Vertebrata
“Kelas Reptilia”
DISUSUN OLEH
PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BORNEO
TARAKAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Harapan kami
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca. Makalah ini bejudul “Kelas Reptilia” yang dibuat untuk memenuhi
tugas kami dalam mata kuliah vertebrata.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Apasajakah ciri umum, klasifikasi dan bagaimanakah sistem otot pada
kelas Reptilia ?
2. Bagaimanakah sistem peredaran darah, sistem pencernaan, dan sistem
pernafasan pada kelas Reptilia ?
3. Bagaimanakah sistem reproduksi, sistem saraf, sistem indera dan
kelenjar endokrin pada kelas Reptilia ?
4. Apa sajakah ciri umum spesies unik Smok wawelski ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui ciri umum, klasifikasi dan memahami sistem otot
pada kelas Reptilia
2. Untuk mengetahui dan memahami sistem peredaran darah, sistem
pencernaan, dan sistem pernafasan pada kelas Reptilia
3. Untuk mengetahui dan memahami sistem reproduksi, sistem saraf,
sistem indera dan kelenjar endokrin pada kelas Reptilia
4. Untuk mengetahui ciri umum spesies unik Smok wawelski
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ciri Umum, Klasifikasi, dan Sitem Otot pada Kelas Reptilia
1. Ciri Umum Kelas Reptilia
Adapun karakteristik yang dimiliki oleh hewan yang termasuk dalam kelas
Reptilia adalah sebagai berikut (Hickman et al., 2001):
Bentuk tubuh bervariasi, ada yang sangat pendek dan ada yang
memanjang. Tubuh ditutupi oleh tonjolan epidermal berupa sisik
dengan penambahan lempeng tulang dari lapisan dermal.
Tungkai berpasangan, biasanya dengan lima jari dan teradaptasi
untuk memanjatberlari atau berenang, kecuali pada ular dan
beberapa kadal.
Skeletonnya tersusun atas tulang keras, tulang rusuk dilengkapi
sternum (kecuali pada ular) membentuk rongga/ keranjang dada
yang lengkap, tengkorak memiliki satu kondilus oksipitald.
Bernapas dengan paru-paru, tidak ada insang, kloaka digunakan
untuk respirasi pada beberapa hewan, adanya lengkung branchi
pada fase embrio.
Peredaran darah tertutup dan ganda.
Jantung dengan 3 ruang (2 atrium, 1 ventrikel), khusus pada ordo
Crocodilia 4 ruang dan terdapat foramenpanizzae. Memiliki satu
pasang lengkung aorta.
Alat ekskresi berupa sepasang ginjal metanephros, hasil
ekskresinya berupa asam urat terutama sisa nitrogen.
Sistem saraf dilengkapi dengan lobus optik pada bagian dorsal
otak, 12 pasang saraf cranial pada tambahan saraf terminalish.
Alat kelamin terpisah, fertilisasi internal.
Telur ditutupi oleh cangkang kapur atau keras, selaput
ekstraembrionik (amnion, korion dan allantois) , tidak ada fase
larva yang hidup di air.
3
Hewan ektothermal, memiliki beberapa kebiasaan untuk menjaga
suhu tubuhnya.
Dua lubang hidung pada moncongnya. Mata besar lateral,
mempunyai kelopak mata atas dan bawah. Membrane niktitans
tembus cahaya. Lubangtelinga tetutup oleh lipatan kulit.
2. Klasifikasi Kelas Reptilia
a. Archosauria (Gr. Archon = penguasa; sauros = kadal).
Karakteristik: Hewan terestrial, tetapi beberapa terspesialisasi untuk
terbang.
a) Ordo Thecodontia (Gr.Theke = diselubungi; dontos = gigi).
Karakteristik:
Gigi diatur dalam rongga
Memiliki kecenderungan
berjalan dengan 2 kaki
Contoh spesies
Ornithosuchus longidens
b) Ordo Pterosauria (Gr. Pteron
= bersayap; sauros = kadal).
Karakteristik:
Hidup pada masa mesozoik
Memiliki sayap membraneun
Penyebarannya luas
Contoh spesies Pterosaurus
4
c) Ordo Saurischia (Gr. Sauros = kadal, ischion = bentuk)
Karakteristik:
Merupakan dinosaurus masa mesozoik
Hewan yang berjalan dengan 2 kaki
bersifat karnivora,hewan yang berjalan
dengan 4 kaki bersifat herbivora
Memiliki struktur pinggang reptil
primitif
Contoh spesies Omeisaurus
tianfuensis dan Theropod.
d) Ordo Ornithischia (Gr. Ornis = burung,
ischion = bentuk)
Karakteristik:
Merupakan dinosaurus masa
mesozoik
Hewan herbivora berparuh.
Bentuk menyerupai burung.
Contoh spesies Ornitischia
5
dapat bernapas ketika mulut diisi dengan air atau makanan atau keduanya
(Hickmanet al.,2001).
Memiliki jantung dengan 4 ruang.
Dapat tumbuh hingga mencapai ukuran yang sangat besar dan beratnya
dapat mencapai 1000 kg, bergerak cepat dan agresif,termasuk hewan
karnivora yang berburu pada malam hari dan hewan ovipar (Goodisman,
dalam ksh.biologi.ugm.ac.id).
Dibagian punggung sisik-sisik itu tersusun teratur berderat kearah
ternversal dan mengalami penulangan membentuk perisaidermal. Sisik
pada bagian dorsal berlunas, pada bagian lateralbulat dan pada bagian
ventral berbentuk segi empat. Kepala berbentuk piramida, keras dan kuat,
dilengkapi dengan gigi-gigi runcing bertipe gigi tecodont
(ksh.biologi.ugm.ac.id).
Mata kecil terletak di bagian kepala yang menonjol ke dorso-lateral. Pupil
vertikal dilengkapi selaput mata, tertutup oleh lipatan kulit yang
membungkus tulang sehingga lubang tersebuthanya nampak seperti celah
(ksh.biol ogi.ugm.ac.id).
Lubang hidung terletak pada sisi dorsal ujung moncong dan dilengkapi
dengan suatu penutup dari otot yang dapatberkontraksi secara otomatis
pada saat buaya menyelam(ksh.biologi.ugm.ac.id).
Ekor panjang dan kuat. Tungkai relatif pendek tetapi cukup kuat. Tungkai
belakang lebih panjang, berjari 4 dan berselaput.Tungkai depan berjari 5
tanpa selaput (ksh.biologi.ugm.ac.id).
Habitat : perairan tawar, air payau
Adapun klasifikasi ordo Crocodylia adalah sebagai berikut:
(ksh.biologi.ugm.ac.id)
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Reptilia
Subclass : Diapsida
Super ordo : Archosauria
6
Ordo : Crocodylia
Familia : Alligatoridae
Familia : Crocodylidae
Familia : Gavialidae
7
External oblique : rotasi thoraks ke sisi yang berlawanan.
Internal oblique : untuk rotasi thoraks ke sisi yang sama.
Extensors : pergerakan pergelangan tangan.
8
bercabang-cabang ke arteri yangmenuju ke organ-organ tubuh (Aryulina,
2004: 136).
2. Sistem Pencernaan pada Kelas Reptil
Sistem pencernaan reptil lengkap meliputi saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. Reptil umumnya karnivora (pemakan daging). Sistem
pencernaan pada reptil dimulai dari rongga mulut. Bagian rongga mulut
disokong oleh rahang atas dan bawah. Pada rongga mulut juga terdapat
lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua
(Mirajuddinet al,2006: 93-94). Semua reptil memiliki gigi kecuali pada
ordo testudinata. Pada saat jouvenil, reptil memiliki gigi telur untuk
merobek cangkang teluruntuk menetas, yang kemudian gigi telur tersebut
akan tanggal dengan sendirinya hingga dewasa.
Rahang reptil memiliki desain atau bentuk yang sesuai untuk
meremukkan dan mencengkeram kuat mangsanya. Otot pada rahang reptil
lebih besar dan lebih panjang dari pada ikan atau amphibi sehingga
pergerakan secara mekanik rahang pada reptil lebih baik dari keduanya
(Mirajuddinet al,2006:93-94). Dari mulut, makanan akan diteruskan ke
esofagus (kerongkongan),ventrikulus (lambung), intestinum. Intestinum
terdiri atas usus halus dan usustebal. Di dalam intestinum, makanan
dicerna secara kimiawi dan terjadiproses penyerapan sari-sari makanan.
Sisa makanan akan dikeluarkan melalui kloaka (Mirajuddin et al, 2006:
93-94).Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu,
dan pankreas. Hati pada reptilia memiliki dua lobus (gelambir dan
berwarna kemerahan). Kantung empedu terletak pada tepi sebelah kanan
hati. Pankreas berada di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih
kekuning-kuningan.
3. Sistem Pernafasan pada Kelas Reptilia
Reptil bernafas menggunakan paru-paru. Paru-paru pada reptil
berkembang lebih baik daripada hewan amphibi. Reptil secara khusus
menggunakan paru-paru untuk pertukaran udara, dilengkapi oleh membran
paringeal pada beberapa hewan akuatik seperti kura-kura. Reptil
9
menghirup udara kemudian dimasukkan ke paru-paru melalui saluran
torakalis yang besar yang diperoleh dengan cara mengembangkan rusuk
dadanya (ular dan kadal) atau menggerakkan organ-organ dalamnya (kura-
kura dan buaya). Reptil tidak memiliki otot diafragma (Hickmanet al.,
2001: 564).
Pada ular, paru-paru sederhana dengan struktur seperti kantung
kecil ataualveoli di dindingnya. Pada buaya, beberapa kadal dan kura-kura,
wilayah permukaan meluas karena perkembangan adanya pelekukan dan
memiliki alveoli.
Mekanisme pernapasan pada sebagian besar reptil diawali
denganmengubah volume rongga tubuh. Kontraksi oto-otot mampu
menggerakkan tulang dada dengan demikian, volume rongga tubuh
meningkat dan tekananudara menurun sehingga udara dari lingkungan
masuk ke paru-paru. Kemudian, dengan kontraksi otot-otot tubuh, volume
rongga tubuh dikurangi sehingga mengakibatkan udara keluar dari paru-
paru.Sistem pernapasan di atas terjadi pada semua reptil modern kecuali
padakura-kura karena adanya penyatuan tulang dada dengan cangkang
kaku dankeras sehingga tidak bisa melakukan pernapasan seperti reptil
padaumumnya. Kura-kura akuatik memiliki kulit yang lebih lentur dan dan
samadengan insang di bagian anal, untuk beberapa spesies. Kura-kura
menggunakan kontraksi otot-otot sisi tubuhnya yangmemperbesar rongga
tubuhnya sehingga terjadi inspirasi. Kontraksi dua otot yang lain
bersamaan dengan relaksasi, kekuatan dari organ viscera untuk naik ke
atas ke arah paru-paru menyebabkan exhalasi. Kecepatan bernapas reptil
sepertinya banyak dipengaruhi oleh aktivitas reptil dan temperatur
lingkungan.
10
C. Sistem Reproduksi, Sistem Saraf, Sistem Indera, dan Kelenjar
Endokrin pada Kelas Reptilia
1. Sistem Reproduksi pada Kelas Reptilia
Jenis kelamin pada reptil terpisah antara hewan jantan dan hewan
betina. Pada hewan jantan, organ reproduksi terdiri atas testis, vas deferent
dan bermuara di kloaka. Saluran pengeluarannya menjadi satu dengan
saluran pengeluaran dari ginjal metanephros. Semua reptil, kecuali tuatara
memiliki organ kopulasi yang fungsional. Strukturnya bervariasi pada tiap
kelompok hewan, tetapi semuanya memiliki jaringan ereksi yang
merupakan bagian terpenting dalam mekanisme fertilisasi internal.Organ
kopulasinya berupa satu pasang hemipenis. Pada kadal dan ular,hemipenis
memanjang seperti ekor. Hanya satu hemipenis yang akan masuk ke organ
fertilisasi hewan betina, tetapi keduanya masuk secara bergantian.
2. Sitem Saraf pada Kelas Reptilia
Sistem saraf pada reptil lebih maju dibandingkan dengan amphibi.
Meskipun reptil memiliki otak yang kecil, otak depan atau serebrum relatif
lebih besar bila dibandingkan dengan bagian otak yang lain. Buaya
merupakan hewan pertama yang memiliki serebral korteks (neopallium)
yang sebenarnya. Hubungan ke sistem saraf pusat lebih maju. Dengan
pengecualian indera pendengaran, organ sensori pada umumnya
berkembang dengan baik. Organ jacobson adalah organ khusus untuk
penciuman yang ada pada beberapa tetrapoda, sangat berkembang pada
kadal dan ular. Rangsangan bau diterima oleh organ Jacobson melalui
lidah hewan reptil. Ular mengenali bau mangsa atau bau benda yang lain
dengan cara menjulurkan lidahnya. Pada saat lidahnya menjulur kemudian
ditarik kembali ke dalam mulut, terdapat pertikel-pertikel yang menempel
dipermukaan lidahnya. Kemudian partikel bau tersebut dilewatkan melalui
dua rongga kecil yang mengarah ke organ Jacobson. Rongga yang
mengarah ke organ Jacobson dilapisi dengan jaringan sensitif yang
membantu daam proses keseluruhan proses penciuman ular.Setelah
partikel dilewatkan ke rongga dan organ Jacobson, komposisi partikel
11
dipecah dan dikirim ke otak melalui serangkaian struktur saraf yang
kompleks. Otak kemudian menerjemahkan partikel-partikel ini dan
mengidentifikasi apakah partikel tersebut milik mangsa, feromon dari ular
yang lain atau bersumber dari benda-benda yang dikenal atau tidak
dikenal. Lidah pada ular bercabang karena disesuaikan dengan fungsinya
yaitu untuk menyalurkanpartikel ke kedua lubang yang mengarah ke organ
Jacobson. Adanya dua lubang itulah yang mengharuskan ular untuk
melewatkanpartikel secara bersamaan ke dalam lubang tersebut
(Crawford, 2006).
3. Sistem Indera pada Kelas Reptilia
Reptil memiliki alat indera dengan kepekaan yang berbeda- beda,
bergantung pada spesiesnya. Beberapa reptil juga memiliki indera khas
yang tidak dimiliki oleh reptil lainnya. Namun, secara umum indera yang
dimiliki oleh reptil adalah indera penglihatan, pendengaran dan
kemoreseptor khusus.
a. indera penglihatan
Secara umum, reptil memiliki struktur mata yang sama dengan
vertebrata lainnya. Ada yang memiliki kelopak mata, ada pula yang
tidak. Akomodasi pada semua reptil kecuali ular diatur oleh lensa yang
dikelilingi dengan cincin otot sehingga lensa dapat memipih dan
membesar. Sementara pada ular, untuk akomodasi lensa mata dapat
diarahkan maju- mundur.
Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata, tapi dilindungi oleh
selaput transparan. Penglihatan ular tidak sejelas penglihatan manusia.
Sensor yang ditangkap adalah bayangan dan sensitif terhadap cahaya
dan panas. Sebagian besar ular juga memiliki mata median yang
berada di atas kepalanya. Mata median merupakan hasil envaginasi
dari dienchephalon. Mata median ini tidak membentuk gambaran
retina. Fungsinya adalah untuk mengamati durasi dari fotoperiodisme
lingkungan dan memasukkan pengaruhnya terhadap ritme biologis.
12
Mata median ini diduga juga berguna untuk menakar kadar radiasi
sinar matahari yang memapar tubuh ular.
b. Indera Pendengaran
Reptil tidak memiliki daun telinga. Pada kadal, gendang telinganya
nampak jelas terlihat dari luar, berada tepat di belakang rahang. Buaya
memiliki gendang telinga yang berada di dalam lubang telinga,
tepatnya berada di ujung saluran telinga. Gendang telinga ini berfungsi
untuk menggetarkan tulang- tulang pendengaran. Akan tetapi, hampir
semua jenis ular tidak memiliki gendang telinga. Sehingga, sinyal-
sinyal getaran diterima dari lingkungan melalui rahang bawah.
c. Kemoreseptor khusus
a) Organ Vomeronasal
Organ ini fungsinya ekuivalen dengan indera pembau pada
manusia. Karena hidung ular hanya memiliki epitel respirasi, maka
fungsi penciumannya digantikan oleh organ ini. Organ
vomeronasal atau organ Jacobson berhubungan dengan bulbus
olfaktorius dan berfungsi sebagai pendeteksi kimia adanya mangsa
maupun pemangsa. Lidah berfungsi sebagai poembawa sinyal
kimia berupa gas dari lingkungan ke dalam organ ini.
b) Organ perasa
Lidah pada reptil memiliki sedikit kuncup kecap. Sehingga, ia bisa
merasakan mangsanya.
4. Kelanjar Endokrin pada Kelas Reptilia
Kelenjar endokrin mampu mengeluarkan hormon yang berfungsi
penting bagi tubuh. Beberapa contoh kelenjar endokrin adalah kelenjar
tiroid, kelenjar paratiroid, dan kelenjar adrenal. Kelenjar tiroid berperan
dalam pertumbuhan dan perkembangan serta terletak didaerah
tenggorokan. Kelenjar paratiroid berperan dalam membantu metabolisme
kalsium serta terletak dekat dengan kelenjar tiroid. Kelenjar adrenal
berperan dalam mengeluarkan hormon adrenalin yang dapat meningkatkan
13
denyut jantung pada saat hewan dalam keadaan berbahaya dan kelenjar ini
terletak diwilayah ekor dekat dengan organ reproduksi.
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Subkelas : Archosauria
Genus : Smok niedzwiedzki
Spesies : Smok wawelski
Ciri Umum :
a. Bagian-bagian tubuh yang sudah maju. Yang paling menonjol dari ini
adalah struktur berbentuk corong di dasar otak yang dibentuk oleh tulang
dasar yang sangat lebar.
b. Rahang atas dan rahang bawah saling menempel satu sama lain, membuat
deretan gigi dengan jarak yang merata.
c. Memiliki panjng sekitar 5-6 meter.
d. Smok adalah archosaur karnovora terbesar di Eropa Tengah saat itu.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Reptilia adalah sebuah kelompok vertebrata yang berdarah dingin dan
memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Archosauria
Ordo Thecodontia (Gr.Theke = diselubungi; dontos = gigi).
Ordo Pterosauria (Gr. Pteron = bersayap; sauros = kadal).
Ordo Saurischia (Gr. Sauros = kadal, ischion = bentuk).
Ordo Ornithischia (Gr. Ornis = burung, ischion = bentuk).
Ordo Crocodilia ((L. Crocodilus = buaya, Gr. Croco = batu;deilos =
cacing). Super ordo Archosauria yang masih bertahan hingga saat ini.
Euryapsida Termasuk plesiosauria dan Ichtyopterygia, yaitu Ichtyosauria
lubang temporal dibagian teratas daerah belakang tengkoraknya. Sistem
otot pada reptil mengalami modifikasi untuk mendukung organ-organ
vissera, berat badan, dan juga untuk memungkinkan beberapa jenis
gerakan.
2. Peredaran darah pada reptil adalah perdaran darah tertutup dan ganda.
Sistem pencernaan reptil lengkap meliputi saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Reptil umumnya karnivora (pemakan daging). Reptil bernapas
menggunakan paru-paru. Paru-paru pada reptil berkembang lebih baik
daripada hewan amphibi. Reptil secara khusus menggunakan paru-paru
untuk pertukaran udara, dilengkapi oleh membran paringeal pada beberapa
hewan akuatik seperti kura-kura.
3. Sistem reproduksi pada reptilia terjadi melalui fertilisasi internal. Sistem
saraf pada reptil lebih maju dibandingkan dengan amphibi. Meskipun
reptil memiliki otak yang kecil, otak depan atau serebrum relatif lebih
besar bila dibandingkan dengan bagian otak yang lain. Buaya merupakan
hewan pertama yang memiliki serebral korteks (neopallium) yang
sebenarnya. Hubungan ke sistem saraf pusat lebih maju. Secara umum
15
indera yang dimiliki oleh reptil adalah indera penglihatan, pendengaran
dan kemoreseptor khusus. Kelenjar endokrin pada reptil teridiri atas
kelenjar tiroid, kelenjar para tiroid dan kelenjar adrenal yang ketiganya
memiliki fungsi masing-masing.
4. Ciri Umum Spesies unik Smok Wawelski yaitu bagian-bagian tubuh yang
sudah maju, rahang atas dan rahang bawah saling menempel satu sama
lain, memiliki panjng sekitar 5-6 meter, dan archosaur karnovora terbesar
di Eropa Tengah saat itu.
B. Saran
Dengan kita mengetahui beberapa ordo dari reptil yang telah
punah. Alangkah baiknya jika kita ikut membantu dalam menjaga habitat
reptil yang masih ada hingga saat ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
17