Oleh:
Penulis berharap, mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wassalamualaikum, wr. wb
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan..................................................................................2
D. Manfaat Pembahasan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Karakteristik..........................................................................................3
B. Kelas......................................................................................................13
A. Kesimpulan...........................................................................................22
B. Saran 23
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vertebrata merupakan subfilum dari Chordata yang memiliki anggota yang cukup
besar dan paling dikenal. Tubuh dibagi menjadi tiga bagian yang cukup jelas: kepala, badan,
dan ekor. Kepala dengan rangka dalam, cranium, di dalamnya terdapat otak, karena
mempunyai cranium. Vertebrata terbagi menjadi enam kelas, yaitu kelas Cyclostomata, kelas
Pisces, Kelas Amfibi, kelas Reptilia, kelas Aves, dan kelas Mamalia.
Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan
kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri
umum kelas ini yang membedakan dengan Kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup
oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada
beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan pergantian
kulit baik secara total maupun sebagain. Pengelupasan secara total misalnya pada anggota
sub-ordo ophidia dan pengelupasan sebagian pada anggota sub-ordo lacertilia. Sedangkan
pada ordo chelonia dan crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami pergantian atau
pengelupasan. Kulit pada Reptil memiliki sedikit sekali kelenjar kulit
Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan tetapi pada
beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama sekali seperti pada
serpentes dan sebagian lacertilia. Reptilia yang tidak mengalami reduksi tungkai umumnya
memiliki 5 jari atau Pentadactylus dan setiap jarinya bercakar. Rangkanya pada Reptilia
mengalami osifikasi sempurna dan bernafas dengan paru-paru.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan penulis bahas antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimanakah karakteristik reptilia?
2. Ada berapa kelas reptilia yang anda ketahui?
3. Apa saja manfaat reptilia bagi manusia?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik dari reptilia
2. Mahasiswa dapat menyebutkan kelas pada reptilia
3. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat reptilia dengan manusia
D. Manfaat Pembahasan
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami reptilia, baik karakteristik, morfologi, jenis
dan peranannya.
2. Sebagai tugas akhir mahasiswa.
BAB II
REPTILIA
A. Karakteristik Reptilia
Reptilia (dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit bersisik yang terbuat dari
zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi mencegah kekeringan. Ciri lain yang dimiliki oleh
sebagian besar reptil adalah anggota tubuh berjari lima, bernapas dengan paru-paru, jantung
beruang tiga atau empat, menggunakan energi lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya
sehingga tergolong hewan eksoterm, fertilisasi secara internal, menghasilkan telur sehingga
tergolong ovipar dengan telur amniotik bercangkang.
Reptilia merupakan kelompok vertebrata yang beradaptasi untuk hidup di darat yang
lingkungannya kering. Adanya sisik dan kulit yang menanduk mencegah hilangnya
kelembaban tubuh dan membantu hewan untuk hidup di permukaan yang kasar. Nama kelas
Reptilia menunjukkan cara berjalan (latin: retum=melata). Reptilia tersebar baik di daerah
teropis maupun daerah subtropics. Pada daerah-daerah yang mendekati kutub dan tempat-
tempat yang lebih tinggi jumlah dan jenisnya makin sedikit. Reptile menempati macam-
macam habitat. Phyton misalnya terdapat di daerah-daerah tropis, hanya terdapat di rawa-
rawa, sungai atau sepanjang pantai. Penyu terbesar teradapat dilaut dan kura-kura darat
raksasa terdapat di kepulauan. Kadal dan ular umumnya terrestrial, tetapii ada yang
menempati karang-karang atau pohon.
Tubuh ditutupi kulit kering bertanduk (tidak licin), biasanya dilengkapi sisik atau kuku, dan
kelenjar dipermuakaan hanya sedikit.
Memiliki dua pasang anggota badan, masing-masing dengan lima jari yang pada bagian
ujungnya terdapat cakar dan dapat digunakan untuk berlari, merayap atau memanjat. Anggota
badan menyerupai dayung pada penyu, memendek pada kadal, dan tidak ada anggota badan
pada beberapa jenis kadal dan semua jenis ular.
Jantung terdiri dari empat ruang yang belum terpisah sempurna, dua serambi dan vertikel
yang sebagian saling terpisah, satu pasang berkas aorta, sel darah merah oval bikonkaf
dengan inti.
Resppirasi dengan paru-paru, pada kura-kura air dilengkapi dengan respirasi kloaka.
Fertilisasi internal, menggunakan organ kopulasi, telurnya besar mengandung kuning telur
yang terbungkus cangkang licin atau berkulit, biasanya telur ditetaskan tetapi pada beberapa
jenis ular dan kadal embrio berkembang didalam tubuh betina.
Penutup tubuh yang kering dan bersisik sebagai adaptasi terhadap kehidupan di darat.
Telur dilengkapi dengan membrane dan cangkang sebagai pelindung embrio sehingga
memungkinkan untuk berkembang di darat.
1) UKURAN
Fosil Reptilia ditemukan dalam ukuran yang bervariasi, dari kecil sampai berukuran
besar. Dari Reptilia yang ada pada masa sekarang, anaconda di Amerika Serikat dapat
tumbuh sampai 990 cm, komodo (varanus komodoensis) memiliki panjang tubuh 285 cm.
Beberapa jenis kura-kura darat dari pulau Galapagos mencapai panjang 120 cm. Buaya yang
ditemukan tahun 1821 di Luzzon Philipina mencapai panjang 610 cm. Ular Laptotyphlops
dari Siria berukuran seperti jarum renda, dan ada pula kadal Lepidoblepharis dari Panama
yang panjangnya 5 cm. sebagian besar di Amerika Utara berukuran 20 120 cm, dan kadal
dengan panjang di bawah 30 cm.
2) STRUKTUR EKSTERNAL
Morfologi Reptilia meliputi kepala yang terpisah, leher, tubuh, dan ekor, angggota
tubuh berukuran pendek dengan sejumlah jari yang pada bagian ujungnya dilengkapi cakar
dan begitupun ada juga sebagaian subordo yang lain yang tidak memiliki jari. Mulutnya yang
panjang dilengkapi dengan gigi. Buaya mialnya di dekat ujung moncong terdapat dua lubang
hidung. Mata berukuran besar dan terletak lateral, dengan kelopak atas dan bawah, serta
membrane nictatin transparan yang dapat bergerak di bawah kelopak mata, telinga berukuran
kecil terletak dibelakang mata. Anus terletak longitudinal dibelakang pangkal kaki belakang.
3) SISTEM PERNAPASAN
Secara umum reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Tetapi pada beberapa
reptilia, pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit disekitar kloaka. Pada reptilia
umumnya udara luar masuk melalui lubang hidung, trakea, bronkus, dan akhirnya ke paru-
paru. Sistem pernafasan pada reptilia lebih maju dari Amphibi.
Paru-paru Reptil berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk.
Perhatikan Gambar 7.20 Paru paru Reptil hanya terdiri dari beberapa lipatan dinding yang
berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Paru paru kadal, kura-kura, dan buaya
lebih kompleks, dengan beberapa belahan-belahan yang membuat paru-parunya bertekstur
seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal, misalnya bunglon Afrika, mempunyai
pundi-pundi hawa atau kantung udara cadangan sehingga memungkinkan hewan tersebut
melayang di udara.
Reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Gas O2 dalam udara masuk melalui lubang
hidung => rongga mulut => anak tekak => trakea yang panjang => bronkiolus dalam
paru-paru. Dari paru-paru, O2 diangkut darah menuju seluruh jaringan tubuh. Dari jaringan
tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung untuk dikeluarkan melalui paru-paru =>
bronkiolus => trakea yang panjang => anak tekak => rongga mulut => lubang hidung.
Pada Reptilia yang hidup di air, lubang hidung dapat ditutup ketika menyelam.
4) SISTEM PENCERNAAN
System pencernaan pada reptile terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Reptile pada umumnya terdiri atas saluran pencernaan dan kelnejar pencernaan.
Pada umumnya reptile adalah karnivora (pemakan daging). Saluran pencernaannya terdiri
dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Dan kelenjar pencernaannya terdiri
atas kelenjar ludah, pancreas dan hati.
1. Rongga Mulut. Disokong oleh rahang atas dan rahang bawah. Pada masing-masing rahang
terdapat gigi-gigi yang berbentuk kerucut. Gigi menempel pada gusi dan sedikit melengkung
kea rah rongga mulut. Dan khusus pada ular berbisa akan tumbuh gigi yang dapat
menghasilkan racun yang terdapat pada rongga mulut. Pada buaya giginya bisa mnegalami 50
kali pergantian. Pada umumnya retil tidak mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi
sebagai penangkap mangsa.
Pada rongga mulut terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung
bercabang dua. Pada reptilian pemakan insekta memiliki lidah yang dapat dijulurkan,
sedangkan pada buaya dan kura-kura lidahnya relative kecil dan tidak dapat dijulurkan. Lidah
ular berbentuk pembuluh yang terbungkus oleh selaput dan terletak di bagian rahang bawah.
Memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya berfungsi agar rongga mulut tetap basah dan dapat
dengan mudah menelan mangsanya.Pada ular Kelenjar labia bermodifikasi menjadi kelenjar
poison yang bermuara di kantung yang terletak di daerah gigi taring dan dikeluarkan melalui
gigi tersebut.
2. Kerongkongan (esophagus) merupakan saluran di belakang rongga mulut yang
menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam esophagus tidak terjadi
proses pencernaan.
3. Lambung (ventrikulus) merupakan tempat penampungan makanan dan pencernaan
makanan berupa saluran pencernaan yang membesar dibelakang esophagus. Disini makanan
baru mengalami proses pencernaan. Pada bagian fundus pylorus makanan dicerna secara
mekanik dan kimia.
4. Intestinum terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus. Dalam usus
halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian diteruskan ke
kloaka untuk dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya.
5. Kelenjar pencernaan, terdiri atas hati dan pancreas. Empedu yang dihasilkan oleh hati
ditampung di dalam kantong yang disebut vesica fellea. Hati tediri dari dua lobus yaitu
sinister dan dexter yang berwarna coklat kemerahan. Kantong empedu terletak pada tepi
sebelah kanan hati. Pancreas pada reptile terletak diantara lambung dan duodenum. Pancreas
berbentuk pipih dan berwarna kekuning-kuningan.
5) SISTEM EKSKRESI
Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka
merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme.Reptil yang
hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk
bahan setengah padat berwarna putih.
6) SISTEM PEREDARAN DARAH
Sistem sirkulasi reptil lebih maju dibandingkan dengan katak. Perhatikan Gambar
5.20. Jantung terdiri dari empat ruangan yaitu ventrikel kanan, ventrikel kiri, atrium kanan,
dan atrium kiri serta sebuah sinus venosus. Antara ventrikel kanan dan kiri terdapat sekat
yang belum sempurna sehingga terjadi percampuran darah yang kaya O2 dalam ventrikel kiri
dengan darah yang kaya CO2 dalam ventrikel kanan.
Khusus pada jantung buaya, pada sekat antar ventrikel terdapat lubang kecil yang disebut
foramen panizzae yang berfungsi sebagai berikut.
1) Memungkinkan distribusi oksigen yang cukup ke alat pencernaan.
2) Memelihara keseimbangan tekanan cairan di dalam jantung pada waktu menyelam.
Sistem sirkulasi darah pada reptil termasuk sistem sirkulasi darah ganda. Darah dari
vena yang kaya CO2 masuk ke jantung melalui sinus venosus ke bagian atrium kanan lalu ke
ventrikel kanan. Kemudian, darah dipompa menuju paru-paru. Darah dari paru-paru yang
kaya O2 masuk ke atrium kiri, dilanjutkan ke ventrikel kiri. Darah dari ventrikel kiri dipompa
keluar melalui aorta menuju ke seluruh tubuh.
7) SISTEM REPRODUKSI
Jantan
Memiliki alat kelamin khusus : hemipenis
Sepasang testis
Memiliki epididimis
Memiliki vas deferens
Betina
Memiliki sepasang ovarium
Memiliki saluran telur (oviduk)
Berakhir pada saluran kloaka
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang
fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar,
namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter
atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari
cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam
ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan
menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung
berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas
deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh
satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat
kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke
dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat
melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal
ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada
kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh
induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.
Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai
jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali
ke daratan ketika meletakkan telurnya.
8) SISTEM INDERA
Reptil memiliki alat indera dengan kepekaan yang berbeda- beda, bergantung pada
spesiesnya. Beberapa reptil juga memiliki indera khas yang tidak dimiliki oleh reptil lainnya.
Namun, secara umum indera yang dimiliki oleh reptil adalah indera penglihatan, pendengaran
dan kemoreseptor khusus.
a. indera penglihatan
secara umum, reptil memiliki struktur mata yang sama dengan vertebrata lainnya. Ada yang
memiliki kelopak mata, ada pula yang tidak. Akomodasi pada semua reptil kecuali ular diatur
oleh lensa yang dikelilingi dengan cincin otot sehingga lensa dapat memipih dan membesar.
Sementara pada ular, untuk akomodasi lensa mata dapat diarahkan maju- mundur.
Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata, tapi dilindungi oleh selaput transparan.
Penglihatan ular tidak sejelas penglihatan manusia. Sensor yang ditangkap adalah bayangan
dan sensitif terhadap cahaya dan panas.
Sebagian besar ular juga memiliki mata median yang berada di atas kepalanya. Mata median
merupakan hasil envaginasi dari dienchephalon. Mata median ini tidak membentuk gambaran
retina. Fungsinya adalah untuk mengamati durasi dari fotoperiodisme lingkungan dan
memasukkan pengaruhnya terhadap ritme biologis. Mata median ini diduga juga berguna
untuk menakar kadar radiasi sinar matahari yang memapar tubuh ular.
Pada bunglon, mata lateralnya dapat berputar 360o. Selain itu, kedua mata lateralnya dapat
bergerak ke arah yang berbeda. Sehingga, hewan ini dapat melihat ke dua arah sekaligus.
b. Indera Pendengaran
Reptil tidak memiliki daun telinga. Pada kadal, gendang telinganya nampak jelas terlihat dari
luar, berada tepat di belakang rahang. Buaya memiliki gendang telinga yang berada di dalam
lubang telinga, tepatnya berada di ujung saluran telinga. Gendang telinga ini berfungsi untuk
menggetarkan tulang- tulang pendengaran. Akan tetapi, hampir semua jenis ular tidak
memiliki gendang telinga. Sehingga, sinyal- sinyal getaran diterima dari lingkungan melalui
rahang bawah.
c. kemoreseptor khusus
1) Organ Vomeronasal
Organ ini fungsinya ekuiivalen dengan indera pembau pada manusia. Karena hidung ular
hanya memiliki epitel respirasi, maka fungsi penciumannya digantikan oleh organ ini. Organ
vomeronasal atau organ Jacobson berhubungan dengan bulbus olfaktorius dan berfungsi
sebagai pendeteksi kimia adanya mangsa maupun pemangsa. Lidah berfungsi sebagai
poembawa sinyal kimia berupa gas dari lingkungan ke dalam organ ini.
2) Organ perasa
Lidah pada reptil memiliki sedikit kuncup kecap. Sehingga, ia bisa merasakan mangsanya.
3) Pit Organ
Pit organ merupakan detektor panas pada ular. pit organ ini berupa lubang- lubang di depan
wajah ular yang di dalamnya terdapat membran thermoreseptor. Pada gambar berikut, organ
pit ditunjukkan dengan panah warna merah. Sementara, panah berwarna hitam menunjukkan
lubang hidungnya.
B. Kelas
1. Ordo Testudinata (Chelonia)
Species pada ordo ini memiliki tubuh bulat pipih dan umumnya relative besar, terbungkus
oleh perisai. Perisai sebelah dorsal cembung yang disebut carapace, dan perisai sebelah
ventral datar yang disebut plastron. Kedua bagian perisai itu digabungkan pada bagian lateral
bawah, dibungkus oleh kulit dengan lapisan zat tanduk tebal. Tidak mempunyai gigi, tetapi
rahang berkulit tanduk sebagai gantinya. Tulang kuadrat pada cranium mempunyai hubungan
bebas dengan rahang bawah, sehingga rahang bawah mudah digerakkan. Tulang belakng
toraks dan tulang costae (rusuk) biasanya menjadi satu dengan perisai. Termasuk hewan
ovipar. Telurnya diletakkan dalam lubang pasir atau tanah. Ekstremitas sebagai alat gerak
baik di darat maupun di air.
Ordo Testudinata terbagi atas dua family yaitu:
a. Familia : Chelonidae
Species : penyu hijau (Chelonia mydas) tubuhnya besar bahkan ada yang berdiameter 1
meter.
2. Ordo Squamata
Ordo ini memiliki tubuh yang ditutupi sisik epidermis bertanduk yang secara periodic
mengelupas sebagiansebagian atau keseluruhan. Osteoderm biasanya tidak ada tapi pada
beberapa jenis Squamata terdapat pada kepala dan tempat lain. Kepala pada dasarnya tipe
diapsid, arcade bawah tidak sempurna atau tidak ada dan arkade atas juga sering demikian.
Tidak memiliki tulang kuadratojugal (penghubung tulang kuadrat dan jugal) sehingga
memungkinkan terjadinya gerakan kinesis (pergerakkan tengkorak akibat posisi tulang
kuadrat). Lubang hidung berpasangan. Sering memiliki mata pineal pada kelompok kadal tapi
pada kelompok ular tidak ditemukan. Memiliki lubang kloaka transversal dan pada yang
jantan terdapat dua hemipenis. Organ Jacobson berkembang baik dan terpisah sempurna dari
rongga hidung. Ordo ini terbagi atas dua sub ordo yaitu Sauri/Lacertalia dan
Serpentes/Ophidia.
a. Sub Ordo Sauria/Lacertalia
Sub ordo ini memiliki tubuh berbentuk silindris, mempunyai dua pasang extremitas.
Cingulum anterior (pectoral girdle) dan cingulum posterior (pelvic girdle) tumbuh baik.
Chameleo chameleon Makanannya berupa insecta atau Invertebrata lainnya, ada yang
herbivore. Terdapat di daerah tropis.
Sub ordo ini terbagi atas 4 familia, yaitu:
Familia : Lacertidae Species : cicak (Hemidacty frenatus)
Familia : Geckonocidae Species : tokek (Gecko monarchis)
Familia : henoermatidae Species : kadal (Mouboya multifasciata)
Familia : varanidae Species : komodo (Varanus komodoensis) biawak
(Voronus salvator).
Biawak
Komodo
3. Ordo Crocodilia/Loricata
Tubuh panjang, kepala besar dan runcing, rahang kuat dan gigi tumpul. Kaki pendek dengan
jari-jari berselaput tebal, ekor panjang, kulit tebal, jantung terbagi atas 4 ruangan terpisah.
Ovipar, telinga berlubang kecil. Contoh : Crocodylus americanus
Alligator
Klasifikasi Crocodylus porosus :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Crocoduylia
Famili : Crocodylidae
Genus : Crocodylus
Species : Crocodylus porosus
Ciri Morfologi Crocodylus porosus :
Merupakan reptil yang paling besar (Schneider, 1801). Beratnya mencapai 1.000-1.200 kg.
Pada buaya jantan dewasa dapat mencapai 6-7 m. Buaya betina lebih kecil dan pada
umumnya berkisar 3 m.
Kepalanya cukup besar dan mempunyai sepasang tepi di sepanjang dari mata ke tengah
hidung. Sisiknya berbentuk oval dan biasanya lebih kecil daripada spesies lain. Pada Buaya
Muara berwarna kuning pucat dengan garis-garis hitam dengan bintik-bintik yang ditemukan
di tubuh dan ekor. Pada buaya dewasa berwarna lebih gelap dengan warna abu-abu
kehitaman. Pada permukaan bawah (ventral) berwarna kuning atau putih, dan garis-garis
dihadirkan pada sisi lebih bawah pada tubuh tetapi tidak memperluas sampai bagian perut.
Ekor berwarna abu-abu.
Mempunyai sepasang rahang yang berat dan kuat dengan jumlah gigi antara 64-68.
Pada permukaan atas (dorsal) tubuh terdapat seperti duri.
Pada setiap sela jari pada kakinya terdapat selaput
4. Ordo Rhynchocepholia
Yang masih hidup sampai sekarang mempunyai bentuk serupa kadal, berkulit tanduk dan
bersisik, bergranula, punggungnya berduri pendek. Tulang rahang mudah digerakkan. Contoh
yang masih hidup di Australia : Sphenodon punctatum (Tuatara).
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun dan kami sangat menyadari makalah ini jauh dari
kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan pengembangan
sangat kami harapkan. Dan semoga ini dapat menambah pengetahuan kita dan bermanfaat.
Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Brotowijoyo.Djarubito Mukayat. 1994. Zoologi Dasar. Bandung: Erlangga
Kurniati, M.Pd. Tuti dkk. 2009. Zoologi Vertebrata. Bandung. UIN SGDBandung
http://eri08tirtayasa.blogspot.com/2010/12/alat-indra-pada-reptil.html
http://iceteazegeg.wordpress.com/2009/04/18/sistem-pencernaan-
http://www.anakunhas.com/2011/03/sistem-ekskresi-pada-hewan-vertebrata-dan-
invertebrata.html
http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/sistem-pernapasan-pada-reptil.html
http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/sistem-peredaran-darah-tertutup.html