Anda di halaman 1dari 17

PORAN PRAKTIKUM ANATOMI HEWAN

PERCOBAAN II
SISTEM INTEGUMEN

OLEH :
NAMA : WA TEO
STAMBUK : F1D119070
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN PEMBIMBING : ALFARAS NUR RAMADAN

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan,

memisahkan, melindungi dan menginforfasikan hewan terhadap

lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem

organ yang terbesar mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kelenjar

keringat dan produknya (keringat atau lendir). Lapisan integumen.

Lapisan integumen terbagi atas tiga lapisan yaitu epidermis, dermis dan

hipodermis. Epidermis merupakan bagian kulit paling luar, misalnya

telapak tangan dan telapak kaki mempunyai lapisan epidermis yang

paling tebal sedangkan yang paling tipis terdapat pada kelopak mata,

pipi, dahi dan perut. Dermis atau kulit merupakan tempat beradanya

ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar

keringat, kelenjar-kelenjar palit dan otot penegak rambut. Lapisan

hipodermis mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe,

saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit.

Sistem integument mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai

pelindung dari kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet dan

mekanik, kimia atau suhu, sebagai penerima sensasi berupa sentuhan,

tekanan, nyeri dan suhu, sebagai pengatur suhu yaitu untuk menurunkan

kehilangan panas saat suhu dingin dan meningkatkan kehilangan panas

saat suhu panas, sebagai fungsi metabolik yaitu menyimpan energy


melalui cadangan lemak, sintesis vitamin D dan sebagai fungsi ekskresi

yaitu mengeluarkan keringat, minyak dan garam. Keringat yang

dikeluarkan melalui pori-pori di permukaan kulit akan menyerap panas

tubuh sehingga suhu tubuh tetap. Faktor yang dapat memicu

pegeluaran keringat yaitu peningktan aktifitas tubuh, peningktan suhu

lingkungan dan goncangan emosi. Pengeluaran keringat yang

berlebihan dapat menyebabkan terjadi lapar garam.

Sistem integumen merupakan suatu sistem yang sangat

bervariasi sehingga strukurtnya tersusun oleh organ atau struktur

tertentu dan memiliki fungsi yang bermacam-macam. Sistem

integumen dapat dianggap terdiri dari kulit. Kulit yang sebenarnya terdiri

dari kulit yang sebenarnya dan derivate-derivat dari kulit. Kulit

merupakan lapisan terluar pada tubuh dan terdiri dari bagian terluar

yang disebut epidermis, bagian tengah mesodermis dan bagian dalam

dermis. Derivat integument merupakan struktur tertentu dimana secara

embryogenetik yang berasal dari salah satu atau kedua lapisan dari kulit

yang sebenarnya. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan praktikum

sistem integumen.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana

mengetahui bagian-bagian dari sistem integumen?


C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk

mengetahui bagian-bagian dari sistem integumet.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang dapat diperoleh pada praktikum ini adalah dapat

mengetahui bagian-bagian dari sistem integumen.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Integumen

Integumen atau biasa disebut sebagai kulit merupakan suatu organ

yang melapisi permukaan tubuh dan berfungsi untuk melindungi lapisan

di bawahnya dari pengaruh luar misalnya dari pathogen. Dalam kulit

juga terdapat reseptor yang dapat mengenali perubahan lingkungan.

Sistem integument terdiri dari beberapa lapis, yaitu epidermis terdiri

atas beberapa lapisan sel epithelial dengan bentuk bervariasi, kemudian

dermis terdiri atas 3 lapisan yaitu lapisan superficial, lapisan tengah dan

lapisan dalam, selain itu dermis juga kaya jaringan ikat, serta juga

lapisan hypodermis yang berupa jaringan ikat lebih longgar dengan

serat kolagen halus terorientasi terutama sejajar terhadap permukaan

kulit (Qurniawan, 2013).

B. Epidermis

Epidermis merupakan lapisan paling luar kulit dan terdiri atas epitel

berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Epidermis hanya terdiri dari

jaringan epitel, tidak mempunyai pembuluh darah maupun limfa,

sehingga semua nutrien dan oksigen diperoleh dari kapiler pada lapisan

dermis. Epitel berlapis gepeng pada epidermis ini tersusun oleh banyak

lapis sel yang disebut keratinosit. Sel-sel ini secara tetap diperbarui

melalui mitosis sel-sel dalam lapis basal yang secara berangsur digeser

ke permukaan epitel. Selama perjalanannya, sel-sel ini berdiferensiasi,


membesar, dan mengumpulkan filamen keratin dalam sitoplasmanya.

Mendekati permukaan, selsel ini mati dan secara tetap dilepaskan.

Epidermis tersusun atas 5 lapis yaitu stratum basal, stratum spinosum,

stratum granulosum, stratum losidum serta stratum korneum. Lapisan

epidermis tidak hanya tersusun dari sel epitel, tetapi juga terdapat sel

lain seperti keratinosit, melanosit, sel langerhans dan sel markel

(Kalangi, 2013).

Tebal lapisan ini sekitar 0,6 mm pada kulit tipis dan sampai 3 mm

atau lebih pada telapak tangan dan kaki sedangkan ketebalan rata –

rata sekitar 2 mm. Lapisan ini terdiri atas 2 lapisan,yaitu stratum

papilare (stratum Spongiosum) merupakan bagian yang menonjol ke

epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah. Lapisan ini

terdiri atas fibroblas dan jenis sel jaringan ikat lain, tersebar luas antara

berkas – berkas serat kolagen halus terutama kolagen tipe III. Tersusun

juga oleh stratum retikulare (stratum kompaktum) merupakan bagian

yang menonjol ke arah subkutan. Lebih tebal dibanding stratum

papillare. Lapisan ini terdiri atas serabut- serabut penunjang misalnya

serabut kolagen, elastin, dan retikulin. Dasar ( matriks ) lapisan ini terdiri

atas cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat, di bagian ini

terdapat pula fibroblas. Serabut kolagen dibentuk oleh fibroblas,

membentuk ikatan yang mengandung hidroksi prolin dan hidroksisilin.

Kolagen muda bersifat lentur dengan bertambah umur menjadi kurang

larut sehingga makin stabil. Retikulin mirip kolagen muda. Serabut


elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf dan mudah

mengembang serta lebih elastis (Novitasari, 2009).

C. Organ Integumen

Folikel rambut adalah suatu insersi sel-sel epidermal ke dalam

dermis yang membentuk selubung akar bagian sebelah luar dari sehelai

rambut. Berada di tengah-tengah dari selubung akar bagian sebelah luar

adalah selubung akar bagian sebelah dalam yang mengelilingi berkas

rambut. Folikel rambut terletak membentuk suatu sudut dengan kulit,

dan ketika kulit dikenai suhu dingin, otot arrector pili menarik folikel

rambut hingga bergerak secara vertikal. Kuku terbentuk dari sel-sel

terkeratinasi dan memiliki beberapa segmen anatomis kunci Yang

pertama adalah akar kuku atau matriks, yang bermula pada bagian

dasar dari kuku. Bagian paling proksimal ditutupi oleh jaringan

epidermal (lipatan kuku) dan tidak terlihat oleh mata. Jaringan pada

bagian ujung lipatan kuku adalah kutikula, yang melekat pada lempeng

kuku, bergerak bersamanya dalam jarak yang pendek saat lempeng

bertumbuh, dan kemudian lepas (Goeser, 2008).

D. Bulu pada Ayam

Bulu terdiri atas bagian kasar yaitu calamus, shaft yang panjang,

dikenal sebagai rachis, barbs memanjang dari shaft, barbules yang

memanjang dari barbs, dan barbicels memanjang dari barbules. Saluran

-saluran bulu pertama merupakan daerah yang akan ditumbuhi bulu.


Bulu baru tumbuh keluar dari permukaan kulit, quill dari bulu lama

terdorong dari kanal folikel dekat dengan sheath bulu baru. Bulu

berfungsi sebagai pelindung dari sinar matahari dan air, bulu sangat

penting digunakan untuk terbang, termoregulasi, komunikasi sosial, dan

fungsi-fungsi yang lain. Bentuk dan warna bulu dapat digunakan dalam

penentuan jenis kelamin dan umur unggas. Bulu yang panjang pada

ekor dan sayap dapat dihitung jumlahnya, bulu pada bagian ini akan

mengalami rontok bulu secara teratur dan sebagai gantinya akan terjadi

pergantian bulu dengan urutan yang teratur (Archimilar, 2018).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 08 Januari 2021

pukul 15.30 WITA–selesai bertempat di Laboratorium Biologi Unit

Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel

1.

Tabel 1. Bahan dan Kegunaan


N Nama Bahan Kegunaan
o.
1 2 3
1. Anak ayam berumur < dari 1 Sebagai objek pengamatan
minggu
2. Anak ayam berumur > dari 1 Sebagai objek pengamatan
minggu

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan Kegunaan


N Nama Alat Kegunaan
o.
1 2 3
1. Mikroskop Untuk Mengamati Objek
2. Pinset Untuk Mencabut Bulu Ayam
3. Kaca Preparat Sebagai Media Pengamatan
4. Kamera Untuk mendokumentasikan hasil
pengamatan
5. Alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan
D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah

sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Memegang anak ayam yang berumur kurang dari 1 minggu.

3. Mengambil satu helai bulu pada bagian paha, dada, sayap, ekor dan

kepala dengan menggunakan pinset.

4. Meletakkan bulu ayam yang akan diamati diatas kaca objek dengan

sangat hati-hati.

5. Mengamati morfologi bulu pada bagian paha, dada, sayap, ekor dan

kepala dibawah mikroskop.

6. Mendokumentasikan hasil pengamatan.

7. Melakukan hal yang sama pada anak ayam yang berumur lebih dari 1

minggu.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan praktikum ini tercantum dalam tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Bulu Ayam Umur Kurang dari Seminggu


N Nama Gambar Keteran
o. bahan Pengamatan Literatur gan
1 2 3 4 5
1. Vane
1 2.
Calamu
2
s
1. Kepala

(Foth, 2011)

1. Vane
2.Rachi
1 s
2
2. Dada

(Foth, 2011)

1. Vane
2.Rachi
1
s
3. Paha 3.Cala
2 mus
3
(Foth, 2011)
1. Vane
1 2.Rachi
s
2 3.Cala
4. Ekor
mus
3

(Foth, 2011)
Tabel 4. Hasil Pengamatan Bulu Ayam Umur Lebih dari Seminggu
N Nama Gambar
Keterangan
o. bahan Pengamatan Literatur
1 2 3 4 5
1. Helai bulu
2. Tangkai
1 bulu
(Calamus)
2
1. Kepala

(Sari, dkk.,
2013)

1.Helai bulu
1 2. Rachis
3. Tangkai
2 bulu
(Calamus)
2. Dada 3

(Sari, dkk.,
2013)

1. Helai bulu
2. Rachis
1

2
3. Paha

(Sari, dkk.,
2013)
1. Helai bulu
1 2. Rachis

4. Ekor

(Sari, dkk.,
2013)

Tabel 5. Hasil Pengamatan Sisik Ikan Mujair


Nama Gambar
No. Keterangan
bahan Pengamatan Literatur
1 2 3 4 5
1. Lubang
1 atau
tekstur
sisik
2 2. Tipe sisik
1. Sisik Ctenoid

(Tamam,
2012)

A. Pembahasan

Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata

lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu yang secara

filogenetik berasal dari epidermal tubuh yang pada reptil serupa dengan

sisik. Bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat

menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya

sehingga terbentuk  volikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit.


Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan

membentuk bungkus yang halus, sedangkan pada bagian

epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu

yang mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung

seberkas pembuluh darah yang berfungsi sebagai pembawa zat-zat

makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya.

Praktikum ini dilakukan dengan mengamati sistem integumen

pada bulu ayam yang terdapat pada bagian-bagian yang berbeda,

dengan menggunakan ayam pada umur kurang dari 1 muinggu dan

ayam umur lebih dari 1 minggu (ayam dewasa), dimana bagian yang

diamati adalah bagian ekor, dada, kepala, sayap dan paha. Hasil

pengamatan diperoleh, pada ayam berumur kurang dari 1 minggu

terlihat bagian-bagian bulunya disetiap bagian tubuh yang berbeda

memiliki struktur yang sama, yaitu terdiri dari Vane, Rachis dan Calamus

. Hasil pengamatan ini sesuai dengan pengamatan Aqibara (2016)

dalam skripsinya menyatakan bahwa secara umum bentuk bulu ayam

terdiri dari tangkai utama yang pada bulu terbagi menjadi dua bagian,

yaitu tangkai di bagian dasar (calamus) dan tangkai yang ditumbuhi

vane (rachis). Sebenarnya vane tersusun atas banyak barb yang saling

mengunci dengan kait (barbicel) pada tiap cabangnya (barbule). Vane

atau rumbai pada bulu ayam kalau ditarik akan terasa lengket,

kemudian dengan sekali sisir dengan jari rumbai itu rapi lagi dan bulu

filoplumes lebih kecil dari semiplume.


Bentuk bulu terdapat tiga macam yaitu Pennae (counther feather),

dimana tipe bulu semacam ini terdapat pada sayap yang disebut

remiges dan pada ekor yang disebut retrises. Tipe bulu semacam ini

penting untuk pergerakan sedangkan yang tumbuh pada bagian lain

sebagai isolator, termoregulator, dan alat proteksi. Pennae terdiri atas

bagian-bagian batang bulu yang terdiri dari calamus dan rachis serta

juga bendera bulu yang terdiri dari rami, radii, dan radioli. Plumula (down

feather) dimana bulu tipe ini tidak mempunyai rachis, calamus

membentuk rami dan rami bercabang-cabang membentuk radii tanpa

ada radioli. Tipe bulu semacam ini terutama terdapat pada anak-anak

burung dan berfungsi sebagai isolator

Pengamatan selanjutnya pada ayam berumur dewasa atau diatas

1 minggu dengan mengamati bulu pada bagian tubuh yang sama. Hasil

pengamatan diproleh struktur anatomi bulu ayam pada tiap bagian

hampir sama yaitu terdiri dari Vane, Rachis dan Calamus, hanya saja

pada bagian paha dan sayap terlihat adanya Umblicus superior, yaitu

suatu lubang yang terletak pada pangkal calamus dan pada bagian

distalnyalah terdapat Umblicus superior. Umblicus ini dilalui oleh

pembuluh darah yang berguna untuk mengedarkan makanan kepada

bulu-bulu muda.
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum ini adalah bagian-bagian dari sistem

integument adalah epidermis, dermis, hypodermis serta bagian lain dari

kulit seperti kuku dan bulu. Bulu pada ayam usia kurang dari 1 minggu

ditiap bagian bulunya terdiri dari Vane, Rachis dan Calamus. Bulu pada

ayam dewasa pada bagian paha dan sayap terdapat Umblicus superior.

B. Saran

Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk asisten pembimbing agar adapat menjelaskan materi

praktikum lebih jelas lagi walaupun praktikum dilaksanakan online

2. Untuk praktikan agar dapat melakukan praktikum dengan baik

sehingga diproleh hasil yang maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Goeser, A.L., 2008, Kulit, Rambut dan Kuku, Edward M. DeSimone III.

Ismayenti, M.P., 2014, Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Waru (Hibiscus


tiliaceus) sebagai Penumbuh Rambut Kelinci Jantan (Oryctolagus
cuniculus) dan Implementasinya pada Pembelajaran IPA Biologi
SMP Kelas VIII, Skripsi, Universitas Bengkulu, Bengkulu.

Kalangi, S.J.R., 2013, Histofisiologi Kulit, Jurnal Biomedik, 5 (3): 12-13

Novitasari, L., 2009, Perbedaan Kerusakan Kulit Tikus Wistar Akibat


Paparan Arus Listrik secara Langsung dan Melalui Media Air,
Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang

Qurniawan, T.F dan Deera, A.P., 2013, Mikroanatomi Kelenjar Kulit


Duttaphrynus melanostictus (Schneider, 1799) dan Kalaoula
baleata (Müller, 1836) (Amphibia, Anura), Jurnal Buletin Anatomi
dan Fisiologi, 21 (2): 1

Anda mungkin juga menyukai