Anda di halaman 1dari 9

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem integumen adalah sistem organ pada organisme hewan atau

manusia yang berfungsi untuk memberi signal informasi dari hasil rangsangan

terhadap keadaan lingkungan yang membentuk organ penerima rangsangan

seperti kulit, rambut, kuku, bulu, sisik, kelenjar keringat dan produknya yang

berupa keringat atau lendir. Integumen merupakan penutup bagian tubuh

organisme yang berfungsi melindungi permukaan serta terdiri dari beberapa

lapisan. Lapisan integumen terdiri atas epidermis, dermis dan hipodermis.

Kulit terdiri dari dua lapisan utama yaitu epidermis dan dermis. Bagian

permukaan kulit disebut epidermis dan dibawahnya terdapat lapisan dermis

yang merupakan penyokong dari lapisan epidermis. Lapisan kulit salah satunya

terdiri atas stratum germinativum epidermis, lapisan ini terdiri atas selapis sel

kuboid atau silindris yang tersusun berderet diatas membran basal. Dermis

merupakan lapisan yang berada dibawah lapisan epidermis berupa jaringan ikat

agak padat.

Rambut atau bulu merupakan turunan dari kulit yang secara

embriologis berkembang dari epitel permukaan (epidermis). Rambut memiliki

tiga lapisan utama yaitu, medula rambut merupakan bagian rambut yang

terletak paling tengah, korteks rambut merupakan bagian yang paling tebal dan

kutikula rambut merupakan lapisan yang paling terlihat jelas. Bulu berbeda

dengan rambut, bulu merupakan satu struktur yang menutupi permukaan tubuh

burung dan unggas, sedangkan rambut adalah lapisan tebal dari rambut-rambut
halus yang menutupi kulit dari mamalia termasuk manusia. Bedasarkan uraian

diatas maka dilakukan praktikum sistem integumen.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana cara

mengetahui bagian-bagian dari sistem integumen pada ayam (Gallus gallus

domesticus)?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui

bagian-bagian dari sistem integumen pada ayam (Gallus gallus domesticus.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang ingin diperoleh pada praktikum ini adalah untuk

mengetahui bagian-bagian dari sistem integumen pada ayam (Gallus gallus

domesticus.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Integumen

Sistem integumen adalah kulit dan derivate-derivatnyabisa juga dirtikan

sebagai lapisan terstruktur pada sistem organ sebagai penutup pada luar tubuh,

meliputi kulit, tanduk, kuku, rambut, bulu, cakar, sisik, dan lain sebagainya.

Kulit atau sistem integumen merupakan organ tubuh yang paling besar karena

fungsinya sebagai pembungkus seluruh tubuh manusia maupun hewan.

Rambut, kuku, kelenjar juga merupakan bagian dari kulit. Ruang lingkup sains,

kulit tidak hanya terdapat pada luar saja yang dapat dilihat oleh mata, tetapi

jaringan-jaringan yang lebih kompleks dalam pembentukan kulit terdapat pada

kulit bagian dalam yang harus dilihat secara mikroskopis (Primanda, 2016).

B. Bulu Ayam

Ayam Kampung memiliki warna bulu putih pada jantan 10%, betina

12%. Warna bulu hitam pada jantan 14%, betina 50%. Warna bulu emas

pada jantan 22%, betina 12%. Warna bulu putih keperakan pada jantan 0%,

betina 2%. Warna bulu tipe bulu liar pada jantan 38%, betina 5%. Warna

bulu Columbian pada jantan 6%, betina 4% serta warna bulu pada jantan

10%, betina 17%. Warna bulu tipe bulu liar adalah warna bulu yang dominan

untuk ayam Kampung jantan yaitu 38% dan warna bulu hitam adalah warna

bulu yang dominan pada ayam Kampung betina yaitu 50%. Tingginya

persentase warna bulu tipe bulu liar pada jantan dan bulu hitam pada betina

hal ini disebabkan karena ayam Kampung masih mempunyai jarak genetik
yang dekat dengan ayam hutan merah Sumatera (Gallus gallus gallus), dimana

ciri-ciri warna bulunya yang khas untuk jantan adalah tipe liar dan untuk

betina coklat bergaris hitam (Subekti dan Arlina, 2011).

C. Jaringan Pembentuk Kulit

Jaringan-jaringan yang membentuk kulit terdiri dari dua macam yakni

jaringan epitel yang membentuk kulit luar (epidermis) dan jaringan penunjang

yang membentuk kulit bagian dalam (dermis). Dalam teorinya, kulit bagian

dalam yang bekerja untuk memberikan kepekaan terhadap suatu rangsangan.

Kulit bagian dalam, jika diteliti secara mikroskopis akan ditemukan berbagai

serabut-serabut syaraf yang berguna sebagai reseptor. Reseptor tersebut berada

pada lapisan kedua dari kulit yang mengandung pembuluh darah dan ujung-

ujung syaraf.7 Reseptor ini juga sebagai indikator untuk memperoleh kesan

umum dengan melihat perubahan pada kulit bagian luar.8 Secara fungsional,

kulit bagian dalam merangsang apa yang diterima oleh kulit bagian luar

kemudian ditampilkan kembali secara fisik sehingga dapat dilihat oleh mata

(Pasaribu, 2017).

D. Fungsi sistem integument

Fungsi sistem integument, diantaranya sebagai pelindung dari

kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet dan mekanik, kimia, atau

suhu sebagai penerima sensasi berupa sentuhan, tekanan, nyeri dan suhu,

sebagai pengatur suhu yaitu untuk menurunkan kehilangan panas saat suhu

dingin dan meningkatkan kehilangan panas saat suhu panas sebagai fungsi
metabolik yaitu menyimpan energi melalui cadangan lemak, sintesis vitamin D

serta sebagai fungsi ekskresi yaitu mengeluarkan keringat, minyak dan garam

(Simpen 2016).

E. Struktur Kulit

Struktur kulit terdiri atas epidermis (turunan dari ektoderm) dan dermis

(turunan dari mesoderm). Epidermis merupakan bagian luar kulit yang agak

tipis terdiri dari jaringan epitel, epitel berlapis gepeng yang terdiri dari lima

lapisan, yaitu, stratum basalis atau stratum germinativum, stratum spinosum,

stratum granulosum, stratum lucidum, stratum korneum. Dermis terletak di

bawah epidermis, terdiri dari jaringan ikat yang mengandung serat-serat elastis

dan kolagen, terdapat ujung-ujung saraf atau reseptor, pembuluh darah,

pembuluh limfa, kelenjar dan folikel rambut yang terdiri dari lapisan papiler

danapisan retikuler. Lapisan subkutan adalah lapisan yang terletak di bawah

kulit, terdiri dari jaringan ikat jarang dan jaringan lemak dan melekat pada

jaringan di bawahnya (Kalangi, 2013).


B. Pembahasan

Bulu adalah struktur epidermis yang membentuk penutup luar, pada

urung dan unggas. Bulu adalah alat tambahan integumenter pada vertebrata

sebagaimana rambut, kuku dan sisik yang merupakan organ kulit yang

terbentuk dari pembiakan terkendali sel biologis dalam epidermis atau kulit

luar yang menghasilkan protin dan keratin. Fungsi bulu adalah untuk

melindungi burung dari air dan suhu sejuk serta memberikan warna yang

kadangkala digunakan sebagai penyamaran dari pemangsa dan komunikasi

visual.

Hasil pengamatan terhadap bulu hewan unggas yaitu ayam (Gallus

gallus domesticus) yang berumur kurang dari 1 minggu dan yang lebih dari 1

minggu. Tahap pertama yang dilakukan adalah mencabut bulu menggunakan

pinset di bagian kepala, dada, ekor, sayap dan paha, kemudian diletakkan di

kaca objek dan setelah itu, diamati di bawah mikroskop. Hasil pengamatan

yang didapatkan kemudian dibandingkan dengan jurnal yang berkaitan,

kemudian menulis hasil pengamatan.

Berdasarkan hasil pengamatan perbedaan pada bulu ayam (Gallus

gallus domesticus) yang berumur kurang dari 1 minggu dengan yang berumur

lebih 1 minggu. Pertama, di bagian kepala terdapat tangkai dasar bulu

(Calamus), tangkai bulu (Rachis) dan bulu halus (Barbulae), perbedaan yang

terlihat jelas dari segi warna dan ketebalan bulu. Bulu ayam (Gallus gallus

domesticus) yang berumur kurang dari 1 minggu memiliki ketebalan dan

warna yang lebih tipis, sedangkan pada ayam (Gallus gallus domesticus) yang
berumur lebih 1 minggu ketebalan dan warna bulunya lebih tebal dan jelas.

Bagian lain dari perbedaan kedua jenis bulu kurang lebih sama seperti bulu

kepala yang memiliki perbedaan dari segi ketebalan dan warna yang lebih

jelas pada ayam (Gallus gallus domesticus) yang berumur lebih dari 1

minggu. Bagian bulu yang paling terkecil adalah barbules yang melekat pada

barbs cabang kesamping dari rachis, sumbu utama dari bulu. Sekumpulan

barbs ini akan membentuk bulu-bulu halus yang disebut vane (pada sayap)
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum ini adalah bagian-bagian bulu yang terdapat

pada hewan percobaan yaitu ayam (Gallus gallus domesticus), pada kepala,

paha, ekor dan dada terdiri atas tangkai dasar (Calamus), tangkai bulu

(Rachis) dan bulu-bulu halus (Barbulae). Bagian bulu yang terdapat pada

sayap terdiri atas tangkai dasar (Calamus), tangkai bulu (Rachis) dan Vane.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Untuk laboratorium diharapkan agar menambah dan melengkapi perlatan

praktikum seperti mikroskop agar pengamatan lebih mudah diselesaikan.

2. Untuk asisten agar dapat membimbing serta menjelaskan materi praktikum

sebelum praktikum dimulai.

3. Untuk praktikan agar cekatan dan tertib dalam melaksanakan praktikum.


DAFTAR PUSTAKA

Kalangi, S. J. R., 2013, Histofisiologi Kulit, Jurnal Biomedik, 5(3): 1-9

Primanda, Y., Falasifah, A. Y., Yuningtyaswari dan Yuni, P., 2016, Buku
Panduan Blok 5, Blok Sistem Integumen (Integumentary System), Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Pasaribu, C. S., 2017, Inovasi Media Pembelajaran Tortas (Torso Kertas) sebagai
Alat Peraga Biologi Pada Materi Sistem Integumen Manusia, Jurnal
Seminar Biologi, 1(1): 1-9

Simpen, I. N., Ni Made, P dan Anggun, 2016, Karakteristik Mutu Gelatin dari
Kulit Ayam Broiler Melalui Proses Perendaman Kombinasi Asam-Basa,
Jurnal Kimia, 10(2): 204-211

Subekti, K. dan Arlina, F., 2011, Karakteristik Genetik Eksternal Ayam


Kampung di Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan, Jurnal
Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan, 14(2): 77

Anda mungkin juga menyukai