Anda di halaman 1dari 2

Farah Nur Indah

190341621648

Offering C

1. Eritrosit yang terdapat pada pembuluh darah tidak memiliki inti atau nukleus, tetapi
pada saat pembentukan eritrosit yakni di sumsum merah tulang dilengkapi dengan
nukleus. Proses pembentukan eritrosit disebut dengan eritropoesis. Tahap awal
pembentukan sel darah merah yakni pembentukan hemasitoblast, pada tahap ini sel
darah merah masih memiliki nukleus. Hemasitoblast merupakan primordium (sel
induk). Selanjutnya merupakan tahap pembentukan basofil eritroblas, pada tahap
inilah nukleus pada sel darah merah mengecil karena pada tahap ini terjadi
pembentukan hemoglobin sehingga nukleus harus memberikan ruang untuk
pembentukan hemoglobin tersebut. Setelah hemoglobin terbentuk kemudian akan
menjadi eritoblast polikromatofil yang merupakan tahap ketiga dari pembentukan sel
darah merah. Pada tahap ketiga ini, nukleus akan semakin mengecil karena
pembentukan hemoglobin terus berlangsung dan kemudian terbentuklah normoblast.
Tahap keempat ditandai dengan terbentuknya normoblast, sitoplasma dari normoblast
sebanyak 34% terisi oleh hemoglobin. Nukleus akan hilang pada tahap ini melalui
otolisis dan absorbsi. Selanjutnya merupakan eritosit muda yang masih mengandung
substansi basofilik di dalam sitoplasma yang berbentuk serabut retikulum. Dan tahap
terakhir adalah terbentuknya eritrosit.
(sumber: Santosa, Budi. 2009. Aktifitas Hematopoiesis Akibat Suplementasi Tawas
dan Seng Pada Tikus (Rattus nurvegicus). Jurnal Kesehatan, 2(1)

2. Vasa vasorum merupakan pembuluh darah kecil pada tunika adventitia dan pembuluh
darah besar pada tunika media. Vasa vasorum berfungsi untuk mensuplai nutrisi atau
metabolit untuk sel-sel dan juga digunakan untuk mempertahankan struktur dan
fungsi dari arteri dan vena. Vasa vasorum lebih banyak ditemukan di pembuluh darah
vena dibanding dengan pembuluh darah arteri karena dalam pembuluh darah vena
mengangkut darah yang kotor (deoxigenated) sehingga darah yang diangkut hanya
memiliki sedikit nutrien. Oleh karena itu vasa vasorum bertugas untuk mensuplai
nutrisi lebih banyak pada pembuluh darah vena di banding arteri.
(sumber: William, J. K., Heistad. D. D. 1996. Structure and Function of Vasa
Vasorum. Elsevier Science, 6(2):53-56

3.
a. Komponen sistem peredaran limfe yakni limfe, pembuluh limfe yang terdiri
dari; kapiler limfe; pembuluh limfe; dan pembuluh limfe besar, nodus limfe
atau kelenjar limfe, dan jantung limfe.

(sumber: Tenzer, A., Lestari, U., Gofur, A., Rahayu, S. E., Masjhudi,
Handayani, N., Wulandari, N., Maslikah, S. I. 2014. Struktur Perkembangan
Hewan (SPH 1) (Bagian 2). Malang: Jurusan Biologi Fakultas Mateatika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang

b. Sistem sirkulasi berarti sistem transportasi yang berfungsi untuk mengangkut


berbagai zat ke seluruh bagian tubuh. Menurut saya peredaran limfe belum
dapat dikatakan sebagai sirkulasi limfe atau bisa dikatakan sebagai sistem
sirkulasi sekunder. Aliran limfe hanya memiliki satu arah aliran berbeda
dengan darah, oleh karena itu peredaran limfe dikatakan sebagai sistem
sirkulasi sekunder.

4. Jantung pada ikan hanya terdapat dua ruang yakni satu ruang atrium dan satu ruang
ventrikel. Pada jantung ikan juga terdapat sinus venosus yang tersusun seri bersama
atrium dan ventrikel. Sinus venosus merupakan ruang tambahan pada jantung yang
memiliki dinding tipis, mengandung sedikit otot, tetapi banyak terdapat jaringan ikat
fibrosa yang berfungsi untuk menampung darah yang mengalir pada vena kardial
interior serta posterir melewati vena hepatica. Peredaran darah pada ikan cukup
sederhana yakni peredaran darah tunggal karena hanya satu kali melewati jantung.
Darah kotor (deoxigenated) akan dipompakan dari ventrikel menuju insang untuk
mengalami oksigenisasi. Kemudian darah akan mengalir ke seluruh tubuh dan
kembali ke jantung melalui arteri yang telah membawa darah bersih (oxigenated).
Untuk mencegah berbaliknya darah kembali ke atrium karena susunannya yang seri
terdapat katup yang terletak di antara atrium dan ventrikel.
(sumber: Tenzer, A., Lestari, U., Gofur, A., Rahayu, S. E., Masjhudi, Handayani, N.,
Wulandari, N., Maslikah, S. I. 2014. Struktur Perkembangan Hewan (SPH 1) (Bagian
2). Malang: Jurusan Biologi Fakultas Mateatika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang)

5. Reptil kebanyakan hanya memiliki tiga ruang jantung yakni, dua atrium yang terpisah
secara sempurna dan satu ruang atrium. Namun pada buaya ventrikel terbagi secara
sempurna sehingga buaya memiliki empat ruang jantung, yakni ventrikel kanan dan
kiri dan atrium kanan dan kiri.antara ventrikel kanan dan kiri terdapat sekat yang
belum sempurna sehingga dapat terjadi pencampuran darah yang kaya oksigen pada
ventrikel kiri dengan darah yang miskin oksigen pada ventrikel kanan. Hal ini disebut
dengan foramen panizzae. Foramen panizzae merupakan lubang kecil yang terdapat
pada persilangan antara aorta kiri dan aorta kanan. Foramen panizzae berfungsi untuk
distribusi oksigen yang cukup ke alat pencernaan dan memelihara keseimbangan
tekanan cairan di dalam jantung pada saat di dalam air.
(sumber: Karila, P., Axelsson, M., Franklin, C. E., Fritsche, R., Gibbins, I. L., Grigg.
G. C., Nilsson, S., Holmgren, S. 1995. Neuropeptide immunoreactivity and co-
existence incardiovascular nerves and autonomic ganglia of the estuarine crocodile
(Crocodylus porosus) and cardiovascular effect of neuropeptides. Regulatory
Peptides, 58(1995): 25-39

Anda mungkin juga menyukai