Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Vertebrata

“Kelas Reptilia”

DISUSUN OLEH

Suci Indah Sari (1640603001)


Mia Siska (1640603013)
Nur Elisia (1640603041)

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BORNEO

TARAKAN

2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Harapan kami
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca. Makalah ini bejudul “Kelas Reptilia” yang dibuat untuk memenuhi
tugas kami dalam mata kuliah vertebrata.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan ...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
A. Ciri Umum, Klasifikasi dan Sistem Otot pada Kelas Reptilia ..........................3
B. Sistem Peredaran darah, Sitem Pencernaan dan Sitem Pernafasan pada
Kelas Reptilia ....................................................................................................8
C. Sistem Reproduksi, Sistem Saraf, Sistem Indera, dan Kelenjar Endokrin
pada Kelas Reptilia ........................................................................................11
D. Ciri umum spesies Unik Smok Wawelski ....................................................... 14

BAB III PENUTUP ..................................................................................................15


A. Kesimpulan......................................................................................................15
B. Saran................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki tulang


belakang dan merupakan anggota dari filum Chordata. Ciri utama filum
Chordata yaitu : 1). Memiliki notocord; 2). Memiliki batang syaraf yang
berongga; 3). Memiliki celah atau sibakan faring; 4). Memiliki ekor post-
anal yang berotot. Vertebrata terbagi atas dua sub filum yaitu subfilum
Agnatha (tidak memiliki tulang rahang) dan sub filum Gnathostoma
(memiliki tulang rahang). Sub filum Agnatha terbagi atas dua kelas yaitu
kelas Ostracodermi (memiliki kulit cangkang) dan kelas Cyclostoma
(memiliki kulit licin) sementara sub filum Gnathostoma terbagi atas dua
super kelas yaitu super kelas Pisces yang terbagi atas kelas Placodermi,
kelas Chondrichthyes, kelas Osteichthyes dan super kelas Tetrapoda yang
terbagi atas kelas Amphibia, kelas Reptilia, kelas Aves dan kelas Mamalia.

Kelas Reptilia merupakan salah satu kelas dalam vertebrata yang


memiliki ciri umum yaitu : berkulit kering, bersisik dan keras, poikiloterm,
melata, ovovivipar, memiliki tungkai yang sangat kuat dan digunakan
untuk bergerak dengan cepat, memiliki sistem peredaran darah yang
sempurna, umumnya bernafas dengan sepasang paru-paru yang berukuran
relatif besar namun ada beberapa yang bernafas dengan bantuan kulit
disekitar kloaka. Kelas reptil terbagi atas subclass Anapsida, subclass
Synapsida, subclass Lepidosauria, subclass Archosauria, dan subclass
Euryapsida.

Subclass Archosauria terdiri atas ordo Thecodontia, ordo


Pterosauria, ordo Saurischia, ordo Ornithischia dan ordo Crocodilia.
Sedangkan suclass Euryapsida yang telah punah contohnya adalah
Plesiosauria dan Ichtyopterygia.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apasajakah ciri umum, klasifikasi dan bagaimanakah sistem otot pada
kelas Reptilia ?
2. Bagaimanakah sistem peredaran darah, sistem pencernaan, dan sistem
pernafasan pada kelas Reptilia ?
3. Bagaimanakah sistem reproduksi, sistem saraf, sistem indera dan
kelenjar endokrin pada kelas Reptilia ?
4. Apa sajakah ciri umum spesies unik Smok wawelski ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui ciri umum, klasifikasi dan memahami sistem otot
pada kelas Reptilia
2. Untuk mengetahui dan memahami sistem peredaran darah, sistem
pencernaan, dan sistem pernafasan pada kelas Reptilia
3. Untuk mengetahui dan memahami sistem reproduksi, sistem saraf,
sistem indera dan kelenjar endokrin pada kelas Reptilia
4. Untuk mengetahui ciri umum spesies unik Smok wawelski

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Ciri Umum, Klasifikasi, dan Sitem Otot pada Kelas Reptilia
1. Ciri Umum Kelas Reptilia
Adapun karakteristik yang dimiliki oleh hewan yang termasuk dalam kelas
Reptilia adalah sebagai berikut (Hickman et al., 2001):
 Bentuk tubuh bervariasi, ada yang sangat pendek dan ada yang
memanjang. Tubuh ditutupi oleh tonjolan epidermal berupa sisik
dengan penambahan lempeng tulang dari lapisan dermal.
 Tungkai berpasangan, biasanya dengan lima jari dan teradaptasi
untuk memanjatberlari atau berenang, kecuali pada ular dan
beberapa kadal.
 Skeletonnya tersusun atas tulang keras, tulang rusuk dilengkapi
sternum (kecuali pada ular) membentuk rongga/ keranjang dada
yang lengkap, tengkorak memiliki satu kondilus oksipitald.
 Bernapas dengan paru-paru, tidak ada insang, kloaka digunakan
untuk respirasi pada beberapa hewan, adanya lengkung branchi
pada fase embrio.
 Peredaran darah tertutup dan ganda.
 Jantung dengan 3 ruang (2 atrium, 1 ventrikel), khusus pada ordo
Crocodilia 4 ruang dan terdapat foramenpanizzae. Memiliki satu
pasang lengkung aorta.
 Alat ekskresi berupa sepasang ginjal metanephros, hasil
ekskresinya berupa asam urat terutama sisa nitrogen.
 Sistem saraf dilengkapi dengan lobus optik pada bagian dorsal
otak, 12 pasang saraf cranial pada tambahan saraf terminalish.
 Alat kelamin terpisah, fertilisasi internal.
 Telur ditutupi oleh cangkang kapur atau keras, selaput
ekstraembrionik (amnion, korion dan allantois) , tidak ada fase
larva yang hidup di air.

3
 Hewan ektothermal, memiliki beberapa kebiasaan untuk menjaga
suhu tubuhnya.
 Dua lubang hidung pada moncongnya. Mata besar lateral,
mempunyai kelopak mata atas dan bawah. Membrane niktitans
tembus cahaya. Lubangtelinga tetutup oleh lipatan kulit.
2. Klasifikasi Kelas Reptilia
a. Archosauria (Gr. Archon = penguasa; sauros = kadal).
Karakteristik: Hewan terestrial, tetapi beberapa terspesialisasi untuk
terbang.
a) Ordo Thecodontia (Gr.Theke = diselubungi; dontos = gigi).
Karakteristik:
 Gigi diatur dalam rongga
 Memiliki kecenderungan
berjalan dengan 2 kaki
 Contoh spesies
Ornithosuchus longidens
b) Ordo Pterosauria (Gr. Pteron
= bersayap; sauros = kadal).
Karakteristik:
 Hidup pada masa mesozoik
 Memiliki sayap membraneun
 Penyebarannya luas
 Contoh spesies Pterosaurus

4
c) Ordo Saurischia (Gr. Sauros = kadal, ischion = bentuk)
Karakteristik:
 Merupakan dinosaurus masa mesozoik
 Hewan yang berjalan dengan 2 kaki
bersifat karnivora,hewan yang berjalan
dengan 4 kaki bersifat herbivora
 Memiliki struktur pinggang reptil
primitif
 Contoh spesies Omeisaurus
tianfuensis dan Theropod.
d) Ordo Ornithischia (Gr. Ornis = burung,
ischion = bentuk)
Karakteristik:
 Merupakan dinosaurus masa
mesozoik
 Hewan herbivora berparuh.
 Bentuk menyerupai burung.
 Contoh spesies Ornitischia

Klasifikasi kelompok reptil yang masih bertahan hingga


saat ini adalah sebagai berikut:
Archosauria
Order Crocodilia (L. Crocodilus = buaya, Gr. Croco = batu;deilos = cacing).
Karakteristik:

 Bentuk tubuh memanjang dan kuat, tengkorak yang kuat,memanjang dan


otot-otot rahang yang masih yang tersusun untuk dapat menganga dengan
lebar dan dapat ditutup dengankuat (Hickmanet al., 2001)
 Gigi-giginya tersusun dalam socket dan tipe giginya disebut Thecodon
yang khas dari semua archosaurs atau kelompok moyang burung (burung
purba). Adanya langit-langit sekunderyang sempurna, sehingga buaya

5
dapat bernapas ketika mulut diisi dengan air atau makanan atau keduanya
(Hickmanet al.,2001).
 Memiliki jantung dengan 4 ruang.
 Dapat tumbuh hingga mencapai ukuran yang sangat besar dan beratnya
dapat mencapai 1000 kg, bergerak cepat dan agresif,termasuk hewan
karnivora yang berburu pada malam hari dan hewan ovipar (Goodisman,
dalam ksh.biologi.ugm.ac.id).
 Dibagian punggung sisik-sisik itu tersusun teratur berderat kearah
ternversal dan mengalami penulangan membentuk perisaidermal. Sisik
pada bagian dorsal berlunas, pada bagian lateralbulat dan pada bagian
ventral berbentuk segi empat. Kepala berbentuk piramida, keras dan kuat,
dilengkapi dengan gigi-gigi runcing bertipe gigi tecodont
(ksh.biologi.ugm.ac.id).
 Mata kecil terletak di bagian kepala yang menonjol ke dorso-lateral. Pupil
vertikal dilengkapi selaput mata, tertutup oleh lipatan kulit yang
membungkus tulang sehingga lubang tersebuthanya nampak seperti celah
(ksh.biol ogi.ugm.ac.id).
 Lubang hidung terletak pada sisi dorsal ujung moncong dan dilengkapi
dengan suatu penutup dari otot yang dapatberkontraksi secara otomatis
pada saat buaya menyelam(ksh.biologi.ugm.ac.id).
 Ekor panjang dan kuat. Tungkai relatif pendek tetapi cukup kuat. Tungkai
belakang lebih panjang, berjari 4 dan berselaput.Tungkai depan berjari 5
tanpa selaput (ksh.biologi.ugm.ac.id).
 Habitat : perairan tawar, air payau
Adapun klasifikasi ordo Crocodylia adalah sebagai berikut:
(ksh.biologi.ugm.ac.id)
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Reptilia
Subclass : Diapsida
Super ordo : Archosauria

6
Ordo : Crocodylia
Familia : Alligatoridae
Familia : Crocodylidae
Familia : Gavialidae

b. Sub kelas Euryapsida


Termasuk plesiosauria dan Ichtyopterygia, yaitu Ichtyosauria lubang
temporal dibagian teratas daerah belakang tengkoraknya.

3. Sistem Otot pada Kelas Reptilia


Sistem otot pada reptil
mengalami modifikasi untuk
mendukung organ-organ
vissera, berat badan, dan
juga untuk memungkinkan
beberapa jenis gerakan.
Begitu juga dengan otot-otot
respirasi telah teradaptasi
untuk kehidupan di darat dan berkembang dengan baik. . Reptilia memiliki
sistem otot daging yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan amfibia,
karena otot daging harus mendukung tubuh di daratan yang bersifat lebih
berat dari pada di dalam air. Selain itu juga untuk gerakan-gerakan yang
sifatnya harus cepat (Jasin, 1984: 273).

Fungsi-fungsi otot pada reptile :

 Trapezius : untuk memperkuat bahu.


 Latissimus dorsi : untuk memperkuat punggung
 Interkosta : untuk mengangkat rusuk.
 Rectus abdominis : untuk mengempiskan dinding perut.
 Transverses : untuk menekan perut, menegangkan dan menarik dinding
perut.

7
 External oblique : rotasi thoraks ke sisi yang berlawanan.
 Internal oblique : untuk rotasi thoraks ke sisi yang sama.
 Extensors : pergerakan pergelangan tangan.

B. Sistem Peredaran Darah, Sistem Pencernaan, dan Sitem Pernafasan


pada Kelas Reptilia
1. Sistem Peredaran darah pada Kelas Reptilia
Peredaran darah pada reptil adalah perdaran darah tertutup dan
ganda.Sistem perdaran darahnya terdiri atas jantung dan pembuluh-
pembuluh darah. Jantung pada reptil memiliki dua atrium dan dua
ventrikel namun belum tersekat secara sempurna (kecuali pada buaya).
Peredaran darah paru-paru dan sistemik hanya terpisah secara parsial.
Kedua lengkung aorta kanandan aorta kiri berfungsi dengan baik. Pada
buaya, sekat ventrikel kanan danventrikel kiri terdapat suatu lubang yang
disebut foramen panizzae yang memungkinkan pemberian oksigen ke alat
pencernaan dan untuk keseimbangan tekanan dalam jantung sewaktu
menyelam di dalam air.
Reptil merupakan hewan berdarah dingin yaitu suhu
tubuhnyabergantung pada suhu lingkungan atau poikiloterm. Untuk
mengatur suhu tubuhnya, reptil melakukan mekanisme basking yaitu
berjemur di bawahsinar matahari.
Darah dari seluruh tubuh yang mengandung karbondioksida
mengalir kesinus venosus, kemudian masuk ke atrium kanan menuju
ventrikel. Dariventrikel, darah menuju arteri pulmonalis lalu masuk ke
paru-paru. Di paru-paru terjadi pertukaran gas. Selanjutnya darah keluar
dari paru-paru menujuatrium kiri melalui vena pulmonalis. Dari atrium
kiri, darah memasukiventrikel. Dari ventrikel terdapat dua aorta yang
membelok ke kiri dan kekanan. Aorta kanan berasal dari ventrikel kiri dan
berfungsi membawa darahke kepala dan seluruh bagian depan tubuh.
Aorta yang lain berasal daritempat antara ventrikel kanan dan kiri yang
berfungsi membawa darah kebagian belakang tubuh. Kedua aorta ini

8
bercabang-cabang ke arteri yangmenuju ke organ-organ tubuh (Aryulina,
2004: 136).
2. Sistem Pencernaan pada Kelas Reptil
Sistem pencernaan reptil lengkap meliputi saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. Reptil umumnya karnivora (pemakan daging). Sistem
pencernaan pada reptil dimulai dari rongga mulut. Bagian rongga mulut
disokong oleh rahang atas dan bawah. Pada rongga mulut juga terdapat
lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua
(Mirajuddinet al,2006: 93-94). Semua reptil memiliki gigi kecuali pada
ordo testudinata. Pada saat jouvenil, reptil memiliki gigi telur untuk
merobek cangkang teluruntuk menetas, yang kemudian gigi telur tersebut
akan tanggal dengan sendirinya hingga dewasa.
Rahang reptil memiliki desain atau bentuk yang sesuai untuk
meremukkan dan mencengkeram kuat mangsanya. Otot pada rahang reptil
lebih besar dan lebih panjang dari pada ikan atau amphibi sehingga
pergerakan secara mekanik rahang pada reptil lebih baik dari keduanya
(Mirajuddinet al,2006:93-94). Dari mulut, makanan akan diteruskan ke
esofagus (kerongkongan),ventrikulus (lambung), intestinum. Intestinum
terdiri atas usus halus dan usustebal. Di dalam intestinum, makanan
dicerna secara kimiawi dan terjadiproses penyerapan sari-sari makanan.
Sisa makanan akan dikeluarkan melalui kloaka (Mirajuddin et al, 2006:
93-94).Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu,
dan pankreas. Hati pada reptilia memiliki dua lobus (gelambir dan
berwarna kemerahan). Kantung empedu terletak pada tepi sebelah kanan
hati. Pankreas berada di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih
kekuning-kuningan.
3. Sistem Pernafasan pada Kelas Reptilia
Reptil bernafas menggunakan paru-paru. Paru-paru pada reptil
berkembang lebih baik daripada hewan amphibi. Reptil secara khusus
menggunakan paru-paru untuk pertukaran udara, dilengkapi oleh membran
paringeal pada beberapa hewan akuatik seperti kura-kura. Reptil

9
menghirup udara kemudian dimasukkan ke paru-paru melalui saluran
torakalis yang besar yang diperoleh dengan cara mengembangkan rusuk
dadanya (ular dan kadal) atau menggerakkan organ-organ dalamnya (kura-
kura dan buaya). Reptil tidak memiliki otot diafragma (Hickmanet al.,
2001: 564).
Pada ular, paru-paru sederhana dengan struktur seperti kantung
kecil ataualveoli di dindingnya. Pada buaya, beberapa kadal dan kura-kura,
wilayah permukaan meluas karena perkembangan adanya pelekukan dan
memiliki alveoli.
Mekanisme pernapasan pada sebagian besar reptil diawali
denganmengubah volume rongga tubuh. Kontraksi oto-otot mampu
menggerakkan tulang dada dengan demikian, volume rongga tubuh
meningkat dan tekananudara menurun sehingga udara dari lingkungan
masuk ke paru-paru. Kemudian, dengan kontraksi otot-otot tubuh, volume
rongga tubuh dikurangi sehingga mengakibatkan udara keluar dari paru-
paru.Sistem pernapasan di atas terjadi pada semua reptil modern kecuali
padakura-kura karena adanya penyatuan tulang dada dengan cangkang
kaku dankeras sehingga tidak bisa melakukan pernapasan seperti reptil
padaumumnya. Kura-kura akuatik memiliki kulit yang lebih lentur dan dan
samadengan insang di bagian anal, untuk beberapa spesies. Kura-kura
menggunakan kontraksi otot-otot sisi tubuhnya yangmemperbesar rongga
tubuhnya sehingga terjadi inspirasi. Kontraksi dua otot yang lain
bersamaan dengan relaksasi, kekuatan dari organ viscera untuk naik ke
atas ke arah paru-paru menyebabkan exhalasi. Kecepatan bernapas reptil
sepertinya banyak dipengaruhi oleh aktivitas reptil dan temperatur
lingkungan.

10
C. Sistem Reproduksi, Sistem Saraf, Sistem Indera, dan Kelenjar
Endokrin pada Kelas Reptilia
1. Sistem Reproduksi pada Kelas Reptilia
Jenis kelamin pada reptil terpisah antara hewan jantan dan hewan
betina. Pada hewan jantan, organ reproduksi terdiri atas testis, vas deferent
dan bermuara di kloaka. Saluran pengeluarannya menjadi satu dengan
saluran pengeluaran dari ginjal metanephros. Semua reptil, kecuali tuatara
memiliki organ kopulasi yang fungsional. Strukturnya bervariasi pada tiap
kelompok hewan, tetapi semuanya memiliki jaringan ereksi yang
merupakan bagian terpenting dalam mekanisme fertilisasi internal.Organ
kopulasinya berupa satu pasang hemipenis. Pada kadal dan ular,hemipenis
memanjang seperti ekor. Hanya satu hemipenis yang akan masuk ke organ
fertilisasi hewan betina, tetapi keduanya masuk secara bergantian.
2. Sitem Saraf pada Kelas Reptilia
Sistem saraf pada reptil lebih maju dibandingkan dengan amphibi.
Meskipun reptil memiliki otak yang kecil, otak depan atau serebrum relatif
lebih besar bila dibandingkan dengan bagian otak yang lain. Buaya
merupakan hewan pertama yang memiliki serebral korteks (neopallium)
yang sebenarnya. Hubungan ke sistem saraf pusat lebih maju. Dengan
pengecualian indera pendengaran, organ sensori pada umumnya
berkembang dengan baik. Organ jacobson adalah organ khusus untuk
penciuman yang ada pada beberapa tetrapoda, sangat berkembang pada
kadal dan ular. Rangsangan bau diterima oleh organ Jacobson melalui
lidah hewan reptil. Ular mengenali bau mangsa atau bau benda yang lain
dengan cara menjulurkan lidahnya. Pada saat lidahnya menjulur kemudian
ditarik kembali ke dalam mulut, terdapat pertikel-pertikel yang menempel
dipermukaan lidahnya. Kemudian partikel bau tersebut dilewatkan melalui
dua rongga kecil yang mengarah ke organ Jacobson. Rongga yang
mengarah ke organ Jacobson dilapisi dengan jaringan sensitif yang
membantu daam proses keseluruhan proses penciuman ular.Setelah
partikel dilewatkan ke rongga dan organ Jacobson, komposisi partikel

11
dipecah dan dikirim ke otak melalui serangkaian struktur saraf yang
kompleks. Otak kemudian menerjemahkan partikel-partikel ini dan
mengidentifikasi apakah partikel tersebut milik mangsa, feromon dari ular
yang lain atau bersumber dari benda-benda yang dikenal atau tidak
dikenal. Lidah pada ular bercabang karena disesuaikan dengan fungsinya
yaitu untuk menyalurkanpartikel ke kedua lubang yang mengarah ke organ
Jacobson. Adanya dua lubang itulah yang mengharuskan ular untuk
melewatkanpartikel secara bersamaan ke dalam lubang tersebut
(Crawford, 2006).
3. Sistem Indera pada Kelas Reptilia
Reptil memiliki alat indera dengan kepekaan yang berbeda- beda,
bergantung pada spesiesnya. Beberapa reptil juga memiliki indera khas
yang tidak dimiliki oleh reptil lainnya. Namun, secara umum indera yang
dimiliki oleh reptil adalah indera penglihatan, pendengaran dan
kemoreseptor khusus.
a. indera penglihatan
Secara umum, reptil memiliki struktur mata yang sama dengan
vertebrata lainnya. Ada yang memiliki kelopak mata, ada pula yang
tidak. Akomodasi pada semua reptil kecuali ular diatur oleh lensa yang
dikelilingi dengan cincin otot sehingga lensa dapat memipih dan
membesar. Sementara pada ular, untuk akomodasi lensa mata dapat
diarahkan maju- mundur.
Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata, tapi dilindungi oleh
selaput transparan. Penglihatan ular tidak sejelas penglihatan manusia.
Sensor yang ditangkap adalah bayangan dan sensitif terhadap cahaya
dan panas. Sebagian besar ular juga memiliki mata median yang
berada di atas kepalanya. Mata median merupakan hasil envaginasi
dari dienchephalon. Mata median ini tidak membentuk gambaran
retina. Fungsinya adalah untuk mengamati durasi dari fotoperiodisme
lingkungan dan memasukkan pengaruhnya terhadap ritme biologis.

12
Mata median ini diduga juga berguna untuk menakar kadar radiasi
sinar matahari yang memapar tubuh ular.
b. Indera Pendengaran
Reptil tidak memiliki daun telinga. Pada kadal, gendang telinganya
nampak jelas terlihat dari luar, berada tepat di belakang rahang. Buaya
memiliki gendang telinga yang berada di dalam lubang telinga,
tepatnya berada di ujung saluran telinga. Gendang telinga ini berfungsi
untuk menggetarkan tulang- tulang pendengaran. Akan tetapi, hampir
semua jenis ular tidak memiliki gendang telinga. Sehingga, sinyal-
sinyal getaran diterima dari lingkungan melalui rahang bawah.
c. Kemoreseptor khusus
a) Organ Vomeronasal
Organ ini fungsinya ekuivalen dengan indera pembau pada
manusia. Karena hidung ular hanya memiliki epitel respirasi, maka
fungsi penciumannya digantikan oleh organ ini. Organ
vomeronasal atau organ Jacobson berhubungan dengan bulbus
olfaktorius dan berfungsi sebagai pendeteksi kimia adanya mangsa
maupun pemangsa. Lidah berfungsi sebagai poembawa sinyal
kimia berupa gas dari lingkungan ke dalam organ ini.
b) Organ perasa
Lidah pada reptil memiliki sedikit kuncup kecap. Sehingga, ia bisa
merasakan mangsanya.
4. Kelanjar Endokrin pada Kelas Reptilia
Kelenjar endokrin mampu mengeluarkan hormon yang berfungsi
penting bagi tubuh. Beberapa contoh kelenjar endokrin adalah kelenjar
tiroid, kelenjar paratiroid, dan kelenjar adrenal. Kelenjar tiroid berperan
dalam pertumbuhan dan perkembangan serta terletak didaerah
tenggorokan. Kelenjar paratiroid berperan dalam membantu metabolisme
kalsium serta terletak dekat dengan kelenjar tiroid. Kelenjar adrenal
berperan dalam mengeluarkan hormon adrenalin yang dapat meningkatkan

13
denyut jantung pada saat hewan dalam keadaan berbahaya dan kelenjar ini
terletak diwilayah ekor dekat dengan organ reproduksi.

D. Ciri Umum Spesies Unik Smok Wawelski

Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Subkelas : Archosauria
Genus : Smok niedzwiedzki
Spesies : Smok wawelski

Ciri Umum :
a. Bagian-bagian tubuh yang sudah maju. Yang paling menonjol dari ini
adalah struktur berbentuk corong di dasar otak yang dibentuk oleh tulang
dasar yang sangat lebar.
b. Rahang atas dan rahang bawah saling menempel satu sama lain, membuat
deretan gigi dengan jarak yang merata.
c. Memiliki panjng sekitar 5-6 meter.
d. Smok adalah archosaur karnovora terbesar di Eropa Tengah saat itu.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Reptilia adalah sebuah kelompok vertebrata yang berdarah dingin dan
memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Archosauria
 Ordo Thecodontia (Gr.Theke = diselubungi; dontos = gigi).
 Ordo Pterosauria (Gr. Pteron = bersayap; sauros = kadal).
 Ordo Saurischia (Gr. Sauros = kadal, ischion = bentuk).
 Ordo Ornithischia (Gr. Ornis = burung, ischion = bentuk).
 Ordo Crocodilia ((L. Crocodilus = buaya, Gr. Croco = batu;deilos =
cacing). Super ordo Archosauria yang masih bertahan hingga saat ini.
Euryapsida Termasuk plesiosauria dan Ichtyopterygia, yaitu Ichtyosauria
lubang temporal dibagian teratas daerah belakang tengkoraknya. Sistem
otot pada reptil mengalami modifikasi untuk mendukung organ-organ
vissera, berat badan, dan juga untuk memungkinkan beberapa jenis
gerakan.
2. Peredaran darah pada reptil adalah perdaran darah tertutup dan ganda.
Sistem pencernaan reptil lengkap meliputi saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Reptil umumnya karnivora (pemakan daging). Reptil bernapas
menggunakan paru-paru. Paru-paru pada reptil berkembang lebih baik
daripada hewan amphibi. Reptil secara khusus menggunakan paru-paru
untuk pertukaran udara, dilengkapi oleh membran paringeal pada beberapa
hewan akuatik seperti kura-kura.
3. Sistem reproduksi pada reptilia terjadi melalui fertilisasi internal. Sistem
saraf pada reptil lebih maju dibandingkan dengan amphibi. Meskipun
reptil memiliki otak yang kecil, otak depan atau serebrum relatif lebih
besar bila dibandingkan dengan bagian otak yang lain. Buaya merupakan
hewan pertama yang memiliki serebral korteks (neopallium) yang
sebenarnya. Hubungan ke sistem saraf pusat lebih maju. Secara umum

15
indera yang dimiliki oleh reptil adalah indera penglihatan, pendengaran
dan kemoreseptor khusus. Kelenjar endokrin pada reptil teridiri atas
kelenjar tiroid, kelenjar para tiroid dan kelenjar adrenal yang ketiganya
memiliki fungsi masing-masing.
4. Ciri Umum Spesies unik Smok Wawelski yaitu bagian-bagian tubuh yang
sudah maju, rahang atas dan rahang bawah saling menempel satu sama
lain, memiliki panjng sekitar 5-6 meter, dan archosaur karnovora terbesar
di Eropa Tengah saat itu.

B. Saran
Dengan kita mengetahui beberapa ordo dari reptil yang telah
punah. Alangkah baiknya jika kita ikut membantu dalam menjaga habitat
reptil yang masih ada hingga saat ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Zahro niswati.2012. Karakteristik & Klasifikasi Kelas Reptilia.


https://www.scribd.com/doc/95951719/Karakteristik-Klasifikasi-Kelas-
Reptilia-Crocodilia(Online) diakses pada tanggal 05 Oktober 2017

Tanpa nama.2016.Jenis-Jenis Otot Pada Reptil / Sistem Muskularis Pada Reptil.


http://www.biologiedukasi.com/2016/06/jenis-jenis-otot-pada-reptil-
sistem.html.(Online) Diakses pada tanggal 05 November 2017

Tanpa nama.2016. Sistem Endokrin pada Hewan. https://www.slideshare


.net/DevitHariAshari/sistem-endokrin-pada-hewan (Online). Diakses pada
tanggal 06 November 2017

Burhanuddin.2016. vertebrata laut. https://books google.co.id/books?id =


deTODAAAQBAJ&pg=PA90&lpg=PA90&dq=sub+kelas+euryapsida&s
ource=bl&ots=Q3e1RyEHDU&sig=XKLGxLnHwhKbd_0dfMg04l9gHIA
&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiWkoSd6rXAhUFwI8KHXtRCg4Q6AEI
KjAA#v=onepage&q=sub%20kelas%20euryapsida&f=false.(Online).
Diakses pada tanggal 06 November 2017

17

Anda mungkin juga menyukai