Anda di halaman 1dari 22

KELAS AMPHIBIA

KELAS AMPIBHIA

A. CIRI – CIRI UMUM


Amphibia berasal dari kata amphi, yang artinya rangkap dan bios yang artinya
kehidupan. Jadi, dapat dikatakan bahwa amphibia adalah hewan yang hidup melalui dua
fase kehidupan, yaitu fase kehidupan di dalam air, keadaan ini pada umumnya disebut
fase larva atau dalam istilah yang lebih popular disebut berudu. Kemudian, setelah fase
di air selesai dilanjutkan fase kehidupan di darat. Hewan yang sudah dewasa mempunyai
columna vertebralis dan juga dilengkapi pula adanya extremitas dengan jari-jari atau
disebut digiti yang berntuknya berbeda-beda, sedangkan kulit bentuknya lembut dan
tidak mempunyai sisik ataupun rambut.
Tetapi kriteria semacam ini, sering tidak dapat digunakan untuk species tertentu.
Ada beberapa species yang mengalami modifikasi, bahkan ada pula yang tidak
mengalami fase larva di dalam air dan sebaliknya ada beberapa jenis hewan dewasa yang
tetap bertahan di dalam kehidupan air, contohnya adalah Xyophus sp.
Amphibia merupakan kelompok vertebrata, yang tergolong ke dalam super kelas
tetrapoda. Ciri utama dari kelas Amphibia ini adalah kemampuannya hidup secara
teresterial maupun akuatik, sehingga sering disebut sebagai kelompok hewan yang hidup
di dua alam. Keistimewaan lain dari hewan ini adalah dalam masa menuju kedewasaan
akan mengalami metamorfosis. Untuk jenis Rana dan Bufo, proses metamorfosis sangat
mudah terlihat, mulai dari setelah menetasnya telur hingga menjadi dewasa.
Umumnya hewan amphibia memiliki kulit yang licin dengan banyak glandula dan
tidak bersisik. Secara anatomi fisiologis, hewan ini memiliki jantung 3 ruang yang terdiri
dari 2 serambi (atrium) dan 1 bilik (ventrikel). Sel darah merah berbentuk oval dan berinti.
Fertilisasi terjadi secara eksternal, dimana telur akan ditinggalkan oleh betina pada suatu
tempat lalu akan dibuahi dengan sperma dari jantan.
Dari kelompok vertebrata, kelas amphibia termasuk yang paling sedikit
ditemukan. Contoh yang paling sering ditemukan adalah salamander, katak hijau (Rana
sp.) dan katak kembung (Bufo sp.). Perbedaan dalam kelas ini relatif mudah dilihat
berdasarkan morfologinya.

2
B. PENYEBARAN DAN HABITAT
Pada umumnya, amphibia menyukai dan tinggal di daerah berhutan yang
lembab dan beberapa spesies seluruh hidupnya tidak bisa lepas dari air. Perilaku tersebut
merupakan salah satu bentuk adaptasi guna mempertahankan kelembaban tubuhnya.

C. KLASIFIKASI
Kelas Amphibia terbagi menjadi 3 sub kelas:
1. Sub Kelas Stegocephalia
• Cranium dan tulang pipi sempurna.
• Mempunyai atap cranium yang terdiri atas beberapa tulang.
• Pada species yang telah menjadi fosil terdapat lembaran sisik ventral dan kadang-
kadang ada juga yang terdapat pada dorsal.
• Ordo yang masih tersisa hanya 1, yang lainnya sudah punah.
Ordo : Gymnophiona atau Apoda
Berbentuk seperti cacing tanpa anggota, contoh: Ichtyopsis
glutinosus;Typhanonectes sp.
2. Sub Kelas Caudata / Urodela / Salamander
• Tubuh dapat dibedakan atas cephal, cervix, truncus, dan cauda.
• Extremitas mempunyai bagian-bagian tulang yang sama.
• Sub kelas ini terbagi menjadi 3 ordo.
Ordo : Proteida
Contoh : Necturus sp, Proteus sp.
Ordo : Mutabilia
Contoh : Cryptobranchus alleganiensis.
Ordo : Meantes
Contoh : Siren lecertina.
3. Sub Kelas Salientia / Anura / Katak sebenarnya
• Cephal dan cervix menjadi satu.
• Sering tidak memiliki leher dan ekor.
• Extremitas posterior membesar dan extremitas anterior agak kecil.
• Terbagi menjadi 5 ordo

3
Ordo : Amphicoela
Bervetebrae cekung dikedua ujungnya.
Ordo : Opistocoela
Bervetebrae cembung sebelah anterior dan cekung sebelah posterior.
Ordo : Anomocoela
Permukaan kedua ujung vertebrae tidak teratur. Contoh: Pilobates sp.
Ordo : Procoela
Bervetebrae cekung sebelah anterior dan pada Bufo cembung sebelah
posterior. Contoh: Bufo sp, Pseudis sp, Hyla sp, Criniz sp.
Ordo : Diplocoela
Cingulum cranialis bersenyawa dengan sternum yang disebut
firmisternal.
Family : Polypeditidae
Dikenal sebagai katak pohon dunia lama. Contoh: Philotus
aurifasiatus bertelur di pohon dan tanpa fase berudu.
Family : Microhylidae
Sebagai kintel yang bermulut kecil.
Family : Ranidae
Terkenal sebagai katak. Contoh: Rana macrodon (Katak
raksasa), terdapat di rawa-rawa Bukit Tinggi, Rana pipiens
dan Rana esculenta, Rana catestiana (Katak Balai Budaya
Air Tawar Sukabumi).

D. MORFOLOGI DAN ANATOMI


Pembahasan morfologi dan anatomi dari kelas Amphibia akan diambil dari contoh
jenis katak atau Rana sp.
Tubuh katak bentuknya hampir serupa pada masing-masing anggota katak,
bentuknya menjadi lebih pendek. Hal ini disebabkan katak tidak mempunyai bagian ekor
yang biasa disebut Cauda.

4
Gambar 1. Morfologi Katak

Karakteristik Umum Rana sp. :


1. Kulit licin, mempunyai banyak glandulae (kelenjar) dan tidak mempunyai sisik.
2. Mempunyai 2 lubang hidung, berhubungan dengan rongga mulut. Membrane tympani
di luar. Lidah dapat dijulurkan.
3. Mempunyai sepasang kaki untuk berjalan dan berenang.
4. Cor terdiri dari 3 ruang; 2 atrium dan 1 ventrikel. Eritrosit berbentuk oval dan
mempunyai nucleus.
5. Bernapas dengan paru-paru dan kulit pada yang dewasa, dan dengan insang pada masa
larvanya.
6. Nervi cranialisnya berjumlah 10 pasang.
7. Temperatur badannya berubah menurut lingkungannya (poikiloterm).
8. Pembuahan terjadi secara eksternal.
9. Stadium larva mempunyai kehidupan aquatic dan akan mengalami metamorphosis.

Inspectio Katak
Bagian tubuh katak terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Caput (Kepala). Bentuknya seperti segitiga. Pada kepala terdapat beberapa bagian
seperti berikut:
a. Rima oris (celah mulut), pada ujung dari rostrum (moncong).
b. Cavum oris (rongga mulut). Di dalam cavum oris terdapat alat-alat:

5
• Maxilla (rahang atas), mempunyai dentes (gigi-gigi) berbentuk conus. Dentis
berguna untuk memegang mangsanya, tidak untuk menghaluskan.
• Mandibula (rahang bawah), tidak memiliki dentes.
• Palatum (atap mulut).
• Os vomer berbentuk huruf ‘V’ mengandung dentes.
• Nares posterior sivo choanac, merupakan 2 lubang di kanan kiri os vomer.
Sebagai penghubung cavum nasal (rongga hidung) dan cavum oris.
• Lingua (lidah), berpangkal di cranial mandibula, bersifat bifina (bercabang),
ujung caudalnya bebas dan dapat dijulurkan ke luar untuk menangkap
mangsanya.
• Ostium tubac auditive, lubang di dekat tiap-tiap sudut mulut menghubungkan
cavum oris dengan rongga telinga.
• Pada kanan kiri lingua terdapat lubang yang menuju ke saccus vocalis (kantong
suara). Alat ini hanya dijumpai pada yang jantan saja.
c. Nares anterior, lubang-lubang kecil terdapat di sebelah dorsal dari rima oris.
d. Organon visus (alat penglihatan), dilengkapi dengan:
• Palpebra superior (pelupuk mata atas).
• Palpebra inferior (pelupuk mata bawah).
• Membrane nictitans, berupa lipatan kulit tipis dan transparan untuk menjaga
mata terhadap kekeringan dan geseran di dalam air.
• Bulbus oculi (bola mata), dapat dilihat dengan jelas adanya iris dan pupil.
e. Membrane tympani (selaput pendengaran), terdapat disebelah caudal dari organon
visus.
2. Cervix (Leher) tidak nyata.
3. Truncus (Badan). Badan dari katak bentuknya pendek, diawali setelah bagian caput
hingga pada bagian akhir terdapat lubang kloaka. Ukuran badan betina lebih besar
disbanding jantan.
4. Extremitas (Anggota gerak). Terdapat 2 pasang extremitas, yaitu:
a. Extremitas anterior, bagian-bagiannya yaitu:
• Branchium (lengan atas).
• Antebranchium (lengan bawah).
• Manus (tangan).

6
• Carpus (pergelangan tangan) yang dilengkapi dengan metacarpus dan phalangus
atau digiti 4 buah.
Pada katak jantan, pada jari pertama, di medioventral terdapat penebalan kulit
yang lebih banyak pigmennya sehingga warnanya lebih hitam dan akan tampak
jelas pada waktu breeding season (masa kawin). Penebalan ini berguna untuk
memegang tubuh partnernya pada waktu berpasangan.
b. Extremitas posterior, bagian-bagiannya yaitu:
• Femur (paha)
• Crus (betis/tungkai bawah)
• Pes sive pedes (kaki), yang terdiri dari metatarsus dan phalangus/digiti yang
jumlahnya 4.
• Membrana (selapaut) untuk berenang, merupakan kulit tipis diantara digiti.

Integumen
Integumen (kulit) yang menutupi seluruh tubuh berguna untuk melindungi diri
terhadap keadaan-keadaan dari luar yang tidak menguntungkan, untuk pernapasan, dan
untuk absorbs. Integumen dapat dibagi dalam 2 bagian:
1. Epidermis, kulit bagian luar.
2. Corium atau dermis, dibagian dalam.
Pada corium, terdapat:
a. Glandulae (kelenjar-kelenjar)
Glandula yang terdapat di corium berguna untuk melicinkan kulit. Pada beberapa
spesies terdapat glandula yang mengeluarkan racun untuk mematikan lawannya.
b. Chromatophora (sel pigmen)
Chromatophora pada Rana dapat dibedakan atas:
• Xanthophora, mengandung pigmen kuning, terdapat pada lapisan paling atas.
• Guanophora, mengandung kristal-kristal guanin yang mengembalikan warna
biru.
• Melanophora, mengandung pigmen-pigmen melanin berwarna coklat hitam,
terdapat di lapisan paling dalam.
Warna-warna pada Rana dapat berubah menjadi lebih gelap atau lebih pucat.
Perubahan-perubahan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

7
• Faktor eksternal, misalnya temperatur. Apabila temperatur dingin maka akan
berubah menjadi gelap. Sebaliknya, saat panas akan berubah menjadi lebih
pucat.
• Faktor internal. Pertama, dipengaruhi oleh hormon-hormon yang dihasilkan
oleh epiphysis (menjadi lebih pucat) dan hypophysis (menjadi lebih gelap).
Kedua, dipengaruhi oleh systema nervosum, misalnya melalui panca indera
penglihatan.
c. Saraf
d. Vasa (pembuluh darah)

Keterangan Gambar:
1. Saccus submandibularis
2. Saccus vectoralis
3. Saccus branchialis
4. Saccus abdomenalis
5. Saccus lateralis
6. Saccus femoralis
7. Saccus cruralis

a. Septum submandibulare
b. Septum vectorale
c. Septum abdominale

Gambar 2. Saccus lymphaticus subcutaneus

Kulit Rana tidak melekat erat kepada jaringan di sebelah dalamnya, tetapi
terpisah oleh ruang-ruang yang terisi dengan cairan lympha. Ruang-ruang tersebut
dinamakan saccus lymphaticus subcutaneus, ialah:
1. Saccus submandibularis 5. Saccus lateralis
2. Saccus vectoralis 6. Saccus femoralis
3. Saccus branchialis 7. Saccus cruralis
4. Saccus abdomenalis 8. Saccus dorsalis

8
Sistem Musculus
Tubuh katak mengandung tiga macam otot daging, yaitu otot daging berserat
halus, otot daging jantung, dan otot daging berserat melintang. Perbedaan itu berdasar
susunan secara mikroskopis dan fisiologis. Otot daging sebelah luar terdiri atas otot
daging skeletal atau otot daging bebas yang melekat pada tulang-tulang. Otot daging
tersebut terkendalikan oleh kemauan pada gerakannya. Masing-masing otot daging itu
terdiri atas serat-serat yang satu sama lain digabung oleh jaringan ikat. Kedua ujung
biasanya melekat pada tulang yang berlainan. Bagian central yang sedikit gerak disebut
origin sedang bagian distal yang merupakan bagian yang banyak gerak disebut insertion.
Banyak otot daging yang memiliki perluasan dengan jaringan ikat sehingga dapat
membungkus sebuah ujung tulang yang disebut tendon. Sebagai contoh, misalnya tendon
pada jari kaki yang membalut jari seperti cincin.
Otot daging mengadakan aktivitas dengan jalan kontraksi yakni memanjang
memendekkan jari; dengan demikian kedua tulang yang terikat olehnya akan bergerak.
Otot daging secara umum dibagi atas dua kelompok yang berlawanan. Di bawah ini akan
disebutkan tipe umum dari otot-otot daging dengan model aktivitasnya dengan masing-
masing contoh:
1. Flexor : Mengikat satu bagian dengan bagian lain.
Contoh: bisep sebagai pengikat lengan bawah dengan lengan atas.
2. Extensor : Meluruskan atau memperluas suatu bagian.
Contoh: trisep meluruskan lengan bawah pada lengan atas.
3. Abductor : Menarik suatu bagian menjauh dari sumbu tubuh (atau anggota).
Contoh: deltoid menarik lengan ke samping.
4. Adductor : Menarik suatu bagian menuju ke arah sumbu tubuh (atau anggota).
Contoh: latianus dorsi menarik lengan ke atas dan kembali.
5. Depressor : Menurunkan suatu bagian.
Contoh: depressor manbulae menggerakkan ke bawah rahang bawah untuk membuka
mulut.
6. Levator : Mengangkat atau meninggikan suatu bagian.
Contoh: masseter mengangkat rahang untuk menutup mulut.
7. Rotator : Memutar suatu bagian.
Contoh: pyriformis meninggikan dan memutar femur.

9
Otot daging yang tunduk kepada kemauan dibagi atas tiga bentuk stuktur umum:
(1) otot daging lebar dan pipih misalnya obliqus externus dan transversus yang
membentuk dinding abdomen; (2) otot daging gilik (silindris) dengan ujung yang
menyisip, misalnya bise atau deltoid, dan (3) otot daging sphincter dengan serta
melingkar, misalnya sphincter ani yang berfungsi untuk menutup anus.
Dalam banyak gerakan bagian tubuh beberapa otot daging bereaksi bersama-sama
dengan kontraksi. Koordinasi dalam hal tersebut dilaksanakan oleh sistem saraf. Tiap-
tiap serat atau berkas otot mempunyai akhir ujung saraf motoris yang membawa perintah
untuk merangsang kontraksi.

Gambar 3. Sistem Musculus pada Katak

10
Sistem Digestifus
Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan diakhiri oleh kloaka. Pada
beberapa bagian dari tractus digestifus mempunyai struktur dan ukuran yang berbeda.
Mangsa yang berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi oleh air
liur. Katak tidak begitu banyak mempunyai kelenjar ludah. Dari cavum oris makanan
akan melalui faring, esofagus yang menghasilkan sekresi alkalis (basis) dan mendorong
makanan masuk dalam ventriculus yang berfungsi sebagai gudang pencernaan. Bagian
muka ventriculus yang besar disebut cardiac, sedang bagian posterior mengecil dan
berakhir dengan pyloris. Kontraksi dinding otot ventriculus meremas makanan menjadi
hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim atau fermen,
yang merupakan katalisator. Tiap-tiap enzim merubah sekelompok zat makanan menjadi
ikatan-ikatan yang lebih sederhana. Enzim yang dihasilkan oleh ventriculus dan
instestinum terdiri atas: pepsin, tripsin, erepsin untuk protein, lipase untuk lemak. Di
samping itu venticulus menghasilkan asam klorida untuk mengasamkan bahan makanan.
Gerakan yang menyebabkan bahan makanan berjalan dalam saluran disebut gerak
peristalsis. Beberapa penyerapan zat makanan terjadi di ventriculus tetapi terutama terjadi
di instestinum. Makanan masuk ke dalam intestinum dari ventriculus melalui klep pyloris.

Gambar 4. Sistem digestifus pada katak

Kelenjar pencernaan yang besar ialah hepar dan pancreas yang memberikan
sekresinya pada intestinum, kecuali itu intestinum menghasilkan sekresi sendiri. Hepar
yang besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus (zat empedu) yang dihasilkan akan
ditampung sementara dalam vesica felea, yang kemudian akan dituangkan dalam
intestinum melalui ductus cystecus dahulu kemudian melalui ductus cholydocus yang

11
merupakan saluran gabungan dengan saluran yang dari pancreas. Fungsi bilus untuk
menghasilkan zat lemak. Bahan makanan yang merupakan sisa di dalam instestinum
major menjadi feses dan selanjutnya dikeluarkan melalui kloaka.

Sistem Respirasi
Respirasi adalah suatu proses penyediaan oksigen bagi tubuh dan pengambilan
kembali karbon dioksida akibat metabolisme. Sistem yang dibahas disini yaitu hanyalah
pernapasan pada Rana dewasa dengan paru-paru (pulmo) dan kulit (cutan). Jalannya
udara pernapasan ialah mulai dari nares anterior kemudia menuju cavum nasal lanjut ke
nares posterior menuju cavum oris diteruskan ke laring lalu bronchus masuk ke pulmo.
Pulmo merupakan kantong elastis yang pada permukaan diperluas. Berwarna kemerah-
merahan karena banyaknya kapiler darah. Bronchus sangat pendek (tidak ada trakea).
Rana tidak memiliki costae dan diafragma (sekat rongga badan). Jadi, mekanisme
ini diatur oleh otot-otot di daerah mandibula dan otot-otot perut. Sistem pernapasan pada
Rana dibagi menjadi beberapa fase, sebagai berikut:
1. Aspirasi
Mulut terbuka, kemudian musculus submandibularis mengalami relaksasi sementara
musculus sternohyoideus berkontraksi akibatnya rongga mulut membesar, dengan
demikian udara masuk melalui nares anterior.
2. Inspirasi
Nares tertutup oleh suatu vulvula yang diikuti oleh kontraksi musculus
submandibularis, hal ini terjadi juga pada musculus geniohyoideus, akibatnya cavum
oris mengecil kemudian udara masuk melalui glotidis ke laring lalu diteruskan ke
pulmo.
3. Ekspirasi
• Fase I: Musculus submandibularis mengalami relaksasi diikuti oleh musculus
sternohyoideus berkontraksi, sementara itu otot-otot perut berkontraksi pula
akibatnya udara dalam pulmo keluar.
• Fase II: Glottis menutup kemudian nares terbuka akibatnya musculus
submandibularis berkontraksi diikuti oleh musculus geniohyoideus lalu cavum oris
menyempit dan udara keluar.

12
Gambar 5. Sistem respirasi pada katak

Sistem Sirkulasi
Fungsi dari sistem sirkulasi ialah:
• Mengangkut oksigen dan karbon dioksida antara alat pernapasan dengan jaringan-
jaringan di seluruh tubuh.
• Mengangkut zat makanan dan air dari tractus digestifus ke organ lain.
• Mengangkut sisa-sisa zat organis dan garam mineral yang sudah tidak berguna lagi ke
alat eksresi (ginjal).
• Mengedarkan hormone dari kelenjar endokrin ke seluruh tubuh.
Alat sistem sirkulasi yaitu jantung dan pembuluh-pembuluh darah yang dapat
berupa arteri dan vena.
1. Jantung (Cor)
Terdapat di dalam suatu kantong tipis yaitu pericardium. Di dalam rongga yang
dibentuk oleh pericardium terdapat cairan liquor pericardii yang berguna untuk
mengurangi geseran antara jantung dan pericardium. Jantung berbentuk sebagai conus
dengan puncaknya apex cordis. Pada jantung dijumpai adanya:

13
• Atrium, terbagi 2 yaitu atrium sinister dan atrium dexter, keduanya dipisahkan oleh
suatu sekat septum atriorum.
• Ventrikel, hanya ada 1 bagian. Terdapat di sebelah caudal atrium. Warna lebih muda.
Ventrikel dipisahkan dari atrium oleh septum atrioventriculorum. Sekat ini dilengkapi
oleh klep yang disebut valvula atrioventriculare. Klep ini berguna untuk menjaga
supaya darah tidak mengalir Kembali ke atrium.
• Truncus arteriosus, pangkal dari arteri yang keluar dari jantung. Bagian ini terlihat
dari sebelah ventral, keluar dari ventrikel menuju cranial. Pangkalnya yang terdekat
dnegan jantung disebut conus arteriosus sive bulbus cordis.
• Sinus venosus, merupakan kantong berdinding tipis tampak dari sebelah dorsal
jantung. Bentuknya sebagai suatu segitiga. Bagian ini menampung darah dari
pembuluh besar yang akan masuk ke dalam atrium dexter.

2. Arteri
Dari truncus arteriosus terdapat cabang ke kanan dan ke kiri yang masing-
masingnya bercabang 3, yaitu arteri carotis communis di cranial, arcus aorta di tengah,
dan arteri pulmo cutanea di caudal.
a. Arteri carotis communis
Berjalan di sisi esofagus menuju ke daerah caput yang masing-masing bercabang 2
menjadi carotis interna dan carotis eksterna. Pembuluh ini memvascularisasi ruang
mulut, mata dan otak.
b. Arcus aorta
Terdapat sepasang arcus aorta, melengkung di kanan dan di kiri badan membuat suatu
arcus (lengkung) yang berjalan ke caudal sebagai radix aorta yang kemudian bersatu
di linea mediana di sebelah ventral columna vertebralis. Arcus aorta memiliki cabang:
• Arcus laryng, menuju ke laring
• Arcus occipito-vertebralis, menuju ke caput, otot punggung, dan medulla spinalis.
• Arcus subelavia, menuju ke bahu dan lengan.
• Arcus oesophagus, menuju ke esofagus bagian belakang.
Disebelah caudal dari persatuan kedua radix aorta, arteri berjalan sebagai aorta
dorsalis. Pada caudal bercabang menjadi:

14
• Arcus coeliaco mesenterica, keluar dari aorta dorsalis, ada kalanya percabangan ini
dekat dengan pertemuan kedua radix aorta tetapi kadang-kadang lebih jauh ke
posterior, yang kemudian bercabang lagi yaitu arcus gatrica ke ventriculus dan
arcus hepatica ke hepar dan vesica fellea.
• Arcus mesenterica bercabang lagi menjadi arcus mesenterica anterior (ke
intestinum di cranial), arcus mesenterica posterior (ke instestinum di caudal), dan
arcus linealis (menuju liem).
• Arcus urogenitalia, berjumlah 4-6 buah menuju ren, gonad, dan corpus adiposum.
• Arcus lumbalis, ke dinding lateral lumbal.
• Arcus haemorhoidalis menuju rectum.
• Arcus iliaca communis dexter.
• Arcus iliaca communis sinister.
c. Arteri pulmocutanea
Berjumlah sepasang. Cabang-cabangnya yaitu arcus cutanea (ke cranial menuju
dorsum, caput, dan abdomen) dan arcus pulmonalis (menuju ke pulmo).

3. Vena
Pada Rana ada 3 macam vena, yaitu vena yang masuk ke dalam atrium dexter,
vena yang masuk ke dalam atrium sinister, dan vena yang masuk ke dalam sistem porta.
a. Yang masuk ke dalam atrium dexter, sebelum masuk ke dalam jantung, ditampung
oleh sinus venosus. Sinus venosus menerima 2 pembuluh besar:
• Vena cava superior, sepasang.
Menerima darah venosus dari (1) vena jugularis externa (sepasang) yang masing-
masing menerima darah dari vena lingualis (dari lidah dasar mulut) dan vena
mandibularis (dari mandibula); (2) vena anonyma menerima darah dari vena
jugularis interna (dari caput) dan vena subcapularis (dari lengan, bahu dorsal); (3)
vena subclavia, menerima darah dari vena branchialis (dari branchium) dan vena
cutanea magna (dari kulit).
• Vena cava inferior, tunggal.
Menerima darah dari (1) vena hepatica sinister et dexter (dari hepar); (2) vena
renalis (dari ginjal dan corpus adiposum); (3) vena ovarica/vena spermatica (dari
gonad).

15
b. Yang masuk ke dalam atrium sinister, yaitu vena pulmonalis yang datang dari pulmo
membawa darah arteri.
c. Sistem porta
Sistem porta ialah sistem yang terdiri atas vena yang sebelum masuk ke dalam jantung
singgah ke dalam organ lain, membentuk anyaman di situ, membentuk venula, keluar
lagi sebagai vena baru, akhirnya masuk ke dalam jantung. Ada 2 macam sistem porta
pada Rana, yaitu:
• Sistem Porta Hepatis
Menerima darah dari vena abdominalis yang berjalan mengikuti linea alba, berasal
dari alat-alat pencernaan.
• Sistem Porta Renalis
Menerima darah dari vena illiaca communis dan vena dorso lumbalis.

Gambar 6. Sistem sirkulasi pada katak

16
Sistem Urogenitalia
Sistem ini masih disebut suatu sistem gabungan, karena masing-masing sistem
masih tergabung pada kloaka sebagai muara bersama baik untuk sistem eksresi maupun
sistem reproduksi. Sistem ini dapat dibedakan atas organ uropoetica dan organ genitalia.
1. Organ Uropoetica
a. Ren (ginjal) bertipe mesonephros. Terdapat sepasang terletak di kanan dan kiri
columna vertebralis, memanjang craniocaudal, berwarna merah-coklat.
b. Ductus mesonephridicus (ureter) merupakan sepasang saluran halus, masing-
masing keluar dari dorso lateral menuju ke caudal dan bermuara di dorsal kloaka.
Ductus ini disebut juga ductus Wolffii. Pada betina, muara disebelah mediocaudal
dari muara-muara uterus.
c. Vesica urinaria (kandung kencing), merupakan sebuah kantong tipis sebagai
tonjolan dari dinding kloaka.
2. Organ Genitalia
a. Organ genitalia pada betina, terdiri atas:
• Ovarium, ada sepasang. Merupakan gonad yang menghasilkan sel-sel kelamin
betina (ovum). Disebelah cranialnya dijumpai jaringan lemak berwarna kuning
jingga disebut corpus adiposum. Baik ovarium maupun corpus adiposum
mempunyai asal yang sama ialah dari plica genitalis, masing-masing dari pars
gonalis dan pars progonalis. Ovarium terdapat di dalam alat
penggantungannya ialah mesovarium.
• Oviduk, merupakan sepasang saluran yang berkelok-kelok. Oviduk dimulai
dengan bangunan sebagai corong; infundibulum dengan lubangnya yang
disebut ostium abdominal. Di dalam ovarium terdapat kelenjar-kelenjar yang
mengeluarkan sekret menjadi selubung telur tersier. Oviduk di sebelah caudal
mengadakan pelebaran disebut uterus. Secara fisiologis belum dipandang
sebagai suatu uterus yang sejati. Akhirnya uterus bermuara di dorsal kloaka.
• Kloaka.
b. Organ genitalia pada jantan
• Testis, sepasang gonad berwarna putih kuning yang digantungkan oleh alat
yang disebut mesorchium (suatu selubung tipis). Testis ini adalah gonad yang

17
menghasilkan sel-sel kelamin jantan (spermatozoa). Seperti pada yang betina,
disebelah cranialnya dijumpai pula corpus adiposum.
• Vasa efferentia, merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis,
berjalan ke medial, menuju ke bagian cranial dari ren. Kemudian bermuara
pada saluran kencing yang besar yang juga menerima saluran-saluran halus dari
ren sendiri. Saluran kencing yang besar disebut ductus mesonephridicus.
• Ductus Wolffii sive / ductus mesonephridicus, keluar dari dorsolateral ren.
Berjalan disebelah lateral ren, dan pada caudal terdapat peleberan kecil yang
disebut vesica seminalis.
• Vesica seminalis, menghasilkan kelenjar untuk kehidupan sperma. Di sini sel-
sel kelamin jantan diberi suatu getah yang dihasilkan oleh dindingnya. Vesica
seminalis akhirnya bermuara di dalam kloaka.
• Kloaka (kadang-kadang masih jelas dijumpai sisa ductus Mulleri / ductus
paramesonephridicus, pada yang jantan).

Gambar 7. Saluran urogenitalia pada katak jantan

18
Gambar 8. Saluran urogenitalia pada katak betina

Sistem Glandula Endokrin


Katak memiliki beberapa kelenjar endokrin yang menghasilkan sekresi internal
yang disebut hormon. Fungsinya mengatur atau mengontrol tugas-tugas tubuh,
merangsang, baik yang bersifat mengaktifkan atau mengerem pertumbuhan,
mengaktifkan bermacam-macam jaringan dan berpengaruh terhadap tingkah laku
makhluk hidup.
Pada dasarnya, otak terdapat glandula pituitaria atau glandula hypophysa. Bagian
anterior kelenjar ini pada larva menghasilkan hormon pertumbuhan. Hormon ini
mengontrol pertumbuhan tubuh terutama panjang tulang dan kecuali itu mempengaruhi
glandula thyroid. Bila seekor berudu diambil dan bagian anterior glandula hypophysa-
nya, berudu tersebut tak akan tumbuh menjadi katak. Tapi bila potongan itu
ditransplantasikan Kembali, maka pertumbuhan akan terjadi sebagaimana mestinya.
Pemberian hormon yang dihasilkan oleh bagian anterior glandula hypophysa ini baik
secara oral atau suntikan mengakibatkan pertumbuhan raksasa.

19
Pada katak dewasa bagian anterior glandula pituitary ini menghasilkan hormon
yang merangsang gonad untuk menghasilkan sel kelamin. Jika kita mengadakan
inplantasi kelenjar ini dengan sukses pada seekor katak dewasa yang tak dalam keadaan
berkembang biak, maka mulai saat itu segera terjadi perubahan. Inplantasi pada hewan
betina mengakibatkan hewan itu menghasilkan ovum yang telah matang. Inplantasi pada
hewan jantan mengakibatkan hewan itu menghasilkan sperma.
Bagian tengah glandula pituitary akan menghasilkan hormone intermidine yang
mempunyai peranan dalam pengaturan chromatophore dalam kulit.
Bagian posterior glandula pituitary menghasilkan suatu hormon yang mengatur
pengambilan air.
Glandula thyroid yang terdapat di belakang tulang rawan hyoid menghasilkan
hormone thyroid yang mengatur metabolism secara umum. Kelenjar ini menjadi besar
pada berudu sebelum metamorfosis menjadi katak. Jika kelenjar itu diambil maka berudu
tidak akan menjadi katak. Apabila ekstrak kelenjar tersebut disuntikkan pada berudu yang
secara normal memerlukan waktu dua tahun (untuk katak yang diam di daerah dingin)
untuk merubah menjadi dewasa, maka waktu metamorfosis itu akan dipercepat.
Kelenjar pancreas disamping menghasilkan enzim juga menghasilkan hormon
insulin yang mengatur metabolisme zat gula. Hormon itu dihasilkan oleh sekelompok sel
yang disebut pulau Langerhans.
Pada permukaan sebelah luar dari ginjal terdapat glandula supra renalis atau
glandula adrenalis yang menghasilkan hormon adrenalin dan apinephrine yang
bekerjanya berlawanan dengan insulin. Hormon adrenalin mengubah glikogen menjadi
glukosa, kecuali itu menyebabkan pigmen mengumpul, sehingga kulit berwarna lebih
gelap.

Sistem Saraf
Sistem saraf (systema nervorum) terdiri atas sistem saraf pusat (nervorum
centrale) dan sistem saraf tepi (systema periforium).
1. Systema Nervorum Centrale, terdiri atas encephalon (otak) dan medulla spinalis
(nervecord).
Encephalon tersimpan dan dilindungi oleh tulang-tulang kepala (cranium).
Dari bagian dorsal akan tampak; (1) dua lobus olfactorius menuju saccus nasalis; (2)

20
dua hemispherium cerebri atau cerebrum kanan kiri yang berbentuk ovoid yang
dihubungkan oleh missura anterior, sedang bagian anteriornya bergabung dengan (3)
diencephalon medialis (ada yang disebut thelencephalon). Pada bagian belakang ini
terdapat (4) dua bulatan lobus opticus yang ditumpu otak tengah (mesencephalon)
sebelah bawah dan selanjutnya diikuti oleh (5) cerebellum (otak kecil) yang
merupakan bagian kecil. Di belakangnya terdapat bagian yang terbuka sebelah atas
yakni (6) medulla oblongata yang selanjutnya berhubungan dengan medulla spinalis,
berakhir disebelah caudal dengan felium terminale. Diencephalon mempunyai badan
sebelah dorsal yang disebut epiphyse atau glandula pinealis. Dibawah diencephalon
terdapat chiasma opticus, yang selanjutnya diikuti oleh infundibulum yang tumbuh ke
luar sebagai segitiga tumpul dengan hypophyse atau glandula pituitary pada
posteriornya.
Didalam otak terdapat rongga-rongga yang disebut ventriculus. Ventriculus
pertama terdapat pada proencephalon, ventriculus kedua terdapat pada haemispharium
cerebri yang berhubungan dengan ventriculus ketiga di dalam ke encephalon. Dari
yang terakhir ini terdapat saluran penghubung sylvius ke ventriculus keempat yang
terletak dalam medulla oblongata.
Cairan cerebrospinalis mengisi ventriculus-ventriculus tersebut dan sekitar
otak.
Pertukaran zat atau metabolisme pada otak dilayani oleh pembuluh-pembuluh
darah arteri dan venula yang meliputi jaringan permukaan otak. Anyaman pembuluh
darah itu pada daerah anterior sampai diencephalon disebut choroidalis anterior,
sedang yang meliputi medulla oblongata disebut pelexus choroidalis posterior.
Otak dan medulla spinalis dibungkus oleh dua membran yang tebal yakni
durameter yang berbatasan dengan tulang, sedangkan yang halus yakni piameter yang
berbatasan dengan jaringan saraf.
Fungsi otak dapat diketahui dengan mempelajari tingkah laku katak dalam
percobaan misalnya melukai atau mengambil bagian tertentu dan memberikan
rangsangan dengan aliran listrik. Lobus olfactorious menanggapi rangsangan kimiawi
yang larut di udara maupun di dalam air. Hemispherium cerebri merupakan daerah
untuk menyimpan ingatan, intelegensia dan mengontrol kebebasan. Diencephalon
mempunyai hubungan dengan mata dan keseimbangan. Cerebellum pada vertebrata

21
tinggi merupakan pusat koordinasi, pada katak berfungsi mengontrol cairan tubuh
pada bagian tertentu. Medulla oblongata mengendalikan sebagian besar aktivitas
tubuh. Jika semua bagian otak kecuali medulla oblongata diambil, katak masih dapat
meloncat, berenang, menangkap dan menelan makanan serta melakukan tugas-tugas
lain. Tetapi apabila medual oblongata diambil, katak akan segera mati.
2. Systema Nervorum Periforium, terdiri atas nervi cranialis atau cerebralis dan nervi
spinalis.
Nervi spinalis berpusat pada otak di berbagai lobus yang telah disebutkan.
Jumlahnya 10 pasang akan memberikan persarafan kepada alat-alat sensoris, otot
daging, dan alat-alat lain.
Nervi spinalis berjumlah 10 pasang juga dikeluarkan dari celah antara dua buah
vertebrae yang berurutan (terdapat 9 vertebrae). Beberapa nervi spinalis berkumpul
membentuk plexus branchialis. Nervi spinalis ke IV, V, dan VI menuju dan
memelihara otot-daging dan kulit dinding badan. Nervi spinalis ke VII, VIII, dan IX
membentuk plexus isschiococygeus. Nervi spinalis X memberikan persarafan pada
alat-alat pelvis yang selanjutnya berhubungan dengan nervi isschiodicus.

Keterangan gambar:
1. Otak besar
2. Otak kecil
3. Otak tengah
4. Sumsum tulang belakang
5. Lobus olfactorious
6. Lobus opticus

Gambar 9. Otak pada katak

22

Anda mungkin juga menyukai