L. V Learning Objective
1. Bagaimana morfologi, siklus hidup, dan cara reproduksi dari :
a. Parasit Uniseluler
b. Parasit Multiseluler
Pembahasan Learning Objective
1. A. Morfologi
1) Parasit Uniseluler
I. Subfilum Sarcomastigophora
a) Superkelas Mastigophora
Memiliki alat gerak berupa flagela.
Berkembang biak secara pembelahan longitudinal dan banyak yang memproduksi
kista.
Dapat hidup secara, holozoik (memakan organisme yang lebih kecil), holofitik
(mampu melakukan fotosintesis) dan saprozoik (hidup dari oragnisme yang telah
mati).
Contoh:
Trypanosoma brucei
Terdapat pada semua mamalia peliharan dan terdapat juga pada ruminansia
liar Afrika.
Menyebabkan penyakit nagana pada mamalia peliharaan.
Mempunyai banyak bentuk (polomorfik), dan langsing.
Ujung posteriornya biasanya runcing hampir menyerupai titik, dan terdapat
kinetoplas.
T. brucei ditularkan melalui lalat tsetse dari genus Glossina.
Trypanosoma equinum
Menyebabkan mal de Caderas pada kuda di Amerika Selatan.
Trypanosoma vivax
Page 2
Menyebabkan penyakit yang patogenitasnya agak ringan pada sapi dan hewan
peliharaan lainnya (kecuali babi dan anjing) yang dikenal sebagai souma di
daerah sub Sahara dan daerah tropis lainnya.
Ujung posteriornya membulat, sebuah flagelum bebas, selaput undulasi tidak
terlihat jelas dan kinetoplas besar terletak terminal.
b) Superkelas Opalinasica
Banyak silia, tidak ada sitostoma. Siklus hidup singami dengan gamet. Semua bersifat
parasit
c) Superkelas Sarcodina
Mempunyai alat gerak berupa pseudopodia dan beberapa dapat membentuk flagela
dalam lingkungan yang khusus.
Intinya vesikuler, reproduksi secara aseksual (dengan pembelahan ganda, jarang
dengan pembelahan multiple).
Kebanykan jenis ini mebentuk kista.
Contoh:
Entamoeba ovis (pada sapi)
Entamoeba equi (pada kuda)
Entamoeba gallinarum (pada ayam)
Entamoeba wenyoni (pada kambing)
II. Subfilum Apicomplexa
Semua subfilum ini bersifat parasit.
Tidak mempunyai alat gerak.
Kebanyakan stadium apicomplexa memiliki stadium seksual maupun aseksual pada
siklus hidup mereka.
Intinya vesikuler dan mempunyai satu atau lebih mikroporus yang tampaknya
digunakan untuk menelan makanan.
Contoh:
Eimeria bovis
Page 3
Isospora ohioensis
Toxoplasma gondii
III. Subfilum Cilliopora
Mempunyai alat gerak berupa silia.
Memiliki dua nukleus, yaitu makronukelus (berperan dalam pertumbuhan,
regenerasi dan metabolisme) dan mikronukleus (berperan dalam reproduksi).
Contoh: Balantidum sp (Levine, 1994).
2) Parasit Multiseluler
I. Ektoparasit
Filum Arthropoda
Filum arthropoda merupakan filum yang terbesar dalam dunia hewan.
Diperkirakan lebih dari 80 % dari hewan yang merupakan anggota filum arhropoda.
Tubuh terbagi ruas/segmen menjadi dua atau tiga bagian daerah yang sama. Terdapat
pasangan kaki/ juluran yang beruas-ruas. Tubuh simetris bilateral. Bagian luar tubuh
terdiri dari eksoskelet yang mengandung khitin, yang dapat mengelupas (ekdisis)
apabila tubuhnya berkembang. Sistem peredaran darah terbuka, jantung berupa sebuah
buluh dorsal terletak di atas saluran pencernaan. Rongga tubuh berisi darah disebut
hemosul (hemocoel). Sistem pencernaan berupa saluran tubuler , ada mulut dan anus.
Sistem syaraf sepasang ganglion di atas esofagus, sebuah cincin syaraf melingkari
esofagus, sepasang ganglion subesofagus, sepasang ganglion ventral pada tiap-tiap
segmen, dua batang syaraf ventral dan syaraf-syaraf yang berjalan ke berbagai organ.
Sistem ekskresi dilakukan oleh nefridia, oleh buluh Malphigi yang bermuara kedalam
usus. Respirasi dengan memakai insang, buluh-buluh trakea yang membawa udara ke
semua bagian tubuh, atau paru-paru buku. Arthropoda terdiri dari jantan dan betina.
(Alan, 1994)
Insecta
1) Ordo Diptera
Hanya mempunyai sepasang sayap, sayap ini kadang-kadang mempunyai
sisik,tetapi lebih sering seluruhnya membranosa.
Page 4
Pasangan sayap belakang diwakili oleh sepasang batang ramping yang
berbungkul disebut halter, yang dipakai untu keseimbangan.
Mata biasanya besar, ada dua mata majemuk dan biasanya tiga mata tunggal.
Antena terdiri dari 3 sampai 40 segmen.
Bagian dorsal toraks biasanya mempunyai gambaran-gambaran tertentu, ada
juga yang berbulu.
Abdomennya relatif pendek dan memiliki gambaran tertentu.
Contoh:
Tabanus sp (lalat kuda)
Stomoxys calcitrans (lalat kandang)
2) Ordo Mallophaga
Struktur tubuhnya memiliki Kepala, besar, lebarnya minimal sama atau pada
umumnya lebih lebar dibandingkan toraknya. Ditemukan sepasang antena
berukuran pendek yang tersusun oleh 3 5 segmen, mata mereduksi atau tidak ada.
Alat mulut yang perlu mendapat perhatian adalah : Palpus Maksilaris dan
Mandibula yang mengalami pengerasan dan berfigmen
Torak, segmentasinya tidak jelas, tidak memiliki sayap. Mesotorak dan Metatorak
mengalami penggabungan menjadi satu bagian. Tarsus tersusun oleh satu atau dua
segmen dan setiap ujungnya berisi satu atau dua cakar (satu cakar jika hidup pada
mamalia, atau dua cakar jika hidup pada unggas). Abdomen, ditemukan 6 pasang
spirekel ( Urguhart, 1985 ).
Contoh species;
Lipeurus caponis (kutu sayap ayam)
Menopon gallinae (kutu batang bulu ayam).
Bovicola bovis (kutu pengigit sapi)
Trichodectes canis
( Urguhart, 1985 ).
3) Ordo Siphunculata / Anoplura
Struktur tubuhnya memiliki kepala, ukurannya kecil dan meruncing sehingga lebih
sempit atau minimal sama jika dibandingkan dengan toraknya. Memiliki alat mulut
Page 5
yang mengalami modifikasi (penyesuaian) untuk menghisap cairan jaringan atau
darah hospes dan dapat ditarik jika tidak dipergunakan (Mandibula tidak
mengalami pengerasan dan tidak berfigmen), permukaannya tajam terdiri dari tiga
pisau yang disembunyikan dibawah kepala dan tidak memiliki palpus maksilaris .
Memiliki sepasang antena yang selalu nampak dibagian pinggir kepala dan
biasanya tersusun oleh 5 segmen. Matanya mereduksi atau tidak ada, tetapi ada
pada jenis yang menginfestasi manusia (Pediculus humanus dan Phthirus pubis).
Torak, berukuran kecil tersusun oleh 3 segmen dan telah mengalami penggabungan,
tidak ditemukan adanya sayap. Kakinya kokoh, pasangan kaki-1 umumnya paling
kecil dan diakhiri dengan cakar yang lembek dan pasangan kaki ke-3 berukuran
paling besar. Setiap tarsus masing-masing mempunyai sebuah cakar.
Abdomen relatif besar, nampak tersusun oleh 7 9 segmen dan pada tepi setiap
segmen selalu ditemukan lempeng paratergal paratergal plate yang merupakan
lapisan tebal dari kitin sehingga berwarna coklat gelap. Pada bagian dorsal
abdomen juga ditemukan 6 pasang spirakel ( Urguhart, 1985 ).
Contoh species:
Haematopinus eurysternus
Linognathus vituli
4) Ordo Siphonaptera (pinjal)
Struktur tubuh Kepala, ditemukan adanya mata pada beberapa spesies dengan
ukuran besar dan kecil, tetapi spesies yang lain tidak memiliki mata. Antenanya
pendek berbentuk seperti alat pemukul dan terletak tersembunyi pada kepala. Alat
mulutnya disesuaikan untuk menghisap darah. Selain itu pada bagian posterior
(belakang) kepala atau tepatnya pada daerah protorak (pronatal) ditemukan
bentukan duri seperti sisir disebut Pronatal ktenidia (pronatal combs) dan dibawah
pipi (gena) juga ditemukan duri seperti sisir disebut Genal ktenidia (Genal combs).
Ada tidaknya ktenidia serta ukurannya sangat berguna untuk dasar Identifikasi.
Torak, tidak ditemukan sayap, pasangan kaki ke-3 sangat panjang dibandingkan
dengan yang lainnya yang telah beradaptasi untuk bisa melompat.
Abdomennya tersusun oleh 10 segmen dan pada segmen yang ke-9 baik pada pinjal
jantan dan betina pada bagian dorsal ditemukan lempeng yang disebut Sensilium
Page 6
atau Pygidium yang ditumbuhi oleh bulu sensoris yang fungsinya belum diketahui.
Tergum segmen ke-9 pada pinjal jantan mengalami modifikasi menjadi bentuk
klasfer. Penis (Aedeagus) pinjal jantan dilapisi oleh lapisan kitin yang komplek (
Alan, 1994 ).
Contoh species:
Ctenocephalides canis
Ctenocephalides felis
Pulex irritans
( Alan, 1994 ).
Arachnida;
1) Ordo Acarina
Termasuk ordo ini adalah berjenis-jenis caplak dan tungau. Pada caplak terjadi fusi
antara podosoma dan opistosoma menjadi bangunan berbentuk kantong yang disebut
iodosoma. Secara umum tubuh tungau dibagi menjadi empat bagian:
Gnatosoma : daerah mulut dan alat-alat mulut.
Propodosoma : daerah pasangan kaki pertama dan kedua.
Metapodosma : daerah pasangan kaki ketiga dan keempat.
Opistosoma : merupakan daerah posterior.
Ada dua macam tipe caplak, yaitu caplak keras (famili Ixodidae, misal Rhipicephalus
sanguineus) dan caplak lunak (famili Argasidae, misal Argas periscus). Pada caplak
keras terdapat perisai dorsal yang disebut skutum, sedangkan pada caplak betina tidak
terdapat skutum.
Contoh species;
Dermanyssus gallinae (dari subordo Mesostigmata)
Demodex canis (dari subordo Trombidiformes)
Sarcoptes sp. (dari subordo Sarcoptiformes familia sarcoptidae)
Psoroptes sp. (dari subordo Sarcoptiformes familia Psoroptidae)
Page 7
Tabel. Perbedaan antara caplak, kutu, tungau, pinjal
No.
Caplak Kutu
Tungau
Pinjal
Lunak Keras Penghisap Pengigit Ct. felis
Ct.
canis
1.