Anda di halaman 1dari 6

Jawaban Diskusi

1. Warna kulit ditentukan berbagai faktor, dan yang terpenting adalah kandungan
melanin dan karoten yang terdapat dalam karotenosit dan sejumlah pembuluh darah
dalam dermis yang menimbulkan warna dan motif tertentu pada hewan.

2. unguis : H
Sub-unguis : G

Kaneus : B

3. Jenis-jenis sisik ikan

a. Sisik Kosmoid
Sisik ini hanya terdapat pada jenis ikan yang sudah punah dari kelompok
Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ini kecil, tersusun atas tiga lapisan : kosmin,
tulang berongga, tulang lamelar.
b. Sisik Plakoid
Sisik ini terdapat pada kelompok ikan bertulang lunak atau Chondrichthyes.
Berbentuk segitiga yang bagian basalnya mendatar dan menempel pada
lapisan dermis serta ujung yang menonjol menghadap ke arah posterior
INI PLAKOID YAAAA
c. Sisik Ganoid
Sisik ini dapat ditemui pada kelompok Holostei dan Chondrostei. Sisik ini
berbentuk belah ketupat atau romboid. Sisik ini memiliki dua tipe : (1)
paleoniskoid atau sisik yang mengandung kosmin, dan (2) lepidosteoid atau
sisik yang tidak mengandung kosmin.

d. Sisik Sikloid dan Stenoid


Sisik jenis ini hanya terdapat pada kelompkok Teleostei. Kedua sisik ini
berbeda dalam bentuk dan dapat ditemui pada ikan yang sama. Lapisan
penyusunnya adalah lapisan tulang lamelar yang tipis, lentur, dan ringan.
Serta lapisan pelat fibriler (jaringan ikat fibrosa).

4. Pada permukaan kulit katak, banyak terdapat kelenjar mukus atau kelenjar penghasil
lendir dimana berfungsi untuk membersihkan kulit, meminyaki kulit, membasahi kulit
sehingga memungkinkan untuk melakukan pernafasan kulit.
Pada permukaan kulit ikan, lendir berfungsi untuk mengurangi gesekan dengan air
supaya ikan dapat berenang lebih cepat,sebagai penutup luka,dan pencegah infeksi.

5. M
Analisis Data
Pada kegiatan pengamatan sistem integumen, bagian pertama yang diamati adalah
permukaan tubuh Rana sp. atau katak. Permukaan tubuh tepatnya pada organ integumen
atau kulit katak memiliki warna gradasi hijau tua di hampir keseluruhan pada bagian dorsal
(punggung) dari anterior (depan) hingga posterior (belakang) dengan tekstur yang kasar,
berlendir, serta memiliki bintil-bintil yang berwarna hitam dengan ukuran yang bervariasi.
Terdapat pula kelenjar-kelenjar yang ada pada Rana sp. ini, yakni kelenjar mukus dan kelenjar
granular. Selanjutnya pada perekatan organ integumen dengan otot yang berada dibawahnya
memiliki perekatan yang tidak terlalu kuat bahkan sangat lemah (disebabkan oleh adanya sac
limfatikus subkutaneus, fungsi integumen katak sebagai respirasi, fungsi kelenjar granula dan
mukus, perbandingan kulit kodok yang ini dengan katak)
Pengamatan selanjutnya adalah integumen Cyprinus carpio atau ikan tombro. Pada
integumen ikan tombro, hampir keseluruhan permukaannya ditutupi derivat dari dermis
berupa sisik. Identifikasi mengenai sisik pada ikan tombro ini adalah sisik yang berjenis
Sikloid.
Pada pengamatan integumen kadal, dengan nama latin Mabouya multifasciata,
didapatkan beberapa hal selama pengamatan. Warna kulit pada kadal yang diamati berwarna
coklat kehitaman pada bagian caput hingga caudal, bercorak hijau di beberapa bagian, serta
bergradasi dengan warna putih yang berada pada bagian ventral dan dibatasi oleh corak garis
warna kuning di bagian lateral dekster maupun lateral sinister. Selain itu, kadal memiliki
derivat pada organ integumennya yang berupa sisik. Sisik tersebut pada tiap segmen tubuh
kadal memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda.
Mamalia dan aves juga memiliki ciri khas pada organ integumennya, salah satunya
adalah derivat berupa kuku pada mamalia dan cakar pada aves Hewan yang digunakan dalam
pengamatan adalah Cavia cobaya atau marmot dari kelas mamalia, dan Columba livia atau
burung merpati dari kelas aves. Selanjutnya dilakukan perbandingan antara kuku dan cakar
ini. Dari segi bentuk, kuku pada marmot cenderung sejajar dan tumpul pada bagian ujungnya,
sedangkan pada cakar merpati memiliki bentuk yang cukup melengkung dengan ujung yang
tajam. Selain itu didapatkan kemiripan pada derivat organ integumen ini, dimana terdapat
unguis (kuku atau cakar bagian atas), subunguis (kuku atau cakar bagian bawah), serta
kaneus (pangal kuku atau cakar).
Salah satu ciri aves adalah memiliki bulu, dalam hal ini juga dilakukan pengamatan
pada bulu merpati. Terdapat beberapa bagian pada bulu-bulu aves ini, diantaranya adalah
plumae, plumulae, dan filoplumulae. Plumae merupakan bulu yang memiliki ukuran yang
cukup besar dan memiliki struktur yang paling kompleks, sering didapati pada bagian sayap
dan ekor. ( digunakan untuk terbang (aerodinamis), kalamus, rakhis, vaksilum, umbilikus,
barbae, barbulae, radiola, pada aves yang sudah dewasa, perbedaan plumulae di sayap dan
ekor kek gimana). Lalu ada plumulae yang memiliki ukuran yang lebih kecil dan pendek
dengan bagian-bagian yang jauh lebih halus dibandingkan dengan plumae. Terdapat juga
filoplumae, dimana memiliki struktur yang mirip dengan plumulae, namun letak bendera bulu
hanya terdapat pada batang bulu bagian atas, serta terdapat hampir pada seluruh tubuh aves.
(nama lain filoplumae : bulu rambut, kenapa?)
Selain pengamatan pada hewan yang masih hidup, pengamatan juga dilakukan pada
hewan yang sudah mati dan diawetkan. Hewan tersebut adalah Chelonia atau yang biasa
disebut sebagai penyu. Penyu memiliki sisik tanduk yang menyerupai perisai di bagian dorsal
– disebut karapaks, dan di bagian ventral – disebut plastron. Karapaks memiliki bentuk yang
agak melengkung, lebih kompleks dan sisik tanduknya berbentuk poligonal serta bervariasi
pada tiap bagiannya jika dibandingkan dengan plastron. Beberapa ujung pada bagian
karapaks meruncing dan tajam (digunakan untuk proteksi (?)). Sedangkan plastron lebih datar
dan tumpul di bagian pinggirnya.

Anda mungkin juga menyukai