Anda di halaman 1dari 6

Nama : FARAH NUR INDAH

NIM/Offering : 190341621648/C

Tanggal ANTIS: 11 Desember 2020

ANALIS KRITIS ARTIKEL JURNAL BAHASA INDONESIA/INGGRIS

A. Bibliografi Penulis
Elystia, S., Muria, S. R., & Pertiwi, S. I. P. 2019. Pemanfaatan Mikroalga Chlorella Sp.
untuk Produkai Lipid dalam Media Limbah Cair Hotel Dengan Variasi Rasio C:N dan
Panjang Gelombang Cahaya. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, 11(1): 25-43

B. Latar Belakang Penelitian


Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar alternatif untuk mengurangi tngginya
tingkat pencemaran lngkungan akibat pembakaran bahan bakar fosil. Biodiesel bersifat
non-toksik serta biodegrable. Pada umumnya, biodiesel diproduksi dari minyak tanaman.
namun penggunaan bahan baku dari tanaman dapat menimbulkan dampak negatif
terhadap masalah lingkungan, pangan dan efisiensi. Oleh karena itu diperlukan bahan
baku lain untuk produksi biodiesel. Kandungan lipid mencapai 80% dari berat kering dan
karakteristik yang hampir sama dengan minyak nabati pada mikroalga menjadikannya
sebagai pilihan alternatif bahan baku biodisel. Selain itu, mikroalga memilki kelebihan-
kelebihan lain dibanding tanaman. Mikroalga membutuhkan cahaya, air, nutrien dan
CO₂. Air dan nutrien dapat diperoleh dari limbah cair, sehingga mikroalga dapat
dijadikan sebagai pengolahan air limbah. Pengolahan limbah cair domestik diperlukan
agar eutrofikasi tidak terjadi yang diakibatkan oleh pembuhan limbah cair domestik.
Nutrien penyusun utama mikroalga ialah karbon (C). Karbon merupakan nutrien yang
penting dalam pertumbuhan mikroalga. Nutrien penyusun mikroalga lain yang berperan
dalam mengontrol biosintesis dalam sel ialah nitrogen (N). Oleh karena itu rasio C:N
yang tinggi dapat meningkatkan metabolisme mikroalga sehingga kandungan lipid pada
mikroalga juga dapat meningkat. Cahaya merupakan sumber energi pada proses
fotosintesis, sehingga panjang gelombang dan intensitas cahaya memengaruhi
pertumbuhan mikroalga.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh rasio C:N dan panjang gelombang
terbk dalam peningkatan kandungan lipid Chlorella sp. dalam peningkatan kandungan
lipid Chlorella sp. serta mempelajairi kemampuan Chlorella sp. dalam menyisihkn
nutrien karbon dan nitrogen dalam medium limbah.
D. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan sampel mikroalga Chlorella sp.
dari Pusat Penelitian Alga Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau,
limbah cair hotel X Kota Pekanbaru, alkohol 70%, glukosa sebagai tambahan sumber
karbon, urea sebagai tambahan sumber nitrogen, ekstraksi lipid menggunakan bahan
methanol, kloroform dan NaCl 5%. Alat-alat yang digunakan berupa chamber berukuran
80x40x30 cm, erlenmeyer 250 ml, aquarium pump, cawan penguap, gelas ukur 10 ml
dan 100 ml, pipet tetes, spatula, neraca analitik, gelas beker 250 ml, tube lamp putih,
tube lamp biru, tube lamp hijau, tube lamp merah, lux meter, hand counter, mikroskop
cahaya, dan haemocytometer.
Pada penelitian ini menggunakan variabel tetap temperatur ruangan, intensitas cahaya
lampu 2000 lux, pH 7 dan fotoperiod 12:12. Variabel bebas yang digunakan ialah rasio
C:N 100:7, 100:13 dan 100:32 dengan penambahan glukosa dan urea. Kontrol toSetelah
didapatkan rasio C:N terbaik yang sebelumnya menggunakan lampu putih sebagai
sumber cahaya dilanjutkan dengan variasi panjang gelombangmenggunakan warna
lampu berbeda, yakni biru (450-495 nm), hijau (495-570 nm), dan merah (620-750 nm)
dengan kontrol menggunakan lampu LED putih (380-750 nm). Selanjutnya data yang
dianalisis pertama ialah pH, pengujian pH menggunakan pH meter. Kemudian jumlah sel
Chlorella sp. dihitung untuk mengetahui kepadatan sel dengan rumus:
𝐾 = 𝑛 𝑥 104
Keterangan:
K = jumlah sel (sel/mL)
N = jumlah total sel dalam kamar hitung sel
Untuk mengetahui tingkat laju pertumbuan sel mikroalga per hari dapat dihitung
dengan specific growth rate. Specific growth rate dapat dihitung dengan rumus:
ln X 2 − ln X1
μ=
∆𝑡
keterangan:
X₂ = jumlah sel pada fase eksponensial (sel/mL)
X₁ = jumlah sel awal (sel/mL)
∆𝑡 = waktu yang dibutuhkan untuk meningkatk konsentrasi dari X₁ hingga X₂ (hari)
Ekstrasi lipid dilakukan dengan metode Bligh-Dyer. Total lipid dapat dihitung dengan
persamaan berikut:
𝑊𝐿
Y(%) = 𝑥 100%
𝑊𝐷𝐴
Keterangan:
Y = Total lipid (%)
𝑊𝐿 = Berat lipid (g)
𝑊𝐷𝐴 = Berat biomassa kering (g)
Untuk menentukan berat kering dapat dihitung dengan rumus:
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 = 𝑊2 − 𝑊1
Keterangan:
𝑊2 = berat kertas saring dan biomassa kering (g)
𝑊1 = berat kertas saring (g)

E. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Pengaruh Rasio C:N dan Panjang Gelombang Cahaya terhadap Jumlah Sel dan
Specific Growth Rate
Perbedaan jumlah sel pada variasi rasio C:N dapat terlihat pada warna kultur. Setelah
dikultivasi selama 15 hari dan pada kontrol yang tidak ditambahkan limbah, warna lebih
pekat pada rasio C:N 100:32 diikuti oleh 100:13 dan 100:7. Pada hari ke-0 hingga hari
ke-1, variasi raiso C:N yang dikultur pada medium limbah Chlorella mengalami fase lag
yakni fase dimana mikroaga beradaptasi dengan medium baru. Pada hari ke-3 hingga
hari ke-9, Chlorella mengalami fase eksponensial atau fase log baik pada medium yang
dicampur limbah maupun kontrol. Pada fase ini mikroalga mengalami pertumbuhan dan
sel membelah dengan laju konstan. Pada hari ke-11 Chlorella mengalami dase declining
relative growth yakni fase dimana mikroalga telah mencapai populasi maksimum yang
diakibatkan oleh berkurangnya ketersediaan makanan. Pada hari ke-13 dan ke-15,
mikroalga mengalami fase stasioner yakni dimana jumlah sel mikroalga konstan
sedangkan jumlah nutrien dalam medium berkurang.
Pada akhir masa kultivasi dalam media yang dicampur dengan limbah didapatkan jumlah
sel tertinggi pada rasio C:N 100:32, yakni 4,17 x 106 sel/ml dengan specific growth rate
0,308/hari, sedangkan jumlah sel terendah pada rasio C:N 100:7, yakni 3,49 x 106 sel/ml
dengan specific growth rate 0,274/hari. Pada medium kontrol yang tidak ditambahkan
limbah, jumlah sel tertinggi pada rasio C:N 100:32, yakni 5,15 x 106 sel/ml dengan
specific growth rate 0,321/hari, sedangkan jumlah sel terendah pada rasio C:N 100:7,
yakni 4,7 x 106 sel/ml dengan specific growth rate 0,289/hari. Pada medium kontrol
jumlah sel lebih besar karena hanya menggunakan nutrien yang sederhana sehingga
mudah dimetabolisme. Selain itu, semakin tinggi penambahan nitrogen maka jumlah sel
akan semakin tinggi.
Upaya peningkatan lipid dengan variasi panjang gelombng dengan menggunakan warna
lampu berbeda dilakukan karena telah memperoleh rasio C:N terbaik. Jumlah sel
mikroalga Chlorella sp. tertinggi ialah pada kultivasi yang menggunakan lampu biru
(450-495 nm) yakni mencapai 4,57 x 106 sel/ml dengan specific growth rate 0,294/hari,
sedangkan yang dikultivasi menggunakan lampu merah (620-750 nm) mengalami
pertumbuhan sel yang paling rendah jika dibandingkan dengan lampu hijau dan biru,
dengan jumlah sel 9,00 x 105 sel/ml dan specific growth rate 0,194/hari. Panjang
gelombang yang pendek seperti pada lampu biru menghasilkan energi yang lebih besar.
Energi yang besar berpengaruh pada peningkatan jumlah se mikroalga.
Pengaruh Rasio C:N terhadap Produksi Lipid
Peningkatan lipid didapatkan pada akhir kultivasi dengan menggunakan limbah.
Kandungan lipid tertinggi dihasilkan pada rasio C:N 100:7 diikuti oleh 100:13 dan
100:32, yaitu 36,84%, 25,93%, dan 23,33%. Peningkatan kandungan lipid berbanding
terbalik dengan jumlah sel. peningkatan produksi lipid tertinggi didapatkan apabila
mikroalga mengalami kondisi kekurangan nitrogen. Meningkatnya kandungan lipid pada
kondisi kekurangan nutrien disebabkan oleh laju produksi komponen sel yang rendah,
tetapi produksi minyak tetap tinggi.
Pengaruh Panjang Gelombang Cahaya terhadap Produksi Lipid
Kandungan lipid meningkat setelah dikultivasi selama 15 hari pada variasi panjang
gelombang dengan kandungan lipid tertinggi pada lampu biru, yakni 40,91%. Lampu
biru yang memiliki panjang gelombang pendek menghasilkan energi yang besar sehingga
dapat meningkatkan penetrasi cahaya yang masuk ke dalam sel dan mempengaruhi
pertumbuhan mikroalga.
Penyisihan Nutrien dalam Medium
Konsentrasi karbon pada medium yang ditambahkan limbah mengalami penurunan pada
akhir kultivasi menjadi 50,28 mg/l pada rasio 100:7; 45,82 mg/l pada rasio 100:13; dan
42,20 mg/l pada rasio 100:32 dari konsentrasi awal 172 mg/l, 160 mg/l, dan 155 mg/l.
Pada medium kontrol konsentrasi karbon mengalami penurunan menjadi 29 mg/l pada
rasio 100:7; 27,05 mg/l pada rasio 100:13; dan 25,53 mg/l pada rasio 100:32 dari
konsemtrasi awal 105 mg/l, 110 mg/l dan 108 mg/l. Efisiensi penyisihan konsentrasi
karbon tertinggi didapatkan pada medium yang tidak ditambahkan limbah atau kontrol,
yaitu 72,38%, 75,41%, dan 76,36% pada rasio C:N 100:7, 100:13, dan 100:32. Pada
medium yang ditambahkan limbah efisiensi penyisihan hanya 70,77%, 71,36%, dan
72,77% pada rasio C:N 100:7, 100:13, dan 100:32. Hal ini dikarenakan mikroalga tidak
dapat melakukan metabolisme pada semua sumber karbon. Sumber karbon sederhana
seperti glukosa lebih mudah dimetabolisme mikroalga dibanding sumber karbon yang
kompleks pada limbah.
Konsentrasi karbon dalam medium mengalami pengurangan pada variasi panjang
gelombang, yakni menjadi 50,28 mg/l pada lampu putih; 38,23 mg/l pada lampu biru;
56,40 mg/l pada lampu merah; dan 52,56 mg/l pada lampu hijau. Hal ini membuktikan
bahwa mikroalga dapat menggunakan karbon organik sebagai sumber nutrisi. Penurunan
konsentrasi karbon terbesar didapatkan pada variasi panjang gelombang lampu biru
yakni 450-495 nm. Semakin tinggi jumlah kepadatan se mikroalga maka penurunan
konsentrasi parameter semakin baik.
Pada medium yang ditambahkan limbah konsentrasi nitroen akhir ialah mg/l, 2,66 mg/l,
dan 2,50 mg/l pada rasio C:N 100:7, 100:13, dan 100:32 dengan efisiensi penyisihan
sebesar 80,04%, 87,45%, dan 43,75%. Pada medium yang tidak ditambahkan limbah,
konsentrasi nitrogen juga mengalami penurunan menjadi 1,68 mg/l, 1,57 mg/l, dan 1,43
mg/l pada rasio C:N 100:7, 100:13, dan 100:32 dengan efisiensi penyisihan sebesar
80,56%, 89,18%, dan 95,67%. Pada variasi panjang gelombang konsentrasi nitrogen
pada kultivasi menggunakan lampu putih (kontrol), biru, merah, dan hijau mengalami
penurunan menjadi 3 mg/l, 2,12 mg/l, 4,98 mg/l, dan 4,20 mg/l dengan efisiensi
penyisihan 80,04%, 85,58%, 70,37%, dan 73,82%. Semakin tinggi jumlah sel maka
efisiensi penyisihan bahan organik akan semakin tinggi. Apabila jumlah sel mikroalga
meningkat maka kandungan nutrien dalam medium turut berkurang karena mikroalga
dapat memanfaatkan nutrien untuk pertumbuhannya.
F. REFLEKSI
Rasio C:N 100:7 adalah yang terbaik dalam meningkatkan kandungan lipid Chlorella sp.
dengan kandungan lipid sebesar 36,84% dan kandungan lipid meningkat menjadi 40,91%
pada kultivasi menggunakan lampu biru (450-495 nm). Chlorella sp. mampu
menyisihkan karbon dan nitrogen di dalam medium dengan efisiensi tertinggi 72,77%
dan 75,80% pada rasio 100:32 serta 93,75% dan 85,58% pada kultivasi menggunakan
lampu biru (450-495 nm). Penelitiaan ini telah dilakukan secara baik dengan
menghasilkan data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Pada jurnal penelitian
ini juga telah memaparkan mulai dari abstrak hingga daftar pustaka. Namun pada jurnal
penelitian masih terdapat kesalahan dalam penulisan seperti yang seharusnya tidak
dicetak miring namun dicetak miring dan spasi yang salah pada beberapa kalimat.

Anda mungkin juga menyukai