Anda di halaman 1dari 6

Metode Jari – jari Keras Sirip Punggung

Penelitian seputar umur ikan dengan menggunakan metode analisis annuli duri sirip dorsal
telah terlebih dahulu dilakukan pada ikan tuna sirip biru (Thunnus tynus). Dari penelitian
tersebut memiliki tujuan untuk memperkirakan tipe pertumbuhannya, memberikan dasar dalam
pendugaan umur dan memberikan pengetahuan lebih tentang pertumbuhan dari ikan tuna sirip
biru pada usia muda (Landa et al., 2015). Namun penentuan dengan menggunakan metode ini
pada dasarnya masih jarang dilakukan di Indonesia.

Pada penentuan umur ikan melalui jari – jari keras sirip punggung (dorsal fin) tidak dapat
dilakukan secara langsung seperti pada metode operculum ataupun tulang punggung, akan tetapi
harus menggunakan alat tambahan berupa mikroskop. Pada saat akan membaca atau menentukan
umurnya, sirip – sirip ikan tersebut harus dibuat tipis terlebih dahulu menggunakan gergaji
khusus. Campobasso et al., (2017) mmenyatakan bahwa pemotongan sampel duri sirip dorsal
harus dilakukan pada bagian atas kondilus yang kemudian dipotong secara melintang (cross-
section)

Penentuan umur menggunakan metode ini memberikan keunggulan tersendiri dibandingkan


dengan metode otolith dan tulang lainnya, karena dalam metode ini dapat dilakukan dengan
mudah yaitu hanya memotong bagian sirip atas dari ikan serta tidak diperlukannya membunuh
sample ikan. Metode ini sulit dilakukan atau diterapkan pada ikan – ikan tua karena sirip dorsal
ikan tersebut cenderung melekat. Untuk itu metode ini lebih banyak dilakukan terutama pada
ikan – ikan pelagis. Jimenez dan Bard (1983) menyatakan bahwa pada dasarnya metode analisis
jari keras sirip pungung dilakukan dengan cara membaca garis lingkar umur (annual growth
ring). Jumlah annual growth ring berpengaruh terhadap panjang dari ikan.
Gambar 1. Hasil Pembacaan Annual Growth Ring dari garis annuli
Keterangan: angka 1 sampai 5 merupakan garis annuli pertama sampai dengan kelima

Sama seperti pada bagian otolith ataupun struktur lain seperti sisik atau vertebrae, sirip dorsal
juga ditemukan lingkaran tahunan yang dapat tumbuh seiring bertambahnya umur dari individu
ikan. Bagian lingkaran tahunan tersebut dibedakan menjadi dua yaitu, bagian pola tipis dan tebal
(Tanaka et al., 1981). Lingkaran tersebut digunakan dalam mendefinisikan zona tembus pandang
yang akan dihitung secara specimen. Laporan penelitian yang diambil di Samudra Pasifik dan
Atlantik menunjukan dua atau lebih kelompok lingkaran yang mewakili siklus tahunan. Bagian
utama dari struktur sirip dorsal adalah zona translucent (zona terang), zona inti vascular, radius,
dan zona opaque (zona gelap) (Antoine, 1983). Ikan di daerah tropis mengalami pembentukan
garis lingkar tahunan tidak sempurna dibandingkan dengan daerah subtropics, hal tersebut
disebabkan karena daerah subtropics memiliki musim panas dan musim dingin. Pada musim
dingin ikan akan mengalami perlambatan pertumbuhan yang mengakibatkan garis opaque
terlihat jelas. Begitu pun dengan musim panas, ikan akan mengalami percepatan pertumbuhan
sehingga garis translucent terlihat jeas.
Gambar 1. Hasil foto preparat mikro-anatomimetode Johnson dengan menggunakan kamera
digital untuk memperihatkan penampang keseluruhan sampel pada preparat
Keterangan: (a) garis gelap (opaque zone) ; (b) garis terang (translucent zone) ; (c) radius ; dan
(r1, r2, dan r3) jarak antar increment (Yesika et al., 2019).

Pemberian Tanda

Adanya sebuah proses pemberian tanda atau tag pada ikan dengan tujuan pemantauan
pertumbuhannya sudah sering kali dilakukan oleh ilmuwan ataupun oleh pemerhati lingkungan
dalam penelitian biologi perikanan. Tujuan dalam pemberian tanda pada ikan menurut Effendie
(1978) ialah untuk mengenali kembali ikan yang telah diberi tanda. Kegunaan dari hal tersebut
adalah dapat mempelajari parameter populasi, mempelajari kecepatan dan arah ruaya,
mempelajari pertumbuhan dan penentuan umur serta mempelajari tingkah laku ikan tersebut.

Dalam cara pemberian tanda yang baik serta cocok pada ikan harus memenuhi beberapa hal
yaitu; tanda tidak berubah selama ikan itu hidup, tidak mengganggu tingkah laku ikan sehingga
mudah ditangkap oleh pemangsa, tidak menyebabkan mudah tersangkut pada ganggang atau
tanaman lainnya, tanda itu murah dan mudah diperoleh, tepat untuk tiap ukuran ikan dengan
penyesuaian yang sesedikit mungkin, mudah diterapkan pada ikan tanpa menggunakan zat
pembius dan gangguan “stress” diusahakan sekecil mungkin, cukup banyak variasi untuk
membedakan kelompok ikan yang kecil perbedaannya, tidak menyebabkan kesehatan ikan
terganggu, tidak berbahaya atau menyebabkan bahaya pada ikan dan tanda ikan mudah dikenal
oleh orang yang tidak mendapat latihan sekalipun (Effendi, 1978)
Menurut Rounsfell (1975) pemilihan dalam penandaan ikan didasarkan pada berbagai factor
yaitu jumlah dari organisme yang akan ditandai, kecepatan pemberian tanda, lama waktu yang
diharapkan tanda masih dikenal, mudah dan sukar dalam menangani ikan dan bagaimana cara
penangkapan kembali ikan tersebut. Terdapat dua jenis metode dalam pemberian tanda pada ikan
yaitu Tagging dan Marking.

Tagging pada ikan adalah pemberian tanda pada tubuh ikan dengan menempelkan suatu
benda asing. Pemberian tanda menggunakan benda asing tersebut harus menggunakan material
yang tidak berkarat, tahan lama atau tidak mudah rusak dan tidak mengganngu kondisi ikan
tersebut. Contonya benda yang digunakan dalam tagging adalah benda yang terbuat dari material
perak, alumunium, nikel, plastik, ebonit, selluloid, dan lain-lain. Dalam beberapa tahun terakhir,
berbagai jenis plastik banyak digunakan sebagai tag (Syafella,2012 dan BP2KSI, 2015). Pada tag
tersebut berisikan tanggal, nomor ataupun kode – kode lainnya.

Tag pada ikan memiliki banyak jenis dan juga bentuk antara lain Spaghetti Tag, Anchor Tag,
Strap Tag, Bachelor button, dll. Dalam proses tagging, bagian tubuh ikan yang biasa diberi tag
adalah pada bagian kepala yaitu; tulang rahang bawah dan tutup insang serta pada bagian tubuh
yaitu; bagian depan sirip punggung, bagian belakang sirip punggung, bagian dalam tubuh, sirip
lemak (adipose fin) dan batang ekor.

Gambar 1. Jenis tag dan penempatannya pada tubuh ikan (redrawn from McFarlane et al,.1990)
Marking yaitu pemberian tanda pada ikan namun tidak dengan menempelkan benda asing
kepada tubuh ikan tersebut melainkan dengan menghilangkan bagian tubuh ikan, misalnya
pemotongan sirip, pelubangan pada operculum, pemberian tatoo, dll. Pada pemotongan sirip
biasanya dilakukan pada sirip perut sebelah kanan atau sebelah kiri sedangkan pada proses
pelubangan operculum ikan dilakukan dengan bentuk bundar atau segitiga kecil dengan sebuah
klip atau sebuah alat tindik yang dibuat khusus dalam keperluan tersebut. Melakukan marking
harus dilakukan dengan hati – hati, misalnya pada saat pemotongan sirip jangan sampai
pemotongan terlalu jauh dari pangkal sirip karena dikhawatirkan akan terjadi pertumbuhan
kembali bagian sirip yang dipotong tersebut. Sehingga pada saat penangkapan kembali tidak
dapat dikenali apakah sirip ikan tersebut telah dipotong atau tidak.

Dalam proses marking harus diperhatikan beberapa hal yaitu tanda tidak berpengaruh pada
tingkah laku ikan, bagian yang dipotong tidak tumbuh kembali dan bagian yang dilubangi tidak
tertutup kembali. Namun bagi beberapa jenis ikan proses regenerasi berlangsung cepat, sehingga
proses pemulihan tubuh ikan tersebut terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Sehingga dalam
hal ini penangkapan kembali harus dilakukan dalam waktu cepat. Begitu pula dengan pemberian
tatto hal tersebut tidak dapat berlangsung lama. Pemberian tattoo dengan jarum listrik dapat
diterapkan untuk ikan – ikan berukuran kecil dalam jumlah besar, karena kecepatan operasinya.

Gambar 2. Contoh tagging dan marking pada ikan

Pada penandaan ikan harus mempertimbangkan serta memperhatikan beberapa hal sebelum
menerapkannya pada ikan. Tujuan percobaan pemberian tanda, lamanya percobaan, cara
pengembalian ikan bertanda, macam dan jumlah ikan yang terlibat dan tenaga kerja yang tersedia
dalam pemberian tanda dari semua hal tersebut menjadi sebuah pertimbangan penting dalam
proses penandaan ikan
DAPUS

BP2KSI. 2015 Ecological assesment untuk restocking benih lobster di kawasan konservasi
perairan Indonesia.Laporan Teknis. BP2KSIP4KSI. BalitbangKP.

Effendi, M.I., 1978. Biologi Perikanan Bag. II : Dinamika Populasi Ikan . Fak. Perikanan – IPB :
58 pp.

McFarlane, G.A., 1990. Historical Review of the Development of External Tags and Marks.
American Fisheries Society Symposium 7 : 9 – 29.

Rounsfell, G.A., 1975. Ecology, utilization, and Management of marine fisheries. Mosby comp.
Saint Louis.

Syafella, R. 2012. Marking and tagging fish (menandai dan penandaan ikan). Laporan Teknik.
Program Studi Manajeman Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian. Universitas
Muhammadiyah Sukabumi.

Anda mungkin juga menyukai