Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

PRAKTIKUM I
LUAS AREA MINIMUM SPESIES

OLEH :
NAMA : NASYIATUL AISYIAH N.K.U
STAMBUK : F1D1 180 16
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : NILUH RENI INDRAYANI
PEMBIMBING

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua

komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas

tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat

tertentu sperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur

vegetasi suatu wilayah dipengaruhi oleh kompnen ekosistem lainnya yang

saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah

tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai faktor

lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastic karena pengaruh

anthropogenik.

Kehadiran vegetasi pada suatu landskap akan memberikan dampak

positif bagi keseimbangan ekosistem dalam sakala yang lebih luas. Secara

umum peranan vegetasi dalam suatu ekositem terkait dengan pengaturan

keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik,

kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air tanah dan lain-lain. Meskipun

secara umum kehadiran vegetasi pada suatu area memberikan dampak positif,

tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi

yang tumbuh pada daerah itu. Sebagai contoh vegetasi secara umum akan

mengurangi laju erosi tanah, tetapi besarnya tegantung struktur dan komposisi

tumbuhan yang menyusun formasi vegetasi daerah tersebut.

Luas minimum merupakan langkah awal yang digunakan untuk

menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh (kuadrat). Luas

minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh (sampling area)


yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat

tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan erat

dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi

keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas petak

contoh yang digunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar,

persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Berdasarkan uraian di atas

maka dilakukan praktikum luas area minimum.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana menentukan

luas area minimum spesies ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini adalah untuk

menentukan luas area minimum spesies.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang diharapkan dari praktikum ini adalah agar dapat

menentukan luas area minimum spesies.

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Ekosistem

Ekosistem merupakan tatanan ataukesatuan ruang yang di dalamnya

terjadiinteraksi antara makhluk dengan makhlukserta makhluk dengan

komponenbiogeofisikimia, sehingga membentukkeseimbangan antara input

dan out-put.Komponen dalam ekosistem dapatbermacam-macam bentuknya

sesuaidengan bentangan atau hamparan tempatekosistem berada, seperti

ekosistem hutan,rawa, danau dan lain-lain. Namun, jikadilihat dari

komponennya terdiri ataskomponen fisik (abiotik) dan hayati(biotik).

Penentuan ekosistem dan salinghubungan antara komponen

ekosistemmemberikan arti bahwa antara satukomponen dengan komponen

lainnyasaling memberikan pengaruh positif.Pengaruh positif antara

komponenekosistem akan memberikan konsekuensiadanya keanekaragaman

makhluk hidup (Rahayu, dkk, 2018).

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Vegetasi

Keragaman struktur vegetasi meningkat seiring berubahnya faktor

lingkungan menjauhi sumber air panas. Penelitian ini juga diperoleh gambaran

mengenai hubungan antara struktur dan komposisi vegetasi tumbuhan dengan

faktor-faktor lingkungan. Faktor-faktor lingkungannya yaitu suhu tanah, pH

tanah, suhu udara dan kelembaban udara. Faktor-faktor lingkungan ini

mempengaruhi bentuk khas tipevegetasi dan akan berpengaruh terhadap

struktur dan komposisi vegetasi di lingkungan tersebut (Hidayat, 2017).

C. Analisis Vegetasi
Vegetasi adalah suatu kelompok atau kumpulan komunitas tumbuhan

yang terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat

dan saling berinteraksi. Vegetasi dasar merupakan lapisan tumbuhan penutup

tanah yang terdiri dari herba, semak, liana dan paku-pakuan. Pada habitat yang

rusak juga dijumpai vegetasi dasar sebagai tumbuhan pionir. Hal ini juga dapat

terjadi pada bekas tambang (Nursyahra dan Meriko, 2016).

Analisis vegetasi hutan merupakan studi untuk mengetahui komposisi

dan strukturhutan. Kegiatan analisis vegetasi pada dasarnya ada dua macam

metode dengan petak dan tanpa petak. Salah satu metode dengan petak yang

banyak digunakan adalah kombinasi antara metode jalur (untuk risalah pohon)

dengan metode garis petak (untuk risalah permudaan), dalam kegiatan-kegiatan

penelitian di bidang ekologi hutan seperti halnya padabidang-bidang ilmu

lainnya yang beersangkut paut dengan sumber daya alam dikenal dua jenis/tipe

pengukuran untuk mendapatkan informasi/data yang diinginkan. Kedua jenis

pengukuran tersebut adalah pengukuran yang bersifat merusak (destruktive

measure) dan pengukuran yang tidak merusak (non destructive measure).

Untuk keperluan penelitian agar hasil datanya dapat dianggap sah (valid)

secara statistika, penggunaan kedua jenis pengukuran tersebut mutlak harus

menggunakan satuan contoh (sampling unit), apabila bagi seorang peneliti

yang mengambil objek hutan dengan cakupan areal yang luas dengan sampling

seorang peneliti/surveyor dapat memperoleh informasi/data yang diinginkan

lebih cepat dan lebih teliti dengan biaya dan tenaga lebih sedikit (Latifah,

2005).
D. Kurva Area Jenis

Analisis kurva area jenis dilakukan untuk menentukan apakah jenis

yang tercatatpada petak berukuran 1 ha telah mewakili jumlah jenis di areal

penelitian. Data jenis-jenis dari setiap anak petak secara sistematik ditambah

untuk menghitung rata-rata jenis/kurva area seluas 1 ha. Hubungan antara luas

petak pengamatan dengan jumlah jenis atau kurva area jenis terlihat dari grafik

penambahan jenis yang meningkat secara relatif konstan sampai dengan ukuran

petak 1 ha (Samsoedin, 2009).

III. METODE PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 19 April 2020

pada pukul 08.00-11.30 WITA. Bertempat di Kebun Raya Universitas Halu

Oleo, Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan kegunaan


No. Nama Bahan Kegunaan
1. Vegetasi hutan Sebagai tempat pengamatan

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan kegunaan


No. Nama Alat Kegunaan
1. Tali rafiah Untuk menandai plot
2. Patok Kayu Untuk membuat plot
3. Meteran kain Untuk mengukur panjang plot yang akan dibuat
4. Alat tulis menulis Untuk mencatat hasil pengamatan
5. Parang Untuk memotong kayu
6. Gunting Untuk memotong tali rafiah

D.Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Membuat kuadrat vegetasi hutan dengan ukuran plot 1 x 1m, 1x2 m dan 2 x

2 m.

2. Mengidentifikasi, menghitung dan mencatat jenis tumbuhan yang ada pada

masing-masing plot.

3. Memperluas kuadrat dua kali luas sebelumnya dan menghitung kembali

penambahan jenis tumbuhan pada plot.

4. Memperluas kuadrat dilakukan sampai tidak ada penambahan jenis baru dari

setiap perluasan kecuali kurang dari 10%.

5. Menghitung jumlah jenis yang ada.

6. Menyusun perluasan kuadrat dalam satu tabel dan menggambar kurva

hubungan luas kuadrat dengan jenisnya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
No Ukuran Nama Jenis ∑ Penambaha P resentase
Petak (m2) Tumbuhan komulatif n Spesies (%)
Contoh Jenis
1 0,5 A Mimosa pudica 10
B Imperata cylindrical
C Phyllanthus urinaria
D Centella asiatica
E Acalypha australis
F Amaranthus spinosios
G Sonchus Arvensis
H Ageratum conyzoides
I Selaginella doederleinii
K Paederia foetida
2 0,5 L Lopatherum gracile 14 4 4/10 x 100
M Cyperus rotundus = 40
M Andrographis paniculata
N Physalis peruviana
3 1 O Sida rumbifolia 16 2 2/14 x 100
P Arachis pintoi = 14.2
4 2 Q Alternanthera ficoidea 19 3 3/16 x 100
R Phyllanthus acidus = 18.8
S Cynodon dactylon
5 4 T Eleusine indica 21 2 2/19 x 100
U Panicum repens = 10.52
6 8 V Paspalum conjugatum 22 1 1/21 x 100
= 4.76
7 16 X Cyperus bervifolius 24 2 2/22 x 100
Y Cyperus difformia =9
8 32 Z Cyperus kyllingia 25 1 1/24 x 100
= 4.16
9 64 AB Cyperus iria 26 1 1/25 x 100
=4

1. Model Plot di Lapangan


2. Luas Species-Area Curve

Berdasarkan gambar di atas garis proyeksi titik singgung garis a1 pada

sumbu x (luas area sampel) ada pada angka ± 8. Maka luas species-area curve
yang dicari adalah 8 m2, sehingga ukuran plot minimal memiliki ukuran 2 x 4 m

atau 4 x 2 m

3. Jumlah plot dan ukuran plot

Luas kawasan yang disampling adalah 1,5 ha, ukuran petak contoh yang

ditentukan 4 m x 2 m dan intensitas sampling (IS) sebesar 5% (artinya hanya

akan mengukur 5% dari luas total 1,5 ha) atau seluas 0,075 ha/750 m.

Maka jumlah petak contoh yang harus kita gunakan adalah :

Diketahui : N = 1,5 ha/10.000 m

IS = 5% = 5% x 1,5ha = 0,075 ha/750 m

LPC = 4m x 2 m = 0.0008ha/8 m

Ditanya : Jumlah plot contoh (n) ?

Jawab :

n = 0.075 ha / 0.0008ha atau 750 m/ 8 m

n = 93,75

n = 94 plot ( ukuran plot 4 m x 2 m) 8 m2

Jadi jumlah plot sebanyak 94 buah plot (pembulatan) dengan ukuran masing

masing plot 4 m x 2 m

B. Pembahasan
Luas area tempat pengambilan contoh komunitas tumbuhan atau

vegetasi sangat bervariasi, tergantung pada bentuk atau struktur vegetasi

tersebu tyang perlu diperhatikan dalam menentukan luas minimum yang

dipakai adalah seluas papaun percontohan diambil harus dapat menggambarkan

bentuk vegetasi secara keseluruhan. Percontohan yang diambil dianggap

memadai apabila seluruh atau sebagian besar jenis tumbuhan pembentuk

vegetasi itu berada dalam vegetasi akan didapatkan suatu luas terkecil yang

dapat mewakili vegetasi, kecuali untuk hutan tropika yang sangat sulit

ditentukan luas terkecilnya. Luas terkecil yang dapat mewakili karakteristik

komunitas tumbuhan atau vegetasi secara keseluruhan disebut luas minimum.

Luas minimum,dapat ditentukan berapa ukuran transek yang digunakan,

dari masing-masing ukuran yang dibuat, dicatat semua jenis tumbuhan yang

ditemukan. Kemudian dimasukkan ke dalam tabel. Untuk mendapatkan luas

minimum, disusun sebuah grafik dari data yang diperoleh. Perlu dipahami

bahwa luas minimum berada saat garis mulai mendatar, atau kalau ada

penambahan jumlah jenis tidak melebihi 10%.

Setelah luas minimum diketahui dan telah ditentukan, dari situlah

jumlah minimum dapat ditentukan. Jumlah minimum merupakan jumlah

terkecil spesies yang terdapat dalam vegetasi. Banyak atau sedikitnya jumlah

spesies dalam vegetasi ditentukan oleh beerapa factor, yaitu iklim, keragaman

habitat, ukuran, Luas Daerah dan transek. Transek adalah

penampangmelintangataupandangansampingdarisuatuwilayah. Menentukan

luas area jenis vegetasi tumbuhan pada praktikum ini menggunakan metode
kuadrat.Metode kuadrat merupakan metode yang digunakan dengan cara

membuat plot persegi.

Berdasarkan data pengamatan contoh yang disajikan jumlah plot yang

dapat dibuat adalah 9 plot dengan ukuran 0.5x0.5, 1x0.5, 1x1, 2x1, 2x2, 4x2,

4x4, 8x4 dan 8x8 (m) dengan penambahan jenis tiap plot. Pada petak contoh 1

terdapat 10 jenis spesies dari famili fabaceae, poaceae, pyhllanthaceae,

mackinlayaceae, amaranthaceae, asterales dan rubiaceae. Kelompok famili

fabaceae yang ditemukan adalah Mimosa puica yang merupakan bunga putri

malu, dimana bunga ini mudah tumbuh dimana saja jika lingkungannya

mendukung. Kelompok famili poaceae atau graminacea pada plot satu adalah

alang alang. Ada dua spesis yang berbeda tapi dalam satu famili yang sama

yakni famili asteraceae tumbuhan yang ditemukan adalah Ageratum

conyzoides sejenis gulma pertanian dan Sonchus arvensis biasa disebut

tempuyung.

Pada petak contoh 2 terdapat penambahan 4 jenis spesies yakni

Lopatherum gracile, Cyperus rotundus, Andrographis paniculata dan Physalis

peruviana. Spesies ini dari kelompok famili graminaceae, acanthaceae dan

salonaceae. Petak contoh 3 penambahan jenis spesies ada 2 Sida rumbifolia

dan Arachis pintoi, petak 4 terdapat penambahan jenis 3 spesies Alternanthera

ficoidea, Phyllanthus acidus dan Phyllanthus acidus dan seterusnya hingga

didapat presentasi tidak melebihi 5- 10% dan tidak ada lagi penambahan jenis.

Pada petak contoh 6 presentase nya 4. 16% akan tetapi masih ada penambahan
jenis sehingga berhenti pada petak contoh sembilan yang tidak ada lagi

penambahan jenis dengan prsentase 4%.

Data pengamatan menunjukkan jenis vegetasi yang paling dominan

adalah dari famili graminaceae atau famili rumput rumputan, hal ini dibuktikan

dengan banyak jenis spesies yang berbeda tapi dalam satu famili graminaceae

seperti dari genus Cyperus. Sedangkan jenis vegetasi lain juga banyak tapi dari

famili yang berbeda beda. Kurva spesies area yang terbentuk menunjukkan

bahwa garis titik kumulatif jenisnya meningkat sedangkan presentase

penambahan jenisnya menurun serta diikuti penambahan luas area plot. Hal ini

sesuai dengan pernyataan bahwa semakin tinggi vegetasi maka semakin luas

area plot yang terbentuk. Luasan plot area yang terbentuk adalah 4x2 (m)

dengan menarik sumbu x dan y sehingga titik singgungnya sejajar dengan garis

10 % pada area 8 m2 dengan banyak jumlah plot yang dapat dibuat 94.

Menurut Andini, dkk, 2018 bahwa Kehadiran vegetasi pada suatu wilayah

akan memberikan dampak positif bagi keseimbangan ekosistem dalam skala

yang lebih luas. Secara umum peranan vegetasi dalam suatu ekosistem terkait

dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara,

perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air tanah dan

lain-lain. Meskipun secara umum kehadiran vegetasi pada suatu area

memberikan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu.


V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum ini adalah luas area sampling yang

representatif dengan komunitas tumbuhan yang dianalisis adalah 8 m2 dengan

banyak plot yang dapat dibentuk adalah 2 x 4 atau 4x 2 m dengan jumlah plot

yang dapat dibuat 94. Sedangkan plot contoh yang dibuat 9 titik yang

didominasi oleh tumbuhan dari famili graminaceae yang terdapat pada setiap

titik plot. Luas area sampling dapat ditentukan dengan menarik titk singgung x

dan y sesuai dengan data dilapangan.

B. Saran

Saran yang dapat saya sampaikan untuk praktikan sebaiknya lebih

memahami lagi metode kurva area spesies ini agar lebih mudah dan paham

dalam pembuatan kurvanya.


DAFTAR PUSTAKA

Andini, S.W., Prasetyo, Y dan Sukimono, A., 2018, Analisis Sebaran Vegetasi
dengan Citra Satelit Sentinel Menggunakan Metode NDVI dan Segmentasi,
Jurnal Geodasi UNDIP, 7(1): 15
Hidayat, M., 2017, Analisis Vegetasi dan Keanekaragaman Tumbuhan di
Kawasan Manifestasi Geotermal IE SUM Kecamatan Masjid Raya
Kabupaten Aceh Besar, Jurnal Biotik, 5(2): 115
Latifah, S., 2005, Analisis Vegetasi Hutan Alam, e-USU Repository, Universitas
Sumatera Barat.
Nursyahra dan Mariko, L., 2016, Kepadatan Vegetasi Dasar pada Lokasi Bekas
Penambang Emas di Nagari Gunung Medan Kecamatan Sitiung Kabupaten
Dharmasyara, Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi, 11(1): 8
Rahayu, S., Widayati, W. dan Indriasary, A., 2020. Pemetaan Komponen
Ekosistem Untuk Pengembangan Edu-Ekowisata (Studi Kasus : Kebun
Raya Universitas Halu Oleo). [online] Ojs.uho.ac.id.
Samsoedin, I., 2009, Dinamika Keanekaragaman Jenis Pohon pada Hutam
Produksi Bekas Tebangan di Kalimantan Timur, Jurnal Pendidikan dan
Konservasi Alam, 6 (1)

Anda mungkin juga menyukai