Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI HEWAN

PERCOBAAN IV
REPTIL

OLEH :
NAMA : WA TEO
STAMBUK : F1D119070
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN PEMBIMBING : ALFARAS NUR RAMADAN

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reptilia adalah salah satu hewan kelas vertebrata dalam kelompok

hewan yang melata. Seluruh hidupnya sudah menyesuaikan diri dengan

kehidupan darat, tidak membutuhkan air lagi untuk pertumbuhan

embrionya karena tidak memiliki tingkat larva. Kulit diselaputi sisik

keras atau kepingan dari bahan tanduk. Bertubuh besar dibawah sisik

ada kepingan tulang, untuk memperkuat daya perlindungan dilengkapi

dengan eksoskelet, ekor panjang, jari-jari bercakar, poikiloterm,

bernafas dengan paru-paru saja, pembuahan di dalam tubuh dan ovipar.

Kulit tidak memiliki lendir, memiliki kloaka, kemih dan beberapa jenis

asam urat dalam fase padat bergabung dengan tinja dan keluar

bersama-sama lewat dubur, tidak minum dan menyesuaikan diri hidup

di tempat kering. Terdiri dari empat ordo yaitu Lacertillia (kadal),

Ophidia (Ular), Chrocodilia (buaya) dan Chelonia (penyu).

Reptilia merupakan kelompok hewan yang hidupnya merayap atau

merangkak di dalam habitatnya. Reptil juga tergolong ke dalam hewan

yang berdarah dingin. Beda reptil dengan amphibi adalah melakukan

perbiakan di darat. Tubuh reptil ditutupi oleh sisik-sisik atau plot-plot

dari bahan tanduk (horny scales or plates). Reptilia merupakan

pemangsa serangga (insektor). Giginya runcing, sering muncul kelenjar

racun. Alat gerak reptilia berupa kaki. Pada ular, kaki sudah hilang. Alat
tubuh yang tidak tumbuh atau menjadi mengecil disebut rudimeter.

Reptilia tubuhnya tertutup dengan sisik tanduk, kecuali ular,

kebanyakan reptilia mempunyai cakar dan rusuk-rusuk yang digunakan

untuk menyedot udara ke dalam paru-paru. Columna vertebralis yang

melekat pada gelang pinggul lebih kokoh daripada nenek moyangnya

yang berupa amphibia. Padanya ada bagian-bagian dari jantung dan

pembuluh darah yang bertalian merupakan struktur tunggal yang khas

untuk kelas ini, tidak memberikan kepastian yang cukup untuk

membedakan vertebrata lainnya. Berdasarkan uraian di atas maka

dilakukan praktikum yang berjudul reptilia.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana cara

mengetahui bentuk, struktur, susunan, tipe dan letak dari sistem

anatomi beberapa jenis reptil secara inspection dan section ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk

mengetahui bentuk, struktur, susunan, tipe dan letak dari sistem

anatomi beberapa jenis reptil secara inspection dan section.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang dapat dipereoleh pada praktikum ini adalah agar

dapat mengetahui bentuk, struktur, susunan, tipe dan letak dari sistem
anatomi beberapa jenis reptil secara inspection dan section.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Reptil

Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang

sepanjang hidupnya bernafas dengan peru-paru. Ciri umum kelas ini

yang membedakan dengan kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya

tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh

permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo

tertentu dapat mengelupas atau melakukan pergantian kulit baik secara

total yaitu pada anggota Sub-ordo Ophidia dan pengelupasan sebagian

pada anggota Sub-ordo Lacertilia. Sedangkan pada Ordo Chelonia dan

Crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami pergantian atau

pengelupasan. Kulit pada reptil memiliki sedikit sekali kelenjar kulit.

Reptil merupakan vertebrata pertama yang sepenuhnya tererstrial perlu

kembali ke air untuk berkembang biak. Hal ini dicapai melalui evolusi

telur yang kledoik (tertutup). Telur jenis ini berukuran besar dan

memiliki cangkang. Umumnya tubuh ditutupi oleh sisik yang berupa

tanduk dan sering diperkuat dengan ostoederm tulang. Biasanya tidak

mempunyai kelenjar epidermal dan bersifat kedap air. Persendian

tulang atlas dan kepala dengan satu bonggol sendi (sering berupa

bongkol tripartit). Rahang bawah terdiri atas 3-6 tulang yang

mempunyai persendian dengan kepala antara artikular dengan kuadrat.

Hanya memiliki satu tulang pendengaran yaitu stapes (kolumela auris).


Memiliki rongga mulut tanpa gigi (Putra, 2007).

B. Kelompok Reptil

Ordo reptilia yang dulu jumlahnya begitu banyak, kini yang hidup

hanya tinggal 4 kelompok buaya dan kerabatnya kadal, cacing, ular,

kura-kura dan tuatara. Berbeda dengan amfibi dan ikan, kulit reptil

kering. Kulitnya tidak mengandung kelenjar lendir. Kulitnya berlapiskan

sisik dan zat tanduk. Sisik merupakan penebalan dari lapisan tanduk

bagian luar kulit yang terpisah oleh kulit lunak sehingga tubuh tetap

lentur. Sisik merupakan pelindung luka dan lebih penting lagi terhadap

pengeringan. Ada beberapa jenis reptil yang memiliki zat bau pada sisik

seperti kadal yang berguna untuk mengusir musuh

Ujung kloaka reptilia jantan, termasuk Uromastix jantan, terdapat

sepasang alat kopulasi yang disebut hemipenis, yaitu alat untuk

menyalurkansperma ke dalam kloaka betina. Telur Reptilia umumnya

bercangkang lunak. Telur kadal bahkan tidak bercangkang. Oleh karena

itu, telur kadal tetap berada di saluran telur sampai zigot berkembang

menjadi individu baru dan kemudian bayi kadal ke luar melalui kloaka

dari luar, proses ini tampak seperti melahirkan oleh karena itu, kadal

termasuk golongan ovovivipar. Kura-kura mengeluarkan telur yang

bercangkang lunak ke dalam lubang pasir, setelah semua telur keluar


dari tubuhnya, induk kura-kura mengubur telur dengan pasir sampai telur

menetas (Yudha, 2015).

C. Ciri-Ciri Reptil

Ciri reptil adalah reptil merupaka kelompok hewan vertebrata yang

berdarah dingin, memiliki sisik yang menutupi tubuhnya, poikiloterm

suhu tubuhnya bergantung pada suhu lingkungan untuk mengatur suhu,

tubuhnya melakukan mekanisme basking yaitu berjemur dibawah sinar

matahari, kulit pada reptil memiliki sedikit kelenjar kulit, reptile

beradaptasi untuk kehidupan terrestrial penuh atau kehidupan di

permukaan tanah. Reptil termasuk tetrapoda atau memiliki 4 buah kaki

dimana kakinya ada yang pendek dan tidak memiliki kaki secara

langsung. Mayoritas reptile adalah ovipar dan memiliki telur yang

bercangkang keras namun ada pula yang bertelur melahirkan

(ovovivipar). Ukuran reptile bervariasi dari yang terkecil sampai yang

terbesar (Lestari, 2013).

C. Kadal (Mabouya multifasciata)

Bangsa kadal adalah kelompok reptil yang paling beragam jenisnya,

mereka dapat ditemukan dibanyak macam habitat dari hutan hujan

sampai. Jenis kadal beberapa adalah pelari ulung, pemanjat tangguh,

penggali liang dan perenang, bahkan ada yang dapat terbang. Kadal

(Mabouya multifasciata) mempunyai karakteristik diantaranya, tubuh

memanjang, tertekan lateral, badannya tertutup oleh squama yang


menanduk dan tidak berlendir, mempunyai dua pasang kaki yang kuat

dan dapat digunakan untuk memanjat dengan tiga digiti yang vascular,

bernafas dengan pulmo dan fertilisasinya secara internal, serta

mempunyai alat kopulasi berupa sepasang hemipenis. Kadal

merupakan organisme reptil yang berjalan dengan melata. Tubuh kadal

tertutupi oleh kulit yang kering dengan sisik-sisik zat tanduk

dipermukaannya tanpa danya kelenjar-kelenjar lendir. Warna pada kadal

dapat berbeda-beda berdasarkan lingkungan atau umur kadal itu sendiri

(Arida, 2005).

D. Anatomi Jantung Reptil

Jantung Reptilia memiliki 4 ruang namun celah antar ventrikel

kanan dan kiri tidak sempurna yang dinamakan celah foramen

panizzae yang menyebabkan terjadinya percampuran darah.

Jantungnya memiliki. Sebenanrnya hala inilah yang menyebabkan kelas

reptilia berdarah dingin poikilotermik sehingga kebanyakan akan

berjemur di siang hari untuk menjaga suhu tubuhnya. Mereka berburu di

malam hari. Mayoritas reptilia adalah ovipar (bertelur) meski beberapa

spesies Squamata bersifat vivipar (melahirkan). Reptilia vivipar

memberi makan janin mereka menggunakan sejenis plasenta yang

mirip dengan mamalia (Iskandar, 2000).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 15 Januari 2021,

pukul 15.30 WITA – selesai dan bertempat di Laboratorium Unit

Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan Kegunaan


No. Bahan Kegunaan
1 2 3
Cicak (Cosymbotus Sebagai objek pengamatan
1.
platyurus)
Kadal (Mabouya Sebagai objek Pengamatan
2.
multifasciata)
3. Klorofom Untuk membius hewan
Untuk menyimpan larutan
4. Kapas klorofom dalam pembiusan
C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel

2.

Tabel 2. Alat dan Kegunaan


No. Alat Kegunaan
1 2 3
1. Alat bedah Untuk menyayat objek pengamatan
Jarum pentul Untuk menahan posisi objek
2.
pengamatan
3. Sterofom Sebagai wadah untuk membela
D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Membius terlebih dahulu menggunakan klororfom

3. Menjepit dengan jarum pentul

4. Mengamati secara inspection (morfologi luar)

5. Mengiris dengan hati-hati

6. Mengamati secara section (Organ dalam)

7. Mendokumentasikan hasil pengamatan

8. Mencatat hasil pengamatan


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 3, 4,5

dan 6.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Inspectio Cicak (Cosymbotus platyurus)


N Gambar Pengamatan Gambar Literatur Keterangan
o.
1 2 3 4
1. 1 2 5 7 1. Kepala
1 (Caput)

2. Mata
(Organum
visus)
3. Jari kaki
3 4 6 (Digiti)

4. Badan
(Truncus)

5. Kaki bagian
depan
(Extremitan
interior)
6. Kaki bagian
belakang
(Ekstremitas
posterior)
7. Ekor
(Caudal)

Tabel 4. Hasil Pengamatan Sectio pada Cicak (Cosymbotus platyurus)


No. Gambar Pengamatan Gambar Literatur Keterangan
1 2 3 4
1. 1. Jantung
(Cor)
1
2. Empedu
(Bilem)
4
3. Hati (Hepar)

4. Testis

3 5. Kloaka
5 2

Tabel 5. Hasil Pengamatan Inspectio Kadal (Mabouya multifasciata)


No. Gambar Pengamatan Gambar Literatur Keterangan
1 2 3 4
1. 1. Mata
(Organum
visus)
2. Kepala
(Caput)

3. Kulit kering
(Siccum
cutis) dan
1 2 5 3 4 bersisik

4. Ekor
(Caudal)

5. Kaki
(Ekstremita
s)
Tabel 6. Hasil Pengamatan Sectio Kadal (Mabouya multifasciata)
N Gambar Pengamatan Gambar Literatur Keterangan
o.
1. 2 3 4
1. 1. Jantung
(Cor)
2
2. Paru-paru
(Pulmonum)
5
3. Lambung
7 (Ventriculus)

4 4. Hati (Hepar)

1 5. Usus Halus
6 8 3 (Intestinum)

6. Usus Besar
(Kolon)

7. Testis

8. Kloaka

B. Pembahasan

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan kadal (Mabouya

multifasciata) dan cicak (Cosymbotus platyurus). Langkah pertama

adalah menyiapkan alat dan bahan, selanjutnya membius hewan uji

menggunakan klororfom, yang bertujuan agar hewan pingsan atau tidak

dapat bergerak sehingga memudahkan pada saat proses pembedahan.

Kemudian menjepit dengan jarum pentul, hal ini bertujuan agar

menahan objek pengamatan. Langkah berikutnya mengamati secara

inspection (morfologi luar) dari kadal (Mabouya multifasciata) dan

cicak (Cosymbotus platyurus). Langkah selanjutnya mengiris dengan


hati-hati objek pengamatan, yang bertujuan untuk memudahkan pada

saat pengamatan anatomi objek pengamatan. Langkah selanjutnya

mengamati secara section (organ dalam) dari kadal (Mabouya

multifasciata) dan cicak (Cosymbotus platyurus). Serta

mendokumentasikan dan mencatat hasil pengamatan.

Pengamatan pada section kadal (Mabouya multifacinata) terdiri

dari empat bagian pada tubuh kadal yaitu, kepala (caput), leher (cervix),

truncus (badan), ekor (caudal). Pada bagian kepala (caput) terdapat

mata (organum visus), mulut (cavum oris), hidung (nares anterior).

Kepala berbentuk pipih dan meruncing kebagian ujungnya. Rahang atas

dan bawah yang membatasi bagian sisi mulut, mengandung gigi-gigi

halus yang sama bentuknya. Mata mempunyai kelopak mata atas dan

kelopak mata bawah yang dapat digerakan. Sepasang lubang hidung

yang kecil terletak diujung moncongnya telinga, telah tampak adanya

lubang telinga luar denngan gendang pendengaran yang letaknya agak

kedalam. Badan bentuknya bulat memanjang sisik pada daerah perut

warnanya putih kekuning-kuningan sisik pada daerah punggung

berwarna coklat tua. Bagian leher panjang dan berlanjut dengan badan,

bagian leher ini hanya ditandai oleh adanya lekukan saja. Bagian badan

(truncus) terdapat branchium atau disebut lengan bagian atas, lengan

bagian bawah disebut anterior branchium, di bawah anterior branchium

terdapat lima jari yang disebut digiti dan pada bagian jari terdapat cakar

yang berfungsi untuk memanjat di bagian kaki belakang terdapat femur,


crus, pes dan manus. Kaki bagian belakang terdapat kloaka. Mulut

kadal terdapat bagian-bagian seperti choana primer, palatum,

ostumtubae auditive, dentes, choana sekunder semua bagian ini disebut

maxilla, rima glotis dan lingau bifida di sebut mandibulla. Anatomi pada

kadal terdapat trachea, cor, pulma, fallea, ventriolus, hepar, pancreas,

vesica urinaria, rectum, duodenum, intestine tenve, dan ductus. Kadal

memiliki kulit yang berwarna, kulit pada kadal ini pada umumnya

tertutup oleh lapisan epidermal yang menanduk, kadang-kadang di

bagian bawah disokong oleh lapisan-lapisan lamina derminalis yang

menulang. Lubang pelepasan selalu berubah celah yang transversal.

Kadal ini mempunyai dua anggota badan yang bersifat pentadactil.

Memiliki membran tympani yang tidak cembung dan celah auris externa

dapat digerakkan juga membran nictitans. Cervix pada kadal ini jauh

lebih panjang di bandingkan dari classis amphibia. Truncus biasanya

panjang dan convex di mana pada bagian dorsalnya berwarna cokelat

kekuningan dan bagian ventralnya putih. Truncus ini terdapat

ekstrimitas cranialis di sebelah cranio lateral truncus,

berjumlahsepasang ke kanan dan ke kiri, terdiri dari brachium (tangan)

dengan lima digiti. Extrimitas caudalis terletak di sebelah caudal lateral.

Adapun bagian bagiannya ialah femur (paha), crus (tungkai), pes (kaki)

dengan lima digiti. Pada ujung ventrocaudal tempatnya pada basis

caudal terdapat cloaca bertipe plagiotremata yaitu berupa celah

melintang. Celah ini di sebelah cranial ditutupi oleh deretan squama.


Caudal (ekor) panjang sekali, hampir dua kali panjang badan kepala.

Paru-paru kadal sudah berkembang dengan baik dan ukurannya

cukup besar. Sistem pencernaan kadal terdiri dari tenggorokan yang

panjang dan lambung yang sederhana. Jantung kadal memanjang dan

berwarna merah tua didepannya terlihat batang trachea. Sistem

sirkulasi pada kadal berupa jantung yang memperlihatkan kemajuaan

bila dibandingkan dengan jantung amphibi, meskipun aliran darah arteri

dan vena tidak seluruhnya terpisah. Jantung terbungkus oleh sutu

membran transparan yaitu pericandrium. Lidah kadal dapat begitu

ramping ataupun bebas melebar, taringnya ada bersama gerigi.

Biasanya besar dan sama pendek. Sistem urogenital kadal terdiri atas

sepasang ginjal, cairan dari ginjal keluar ureter kemudian bermuara

pada kloaka. Pangkal ureter terdapat vesica urinaria, organ urogenital

betina terdiri dari sepasang indung telur (ovarium) yang berwarna

kuning seperti halnya testis pada hewan jantan. Ovarium kanan pada

hewan betina letaknya lebih tinggi. Ovarium berjumlah sepasang,

berbentuk oval dengan bagian permukaannya benjol – benjol. Letaknya

tepat di bagian ventra colummna teratur, berwarna merah tua, terdiri

dari dual obi anterior dan posterior. Kadal mempunyai kantong kemih

atau kantong urine yang berfungsi membawa air untuk melembabkan

tanah yang akan digunakan sebagai sarang. Ureter bermuara dalam

kloaka dan akan di serap kembali ke dalam kantong urin.

Pengamatan pada cicak adalah hewan reptile yang yang biasa


merayap didinding atau pohon. Cicak berwarna abu-abu da nada juga

yang berwarna coklat kehitam-hitaman Kepala cicak berbentuk bingkul-

bingkul bersegi dan berkerinyu. Bentuk kepala segitiga meruncing, tidak

memiliki sisik, jumlah jari kaki 9 jari yang terdiri dari 4 jari kaki depan

dan 5 jari kaki belakang. Bentuk ekor panjang meruncing, bentuk mata

bulat, bentuk mulut menipis dan permukaan tubuh cicak (Cisimbus

platyulus) halus. Ekor pada cicak berbentuk membulat dengan enam

deret duri-duri kuli yang lunak. Ekor cicak memilikibentuk yang panjang

dan lunak yang memungkinkan untuk bisa memendek dan menumpuyl.

Menurut Murtiasih, (2001) bawah cicak mempunyai autotomi adalah

proses adaptasi yang khusus membantu hewan melepaskan

melepaskan diri dari serangan musuh dan merupakan perwujudan dari

mutilasi diri.
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui

berbagai bentuk, struktur, susunan, tipe dan letak dari sistem anatomi

kadal (Mabouya multifasciata) dan cicak (Cosymbotus platyurus) dapat

dilakukan dengan melakukan pengamatan secara inspectio dan sectio.

Pengamatan secara inspectio dapat dilakukan dengan mengamati

morfologi mata (organum visus), kepala (caput), badan (truncus), ekor

(caudal) dan kaki (ekstremitas). Pengamatan secara section dapat

dilakukan dengan mengamati anatomi masing-masing kadal (mabouya

multifasciata) dan cicak (cosymbotus platyurus) baik Jantung (cor),

paru-paru (pulmonum), lambung (ventriculus), hati (hepar), usus halus

(intestinum), usus besar (kolon), testis, kloaka dan empedu (bilem).

B. Saran

Saran pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk asisten sudah baik dalam proses pemberian materi praktikum

dan penjelasan dalam proses praktikum berlangsung.

2. Untuk praktikan agar selalu mendengarkan apa yang diaktakan oleh

asisten dalam proses praktikum berlangsung.


DAFTAR PUSTAKA

Arida, E. A., Raharjo, B dan Eddy, M. H., 2005, Intisari Ilmu Ular dan Reptilia
Lain, Erlangga, London.

Lestari dan Lara, A.P., 2013, Struktur Anatomi dan Organ Reproduksi
Jantan pada Kadal, UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta.

Putra, A.R, Sudhartono, A dan Ramlah, S., 2007, Eksplorasi Jenis Reptil di
Suaka Margasatwa Tanjung Santigi Kabupaten Parigi Moutong,
Jurnal Warta Rimba, 5(1): 87

Rosadi, A. B., Adeng, S dan Kodri, M., 2017, Identifikasi Jenis-Jenis Reptilia
(Sub Ordo Saudaria) di taman Wisata Alam (TWA) Bukit Kaba
Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu dan Kontribusinya
dalam Pembelajaran Biologi SMA, Jurnal Pembelajaran Biologi, 4(1) :
88-91

Yudha, D.S, Eprilurahman, R., Muhtianda, I.A dan Ekarini, D.F., 2015,
Keanekaragaman Spesies Amfibia dan Reptil di Kawasan Suaka
Margasatwa Sermodaerah Istimewa Yogyakarta, Jurnal MIPA, 38(1):
8

Anda mungkin juga menyukai