Anda di halaman 1dari 7

Kegiatan ke 3

Mengamati Morfologi dan Skeleton pada Cicak (Cosymbotus platyurus)

A. Tujuan Kegiatan
1. Mahasiswa dapat mengetahui morfologi pada Cicak (Cosymbotus platyurus)
2. Mahasiswa dapat mengetahui morfologi tulang vertebrate pada Cicak
(Cosymbotus platyurus)

B. Kajian Pustaka
1. Morfologi Cicak (Cosymbotus platyurus)
Menurut Jasin (1992: 100), ciri-ciri khusus dari reptilia ialah sebagai
berikut:
a. Tubuh dibungkus oleh kulit kering yang menanduk (tidak licin) biasanya
dengan sisi atau bercarpare: beberapa ada yang memiliki kelenjar
permukaan kulit.
b. Mempunyai dua pasang anggota yang masing-masing jari dengan kuku,
kuku yang cocok untuk lari, mencengkram dan naik pohon. Pada reptilia
yang hidup di air biasa kakinya mempunyai bentuk dayung, dan pada ular
tidak memiliki kaki.
c. Skeletonnya mengalami penulangan secara sempurna: tempurung kepala
mempunyai satu condylus occipitalis.
d. Jantung tidak sempurna, terdiri atas 4 ruang yaitu dua articula dan sebuah
ventriculus (pada Crocodilia terpisah menjadi dua, tetapi masih
berlubang yang disebut foramen panizzae). Terdapat sepasang archus
aorticus, bererythrocyt dengan bentuk oval biconvex dengan nukleus.
e. Pernapasannya menggunakan paru-paru, pada penyu juga bernapas
dengan kloaka.
f. Memiliki 12 nevri cranialis.
g. Suhu tubuh tergantung pada lingkungan.
h. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh.
i. Segmentasi secara merobiastis, mempunyai membran embryonis (amnion
chorion volk sacc dan alanthois)
Reptilia adalah vertebrata dengan kulit kering, tertutup oleh sisik-sisik
atau papan-papan epidermal. Tengkorak biasanya tertekan lateral, dengan
sebuah kondil oksipital. Sabuk-sabuk badan (girdle) tumbuh baik (kecuali
pada ular yang tereduksi atau bahkan hilang sama sekali). Vertebrate terbagi
dengan jelas menjadi 5 bagian yaitu: servikal, dada (toraks), lumbral, sacral,
dan ekor (cauda). Jari-jari dengan cakar. Meatus auditori eksternal ada atau
tidak ada. Titik telinga tengah mengandung oksikel auditori. Mata
mempunyai kelenjar (air mata) yang menjaga agar mata tetap basah. Otak
dengan serebrum yang lebih besar dibadingkan dengan serebrum pada ikan
atau amphibia. Sebagian besar reptilian mempunyai 12 pasang saraf cranial.
Reptilia bernapas dengan paru-paru yang strukturnya lebih kompleks dari
amphibia. Jantungnya terdiri dari 2 aurikel (serambi) dan 2 vertikel (bilik).
Pada beberapa retilia, ventrikel itu hampir-hampir sempurna terbagi menjadi
2 bilik, walaupun kebanyakan pembagian itu belum sempurna betul. Arteri-
arteri pulmonal sudah terpisah dari arteri sistematik, karena fungsi arteri
kardinal posterior dikerjakan seluruhnnya oleh vena cava posterior. Ginjal
bertipe metanefros. Sistem porta renal tereduksi. Fertilisasi internal, reptilian
itu ovipar atau ovovivipar. Yang ovipar meletakkan telur-telurnya dengan
kulit cangkang yang keras. Embrio reptilia terlindung di dalam amnion dan
allantois seperti pada burung dan hewan menyesui. Yang ovovivipar
menghasilkan telur dengan banyak kuning. Saluran telur itu, karena dapat
disebut uterus. Contoh : bengkarung dan rattle-snack (Brotowidjoyo, 1990:
203).
Baik yang telah punah (fosil) maupun yang masih hidup, ukuran
reptilian itu bervariasi. Reptilian terbesar (fosil) adalah dari ordo
Dinasaurus. Contohnnya Brontosaurus (25 meter), Diplodocus (hampir 30
meter) dengan berat kira-kira 25-35 Ton, stegosaurus (6 meter). Dibanding
badannya otaknnya sangat kecil (0,25 kg). Fosil lainnya adalah dari ordo
Pterydactyla (bersayap). Contoh: Rahmphorhyhinchus sp. Dan Pteronedon
sp dengan jarak ujung-ujungnya sayap 8 meter (Brotowidjoyo, 1990: 203-
204).
Reptilian yang hidup sekarang juga bervariasi besarnya. Anaconda dari
Amerika Latin panjangnnya 11 meter, varanus komodoensis dari Indonesia
panjangnya 3,3 m. Buaya pemakan orang panjangnya 7 m. Ular
Leptotyphlops sp, dari Siria hanya sebesar jarum songket dari logam. Kadal
Lepidoblepharis sp, dari Panama panjang hanya 5 cm. Reptilia merupakan
sekelompok vertebrate yang menyesuaikan diri dari tempat yang kering di
tanah. Panandukan atau cornificatio kulit dan squama atau cepace untuk
menjaga banyak hilangnnya cairan dari tubuh pada tempat yang kering atau
panan. Nama class ini di ambil dari model cara hewan berjalan (Latyn
reptum: melata atau merayap) dan studi tentang reptilia disebut Herpetology
(Yunani: creptes reptil) (Jasin, 1992:100).
Menurut Radiopoetro (1986: 504) ordo squamata ini terbagi menjadi 2
subordo, sebagai berikut:
a. Sub ordo Sauria (lacertilid)
Misalnya kadal (Mabolya sp). Kadal biasanya mempunyai 2 pasang
anggota badan yang bersifat pentadactil. Pada Amphis beanidae tidak
mempunyai exremilates. Membaran tympani tidak sembung dan celah
auris externa jelas dapat dilihat. Palpebra superior dan inferior dapat
digerakkan. Juga membran nichtans. Kedua bagian rahang bawah bersatu,
sehingga hewan kurang dapat membuka mulut. Kadal dan salamander
mempunyai bentuk tubuh yang semacam. Hanya bedanya, salamander
mempunyai kulit yang licin dan basah dan jari jarinya tidak berkuku.
Sedang kadal adalah sebaliknya yaitu kulit kering dan beraquama, jari
mengandung kuku. Ada species tertentu dari golongan kadal yang
menpunyai kecakapan untuk mengubah warna dengan cepat yang sesuai
dengan warna di sekelilingnya. Keadaan seperti tersebut di atas disebut
metachrosis. Spesis terbesar dari golongan kadal adalah varanus
komodoenis. Terdapat di pulau komodo dan ujung barat Flores.
Panjangnya sampai 4 meter. Heloderma adalah jenis kadal yang beracun.
b. Sub ordo serpentes (Ophidia)
Ular tidak mempunyai kaki. Tetapi phyton dan Boa masih mempunyai
sisa-sisa dari pelvis dan exremitates posterior. Hewan ini dapat bergerak
maju dengan pertolongan musculus undulans yang ada disebelah lateral
tubuh dan karena pergerakan dari squamae yang terletak disebelah ventral
dan tersusun transversal. Ular tidak mempunyai celah auris externa dan
membran tympani tidak ada. Mata ditutup oleh membran yang tetap dan
transparan. Ular-ular yang beracun yang terdapat di indonesia antara lain
ular pucuk (Dryophis prasinus), ular bakau (Homalopsis buccta), ular
sendok (Naja tripudians), ular benang (Dispodo marplus dendrophylis).
Reptil merupakan vertebrata pertama yang sepenuhnya tererstrial dan tak
perlu kembali ke air untuk berkembang biak. Hal ini dicapai melalui
evolusi telur yang kledoik (tertutup). Telur jenis ini berukuran besar dan
mempunyai cangkang. Umumnya tubuh ditutupi oleh kulit dari sisik
tanduk dan sering diperkuat dengan osteoderm tulang, biasanya tidak
mempunyai kelenjar epidermal dan bersifat kedap air. Persendian tulang
atlas dan kepala dengan satu bongkol sendi (sering berupa bongkol
triparti). Rahang bawah terdiri atas 3-6 tulang yang mempunyai
persendian dengan kepala antara artikular dengan kuadrat. Hanya
memiliki satu tulang pendengaran yaitu stapes (kolumela auris). Memiliki
rongga mulut tanpa gigi dengan lidah yang dapat digerakkan atau
dijulurkan . Pada kebanyakan reptil anggota badan cenderung berorientasi
lateral serupa dengan Amphibia, tapi sering mengalami reduksi misalnya
pada jenis kadal tertentu dan bahkan hilang terutama pada bangsa ular.
Jantung mempunyai dua atrium dan dua ventrikel yang terpisah tidak
sempurna (kecuali pada crocodilidae) peredaran darah paru-paru dan
sistemik hanya terpisah secara parsial. Kedua lengkung aorta kiri dan
kanan sempurna dang berfungsi. Eritrosit berbentuk oval, bikonveks dan
berintoi. Telur berukuran besar dan mempunyai makanan cadangan (yolk)
dengan cangkang seperti perkamen atau berkapur. Bersifat poikilotermis
dan ektotermis, pengaturan suhu tubuh dilakukan dengan prilaku, ketika
membutuhkan panas reptil mencari sumber panas, misalnya dengan cara
menjemur diri dan bila suhu lingkungan terlalu panas, maka berlindung
dibawah batu atau di dalam lubang. Reptilia terdiri atas 4 ordo, dalam
uraian dibawah dijelaskan hanya 3 ordo yaitu Chelonia, Crocodilia, dan
Squamata (Saefudin, 2016: 64). Ordo squamata termasuk di dalam ordo
ini ialah kadal dan ular. Hewan ini kelihatannya mempunyai nenek
moyang yang sama yaitu punctatum. Kulit ular dan kadal pada umumnya
tertutup oleh lapisan squama epidermal yang menanduk. Kadang-kadang
di bawahnya disokong oleh lamina yang menulang. Lubang pelepasan
selalu berupa celah yang transversal (Radiopoetro, 1986: 504).
2. Morfologi Tulang Vertebrate Cicak (Cosymbotus platyurus)
Menurut Brotowidjoyo (1990: 206), morfologi dan fisiologi sistem organ
pada kadal (Lacerta sp) terdiri atas:
a. Sistem skeleton
Vertebrate ekor tidak menulang secara sempurna, ekor mudah putus,
tetapi cacat mengalami regenerasi. Kolumna vertebrate terbagi menjadi
servikal, toraks, lumbar, sakral, dan kaudal. Ada tulang rusuk yang bebas.
Tulang-tulang tersebut terdiri atas kartilago. Kolumna vertebralis dengan
otot-otot submental yang nampak jelas.
b. Sistem pencernaan
Lidah dapat dijulurkan keluar dengan mudah (bebas). Gigi-gigi
melekat pada rahang. Dari mulut dilanjutkan ke faring, esofagus, dan
lambung. Lambung dengan bagian fundus dan pilorus. Dari lambung
kemudian ke insentinum. Kloaka untuk mengeluarkan sisa pencernaan,
sekret, dan untuk reproduksi.
c. Sistem respirasi
Udara masuk melalui lubang hidung ke hidung dalam (di belakang
velum) kemudian ke glotis (dalam faring), trakea, bronki (terdapat 2), di
lanjutkan ke paru-paru (dengan kapiler-kapilernya).
d. Sistem sirkulasi
Jantung terdiri atas sinus venosus 2 aurikel dan 2 ventrikel, yang
terbagi sempurna. Darah dari sinus venosus ke aurikel kanan, ventrikel
kanan arteri pulmonar (bercabang dua), vena paru-paru, aurikel kiri,
kemidian ventrikel kiri. Dari ventrikel kiri keluar ke lengkung aorta ke
dorsal, arteri karotis ke kepala dan kaki depan. Yang ke belakang
memberi darah untuk ruang tubuh, kaki belakang dan ekor.
e. Sistem ekskresi
Terdapat kandungan kemih, tetapi kotoran atau sekret bersifat semiso
(setengah keras) seperti pada burung, dan dikeluarkan langsung melalui
kloaka bersama tinja, sekret itu mengandung urat, bagian dari air kencing
yaitu bahan berwarna putih,, biasanya sebagai garam Na dan mengandung
zat kapur.
f. Sistem saraf dan sensori
Otak terdiri dari 2 lobus olfaktoris yang panjang, hemisfer, 2 lobus
optikus, cerebellum, dan medula oblangata yang melanjut ke korda saraf.
Di bawah hemifester terdapat indundibulum dan hipofisis. Terdapat 12
pasang saraf kranial dan pasang saraf spinal pada tiap somit tubuh. Lidah
sebagai organ perasa dan hidung dengan organ olfaktori (pembau). Mata
dengan kelenjar air mata. Telinga dengan saluran auditori eksternal (di
bawah kulit, dengan membran timpani) dan tiga buah saluran semi
sirkular yang merupakan organ pendengar. Terdapat saluran eustachius
yang bermuara pada atap faring di belakang hidung dalam.
g. Reproduksi dan perkembangan
Fertilisasi terjadi internal. Pada waktu kopulasi oragan itu dimasukkan
ke dalam kloaka betina. Kebanyakan perkembangan telur terjadi di alam
bebas, tetapi kadang-kadang, jika keadaan tidak sesuai, betina menahan
telur yang telah dibuahi, telur yang diletakkan di tanah berkulit keras.
Embrio dikelilingi oleh amnion, karion, dan allantois.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Dissecting set 1 unit
b. Papan Paraffin 1 buah
c. Toples 1 buah
d. Sarung Tangan 1 pasang
2. Bahan
a. Cicak (Cosymbotus platyurus)
b. Alkohol 100%
c. Kapas

D. Prosedur Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Toples diisi dengan alkohol 100%, lalu Cicak (Cosymbotus platyurus)
dimasukkan kedalam toples dan ditutup.
3. Toples diguncngkan sebentar, ditunggu Cicak (Cosymbotus platyurus)
hingga pingsan.
4. Cicak (Cosymbotus platyurus) dikeluarkan dan diletakkan pada papan
bedah.
5. Cicak (Cosymbotus platyurus) diamati morfologinya dan dibedah pada
bagian vertebratenya.
6. Hasil pengamatan digambar dan diberi keterangan.

Anda mungkin juga menyukai