Oleh :
Plot 1
No Jenis Densitas Penutupan
1 Cyperus squarrosus 7 10%
2 Japanese stiltgrass 15 45%
3 Rumput gelagah 2 5%
4 Sisik betok 7 10%
Plot 2
Plot 3
Plot 5
Plot 6
Plot 7
Plot 9
Plot 10
Plot 11
Plot 13
Plot 14
Plot 15
2. Pembahasan
Dalam pengamatan kali ini kami menggunakan 15 plot dengan ukuran 1×1 meter.
Setelah diamati pada setiap plot ditemukan berbagai macam jenis gulma
diantaranya : zlatan suriah hutan, Rumput bambu, Bluegrass, Hoya, Cyperus
squarrosus, Japanese stilt grass, Rumput gelagah, Sisik betok, Kunubuti, Meniran,
dan Rottboellia.
Metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalah metode plot (petak
ukur), yang merupakan prosedur yang umum digunakan untuk sampling berbagai
tipe organisme dengan bentuk plot berbentuk persegi, kemudian mencatat
berbagai macam jenis gulma pada masing-masing plot dan melakukan
identifikasi.
Berdasarkan pengamatan analisis vegetasi yang dilakukan 15 plot dengan
ukuran 1×1 meter. diperoleh 11 macam jenis gulma. Hasil dari analisis data
diperoleh: Jumlah individu(densitas) gulma (419), ,jumlah penutupan (964),
jumlah frekuensi (64), jumlah densitas relatif (99,94), jumlah dominasi relatife
(94,51), jumlah frekuensi relatif (99,96) dan jumlah Indeks Nilai Penting
(296,67).
Berdasarkan hasil pengamatan berupa hasil tabel dapat diketahui bahwa
secara umum, luas petak mempunyai kaitan erat dengan keanekaragaman jenis
yang terdapat pada areal,dimana semakin luas areal, maka semakin meningkat
juga keanekaragam jenisnya.Walaupun keanekaragam spesies tidak terlalu
bervariasi. Hal ini sesuai teori bahwa luas minimum digunakan untuk memperoleh
luas plot contoh(sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe
vegetasi pada suatu habitat tertentu.
VIII. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa
keanekaragaman gulma dari plot-plot yang sudah kami temukan lumayan
bervariasi, dimana ada 11 jenis gulma dan yang paling banyak ditemukan
adalah gulma berjenis Japanese Stilt Grass dengan INP 68,42 % atau
sekitar 243 dari keseluruhan plot.
2. Saran
Pada praktikan selanjutnya diharapkan lebih teliti serta lebih banyak
mencari sumber-sumber dari buku, jurnal maupun artikel terkait analisis
vegetasi gulma agar lebih membantu dalam mengerjakan laporan.
DAFTAR PUSTAKA
Ade Adriadi, Chairul, & Solfiyeni. (2023). Analisis Vegetasi Gulma pada
Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.) di Kilangan,
Muara Bulian, Batang Hari. Jurnal Biologi UNAND, 1(2).
https://doi.org/10.25077/jbioua.1.2.%p.2012
MUNANDAR, RENDY ARIS. (2019). ANALISIS VEGETASI GULMA
PADA PERKEBUNAN KARET (Hevea brasiliensis Mull.Arg.) PT
PERNAS KECAMATAN CIPATUJAH - Repository Universitas
Siliwangi. Unsil.ac.id.
http://repositori.unsil.ac.id/1492/1/1.%20COVER.pdf
Tantra, A. W., & Santosa, E. (2016). Manajemen gulma di Kebun Kelapa
Sawit Bangun Bandar: Analisis Vegetasi dan Seed Bank Gulma.
Buletin Agrohorti, 4(2), 138–143.
https://doi.org/10.29244/agrob.v4i2.15012
Paiman, Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, UPY. (2022).
PETUNJUK PRAKTIKUM ILMU GULMA - Repository Universitas
PGRI Yogyakarta. Upy.ac.id.
http://repository.upy.ac.id/3854/1/Buku-Petunjuk-Praktikum.pdf
Tanaman, B., Politeknik, P., Negeri, P., Pangkajene, P., & Kepulauan, D.
(2015). TUGAS AKHIR ANALISIS VEGETASI GULMA PADA
PERTANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea Arabica L.) DI DESA
TALLU BAMBA KABUPATEN ENREKANG OLEH SRI KARTINI
NIM 12 22 246.
https://repository.polipangkep.ac.id/uploaded_files/dokumen_isi/Mon
ograf/SRI%20KARTINI.pdf
YELDA, E. (2013). ANALISIS VEGETASI GULMA PADA
PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis jacq) DI PT.
INCASI RAYA KABUPATEN SOLOK SELATAN - eSkripsi
Universitas Andalas. Unand.ac.id.
http://scholar.unand.ac.id/2575/1/275.pdf
Purnama Sari, W., Ardi, A., & Efendi, S. (2020). ANALISIS VEGETASI
GULMA PADA BEBERAPA KELAS UMUR ACACIA MANGIUM
WILLD. DI HUTAN TANAMAN INDUSTRI (HTI). Jurnal Hutan
Tropis, 8(2), 185. https://doi.org/10.20527/jht.v8i2.9048
Filter Karenga, Killa, Y. M., & Suryani Kurniawi K. L Kapoe. (2022).
Analisis Vegetasi Gulma di Lahan Jagung Di Desa Umbu Pabal
Selatan Kabupaten Sumba Tengah. Agriland : Jurnal Ilmu Pertanian,
10(1), 12–15. https://doi.org/10.30743/agr.v10i1.5161