Disusun oleh :
LABORATORIUM PERIKANAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
Kulit,rambut, kuku, bulu, dan sisik termasuk kedalam sistem integumen. Oleh
karena itu sistem integumen disebut juga dengan sistem organ yang terbesar
karenamemiliki cakupan yang luas. Sel- sel pada tubuh hewan membentuk melaluisifat-
sifat energinya. Sifat- sifat emergen muncul melalui tingkat organisasistruktural dan
fungsional yang digunakan dengan organ. Kelompok organ yang bekerja sama
memberikan tingkat organisasi dan koordinasi tambahan dan menyusun system organ
dengan misalnya kulit adalah organ dari system integument yang melindungi dari infeksi
dan membantu regulasi suhu tubuh.
Integumen membentuk lapisan terluar pada tubuh terdiri dari kulit dan beberapa
derivat terspesialisasi tertentu yaitu antara lain kuku, rambut, dan beberapa jenis kelenjar.
Lapisan dermis dibentuk oleh jaringan pengikat kolagenda jaringan elastis. Sensori
apparatus : sentuhan, tekanan, temperature nyeri.Terdiri dari dua bagian pars papilare
yaitu bagian yang menonjol keepidermis, berisi ujung serabut dan pembuluh darah. Pars
yaitu banyak jaringan ikat, folikel rambut, pembuluh darah, saraf,kolagen. Lapisan
subkutis yaitu lapisan kulit yang paling dalam. Pembentukan lemak dan penyimpanan
lemak retikulare
Respirasi adalah pengambilan oksigen molekuler O2 dari lingkungan dan
pembuangankarbondioksida CO2 ke lingkungan. Hewan membutuhkan suplai oksigen
secara terus menerusuntuk melakukan respirasi seluler sehingga mampu mengubah
molekul dari bahan bakar yangdiperoleh dari makanan menjadi bekerja. Hal ini
diimbangi pembuangan karbondioksida, produk buangan respirasi seluler. Mekanisme
respirasi terjadi melalui dua fase, yaitu fase eksteral dan fase internal. faseeksternal
merupakan fase pertukaran gas yang terjadi pada darah dengan lingkungannya. Faseini
biasanya terjadi pada insang ikan . sedangkan fase internal merupakan proses
pertukarangas antara darah dan sel-sel atau jaringan di dalam tubuh.
2.1. Integumen
Hewan vertebrata terdiri dari beberapa lapisan dan dua lapisan utama.Lapisan luar disebut
epidermisdan lapisa dalam disebut dermus. Lapisanepidermis pada ikan selalu basah karena
adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang terbentuk piala yang terdapat diseluruh
permukaan tubuhnya. Epidermiismerupakan bagain tubuh yang berhubungan langsung dengan
lingkungannya dansistem somatis. Lapisan tersebut merupakan lapisan pelindung yang
menjagkualintas air dan zat-zat yang terlarut didalamnya secara bebas. Ikan yang tidak bersisik
memproduksi lendir yang lebih dari tebaldibandingkan ikan bersisik. Ketebalan lendir
dipengaruhi oleh kegiatan selkelenjar yang berbentuk piala yang terletak didalam epidermis
(Asis,A.2019)
Kelenjar tersebut takan memproduksi lendir lebih banyak saat ikan berusaha melepaskan diri
dari bahaya dibandingkan pada saaat keadaan normal Lendir berfungsi untuk mengurangi supaya
dapat berenang dengan lebih cepat, mencegah infeksi dan menutup luka.lendir juga berperan
dalam proses osmoregulasi sebagai lapisan semipermeable yang mencegah keluar masuknya air
melalui kulit. Beberapa ikan menggunakan lendirnya untuk melindungi telur dari gangguan luar,
misalnya dari gebus Trichogaster. Sisik ikan tersusun seperti genting, dimana satu sisik
menutupi Sebagian sisik dibelakangnya. Bagian sisik yang tampak bagian dari luar tampak
karena tertutup oleh sisik lain disebut bagian terbuka. Bagian yang tampak bagian dari luar
tersebut adalah bagian posterior, pada bagian ini terdapat butir-butir zat warna
(pigmen,kromotofor) sedangkan bagian yang menempel pada kulit (anterior) tidak mempunyai
pigmen (Dumgair,S,DKK.2021).
Bentuk ukuran dan jumlah sisik ikan memberikan gambaran bagaimana kehidupan ikan
tersebut. Berdasarkan bentuk bahan yang terkandung didalam sisik ikan dapat dibedakan
menjadi lima jenis yaitu: placoid,cosmoid, ganoid, cycloid, dan ctenoid Sisik ganoid merupakan
sisik besar dan kasar, sisik cycloid dan ctenoid meruapakan sisik yang kecil dan tipis atau ringan,
sisik placoid merupakan sisik yang lembut (Zulfahmi,I.2021)
Sisik Cyloid berbentuk bulat , pinggiran sisik halus dan rata sementara sisikctenoid
mempunyai bentuk seperti cycloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar Sisik placoid adalah
jenis sisik yang merupakan karakteristik bagi golonganikan bertulang rawan (Chondrichtyes)
menyerupai bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangka.sisik cosmoid adalah sisik
yang ditemukan pada ikan fosil dan primitif. Sisik ini terdiri dari lapisanyang berturut dari luar
adalah vitrodentin dilapisi semacam enamel, kemudian cosmine yang merupakan lapisan kuat
dan nonceluler serta isopedine yang materialnya terdiri dari substansi tulang. Sisik ganoid adalah
jenis sisik ikan yangdimiliki oleh ikan-ikan yang dimiliki oleh ikan-ikan Lepidosteus (Holostei)
dan Scaphyrynchus (Chondrichtyes). Sisik ini memiliki lapisan terluar yang disebut ganoine
yang materialnya berupa garam-garam anorganik (Wahyu,w.2021).
2.2. Respirasi
Respirasi (pernapasan) adalah poses pertukaan oksigen dan karbondioksida antara suatu
organisme dengan lingkungannya. Peranan oksigen dalam kehidupan ikan merupakan zat yang
mutlak dibutuhkan oleh tubuh yaitu untuk mengoksidasi zat makanan ( karbohidrat, lemak, dan
protein) sehingga dapat menghasilkan energy. Tingkah laku ikan saat kandungan oksigen dalam
air kurang adalah ikan akan berenang ke tempat yang lebih baik kondisi oksigennya seperti : ke
dekat inlet, air yang berarus dan ke daerah permukaan serta dengan jalan meningkatan fekuensi
pemompaan air atau mempebesar volume air yang melewati insang. Adapun komponen-
komponen pada sistem pernapasan antara lain : alat pernapasan (insang), oksigen dan
karbondioksida, dan darah (butir-buti darah merah, Hb). Prinsip pernapasan yaitu proses
pertukaan gas terjadi secara difusi. Pada proses difusi terjadi suatu aliran molekul gas dari
lingkungan/ruang yang konsentrasi gasnya tinggi ke lingkungan/ruang yang konsentrasi gasnya
rendah (Maddupa,H.2020).
Ikan merupakan hewan ektotermik yang berarti tidak menghasilkan panastubuh, sehingga
suhu tubuhnya tergantung atau menyesuaikan diri pada suhulingkungan sekelilingnya. Ikan
mempunyai derajat toleransi terhadap suhudengan kisaran tertentu yang sangat berperan bagi
pertumbuhan, inkubasi telur,konversi pakan dan resistensi terhadap penyakit. Ikan akan
mengalami stressmanakala terpapar pada suhu diluar kisaran yang dapat ditoleransi.
Padalingkungan perairan, faktor fisik, kimiawi dan biologis berperan dalam
pengaturanhomeostatis yang diperlukan bagi pertumbuhan dan reproduksi ikan. Perubahan-
perubahan faktor tersebut hingga batas tertentu dapat menyebabkan stress dantimbulnya penyakit
(Santoso,J.2020).
Respirasi atau pernafasan adalah pertukaran gas O2dan CO2 di dalamorgan pernafasan
makhluk hidup. Sumber O2 dalam perairan dapat berasal dariudara dan fotosintesis fitoplankton.
Respirasi aerob ialah suatu prosespernafasan yang membutuhkan oksigen dari udara, sedangkan
Respirasianaerob ialah suatu proses pernafasan yang tidak membutuhkan oksigen. Faktoryang
mempengaruhi proses respirasi ada dua yaitu faktor internal dan eksternal.Sistem organ yang
berperan dalam respirasi pada ikan adalah insang. Oksigenmerupakan bahan pernafasan yang
dibutuhkan oleh sel untuk berbagai reaksimetabolisme. Bagi ikan, oksigen diperlukan oleh
tubuhnya untuk menghasilkanenergi melalui oksidasi lemak dan gula (Rahardjo,M.2019).
Ikan berbapas dengan organ khusus mirip saringan yang disebut insang. Bentuk insang
sendiri berupa lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembab. Posisi insang terdapat di
rongga mulut pada kedua sisi kepala ikan. Insang biasanya dilindungi oleh Operkulum (tutup
insang) yang berupa selaput atau rangka.Terdapat empat deret insang yang saling tumpang tindih
di balik tutup insang. Pembuluh darah halus bisa diditemukan pada insang. Fungsi pembuluh
darah itu adalah menyerap oksigen yang terkandung dalam air dan melepaskan karbon dioksida
dan darah. Selain berperan dalam sistem pernapasan, insang pada ikan juga memiliki fungsi lain,
yakni sebagai alat pengeluaran garam-garam dan sebagai penyaring makanan. Mulut ikan dan
insang bekerja bersama-sama seperti popa isap air untuk memperoleh cukup oksigen. Proses
pernapasan ikan dimulai dari saat tutup insang menutup. Secara bersamaan mulut ikan terbuka
dan dinding mulut mengembang. Saat itulah air terisap masuk. Lalu, rongga mulut akan
menyempit dan mulut menutup (Kusrini,E.2022).
BAB III
Metodologi
NO ALAT KEGUNAAN
1. Gelas preparat Sebagai tempat meletakan obyek bahan
yang di pakai saat praktikum ke
mikroskop.
2. Alat bedah Untuk membedah ikan yang dipakai saat
praktikum.
3. Karter Digunakan untuk memotong kulit ikan.
4. Mikroskop Untuk melihat struktur kulit pada ikan.
5. Alat tulis Untuk mencatat hasil praktikum.
6. Buku gambar Untuk menggambar hasil dari praktikum.
7. Baki/nampan Sebagai alas ikan saat praktikum
8. Kaca pembesar Untuk melihat sisik ikan agar lebih jelas.
9. Tisu pembersih Untuk membersihkan alat-alat praktikum
dari ikan.
NO BAHAN KEGUNAAN
1. Ikan mas Sebagai objek praktikum.
2. Ikan nila Sebagai objek praktikum.
3. Ikan sebelah Sebagai objek praktikum.
4. Ikan gabus Sebagai objek praktikum.
5. Ikan kakap merah Sebagai objek praktikum.
6. Ikan belanak Sebagai objek praktikum.
7. Aquades Untuk mencuci ikan dan alat-alat
praktikum.
NO ALAT KEGUNAAN
1. Baki/nampan Sebagai alas ikan saat praktikum.
2. Peralatan bedah Untuk membedah ikan yang dipakai saat
praktikum.
3. Tisu pembersih Untuk membedah ikan yang dipakai saat
praktikum.
4. Kaca pembesar Untuk melihat sisik ikan agar lebih jelas.
5. Alat tulis Untuk mencatat hasil praktikum.
6. Buku gambar Untuk menggambar hasil dari praktikum.
NO ALAT KEGUNAAN
1. Ikan mas Sebagai obyek praktikum
2. Ikan lele Sebagai obyek praktikum
3. Ikan hiu Sebagai obyek praktikum
4. Ikan gabus Sebagai obyek praktikum
Praktikan mengambil ikan hiu dan ikan emas, dan letakkan dalam baki/
nampam plastic posisi kepala kearah sebelah kiri. Gambarkan kedua jenis ikan tersebut,
Perhatikan dengan seksama bentuk dan posis insang pada ikan hiu, lalu bandingkan
dengan bentuk dan posisi insang pada ikan emas. Menggunakan gunting bedah,
membuka bagian samping kepala ikan hiu. Lalu perhatikan bentuk insang, gambarkan
secara lengkap dan berikan keterangan pada gambar insang. Menggunakan cara yang
sama pada Langkah (hurup c) lakukan terhadap ikan emas.
v
BAB IV
4.1 Hasil
4.1.1 Integumen
Ikan kakap merah Sisik badan ikan Kakap Kulit terluar ikan kakap
merah dibawah miroskop merah dibawah
bikroskop
Sisik gurat sisi ikan kakap
merah dibawah mikroskop
Ikan mas Sisik perut ikan mas dibawah Kulit terluar ikan mas
mikroskop dibawah mikroskop
Ikan sebelah Sisik perut ikan sebelah Kulit terluar ikan sebela
dibawah mikroskop dibawah mikroskop
4.1.2 Respirasi
Gambar ikan Sistem respirasi
Ikan Mas Alat pernapasan ikan mas
4.2. Pembahasan
4.2.1. Integumen
a. ikan gabus (Channa striata)
Sisik
Pada praktikum telah diketahui bahwa Ikan gabus memiliki bentuk sisik stenoid.
dimana sisik tersebut berbentuk hampir bulat di bagian dpan dan pipih dibagian belakang.
Sisiknya berbentuk kecil-kecil. Ikan gabus memiliki kulit bersisik, berlendir sehingga sat
dipegangitu rasanya licin dan sedikit lengket, warnanya hitam pada punggung, dan warna
putih pada bagian perut.menurut pernyataan (Sarinawaty,2020). dan sisik pada ikan
gabus mengandung kalsium dan kolagen untuk menguatkan tulang. Sisik ikan gabus
berbentuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar. Ikan gabus berbentuk
seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar. Ikan gabus termasuk ikan bersisik
dan mempunyai tipe sisik stenoid.
Kulit
Pada praktikum juga diketahui bahwa Lapisan epidermis ikan gabus terdiri dari
sel epitel pipih berlapis, sel mukus, club cell, dan sel pigmen, Lapisan paling bawah pada
epidermis disebut stratum germinativum, epitel penyusun dari lapisan ini tersusun atas sel
basal. Di lapisan epidermis tidak temukan adanya pembuluh darah., bahwa epidermis
tidak dilengkapi oleh pembuluh darah sehingga keperluan metabolisme diperoleh secara
difusi. Menurut pernyataan (Febrianti,D,DKK.2022). pada kulit nya sisi atas tubuh dari
kepala hingga ekor berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh
berwarna putih, mulai dari dagu sampai ke belakang. Sisi samping bercoret-coret tebal
striata, bercoret – coret yang agak kabur. Warna ini sering kali menyerupai lingkungan
disekitarnya.
Ikan nila memiliki ciri khas dimana bentuk tubuhnya pipih, memanjang,bersisik
berukuran besar dan kasar, serta memiliki garis linea lateralis (gurat sisi yang terbagi
menjadi 2 yaitu, bagian atas dan bagian bawah. Mata pada ikan nila sedikit menonjol
berwarna hitam dengan tepiannya berwarna putih. Para pakar perikanan kemudian
memutuskan bahwa nama ilmiah yang tepat untuk ikan nila adalah Oreochromis
niloticus atau Oreochromis sp. Nama Nilotika menunjukkan tempat ikan ini berasal,
yakni sungai Nil di Benua Afrika. Berdasarkan morfologinya, kelompok ikan Oreochromis ini
memang berbeda dengan kelompok tilapia. Secara umum, bentuk tubuh Ikan Nila
panjang tepinya berwarna putih. Gurat sisi (Linea literalis) terputus dibagian tengah badan
kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih kebawah daripada letak garis yang memanjang
di atas sirip dada.Jumlah sisik pada gurat sisi jumlahnya 34 buah. Sirip punggung
berwarna hitam dan sirip dadanya juga tampak hitam. Bagian pinggir sirip dadanya juga
tampak hitam.Bagian pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam
(Kusumanigrum,R.2021).
Kulit
Sepertiga sisik belakang ikan nila menutupi sisi bagian depan. Ikan nila
mempunyai garis linea lateralis yang terputus antara bagian atas dan bawah. Sisik ikan
nila berukuran besar, kasar dan tersusun rapi. Linea lateralis bagian atas memanjang mulai
dari tutup insang hingga belakang sirip punggung sampai pangkal sirip ekor
(Gustomi,A.2019)
Sisik
Kulit
Dari hasil pengamatan yang dilakukan Kulit pada ikan belanak elastis yang
berfungsi untuk melindungi tubuhnya dari gangguan luar. kulit ikan belanak seperti
berwarna agak kehitaman Menurut pendapat dari (Rahmatin et.al,2012), kulit ikan
belanak memiliki kandungan kolagen yang bisa dimanfaatkan untuk pembuatan vitamin
untuk anak kecil (Pratiwi,M.2022).
Kulit
Dari hasil pengamatan yang dilakukan Kulit pada ikan kakap elastis yang
berfungsi untuk melindungi tubuhnya dari gangguan luar. kulit ikan kakap merah seperti
berwarna agak kemerahan. Menurut pendapat dari (Dewantara,E.2019).kulit ikan kakap
memiliki kandungan kolagen dan gelatin, yang bisa dimanfaatkan untuk pembuata
gelatin. Gelatin merupakan salah satu jenis protein yang diperoleh dari kolagen alami
yang terdapat dalam kulit dan tulang.
Sisik
Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, memiliki badan dengan
bentuk panjang dan pipih kesamping serta memiliki daging yang lunak. Ikan mas sendiri
sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina sedangkan di Indonesia, ikan
mas dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan
merupakan jenis ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Hingga
saat ini sudah terdapat 10 jenis ikan mas yang telah diidentifikasi berdasarkan karakteristik
morfologisnya. Ikan mas memiliki bentuk tubuh yang agak memanjang dan sedikit
memipih ke samping (compressed). Sebagian besar tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik.
Moncongnya terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil).
Pada bibirnya yang lunak terdapat dua pasang sungut (berbel) dan tidak bergerigi. Pada
bagian dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharynreal teeth) sebanyak tiga baris
berbentuk geraham. Sirip punggung ikan mas memanjang dan bagian permukaannya
terletak berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip punggungnya
(dorsal) berjari-jari keras, sedangkan di bagian akhir bergerigi. Seperti halnya sirip
punggung, bagian belakang sirip dubur (anal) ikan mas ini pun berjari-jari keras dan
bergerigi pada ujungnya. Sirip ekornya menyerupai cagak memanjang simetris hingga ke
belakang tutup insang, sisik ikan mas relatif besar dengan tipe sisik lingkaran (cycloid)
yang terletak beraturan. Garis rusuk atau gurat sisi (linea lateralis) yang lengkap terletak
di tengah tubuh dengan posisi melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang
pangkal ekor (Ardianto, 2015).
Kulit
Dari hasil pengamatan Pada kulit didapatkan hasil bahwa kulit ikan mas memiliki
dua lapisan utama yaitu lapisan epidermis dan lapisan dermis, dimana pada lapisan
epidermis selalu basah karena adanya lendir.. Pada kulit ikan mas bahwa epidermis selalu
basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh selsel yang berbentuk piala yang
terdapat diseluruh permukaan tubuh ikan. Menurut (Shasia,M.2013) dikutipdalam
jurnalnya , dikalau ikan mas terkena penyakit maka warna kulitnya akan pucat dan lendir
pada kulit akan hilang. Lendir berfungsi untuk mengurangi gesekan dengan air supaya ikan
dapat berenang lebih cepat, sebagai penutup luka, dan pencegah infeksi.
Sisik
Sisik Cycloid, merupakan sisik yang bentuknya melingkar dimana didalamnya t
erdapat garis- garis melingkar disebut circulii, anulii, radii, dan focus. 4. Sisik Ctenoid,
merupakan sisik yang memiliki stenii pada bagian posteriornya dan bentukan sisir pada
bagian anteriornya ((Mournity,A.DKK.2019).
Kulit
Kulit ikan sebelah mengandung sel pengubah warna, seperti melanofora yang
dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Perbedaan ini membuatnya mudah
dalam melakukan penyamaran apabila merasa terancam ataupun saat mencari mangsa.
Ciri lainnya adalah tubuhnya bersisik halus, dengan sirip punggung yang membujur
mulai dari kepala sampai ke dekat ekornya (Levin dkk,.2017).
4.2.2. Respirasi
a. Ikan Nila (Oreochromisni loticus)
Sebagian besar insang pada ikan dilindungi oleh operkulum yang dapat
menyaring air yang masuk melalui mulut sehingga zat-zat yang berbahaya dapat dihindarkan.
Ikan nila mengambil oksigen terlarut dalam air dengan cara menyaring air yang masuk melalui
mulut dan mengambil oksigen yang terlarut dalam air menggunakan insang
(Prasetiyono,E.DKK.2022). Organ respirasi pada ikan nila biasanya dilengkapi
dengangelembung/ kantong udara. Fungsinya mengatur daya apung tubuh agar dapat
bergerak naik/turun. Pengaturan daya apung tubuh ikan dilakukan dengan cara
mensekresikan gas (oksigen) atau mengabsorpsinya kembali sehingga gelembung udara
akan menyusut atau mengembang.
Sistem pernafasan membantu Ikan Nila untuk menghirup oksigen dan membuang
karbondioksida. Dalam sistem ini, insang adalah organ yangmemegang pernanan paling
penting. Organ insang terdapat di rongga insang dibawah opercula. Di setiap opercula
terdapat empat lengkung insang pada duainsang lamella. Insang filamen yang penuh
dengan pembuluh darah kapilerterdapat pada insang lamella. Ketika mulut dan opercula
bergerak denganharmonis, maka oksigen yang terlarut dalam air akan dibawa ke
pembuluh darah kapiler, air akan keluar melwati insang, sedangkan karbondioksida dalam
darah dilepaskan ke air (Wahidah,W.2021)
Dengan membuka dan menutup mulut ikan hiu menghalau air ke dalam mulut dan
menekan keluar dengan kekuatan (mulut menutup) melalui celah insang dan spiracle.
Insang tersusun atas filamen (lembaran-lembaran) yang banyak mengandung pembuluh
darah kapiler. Darah dari ventral aorta akan melalui kapiler tersebut melepaskan CO2 dan
mengikat oksigen yang larut dalam air. Insang ikan bertulang rawan tidak mempunyai
tutup insang (operkulum) misalnya padaikan hiu. Masuk dan keluarnya udara dari rongga
mulut, disebabkan oleh perubahan tekanan pada rongga mulut yang ditimbulkan oleh
perubahan volume rongga mulut akibat gerakan naikturun rongga mulut.Bila dasar mulut
bergerak ke bawah, volume rongga mulut bertambah,sehingga tekanannya lebih kecil
dari tekanan air di sekitarnya. Akibatnya, air mengalir ke ronggamulut melalui celah
mulut yang pada akhirnya terjadilah proses inspirasi.Bila dasar mulut bergerak ke atas,
volume rongga mulut mengecil, tekanannya naik, celahmulut tertutup, sehingga air
mengalir ke luar melalui celah insang dan terjadilah proses ekspirasi CO2. Pada saat
inilah terjadi pertukaran gas O2 dan CO2 (Azizah,A.2021).
Ikan hiu merupakan salah satu jenis ikan yang dapat terkontaminasi logam berat.
Ini karena hiu tersebar luas dan tergolong konsumen tingkat lanjut kehidupan air.
Informasi kandungan logam berat perikanan hiu di Indonesia masih terbatas. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi logam berat (Pb, Hg, Cu dan Cd) dan
batas aman konsumsi daging hiu tikus (Alopias pelagicus) dan hiu thresher (Loxodon
macrorhinus) yang didaratkan di perairan Lampung. . pelabuhan . Banda Aceh Hingga
sepuluh sampel dari setiap otot tikus dan hiu dianalisis kandungan logam beratnya
dengan spektrofotometri serapan atom (Hidayati,A.2022).
Pada praktikum telah diketahui bahwa Insang pada ikan lele di kepala bagian
belakang di dalam operculum. Ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan dalam
kondisi lingkungan perairan yang sedikit akan kandungan oksigen terlarut disebut dengan
arboresence. Alat pernapasan tambahan ini terletak di bagian kepala di dalam rongga
yang dibentuk oleh dua pelat tulang kepala. Hal ini sama dengan pendapat
(Hakim,L,DKK.2014) yang mengatakan bahwa alat pernapasan tambahan pada lele
berwarna kemerahan dan berbentuk seperti tajuk pohon rimbun yang penuh kapiler-kapiler
darah.dengan adanya alat pernapasan tambahan ini ikan lele dapat langsung mengambil
oksigen langsung dari udara.
Insang pada ikan lele di kepala bagian belakang di dalam operculum. Dimana
bentuk insangnya berbentuk septal gills yang terdiri dari lima lembar daun insang.
Berdasarkan buku Panduan Lengkap Agribisnis Lele, karya Kholis Mahyudin, bahwa
insang lele terbentuk dari lengkungan tulang rawan yang mengeras dengan
beberapa filamen didalamnya. Sedangkan untuk organ pernapasan tambahannya, yaitu
arboresent yang berbentuk seperti kerangka pohon, diamana hal itu karena habitat ikan
lele minim oksigen. Menurut (Harjanti,R.2012). dengan adanya alat pernapasan tambahan ini
ikan lele dapat langsung mengambil oksigen langsung dari udara.
Ikan ini juga memiliki kemampuan bernapas langsung dari udara dan memiliki
daya tahan hidup yang tinggi, sehingga hal ini merupakan keuntungan komersial dalam
proses transportasi ikan gabus dalam keadaan hidup .Insang pada ikan gabus terletak
dibagian depan dengan operculum atau tutup insang. Insang pada ikan gabus terdiri dari 4
lembar daun insang. Menurut (Wijayanti,F.2018).insang ikan gabus terletak pada
operkulumnya. Sama seperti ikan mas, ikan gabus memiliki organ pernapasan tambahan
juga yaitu berupa labirin.
Hal ini juga sama dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Iswanto,B.2015)
dimana arena habitat hidup gabus yang berlumpur serta kurang oksigen, oleh karena itu
gabus memerlukan alat pernapasan tambahan agar bias bertahan hidup. Organ labirin
bernama divertikula yang terletak di bagian atas insang yang memungkinkan menyerap
oksigen dari udara sehingga mampu hidup di tempat yang kekurangan air. Oksigen yang
terlarut dalam air akan diabsorbsi ke dalam kapiler-kapiler insang dan difiksasi oleh
hemoglobin untuk selanjutnya didistribusikan keseluruh tubuh. Karbondioksida
dikeluarkan dari sel dan jaringan untuk dilepaskan ke air di sekitar insang
BAB V
5. Penutup
4.2 Kesimpulan
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,melindungi,
dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. integumen yang terdapat pada
ikan (pisces) seperti kulit, lendir, pigmen warna,organ cahaya, kelenjar beracun. Kulit
merupakan pembalut tubuh yang berfungsisebagai alat pertahanan pertama terhadap
penyakit, dan penyesuaian diri terhadaplingkungan.Struktur kulit dibagi menjadi dua, yang
pertama epidermis yaitu kulit bagian luar, dan dermis kulit bagian dalam.
Rangka pada ikan seperti halnya pada golongan vertebrata lainnya berfungsi untuk
menegakkan tubuh, menunjang dan menyokong organ-organ tubuh serta berfungsi pula
dalam proses pembentukan butir darah merah. ada beberapa ikanmodifikasi tulang
penyokong sirip menjadi penyalur sperma ke dalam saluranreproduksi ikan betina.Secara
tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuhikan yang beraneka ragam.
4.3 Saran
Saat sebelum melakukan praktikum ada baiknya membaca dulu buku penuntun agar
bisa mengerti bagian mana – mana aja yang harus di teliti, saat sudah melakukan praktikum
ada baiknya kita mendengarkan arahan dari asisten dosen agar kita tau apa aja yang harus
kita teliti,saat mencatat hasil – hasil ukuran tubuh pada ikan itu harus sesuai dan tidak di
lebihkan atau di kurangkan, telitilah saat pengukuran dan setelah selesai memakai ruang
praktikum ada baiknya membersihkan ruang praktikum seperti keadaan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Asis, A, Sugihartono, M., & Ghofur, M. (2017). Pertumbuhan ikan patin siam
(Pangasianodon hypopthalmus F.) pada pemeliharaan sistem akuaponik dengan
kepadatan yang berbeda. Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau.2(2): 51-57.
Akmal, M. (2022). Inventarisasi jenis ikan pari yang didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan
(PPI) Paotere Kota Makassar Inventory of stingray species landed at the Paotere Fish
Landing Base (PPI) Makassar City (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
Aisyah, S, Syarif, A. F, & Indrawati, A. (2022). IDENTIFIKASI IKAN SELANGAT
BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI DAN MOLEKULER DI PERAIRAN
KABUPATEN BANGKA SELATAN (Selangat Fish Identification Based on
Morphological and Molecular Characters at the Waters of South Bangka). Saintek
Perikanan: Indonesian. Journal of Fisheries Science and Technology.18(2):3-22.
Afiyah, N, Solihin, I., & Lubis, E. (2019). Pengaruh rantai distribusi dan kualitas ikan Tongkol
(Euthynnus sp.) dari PPP Blanakan Selama Pendistribusian ke Daerah Konsumen. Jurnal
Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. 14(2):225-237.
Alamsyah, N,Iqbal, T, H, Damora, A, Batubara, A. S., & Muchlisin, Z. (2020). Variasi
morfometrik ikan tongkol abu-abu (Thunnus tonggol) di perairan laut Aceh. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah. 5(1):23-30.
Abidin, M., & Bintoro, A. (2016). Hubungan panjang berat ikan lidah (Typhlachirus caecus) di
perairan estuari Sungai Indragiri, Riau. Buletin Teknik Litkayasa Sumber Daya dan
Penangkapan. Jurnal Ilmu kelautan. 12(1): 7-9.
Azizah, A,Purwandhani, S., & Laswati, D. T. (2021). Fortifikasi ikan barakuda (Sphyraena jello)
dalam pembuatan tortilla chips. Agrotech: Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian, 3(2), 18-
26.
Budiyanto, A. (2015). Pengembangan Alat Peraga Sederhana Struktur dan Organ Dalam Ikan
untuk Mempermudah Pembelajaran pada Praktikum Ikhtiologi Perikanan. Jurnal
Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 8(2):83-88.
Dumgair, S, Arrijani, A., & Satiman, U. (2018). PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
INKUIRI MELALUI IDENTIFIKASI MORFOLOGI IKAN TULANG RAWAN
(CHONDRICHTHYES) DAN IKAN TULANG SEJATI (OSTEICHTHYES) DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BITUNG.
JSME (Jurnal Sains, Matematika & Edukasi), 5(1):24-28.
Dewantara, E. C, Wijayanti, I., & Anggo, A. D. (2019). Karakteristik fisiko kimia dan sensori
pasta makaroni dengan penambahan tepung ikan gabus (Channa striata). Jurnal Ilmu dan
Teknologi Perikanan, 1(2): 22-29.
Dadiono,M. S., & Aminin, A. (2021). Peningkatan keterampilan dan inovasi warga desa
rayunggumuk kabupaten lamongan dalam memanfaatkan ikan nila. Jurnal Hilirisasi
Technology kepada Masyarakat (SITECHMAS), 2(2):75-83.
Febrianti, D., Harisandy, M. D., Nadhira, C. A., & Syahputra, M. R. (2022). Keanekaragaman
dan Identifikasi Morfometrik Jenis Ikan Hasil Tangkapan Nelayan di TPI Kuala Langsa.
Jurnal Jeumpa, 9(2):758-766.
Febriani, M. D,Bhagawati, D., & Suryaningsih, S. (2019). Karakteristik morfologi ikan belanak
(Mugil chepalus & Crenimugil seheli) dari TPI Tegal Kamulyan, Cilacap Jawa Tengah.
Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed, 1(2): 144-150.
Gustomi, A., & Putri, S. D. D. (2019). Studi Morfometrik Dan Meristik Ikan Kurisi (Nemipterus
Sp) Yang Didaratkan Di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat Kabupaten
Bangka. Journal of Tropical Marine Science, 2(1): 37-42.
Hidayat, R., Maimun, M., & Sukarno, S. (2020). Analisis mutu pindang ikan tongkol (Euthynnus
affinis) dengan teknik pengolahan oven steam. Jurnal FishtecH, 9(1):21-33.
Hidayati, A. N., Subagio, H., & Rosana, N. (2022). KARAKTERISTIK REPRODUKTIF IKAN
BARAKUDA (Sphyraena barracuda) PADA JARING INSANG PERMUKAAN DI
PERAIRAN BULU TUBAN. Jurnal Perikanan Unram, 12(3):467-479.
Harjanti, R., Wibowo, P., & Hapsari, T. (2012). Analisis musim penangkapan dan tingkat
pemanfaatan ikan layur (Trichiurus sp) di Perairan Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat.
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, 1(1):55-66.
Iswanto, B., & Suprapto, R. (2015). Abnormalitas Morfologis Benih Ikan Lele (Clarias batracus)
Strain Mutiara. Jurnal Media Akuakultur, 10(2): 51-57.
Iswanto, B., Suprapto, R., Imron, I., Haaryadi, J., Suwargono, P., Pangestika, M. F., &
Ilmalizanri, I. (2022). KERAGAAN ZOOTEKNIS DAN BIOMETRIK-MORFOLOGIS
IKAN LELE , Clarias batracus. Jurnal Riset Akuakultur, 16(3):135- 144.
Kusrini, E., Hadie, W., Alimuddin, A., Sumantadinata, K., & Sudradjat, A. (2016). DI
MORFOMETRIK UDANG JERBUNG (Fenneropenaeus merguiensis de Man) DARI
BEBERAPA POPULASI DI PERAIRAN INDONESIA. Jurnal Riset Akuakultur, 4(1):
15-21.
Kusumanigrum, R. C., Alfiatunnisa, N., Murwantoko, M., & Setyobudi, E. (2021). Karakter
Morfometrik dan Meristik Ikan Layang (Decapterus macrosoma Bleeker, 1851) di Pantai
Selatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Jurnal Perikanan Universitas Gadjah
Mada, 23(1): 1-7.
Madduppa, H. (2020). Perbandingan Hasil Metode Identifikasi Spesies: Morfologi dan
Molekuler Pada Ikan Julung-Julung Di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Muara Angke,
DKI Jakarta. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology,
13(3):168-175.
Mourniaty, A. Z. A., Nuringtyas, A. E., Larasati, A. P., Septian, F., Mulyana, I., Israwati, W.,&
Jabbar, M. A. (2019). aspek biologi ikan belanak (Mugil Cephalus) di perairan teluk
banten. Jurnal Buletin Jalanidhitah Sarva Jivitam, 1(2):81-87.
Nurhayati, E., & Prianto, E. (2017). Aspek Biologi Ikan Lidah (Achiroides leuchorhinchos) dan
Sebaran di Sungai Musi, Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia,
14(3):273-277.
Prasetiyono, E., Utami, E., Rendy, R., Iskandar, T., & Isnawati, E. P. (2022). Pengembangan
Budidaya Ikan Belanak Belinyu di Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka. Jurnal
Pengabdian Masyarakat Indonesia, 2(1):67-76.
Prawesti, A., Haryanto, T., & Effendi, I. (2015). Sistem Pakar Identifikasi Varietas Ikan Mas
(Cyprinus carpio) Berdasarkan Karakteristik Morfologi dan Tingkah Laku. Jurnal Ilmu
Komputer Dan Agri-Informatika, 4(1):6-13.
Syam, A. R., Andamari, R., & Zubaid, T. (2017). ASPEK BIOLOGI IKAN KAWALIYA (Selar
crumenophthalmus) DI PERAIRAN SEKITAR MALUKU TENGAH DAN MALUKU
UTARA. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 9(3):63-72.
Sarinawaty, P., Idris, F., & Nugraha, A. H. (2020). Karakteristik morfometrik lamun Enhalus
acoroides dan Thalassia hemprichii di Pesisir Pulau Bintan. Journal of Marine Research,
9(4):474-484.
Suleman, S., & Djonu, A. (2022). Pengukuran Morfometrik Ikan Tembang (Sardinella fimbriata)
di Perairan Kupang. Jurnal Salamata, 4(2):1-5.
Shasia, M., & Putra, R. M. Hubungan Panjang-Berat dan Faktor Kondisi Ikan Gabus (Channa
striata) di Danau Teluk Petai Provinsi Riau. Jurnal Sumberdaya dan Lingkungan Akuatik,
2(1):241-250.
Santoso,J.2020.pengertian morfologi dan ruang lingkup nya. Jurnal bahasa Indonesia. 3(2):13-
17.
Wahidah, W., Rusli, A., Alias, M., & Amrullah, A. 2021. MORFOLOGI BAGIAN KEPALA
IKAN NILA (Oreochromis niloticus) HASIL APLIKASI HORMON. In Prosiding
Seminar Nasional Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan. Jurnal perikanan
dan sumber daya. 3(7):32-45.
Widiyanto, I. N. (2008). Kajian pola pertumbuhan dan ciri morfometrik-meristik beberapa
spesies ikan layur (Superfamili Trichiuroidea) di perairan Palabuhanratu, Sukabumi,
Jawa Barat. Skripsi), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Jurusan Manajemen
Sumberdaya Perairan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Yulvizar, C., Dewiyanti, I., & Devira, C. N. (2014). Seleksi bakteri berpotensi probiotik dari
ikan mas (cyprinus carpio) indegenous jantho berdasarkan aktivitas antibakteri secara in
vitro. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia, 6(2):32-44.Y