saat kandungan oksigen dalam
air kurang adalah ikan akan berenang ke tempat yang lebih baik kondisi oksigennya seperti : ke
dekat inlet, air yang berarus dan ke daerah permukaan serta dengan jalan meningkatan fekuensi
pemompaan air atau mempebesar volume air yang melewati insang. Adapun komponen-
komponen pada sistem pernapasan antara lain : alat pernapasan (insang), oksigen dan
karbondioksida, dan darah (butir-buti darah merah, Hb). Prinsip pernapasan yaitu proses
pertukaan gas terjadi secara difusi. Pada proses difusi terjadi suatu aliran molekul gas dari
lingkungan/ruang yang konsentrasi gasnya tinggi ke lingkungan/ruang yang konsentrasi gasnya
rendah (Maddupa,H.2020).

Beberapa ikan dilengkapi alat pernapasan tambahan untuk beradaptasi dengan


lingkungan yang kurang sesuai, misalnya diverticula pharynx, labyrinth, vesica natatoria,
dikarenakan ada beberapa jenis ikan yang merasa jenuh sehingga ikan muncul kepermukaan
walau ikan dilengkapi dengan alat pernapasan. Kelangsungan hidup ikan sangat dipengaruhi oleh
kemampuannya dalam mendapatkan oksigen yang cukup dari lingkungan sekitarnya.
Berkurangnya oksigen terlarut dalam air akan mempengaruhi fisiologi respirasi dan metabolisme
tubuh ikan. Untuk lebih mengetahui mekanisme pernapasan oleh ikan baik dengan alat
pernapasan biasa ataupun alat pernapasan tambahan maka praktikum ini dilaksanakan
(Aisayah,S.2022).

Ikan merupakan hewan ektotermik yang berarti tidak menghasilkan panastubuh, sehingga
suhu tubuhnya tergantung atau menyesuaikan diri pada suhulingkungan sekelilingnya. Ikan
mempunyai derajat toleransi terhadap suhudengan kisaran tertentu yang sangat berperan bagi
pertumbuhan, inkubasi telur,konversi pakan dan resistensi terhadap penyakit. Ikan akan
mengalami stressmanakala terpapar pada suhu diluar kisaran yang dapat ditoleransi.
Padalingkungan perairan, faktor fisik, kimiawi dan biologis berperan dalam
pengaturanhomeostatis yang diperlukan bagi pertumbuhan dan reproduksi ikan. Perubahan-
perubahan faktor tersebut hingga batas tertentu dapat menyebabkan stress dantimbulnya penyakit
(Santoso,J.2020).
Respirasi atau pernafasan adalah pertukaran gas O2dan CO2 di dalamorgan pernafasan
makhluk hidup. Sumber O2 dalam perairan dapat berasal dariudara dan fotosintesis fitoplankton.
Respirasi aerob ialah suatu prosespernafasan yang membutuhkan oksigen dari udara, sedangkan
Respirasianaerob ialah suatu proses pernafasan yang tidak membutuhkan oksigen. Faktoryang
mempengaruhi proses respirasi ada dua yaitu faktor internal dan eksternal.Sistem organ yang
berperan dalam respirasi pada ikan adalah insang. Oksigenmerupakan bahan pernafasan yang
dibutuhkan oleh sel untuk berbagai reaksimetabolisme. Bagi ikan, oksigen diperlukan oleh
tubuhnya untuk menghasilkanenergi melalui oksidasi lemak dan gula (Rahardjo,M.2019).

Ikan berbapas dengan organ khusus mirip saringan yang disebut insang. Bentuk insang
sendiri berupa lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembab. Posisi insang terdapat di
rongga mulut pada kedua sisi kepala ikan. Insang biasanya dilindungi oleh Operkulum (tutup
insang) yang berupa selaput atau rangka.Terdapat empat deret insang yang saling tumpang tindih
di balik tutup insang. Pembuluh darah halus bisa diditemukan pada insang. Fungsi pembuluh
darah itu adalah menyerap oksigen yang terkandung dalam air dan melepaskan karbon dioksida
dan darah. Selain berperan dalam sistem pernapasan, insang pada ikan juga memiliki fungsi lain,
yakni sebagai alat pengeluaran garam-garam dan sebagai penyaring makanan. Mulut ikan dan
insang bekerja bersama-sama seperti popa isap air untuk memperoleh cukup oksigen. Proses
pernapasan ikan dimulai dari saat tutup insang menutup. Secara bersamaan mulut ikan terbuka
dan dinding mulut mengembang. Saat itulah air terisap masuk. Lalu, rongga mulut akan
menyempit dan mulut menutup (Kusrini,E.2022).
BAB III

Metodologi

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun praktikum kali dengan judul sistem integumen dan sistem repirasi pada ikan
dilaksanakan di Laboratorium Perikanan dan Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian Universitas
Bengkulu pada hari Rabu 24 febuari 2023, pada pukul 14.00 sampai dengan selesai.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Tabel alat dan bahan Sistem Integumen

NO ALAT KEGUNAAN
1. Gelas preparat Sebagai tempat meletakan obyek bahan
yang di pakai saat praktikum ke
mikroskop.
2. Alat bedah Untuk membedah ikan yang dipakai saat
praktikum.
3. Karter Digunakan untuk memotong kulit ikan.
4. Mikroskop Untuk melihat struktur kulit pada ikan.
5. Alat tulis Untuk mencatat hasil praktikum.
6. Buku gambar Untuk menggambar hasil dari praktikum.
7. Baki/nampan Sebagai alas ikan saat praktikum
8. Kaca pembesar Untuk melihat sisik ikan agar lebih jelas.
9. Tisu pembersih Untuk membersihkan alat-alat praktikum
dari ikan.

NO BAHAN KEGUNAAN
1. Ikan mas Sebagai objek praktikum.
2. Ikan nila Sebagai objek praktikum.
3. Ikan sebelah Sebagai objek praktikum.
4. Ikan gabus Sebagai objek praktikum.
5. Ikan kakap merah Sebagai objek praktikum.
6. Ikan belanak Sebagai objek praktikum.
7. Aquades Untuk mencuci ikan dan alat-alat
praktikum.

3.2.2 Tabel alat dan bahan Sistem Respirasi

NO ALAT KEGUNAAN
1. Baki/nampan Sebagai alas ikan saat praktikum.
2. Peralatan bedah Untuk membedah ikan yang dipakai saat
praktikum.
3. Tisu pembersih Untuk membedah ikan yang dipakai saat
praktikum.
4. Kaca pembesar Untuk melihat sisik ikan agar lebih jelas.
5. Alat tulis Untuk mencatat hasil praktikum.
6. Buku gambar Untuk menggambar hasil dari praktikum.

NO ALAT KEGUNAAN
1. Ikan mas Sebagai obyek praktikum
2. Ikan lele Sebagai obyek praktikum
3. Ikan hiu Sebagai obyek praktikum
4. Ikan gabus Sebagai obyek praktikum

3.3. Langkah Kerja

3.3.1. Sistem Integumen


Menyiapkan semua ikan yang akan menjadi objek praktikum sistem integument
dan menggambar dalam buku gambar lalu melengkapi dengan keterangan morfologi
ikan. Lalu menyiapkan mikroskop dan gelas preparat di atas meja kerja praktikum. Mengambil
irisan kulit ikan di bagian tubuh menggunakan pisau, lalu meletakkan di atas gelas
preparat dan mengamati di bawah mikroskop. Menggambarkan struktur kulit di dalam
buku gambar dan melengkapi dengan keterangan di gambar. Mengambil sisik ikan pada bagian
badan ikan dengan preparat menggunakan pinset, meletakkan di atas gelas preparat dan
mengamati di bawah mikroskop.Mengulangi pengamatan untuk sisik ikan yang diambil
dari bagian gurat sisi atau linea literalis. Melihat perbedaannya dengan sisik yang diambil
dari bagian badan ikan.

3.3.2 Sistem Respirasi

Praktikan mengambil ikan hiu dan ikan emas, dan letakkan dalam baki/
nampam plastic posisi kepala kearah sebelah kiri. Gambarkan kedua jenis ikan tersebut,
Perhatikan dengan seksama bentuk dan posis insang pada ikan hiu, lalu bandingkan
dengan bentuk dan posisi insang pada ikan emas. Menggunakan gunting bedah,
membuka bagian samping kepala ikan hiu. Lalu perhatikan bentuk insang, gambarkan
secara lengkap dan berikan keterangan pada gambar insang. Menggunakan cara yang
sama pada Langkah (hurup c) lakukan terhadap ikan emas.

Melihat dengan menggunakan alat pada pernapasan tambahan: Mengambil jenis


ikan gabus, ikan lele sebagai preparat. Letak ikan dalam baki plastic dengan kepala
mengarah ke kiri. Menggunakan gunting bedah, potong penutup insang(operculum)
sehingga bagian insang dan alat pernapasan tambahan terbuka dan terlihat jelas.
memperhatikan dengan cara seksama letak masing-masing alat pernapasan tambahan
pada ikan dan tunjukkan dengan menggambarkan masing-masing alat pernapasan
tersebut.

v
BAB IV

Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil
4.1.1 Integumen

Gambar Ikan Gambar Ikan Gambar Ikan


Ikan Gabus sisik bagian badan ikan kulit terluar ikan gabus

gabus dibawah mikroskop gabus dibawah


mikroskop

Sisik gurat sisi ikan gabus


dibawah miroskop

Ikan kakap merah Sisik badan ikan Kakap Kulit terluar ikan kakap
merah dibawah miroskop merah dibawah
bikroskop
Sisik gurat sisi ikan kakap
merah dibawah mikroskop

Ikan belanak Sisik bada ikan belanak Kulit terluar ikan


dibawah mikroskop belanak dibawah
mikroskop

Sisik gurat sisi ikan belanak


dibawah mikroskop
Ikan nila Sisik perut ikan nila dibawah Kulit terluar ikan nila
mikroskop dibawah mikroskop

Sisik punggung ikan nila


dibawah mikroskop

Ikan mas Sisik perut ikan mas dibawah Kulit terluar ikan mas
mikroskop dibawah mikroskop

Sisik punggung ikan mas


dibawah mikroskop

Ikan sebelah Sisik perut ikan sebelah Kulit terluar ikan sebela
dibawah mikroskop dibawah mikroskop

Sisik punggung ikan sebelah


dibawah mikroskop

4.1.2 Respirasi
Gambar ikan Sistem respirasi
Ikan Mas Alat pernapasan ikan mas

Ikan Lele Alat pernapasan ikan lele

Ikan gaus Alat pernapasan ikan gabus

Ikan hiu Alat pernapasan ikan hiu

4.2. Pembahasan
4.2.1. Integumen
a. ikan gabus (Channa striata)
Sisik

Pada praktikum telah diketahui bahwa Ikan gabus memiliki bentuk sisik stenoid.
dimana sisik tersebut berbentuk hampir bulat di bagian dpan dan pipih dibagian belakang.
Sisiknya berbentuk kecil-kecil. Ikan gabus memiliki kulit bersisik, berlendir sehingga sat
dipegangitu rasanya licin dan sedikit lengket, warnanya hitam pada punggung, dan warna
putih pada bagian perut.menurut pernyataan (Sarinawaty,2020). dan sisik pada ikan
gabus mengandung kalsium dan kolagen untuk menguatkan tulang. Sisik ikan gabus
berbentuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar. Ikan gabus berbentuk
seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar. Ikan gabus termasuk ikan bersisik
dan mempunyai tipe sisik stenoid.

Kulit

Pada praktikum juga diketahui bahwa Lapisan epidermis ikan gabus terdiri dari
sel epitel pipih berlapis, sel mukus, club cell, dan sel pigmen, Lapisan paling bawah pada
epidermis disebut stratum germinativum, epitel penyusun dari lapisan ini tersusun atas sel
basal. Di lapisan epidermis tidak temukan adanya pembuluh darah., bahwa epidermis
tidak dilengkapi oleh pembuluh darah sehingga keperluan metabolisme diperoleh secara
difusi. Menurut pernyataan (Febrianti,D,DKK.2022). pada kulit nya sisi atas tubuh dari
kepala hingga ekor berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh
berwarna putih, mulai dari dagu sampai ke belakang. Sisi samping bercoret-coret tebal
striata, bercoret – coret yang agak kabur. Warna ini sering kali menyerupai lingkungan
disekitarnya.

b. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Sisik

Ikan nila memiliki ciri khas dimana bentuk tubuhnya pipih, memanjang,bersisik
berukuran besar dan kasar, serta memiliki garis linea lateralis (gurat sisi yang terbagi
menjadi 2 yaitu, bagian atas dan bagian bawah. Mata pada ikan nila sedikit menonjol
berwarna hitam dengan tepiannya berwarna putih. Para pakar perikanan kemudian
memutuskan bahwa nama ilmiah yang tepat untuk ikan nila adalah Oreochromis
niloticus atau Oreochromis sp. Nama Nilotika menunjukkan tempat ikan ini berasal,
yakni sungai Nil di Benua Afrika. Berdasarkan morfologinya, kelompok ikan Oreochromis ini
memang berbeda dengan kelompok tilapia. Secara umum, bentuk tubuh Ikan Nila
panjang tepinya berwarna putih. Gurat sisi (Linea literalis) terputus dibagian tengah badan
kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih kebawah daripada letak garis yang memanjang
di atas sirip dada.Jumlah sisik pada gurat sisi jumlahnya 34 buah. Sirip punggung
berwarna hitam dan sirip dadanya juga tampak hitam. Bagian pinggir sirip dadanya juga
tampak hitam.Bagian pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam
(Kusumanigrum,R.2021).

Kulit

Sepertiga sisik belakang ikan nila menutupi sisi bagian depan. Ikan nila
mempunyai garis linea lateralis yang terputus antara bagian atas dan bawah. Sisik ikan
nila berukuran besar, kasar dan tersusun rapi. Linea lateralis bagian atas memanjang mulai
dari tutup insang hingga belakang sirip punggung sampai pangkal sirip ekor
(Gustomi,A.2019)

c. ikan belanak (Crenimugil sheli)

Sisik

Ikan belanak memiliki bentuk tubuhtorpedo. Kepala ikan belanak menyerupai


ikan depressed , namun tubuh bagianbelakangnya menyerupai ikan torpedo. Ikan ini
memiliki mata yang besar, hal inimenunjukan ikan ini termasuk ikan pemangsa di daerah
yang masih terkena sinarmatahahari. Sehingga ikan belanak dalam mencari makanan
lebih mengandalkanmatanya.Otot ikan belanak merupakan jenis otot piscine. Otot ikan
belanak terdiridari beberapa bagian seperti Epaksial (bagian atas), Hypaksial (bagian
bawah), muscular supervisialis, myomer, Myoseptum dan septum skeletogenus
horizontal. Bagian besar otot bergaris pada tubuh ikan berkaitan dengan fungsi gerak
ada empatyaitu otot okulomotor (di daerah mata), otot hipobrankial (di daerah insang),
ototbrankiometrik (di daerah rahang) dan otot apendikular (Afiyah,N,DKK.2020)

Kulit

Dari hasil pengamatan yang dilakukan Kulit pada ikan belanak elastis yang
berfungsi untuk melindungi tubuhnya dari gangguan luar. kulit ikan belanak seperti
berwarna agak kehitaman Menurut pendapat dari (Rahmatin et.al,2012), kulit ikan
belanak memiliki kandungan kolagen yang bisa dimanfaatkan untuk pembuatan vitamin
untuk anak kecil (Pratiwi,M.2022).

d. Ikan Kakap Merah (Lutjanus Campechanus)


Sisik
Dari pengamatan yg dilakukan diketahui hampir seluruh bagian tubuh pada ikan
kakap merah ditutupi oleh sisik yang berukuran besar dan berwana meraha.Sisik pada
ikan kakap merah berbentuk ctenoid, pada percobaan diambil sampel berupa satu sisik di
linea literalis dan kedua dibagian tubuh ikan lainnya Didapatkan hasil yaitu, pada bagian
linea literalis sisik ikan kakap merah bentuknya lebih besar dari bagian tubuhnya yang
lain. Hal tersebut sesuai dengan literatur dari (Alamsyah,N.2020) yang menyatakan
bahwa ikan kakap memiliki sisik ditubuhnya yang berbentuk cycloid. Warna sisik ikan
kakap cenderung berwarna cerah yaitu kemerah – merahan.

Kulit
Dari hasil pengamatan yang dilakukan Kulit pada ikan kakap elastis yang
berfungsi untuk melindungi tubuhnya dari gangguan luar. kulit ikan kakap merah seperti
berwarna agak kemerahan. Menurut pendapat dari (Dewantara,E.2019).kulit ikan kakap
memiliki kandungan kolagen dan gelatin, yang bisa dimanfaatkan untuk pembuata
gelatin. Gelatin merupakan salah satu jenis protein yang diperoleh dari kolagen alami
yang terdapat dalam kulit dan tulang.

e. Ikan mas (Cyprinus carpio)

Sisik
Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, memiliki badan dengan
bentuk panjang dan pipih kesamping serta memiliki daging yang lunak. Ikan mas sendiri
sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina sedangkan di Indonesia, ikan
mas dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan
merupakan jenis ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Hingga
saat ini sudah terdapat 10 jenis ikan mas yang telah diidentifikasi berdasarkan karakteristik
morfologisnya. Ikan mas memiliki bentuk tubuh yang agak memanjang dan sedikit
memipih ke samping (compressed). Sebagian besar tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik.
Moncongnya terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil).
Pada bibirnya yang lunak terdapat dua pasang sungut (berbel) dan tidak bergerigi. Pada
bagian dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharynreal teeth) sebanyak tiga baris
berbentuk geraham. Sirip punggung ikan mas memanjang dan bagian permukaannya
terletak berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip punggungnya
(dorsal) berjari-jari keras, sedangkan di bagian akhir bergerigi. Seperti halnya sirip
punggung, bagian belakang sirip dubur (anal) ikan mas ini pun berjari-jari keras dan
bergerigi pada ujungnya. Sirip ekornya menyerupai cagak memanjang simetris hingga ke
belakang tutup insang, sisik ikan mas relatif besar dengan tipe sisik lingkaran (cycloid)
yang terletak beraturan. Garis rusuk atau gurat sisi (linea lateralis) yang lengkap terletak
di tengah tubuh dengan posisi melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang
pangkal ekor (Ardianto, 2015).

Kulit
Dari hasil pengamatan Pada kulit didapatkan hasil bahwa kulit ikan mas memiliki
dua lapisan utama yaitu lapisan epidermis dan lapisan dermis, dimana pada lapisan
epidermis selalu basah karena adanya lendir.. Pada kulit ikan mas bahwa epidermis selalu
basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh selsel yang berbentuk piala yang
terdapat diseluruh permukaan tubuh ikan. Menurut (Shasia,M.2013) dikutipdalam
jurnalnya , dikalau ikan mas terkena penyakit maka warna kulitnya akan pucat dan lendir
pada kulit akan hilang. Lendir berfungsi untuk mengurangi gesekan dengan air supaya ikan
dapat berenang lebih cepat, sebagai penutup luka, dan pencegah infeksi.

f. Ikan Sebelah (Pleuronectes platesa)

Sisik
Sisik Cycloid, merupakan sisik yang bentuknya melingkar dimana didalamnya t
erdapat garis- garis melingkar disebut circulii, anulii, radii, dan focus. 4. Sisik Ctenoid,
merupakan sisik yang memiliki stenii pada bagian posteriornya dan bentukan sisir pada
bagian anteriornya ((Mournity,A.DKK.2019).

Kulit

Kulit ikan sebelah mengandung sel pengubah warna, seperti melanofora yang
dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Perbedaan ini membuatnya mudah
dalam melakukan penyamaran apabila merasa terancam ataupun saat mencari mangsa.
Ciri lainnya adalah tubuhnya bersisik halus, dengan sirip punggung yang membujur
mulai dari kepala sampai ke dekat ekornya (Levin dkk,.2017).

4.2.2. Respirasi
a. Ikan Nila (Oreochromisni loticus)

Sebagian besar insang pada ikan dilindungi oleh operkulum yang dapat
menyaring air yang masuk melalui mulut sehingga zat-zat yang berbahaya dapat dihindarkan.
Ikan nila mengambil oksigen terlarut dalam air dengan cara menyaring air yang masuk melalui
mulut dan mengambil oksigen yang terlarut dalam air menggunakan insang
(Prasetiyono,E.DKK.2022). Organ respirasi pada ikan nila biasanya dilengkapi
dengangelembung/ kantong udara. Fungsinya mengatur daya apung tubuh agar dapat
bergerak naik/turun. Pengaturan daya apung tubuh ikan dilakukan dengan cara
mensekresikan gas (oksigen) atau mengabsorpsinya kembali sehingga gelembung udara
akan menyusut atau mengembang.

Pernafasan ikan nila menggunakan insang yang jumlahnya empat pasang,dimana


insang terluar berhubungan langsung dengan air sehingga ditutupi olehoperculum.
Ingsang terdiri dari beberapa bagian diantarnya filament branchial, jaring branchial dan
lengkung branchial. Selain insang ikan nila ini juga memilikigembung renang yang
digunakan sebagai organ hidrostatik yaitu penyeimabangketika beranang dan digunakan
untuk naik dan turun. Saat kelompok kamimelakukan pembedahan ikan, tidak
ditemukan gelembung renang. Kemungkinanhal ini terjadi karena ikan tersebut sudah
lama mati.Alat pencernaannya ikan nila terdiri dari gigi pharynx yang digunakan untuk
menghancurkan makanan, lambung palsu yang merupakan pelebaran dari usus danusus
yang panjang karena ikan nila merupakan ikan herbivora.Alat reproduksi ikan nila
dinamakan gonad. Pada ikan jantan gonad berupatestis dan berupa ovarium pada ikan
betina (Dadiano,M.2021)

Sistem pernafasan membantu Ikan Nila untuk menghirup oksigen dan membuang
karbondioksida. Dalam sistem ini, insang adalah organ yangmemegang pernanan paling
penting. Organ insang terdapat di rongga insang dibawah opercula. Di setiap opercula
terdapat empat lengkung insang pada duainsang lamella. Insang filamen yang penuh
dengan pembuluh darah kapilerterdapat pada insang lamella. Ketika mulut dan opercula
bergerak denganharmonis, maka oksigen yang terlarut dalam air akan dibawa ke
pembuluh darah kapiler, air akan keluar melwati insang, sedangkan karbondioksida dalam
darah dilepaskan ke air (Wahidah,W.2021)

b. Ikan Hiu (Triaenodon obesus)

Celah-celah insang lainnya baik dinding anterior maupun posterior mempunyai


setengah insang. Di samping itu ada sisa insang yang disebut pseudobranch pada tiap
spirakulum. Pseudobranch adalah sepasang celah insang pertama dari 6 pasang insang
pada waktu embrio. Air masuk melalui mulut, melewati faring, lalu keluar melewati celah-
celah insang. Dengan membuka menutup mulut ikan hiu menghalau air ke dalam mulut dan
menekan ke luar dengan kekuatan (mulut menutup) melalui celah insang dan spiracle.
Insang tersusun atas filament (lembaran-lembaran) yang banyak mengandung pembuluh
darah kapiler. Darah dari ventral aorta akan melalui kapiler tersebut, melepaskan karbon
dioksida dan mengikat oksigen yang larut dalam air, setrusnya melanjutkan ke dorsal
aorta mengikuti peredaran yang telah dijelaskan (Nurhayati.2017)

Dengan membuka dan menutup mulut ikan hiu menghalau air ke dalam mulut dan
menekan keluar dengan kekuatan (mulut menutup) melalui celah insang dan spiracle.
Insang tersusun atas filamen (lembaran-lembaran) yang banyak mengandung pembuluh
darah kapiler. Darah dari ventral aorta akan melalui kapiler tersebut melepaskan CO2 dan
mengikat oksigen yang larut dalam air. Insang ikan bertulang rawan tidak mempunyai
tutup insang (operkulum) misalnya padaikan hiu. Masuk dan keluarnya udara dari rongga
mulut, disebabkan oleh perubahan tekanan pada rongga mulut yang ditimbulkan oleh
perubahan volume rongga mulut akibat gerakan naikturun rongga mulut.Bila dasar mulut
bergerak ke bawah, volume rongga mulut bertambah,sehingga tekanannya lebih kecil
dari tekanan air di sekitarnya. Akibatnya, air mengalir ke ronggamulut melalui celah
mulut yang pada akhirnya terjadilah proses inspirasi.Bila dasar mulut bergerak ke atas,
volume rongga mulut mengecil, tekanannya naik, celahmulut tertutup, sehingga air
mengalir ke luar melalui celah insang dan terjadilah proses ekspirasi CO2. Pada saat
inilah terjadi pertukaran gas O2 dan CO2 (Azizah,A.2021).

Ikan hiu merupakan salah satu jenis ikan yang dapat terkontaminasi logam berat.
Ini karena hiu tersebar luas dan tergolong konsumen tingkat lanjut kehidupan air.
Informasi kandungan logam berat perikanan hiu di Indonesia masih terbatas. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi logam berat (Pb, Hg, Cu dan Cd) dan
batas aman konsumsi daging hiu tikus (Alopias pelagicus) dan hiu thresher (Loxodon
macrorhinus) yang didaratkan di perairan Lampung. . pelabuhan . Banda Aceh Hingga
sepuluh sampel dari setiap otot tikus dan hiu dianalisis kandungan logam beratnya
dengan spektrofotometri serapan atom (Hidayati,A.2022).

c. Ikan Lele (Clarias garie pinus)

Pada praktikum telah diketahui bahwa Insang pada ikan lele di kepala bagian
belakang di dalam operculum. Ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan dalam
kondisi lingkungan perairan yang sedikit akan kandungan oksigen terlarut disebut dengan
arboresence. Alat pernapasan tambahan ini terletak di bagian kepala di dalam rongga
yang dibentuk oleh dua pelat tulang kepala. Hal ini sama dengan pendapat
(Hakim,L,DKK.2014) yang mengatakan bahwa alat pernapasan tambahan pada lele
berwarna kemerahan dan berbentuk seperti tajuk pohon rimbun yang penuh kapiler-kapiler
darah.dengan adanya alat pernapasan tambahan ini ikan lele dapat langsung mengambil
oksigen langsung dari udara.

Insang pada ikan lele di kepala bagian belakang di dalam operculum. Dimana
bentuk insangnya berbentuk septal gills yang terdiri dari lima lembar daun insang.
Berdasarkan buku Panduan Lengkap Agribisnis Lele, karya Kholis Mahyudin, bahwa
insang lele terbentuk dari lengkungan tulang rawan yang mengeras dengan
beberapa filamen didalamnya. Sedangkan untuk organ pernapasan tambahannya, yaitu
arboresent yang berbentuk seperti kerangka pohon, diamana hal itu karena habitat ikan
lele minim oksigen. Menurut (Harjanti,R.2012). dengan adanya alat pernapasan tambahan ini
ikan lele dapat langsung mengambil oksigen langsung dari udara.

Beberapa Jenis Ikan mempunyai Absonscent organ yang merupakan perluasan ke


atas dari insang dan membentuk lipatan sehingga merupakan rongga -rongga tidak
teratur.Respirati (pernapasan) pada lican lele menurut (Utami,D.2013). Ikan berapas
densan insans (brancha) yang terdapat disisi kanan dan kiri kepala insang berbentuk
lembaran -lembaran tipis berwarna merah muda dan Selalu lembap Bagian terluar dari
insang perhubungan dengan air sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan
kapiler darah tiap lembaran Insang terdiri dari sepasang Filamen dan tiap filamen
mengandung banyak lapisan tipis (lamela).

d. Ikan Gabus(Channa striata)


Dalam praktikum kemaren telah diketahui bahwa Insang pada ikan gabus terletak
Dalam praktikum kemaren telah diketahui bahwa Insang pada ikan gabus terletak
dibagian depan dengan operculum atau tutup insang. Insang pada ikan gabus terdiri dari 4
lembar daun insang.insang ikan gabus terletak pada operkulumnya. Sama seperti ikan
mas, ikan gabus memiliki organ pernapasan tambahan juga yaitu berupa labirin. Hal ini juga
sama dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Widiyanto,I.2008) dimana arena habitat hidup
gabus yang berlumpur serta kurang oksigen, oleh karena itu gabus memerlukan alat
pernapasan tambahan agar bias bertahan hidup.

Ikan ini juga memiliki kemampuan bernapas langsung dari udara dan memiliki
daya tahan hidup yang tinggi, sehingga hal ini merupakan keuntungan komersial dalam
proses transportasi ikan gabus dalam keadaan hidup .Insang pada ikan gabus terletak
dibagian depan dengan operculum atau tutup insang. Insang pada ikan gabus terdiri dari 4
lembar daun insang. Menurut (Wijayanti,F.2018).insang ikan gabus terletak pada
operkulumnya. Sama seperti ikan mas, ikan gabus memiliki organ pernapasan tambahan
juga yaitu berupa labirin.

Hal ini juga sama dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Iswanto,B.2015)
dimana arena habitat hidup gabus yang berlumpur serta kurang oksigen, oleh karena itu
gabus memerlukan alat pernapasan tambahan agar bias bertahan hidup. Organ labirin
bernama divertikula yang terletak di bagian atas insang yang memungkinkan menyerap
oksigen dari udara sehingga mampu hidup di tempat yang kekurangan air. Oksigen yang
terlarut dalam air akan diabsorbsi ke dalam kapiler-kapiler insang dan difiksasi oleh
hemoglobin untuk selanjutnya didistribusikan keseluruh tubuh. Karbondioksida
dikeluarkan dari sel dan jaringan untuk dilepaskan ke air di sekitar insang
BAB V

5. Penutup
4.2 Kesimpulan
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,melindungi,
dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. integumen yang terdapat pada
ikan (pisces) seperti kulit, lendir, pigmen warna,organ cahaya, kelenjar beracun. Kulit
merupakan pembalut tubuh yang berfungsisebagai alat pertahanan pertama terhadap
penyakit, dan penyesuaian diri terhadaplingkungan.Struktur kulit dibagi menjadi dua, yang
pertama epidermis yaitu kulit bagian luar, dan dermis kulit bagian dalam.
Rangka pada ikan seperti halnya pada golongan vertebrata lainnya berfungsi untuk
menegakkan tubuh, menunjang dan menyokong organ-organ tubuh serta berfungsi pula
dalam proses pembentukan butir darah merah. ada beberapa ikanmodifikasi tulang
penyokong sirip menjadi penyalur sperma ke dalam saluranreproduksi ikan betina.Secara
tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuhikan yang beraneka ragam.
4.3 Saran
Saat sebelum melakukan praktikum ada baiknya membaca dulu buku penuntun agar
bisa mengerti bagian mana – mana aja yang harus di teliti, saat sudah melakukan praktikum
ada baiknya kita mendengarkan arahan dari asisten dosen agar kita tau apa aja yang harus
kita teliti,saat mencatat hasil – hasil ukuran tubuh pada ikan itu harus sesuai dan tidak di
lebihkan atau di kurangkan, telitilah saat pengukuran dan setelah selesai memakai ruang
praktikum ada baiknya membersihkan ruang praktikum seperti keadaan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Asis, A, Sugihartono, M., & Ghofur, M. (2017). Pertumbuhan ikan patin siam
(Pangasianodon hypopthalmus F.) pada pemeliharaan sistem akuaponik dengan
kepadatan yang berbeda. Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau.2(2): 51-57.
Akmal, M. (2022). Inventarisasi jenis ikan pari yang didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan
(PPI) Paotere Kota Makassar Inventory of stingray species landed at the Paotere Fish
Landing Base (PPI) Makassar City (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
Aisyah, S, Syarif, A. F, & Indrawati, A. (2022). IDENTIFIKASI IKAN SELANGAT
BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI DAN MOLEKULER DI PERAIRAN
KABUPATEN BANGKA SELATAN (Selangat Fish Identification Based on
Morphological and Molecular Characters at the Waters of South Bangka). Saintek
Perikanan: Indonesian. Journal of Fisheries Science and Technology.18(2):3-22.
Afiyah, N, Solihin, I., & Lubis, E. (2019). Pengaruh rantai distribusi dan kualitas ikan Tongkol
(Euthynnus sp.) dari PPP Blanakan Selama Pendistribusian ke Daerah Konsumen. Jurnal
Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. 14(2):225-237.
Alamsyah, N,Iqbal, T, H, Damora, A, Batubara, A. S., & Muchlisin, Z. (2020). Variasi
morfometrik ikan tongkol abu-abu (Thunnus tonggol) di perairan laut Aceh. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah. 5(1):23-30.
Abidin, M., & Bintoro, A. (2016). Hubungan panjang berat ikan lidah (Typhlachirus caecus) di
perairan estuari Sungai Indragiri, Riau. Buletin Teknik Litkayasa Sumber Daya dan
Penangkapan. Jurnal Ilmu kelautan. 12(1): 7-9.
Azizah, A,Purwandhani, S., & Laswati, D. T. (2021). Fortifikasi ikan barakuda (Sphyraena jello)
dalam pembuatan tortilla chips. Agrotech: Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian, 3(2), 18-
26.
Budiyanto, A. (2015). Pengembangan Alat Peraga Sederhana Struktur dan Organ Dalam Ikan
untuk Mempermudah Pembelajaran pada Praktikum Ikhtiologi Perikanan. Jurnal
Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 8(2):83-88.
Dumgair, S, Arrijani, A., & Satiman, U. (2018). PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
INKUIRI MELALUI IDENTIFIKASI MORFOLOGI IKAN TULANG RAWAN
(CHONDRICHTHYES) DAN IKAN TULANG SEJATI (OSTEICHTHYES) DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BITUNG.
JSME (Jurnal Sains, Matematika & Edukasi), 5(1):24-28.
Dewantara, E. C, Wijayanti, I., & Anggo, A. D. (2019). Karakteristik fisiko kimia dan sensori
pasta makaroni dengan penambahan tepung ikan gabus (Channa striata). Jurnal Ilmu dan
Teknologi Perikanan, 1(2): 22-29.
Dadiono,M. S., & Aminin, A. (2021). Peningkatan keterampilan dan inovasi warga desa
rayunggumuk kabupaten lamongan dalam memanfaatkan ikan nila. Jurnal Hilirisasi
Technology kepada Masyarakat (SITECHMAS), 2(2):75-83.
Febrianti, D., Harisandy, M. D., Nadhira, C. A., & Syahputra, M. R. (2022). Keanekaragaman
dan Identifikasi Morfometrik Jenis Ikan Hasil Tangkapan Nelayan di TPI Kuala Langsa.
Jurnal Jeumpa, 9(2):758-766.
Febriani, M. D,Bhagawati, D., & Suryaningsih, S. (2019). Karakteristik morfologi ikan belanak
(Mugil chepalus & Crenimugil seheli) dari TPI Tegal Kamulyan, Cilacap Jawa Tengah.
Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed, 1(2): 144-150.
Gustomi, A., & Putri, S. D. D. (2019). Studi Morfometrik Dan Meristik Ikan Kurisi (Nemipterus
Sp) Yang Didaratkan Di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat Kabupaten
Bangka. Journal of Tropical Marine Science, 2(1): 37-42.
Hidayat, R., Maimun, M., & Sukarno, S. (2020). Analisis mutu pindang ikan tongkol (Euthynnus
affinis) dengan teknik pengolahan oven steam. Jurnal FishtecH, 9(1):21-33.
Hidayati, A. N., Subagio, H., & Rosana, N. (2022). KARAKTERISTIK REPRODUKTIF IKAN
BARAKUDA (Sphyraena barracuda) PADA JARING INSANG PERMUKAAN DI
PERAIRAN BULU TUBAN. Jurnal Perikanan Unram, 12(3):467-479.
Harjanti, R., Wibowo, P., & Hapsari, T. (2012). Analisis musim penangkapan dan tingkat
pemanfaatan ikan layur (Trichiurus sp) di Perairan Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat.
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, 1(1):55-66.
Iswanto, B., & Suprapto, R. (2015). Abnormalitas Morfologis Benih Ikan Lele (Clarias batracus)
Strain Mutiara. Jurnal Media Akuakultur, 10(2): 51-57.
Iswanto, B., Suprapto, R., Imron, I., Haaryadi, J., Suwargono, P., Pangestika, M. F., &
Ilmalizanri, I. (2022). KERAGAAN ZOOTEKNIS DAN BIOMETRIK-MORFOLOGIS
IKAN LELE , Clarias batracus. Jurnal Riset Akuakultur, 16(3):135- 144.
Kusrini, E., Hadie, W., Alimuddin, A., Sumantadinata, K., & Sudradjat, A. (2016). DI
MORFOMETRIK UDANG JERBUNG (Fenneropenaeus merguiensis de Man) DARI
BEBERAPA POPULASI DI PERAIRAN INDONESIA. Jurnal Riset Akuakultur, 4(1):
15-21.
Kusumanigrum, R. C., Alfiatunnisa, N., Murwantoko, M., & Setyobudi, E. (2021). Karakter
Morfometrik dan Meristik Ikan Layang (Decapterus macrosoma Bleeker, 1851) di Pantai
Selatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Jurnal Perikanan Universitas Gadjah
Mada, 23(1): 1-7.
Madduppa, H. (2020). Perbandingan Hasil Metode Identifikasi Spesies: Morfologi dan
Molekuler Pada Ikan Julung-Julung Di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Muara Angke,
DKI Jakarta. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology,
13(3):168-175.
Mourniaty, A. Z. A., Nuringtyas, A. E., Larasati, A. P., Septian, F., Mulyana, I., Israwati, W.,&
Jabbar, M. A. (2019). aspek biologi ikan belanak (Mugil Cephalus) di perairan teluk
banten. Jurnal Buletin Jalanidhitah Sarva Jivitam, 1(2):81-87.
Nurhayati, E., & Prianto, E. (2017). Aspek Biologi Ikan Lidah (Achiroides leuchorhinchos) dan
Sebaran di Sungai Musi, Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia,
14(3):273-277.
Prasetiyono, E., Utami, E., Rendy, R., Iskandar, T., & Isnawati, E. P. (2022). Pengembangan
Budidaya Ikan Belanak Belinyu di Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka. Jurnal
Pengabdian Masyarakat Indonesia, 2(1):67-76.
Prawesti, A., Haryanto, T., & Effendi, I. (2015). Sistem Pakar Identifikasi Varietas Ikan Mas
(Cyprinus carpio) Berdasarkan Karakteristik Morfologi dan Tingkah Laku. Jurnal Ilmu
Komputer Dan Agri-Informatika, 4(1):6-13.
Syam, A. R., Andamari, R., & Zubaid, T. (2017). ASPEK BIOLOGI IKAN KAWALIYA (Selar
crumenophthalmus) DI PERAIRAN SEKITAR MALUKU TENGAH DAN MALUKU
UTARA. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 9(3):63-72.
Sarinawaty, P., Idris, F., & Nugraha, A. H. (2020). Karakteristik morfometrik lamun Enhalus
acoroides dan Thalassia hemprichii di Pesisir Pulau Bintan. Journal of Marine Research,
9(4):474-484.
Suleman, S., & Djonu, A. (2022). Pengukuran Morfometrik Ikan Tembang (Sardinella fimbriata)
di Perairan Kupang. Jurnal Salamata, 4(2):1-5.
Shasia, M., & Putra, R. M. Hubungan Panjang-Berat dan Faktor Kondisi Ikan Gabus (Channa
striata) di Danau Teluk Petai Provinsi Riau. Jurnal Sumberdaya dan Lingkungan Akuatik,
2(1):241-250.
Santoso,J.2020.pengertian morfologi dan ruang lingkup nya. Jurnal bahasa Indonesia. 3(2):13-
17.
Wahidah, W., Rusli, A., Alias, M., & Amrullah, A. 2021. MORFOLOGI BAGIAN KEPALA
IKAN NILA (Oreochromis niloticus) HASIL APLIKASI HORMON. In Prosiding
Seminar Nasional Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan. Jurnal perikanan
dan sumber daya. 3(7):32-45.
Widiyanto, I. N. (2008). Kajian pola pertumbuhan dan ciri morfometrik-meristik beberapa
spesies ikan layur (Superfamili Trichiuroidea) di perairan Palabuhanratu, Sukabumi,
Jawa Barat. Skripsi), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Jurusan Manajemen
Sumberdaya Perairan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Yulvizar, C., Dewiyanti, I., & Devira, C. N. (2014). Seleksi bakteri berpotensi probiotik dari
ikan mas (cyprinus carpio) indegenous jantho berdasarkan aktivitas antibakteri secara in
vitro. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia, 6(2):32-44.Y

Anda mungkin juga menyukai