Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI LAUT

PERCOBAAN VI
ECHINODERMATA

OLEH :
NAMA : RENI NOVI YANTI
STAMBUK : F1D1 19 062
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTENPEMBIMBING : DAHLIA

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laut merupakan ekosistem yang memiliki keanekaragaman hayati

yang tinggi. Hampir wakil dari setiap phylum hewan dapat ditemukan di laut.

Organisme yang hidup di laut dipengaruhi oleh sifat air laut untuk

sekelilingnya, baik berupa tumbuhan ataupun hewan sehingga banyak bentuk

umum yang dijumpai merupakan hasil adaptasi terhadap medium cair dan

perggerakannya. Laut juga merupakan tempat mata penjaharian untuk

golongan masyarakat tertentu yang hidup di sekitar laut, termasuk daerah

pasang surut yang berkarang, berlumpur atau berpasir.Phylum echidonemata

ditempatkan pada akhir deretan Phylum dalam invertebrata lainnya.

Echinodermata (dari bahasa Yunani untuk kulit berduri) adalah sebuah

filum hewan laut yang mencakup bintang laut, teripang, dan beberapa

kerabatnya. Kelompok hewan ini ditemukan di hampir semua kedalaman laut.

Filum ini muncul di periode Kambrium awal dan terdiri dari 7.000 spesies

yang masih hidup dan 13.000 spesies yang sudah punah. Echinodermata

adalah filum hewan terbesar yang tidak memiliki anggota yang hidup di air

tawar atau darat. Hewan-hewan ini juga mudah dikenali dari bentuk tubuhnya:

kebanyakan memiliki simetri radial, khususnya simetri radial pentameral

(terbagi lima) walaupun terlihat primitif, Echinodermata adalah filum yang

berkerabat relatif dekat dengan Chordata (yang di dalamnya tercakup

vertebrata), dan simetri radialnya berevolusi secara sekunder. Larva bintang


laut misalnya, masih menunjukkan keserupaan yang cukup besar dengan larva

Hemichordata.

Echidonemata menempati berbagai macam habitat Zona Trumbu

Karang, daerah pertumbuhan Algae, Tumbuhan laut jenis lainnya, Koloni

Karang Hidup, Koloni Karang Mati serta daerah betting karang. Echidonemata

merupakan komponen Distik yang penting dalam siklus rantai makanan.

Makanan dan Phylum Echidonemata jenis tripang adalah detritus sehingga

hewan ini banyak ditemukan di daerah yang banyak mengandung detritus.

Dari uraian di atas maka dilakukan praktikum dengan judul Echinodermata.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana ciri morfologi

dan anatomi dari filum Echinodermata ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui ciri morfologi dan

anatomi dari filum Echinodermata.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat pada praktikum ini adalah dapat mengetahui ciri morfologi dan anatomi

dari filum Echinodermata.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Echinodermata

Filum Echinodermata merupakan hewan yang termasuk invertebrata.

Echinodermata berasal dari bahasa Yunani echinus artinya duri, derma artinya

kulit. Secara umum Echinodermata yang berarti hewan yang memiliki kulit

berduri atau berbintil. Hewan ini memiliki berbagai ukuran, bentuk, struktur

dan warna ada yang seperti bintang, bulat, pipih, bulat memanjang dan seperti

tumbuhan bunga. Habitat Echinodermata ditemukan hampir di semua

ekosistem laut, namun diversitas tertinggi di terumbu karang dan pantai

dangkal (Wahyuni, 2018).

B. Jenis-Jenis Echinodermata

Echinodermata merupakan salah satu hewan yang sangat penting

dalam ekosistem laut dan bermanfaat sebagai salah satu komponen dalam

rantai makanan, pemakan sampah organik dan hewan kecil lainnya. Kelompok

utama fhilum Echinodermata terdiri dari lima kelas, yaitu kelas bintang laut

(Asteroidea) contohnya Archastertypicus, kelas Bintang Ular (Ophiuroidea)

contoh, Amphiodiaurtica, kelas Landak Laut (Echinoidea) contohnya

Diademasetosium, kelas lilia laut (Crinoidea) contoh: Antedon-rosacea, dan

kelas Tripang Laut (Holothuroidea) contohnya Holothuriascabra (Jalaluddin,

2017).
C. Ciri-Ciri Echinodermata

Ciri-ciri Echinodermata diantaranya simetri radial pada hewan yang

telah dewasa memiliki 5 bagian, sedangkan larvanya simetri bilateral, memiliki

3 jaringan dasar, sebagian besar alatnya bersilia, tidak memiliki kepala, otak,

dan tidak bersegmen. Permukaan tubuh yang umumnya simetri radial,

memiliki kaki buluh atau kaki ambulakral. Tubuh terbungkus oleh epidermis

yang halus dengan disokong oleh penguat berupa kepingan kapur yang disebut

laminae atau ossicula yang mudah digerakkan atau tidak mudah digerakkan,

dengan pola yang tetap, sering memiliki duri-duri kapur yang halus. Saluran

pencernaan sederhana, biasanya lengkap (beberapa jenis tidak memiliki anus).

Memiliki sistem sirkulasi radial yang mengalami reduksi, coelom dilapisi oleh

peritoneum bersilia, rongga coelom biasanya luas dan berisi amoebocyt-

amoebocyt bebas. Pada tingkat larva coelom biasanya berfungsi sebagai sistem

vascular air dengan kaki-kaki ambulakral yang banyak digunakan untuk

berjalan, menangkap mangsa atau respirasi (Ariyanto, 2016).

D. Kelas Holothuroidea

Teripang tidak memiliki duri seperti Echinodermata lain dan

endoskeletonnya lebih tereduksi. Tubuhnya juga memanjang pada sumbu oral

dan aboral. Teripang bergerak dengan menggunakan kaki tabung dan kontraksi

otot sirkular dan longitudinal yang terdapat pada dinding tubuhnya. Susunan

bentuk dasar tidak jelas terlihat dibandingkan pada bentuk luar karena

kerangka luarnya tidak ada. Tetapi memiliki keping kecil berkapur yang
mikroskopis, tersebar dalam jaringan dinding tubuhnya. Tubuh teripang

umumnya berbentuk bulat panjang atau silindris sekitar 10 sampai 30 cm,

dengan mulut pada salah satu ujung dan ujung lainnya. Karena bentuk

umumnya seperti mentimun (Ningsih, 2019)

E. Fungsi Ekologis

Teripang merupakan salah satu hewan dari filum Echinodermata yang

memiliki peranan secara ekologis maupun ekonomis, secara ekologis teripang

berperan yaitu sebagai deposit feeder, sehingga dapat mengolah substrat yang

ditempatinya dan sebagai penyedia pangan dalam bentuk telur-telur, larva dan

juwana teripang, bagi biota laut pemangsa di sekitarnya. Habitat teripang

berupa ekosistem lamun dan ekosistem terumbu karang, mulai dari zona

intertidal sampai kedalaman 20 meter. Taripang memerlukan lingkungan yang

tidak tercemar. Beberapa parameter lingkungan yang mempengaruhi

keberadaan teripang adalah suhu, pH, kekeruhan air, oksigen terlarut, arus laut,

penetrasi cahaya, salinitas air, substrat, nitrat, nitrit, ortofosfat, kebutuhan

oksigen biologis dan zat padat tersuspensi (Komala, 2015).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 17 Januari 2021, pukul 08.00

WITA–selesai dan bertempat di Laboratorium Biologi Unit Ekologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan Kegunaan


No. Nama Bahan Kegunaan
1 2 3
1 Bulu Babi (Diadema setosum) Sebagai objek pengamatan
2 Bintang laut (Protoreaster nodosus) Sebagai objek pengamatan
3 Teripang (Holothuria scabra) Sebagai objek pengamatan

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan Kegunaan


No. Nama Alat Kegunaan
1 2 3
1 Cutter Untuk membedah hewan yang diamati
2 Lembar pengamatan Untuk menggambar morfologi dan
anatomi hewan yang diamati
3 Alat tulis Untuk menulis hasil pengamatan
4 Kamera Untuk mendokumentasikan
D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Mengamati morfologi mollusca dari Bulu Babi (Diadema setosum), Bintang

laut (Protoreaster nodosus) dan Teripang (Holothuria scabra).

3. Menggambar morfologi echinodermata dilembar pengamatan.

4. Membedah echinodermata dengan menggunakan cutter.

5. Mengamati dan menggambar anatomi echinodermata dilembar

pengamatan.

6. Mendokumentasikan hasil pengamatan.

7. Mengklasifikasikan dan mendeskripsikan.


VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3, 4 dan 5.

Tabel 3. Hasil pengamatan bulu babi (Diadema setosum)


No. Jenis Gambar Keterangan
Morfologi (Inspectio) Anatomi (Sectio)
1 2 3 4 5
1. Bulu Babi (Diadema setosum) Gambar Pengamatan Gambar Literatur Morfologi (Inspectio)
5 1. Duri primer
2 2. Mulut
3 3. Duri sekunder
4. Anus
5.Tuberkel
4
1
Suryanti, 2020
Gambar Pengamatan Gambar Literatur
1
2 Anatomi (Sectio)
1. Lentera aristoteles
4 2. Lambung
3 3. Radial canal
4. Ampulla
Suryanti, 2020
Tabel 3 Lanjutan. Deskripsi Bulu Babi (Diadema setosum)
No Jenis Klasifikasi Deskripsi
1 Bulu Babi (Diadema Kingdom  : Animalia Diadema setosum memilki tubuh bulat dan
setosum) Filum : Echinodermata berduri yang panjang dan dapat bergerak.
Kelas : Echinoidea Diadema setosumhidup pada daerah padang
Ordo : Diadematoida lamun dan bersembunyi di terumbu karang.
Famili : Diadematidae Diadema setosum termasuk echinoid beraturan
Genus : Diadema karena mempunyai struktur cangkang seperti
Spesies : Diadema setosum bola yang biasanya sirkular atau oval dan agak
pipih pada bagian oral dan aboral. Diadema
setosumberwarna hitam dengan duri berwarna
hitam juga, memilki 5 titik putih pada bagian atas
yang terletak di antara segmen setiap 1 titik
putih.
Tabel 4. Hasil pengamatan Bintang laut (Protoreaster nodosus)
1 2 3 4 5
2. Bintang laut (Protoreaster Gambar Pengamatan Gambar Literatur Morfologi (Inspectio)
nodosus) 1 1. Tangan
2. Celah amburakral
3. Kaki tabung
2

Al Farizi, 2019
Anatomi (Sectio)
Gambar Pengamatan Gambar Literatur 1. Mulut

Al Farizi, 2019
Tabel 4. Lanjutan. Deskripsi Bintang laut (Protoreaster nodosus)
No Jenis Klasifikasi Deskripsi

1 Bintang laut (Protoreaster Kingdom : Animalia Protoreaster nodosus memilki bentuk tubuh seperti
nodosus) Filum : Echinodermata bintang dengan 5 lengan dan setiap lengan
Kelas : Asteroidea mempunyai tonjolan-tonjolan berwarna hitam.
Ordo : Valvatida Protoreaster nodosusbergerak menggunakan sistem
Famili : Oreasteridae avskular air, bintang laut hanya bergerak mengikuti
Genus : Protoreaster arus air laut sehingga hewan ini banyak ditemukan di
Spesies : Protoreaster nodosus pantai. Protoreaster nodosus pada bagian belakang
tubuhnya mempunyai kaki-kai kecil yang jumlahnya
sangat banyak yang dapat bergerak. Protoreaster
nodosusbernapas menggunakan insang kulit,
mempunyai jenis kelamin terpisah sehingga ada
jantan dan betina. Fertilisasi terjadi di luar tubuh.
Tabel 5. Hasil pengamatan teripang (Holothuria scabra)
1 2 3 4 5
3. Teripang (Holothuria scabra) Gambar Pengamatan Gambar Literatur Morfologi (Inspectio)
1 1. Badan
2. Tentakel

Efildasari dkk, 2012


Anatomi (Sectio)
Gambar Pengamatan Gambar Literatur 1. Usus
1 2. Gonad
3. Anus
4 4. Lambung
5 5. Saluran faring
3
2

Al Farizi, 2019
Tabel 5 lanjutan. Deskripsi teripang (Holothuria scabra)
No Jenis Klasifikasi Deskripsi

1 Deskripsi teripang (Holothuri Kingdom : Animalia Holothuria scabra mempunyai bentuk bulat panjang


a scabra) Filum : Echinodermata di sepanjang sumbu oral dan aboral. Mulut dan anus
Kelas : Holothuroidea Holothuria scabra terletak pada ujung poros yang
Ordo : Aspidochirotida berlawanan
Famili : Holothuriidae
Genus : Holothuria
Spesies : Holothuria scabra
B. Pembahasan

Echinodermata memiliki ciri yang khas yakni bersifat simetri radial

dengan penguat tubuh dari zat-zat kapur dengan tonjolan duri-duri. Kelompok

organisme ini semuanya hidup di laut. Pergerakan dari echinodermata termasuk

lambat, gerakannya diatur oleh tekanan hidrostatis atau system vaskuler air.

System saraf terdiri dari cincin oral dan tali-tali saraf radial. Sistem ekskresi

pada Echinodermata tidak ada sehingga fungsi ekskresi dilakukan melalui

penonjolan kulit (brank/papula). Bentuk tubuh, struktur anatomi dalam fisiologi

echinodermata sangat khas. Bentuk tubuh simetri radial 5 penjuru, meskipun

echinodermata termasuk divisi Bilateria. Sebenarnya pada waktu larva

mempunyai bentuk tubuh simetri bilateral dan hidup sebagai plankton, tetapi

pada akhir stadium larva mengalami metamorfosa menjadi simetri radial.

Echinodermata terbagi atas 5 kelas, yaitu kelas Asteroidea (bintang

laut), tubuhnya berbentuk bintang dengan 5 lengan, permukaaan tubuh pada

bagian dorsal atau aboral terdapat duri-duri. Pada sekitar duri terdapat

modifikasi duri berupa penjepit yaitu pedicelleria, yang berfungsi melindungi

insang dermal, mencegah serpihan-serpihan dan organismekecil agar tidak

tertimbun di permukaan tubuh, juga untuk menangkap mangsa. Berikutnya

kelas Ophiroidea atau binyang ular memiliki bntuk tubuh bola cakram kecil

dengan 5 lengan bulat panjang. Pada lengan terdapat saluran coelom kecil,

batang saraf, pembuluh darah dan cabang-cabang system vascular. Pada lengan

juga terdapat kaki ambulakral yang sering disebut tentakel dengan alat hisap,
yang memiliki alat sensori dan juga membantu pernapasan yang

memungkinkan makanan dapat masuk ke mulut.

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari filum

echinodermata yaitu bulu babi (Diadema setosum) memilki tubuh bulat dan

berduri yang panjang dan dapat bergerak. Bulu babi (Diadema setosum) hidup

pada daerah padang lamun dan bersembunyi di terumbu karang. Bulu babi

(Diadema setosum) termasuk echinoid beraturan karena mempunyai struktur

cangkang seperti bola yang biasanya sirkular atau oval dan agak pipih pada

bagian oral dan aboral. Bulu babi (Diadema setosum) hitam dengan duri

berwarna hitam juga, memilki 5 titik putih pada bagian atas yang terletak di

antara segmen setiap 1 titik putih. Tubuh bulu babi sendiri terdiri dari tiga

bagian, yaitu bagian oral, aboral dan bagian diantara oral dan aboral, pada

bagian tengah sisi aboral terdapat sistem apilkal dan pada bagian tengah sisi

oral terdapat sistem peristomial. Lempeng-lempeng ambulakral dan

interambulakral berada diantara sistem apikal dan sistem peristomial. Di

tengah-tengah sistem apikal dan sistem peristomial termaksud lubang anus

yang dikelilingi oleh sejumlah keping anal (periproct) termaksud diantaranya

adalah keping–keping genital. Salah satu diantara keping genital yang

berukuran paling besar merupakan tempat bermuaranya sistem pembuluh air

(waste vascular system). Sistem ini menjadi ciri khas phylum Echinodermata,

berfungsi dalam pergerakan, makan, respirasi dan ekskresi, sedangkan pada

sistem peristomial terdapat pada selaput kulit tempat menempelnya organ


“lentera aristotle”, yakni semacam rahang yang berfungsi sebagai alat

pemotong dan penghancur makanan.

Menurut Satyawan (2014), Echinodermata berarti hewan yang berkulit

duri. Echinodermata terbagi atas 5 kelas yaitu kelas Esteroidea, Echinoidea,

Holothuroidea, Ophiuroidea dan Crinoidea. Hewan ini memiliki kemampuan

anatomi serta regenerasi bagian tubuh yang hilang, putus atau rusak. Habitat

Echinodermata dapat ditemukan hampir pada semua ekosistem laut, namun

paling banyak ditemukan pada zona pantai intertidal.


V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum ini yaitu, hasil pengamatan yang didapat

ada tiga macam jenis spesies dari phylum Echinodermata antara lain bulu babi

(Echinoidea) jenis Diadema setosum memilki tubuh bulat dan berduri yang

panjang dan dapat bergerak, mempunyai struktur cangkang seperti bola yang

biasanya sirkular atau oval dan agak pipih pada bagian oral dan aboral. Bintang

laut (Asteroidea) jenis Protoreaster nodosus, memilki bentuk tubuh seperti

bintang dengan 5 lengan dan setiap lengan mempunyai tonjolan-tonjolan

berwarna hitam dan Teripang (Holothuroidea) jenis Holothuria scabra terdiri

dari beberapa bagian yaitu, anus, badan, mulut, peritonium, gonad dan saluran

faring.

B. Saran

Saran yang diajukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk praktikan agar fokus pada kegiatan praktikum agar praktikum

berjalan dengan baik.

2. asisten agar lebih memperhatikan praktikan dalam kegiatan praktikum.


DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, T. P., 2016, Keanekaragaman dan Kelimpahan Echinodermata Dipulau


Barrang Lompo Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar, Skripsi, UIN
Alauddin Makassar, Makassar.
Jalaluddin, Ardeslan., 2017, Identifikasi dan Klasifikasi Phylum Echinodermata
Diperairan Laut Desa Sembilan Kecamatan Simeulue Barat Kabupaten
Simeulue, Jurnal Biologi Educatio, 6(1): 81-87
Komala, R., 2015, Keanekaragaman Teripang pada Ekosistem Lamun dan
Terumbu Karang di Pulau Bira Besar, Kepulauan Seribu, Jakarta, Pros
Sem Nas Masy Biodiv Indon, 1(2) : 222-226
Ningsih, R. Z., 2019, Karakteristik Filum Echinodermata Dipulau Dua Kabupaten
Aceh Selatan Sebagai Media Pembelajaran Materi Kindom Animalia,
Skripsi, Universitas Islam Negri Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh.
Wahyuni, S. Susetyo, I. E., 2018, Identifikasi Jenis-Jenis Echinodermata pada
Ekosistem Lamun Pantai Pendaratan Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi
Sumatera Utara, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Anda mungkin juga menyukai