Anda di halaman 1dari 4

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pantai adalah jalur yang merupakan batas antara darat dan laut, diukur
pada saat pasang tertinggi dan surut terendah, dipengaruhi oleh lautan fisik dan
kondisi sosial ekonomi maritim (Yuwono, 2021).
Analisis vegetasi dalam ekologi tumbuhan adalah cara untuk mempelajari
struktur vegetasi dan komposisi jenis tumbuhan. Analisis vegetasi bertujuan untuk
mengetahui komposisi jenis (su-sunan) tumbuhan dan bentuk (struktur) vegetasi
yang ada di wilayah yang di analisis pada setiap stasiun. Nilai kerapatan suatu jenis
menun-jukan kelimpahan jenis dalam suatu ekosistem dan nilai ini dapat meng-
gambarkan bahwa jenis dengan kera-patan tertinggi memiliki pola penyesu-aian
yang besar. Kerapatan sangat dipengaruhi oleh jumlah ditemukannya spesies dalam
daerah penelitian. Semakin banyak suatu spesies, maka kerapatan relatifnya
semakin tinggi. Frekuensi merupakan salah satu parameter vege-tasi yang dapat
menunjukan pola distri-busi atau sebaran jenis tumbuhan dalam ekosistem atau
memperlihatkan pola distribusi tumbuhan. Nilai frekuensi dipengaruhi oleh nilai
petak dimana ditemukannya spesies mangrove (Ontorael, 2012).
Kehadiran vegetasi pada suatu landskap akan memberikan dampak positif
bagi keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara umum peranan
vegetasi dalam suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon
dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah,
pengaturan tata air tanah dan lain-lain. Meskipun secara umum kehadiran vegetasi
pada suatu area memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya bervariasi
tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu.
Sebagai contoh vegetasi secara umum akan mengurangi laju erosi tanah, tetapi
besarnya tergantung struktur dan komposisi tumbuhan yang menyusun formasi
vegetasi daerah tersebut (Arrijani et al., 2006).
Metode kuadran mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui
komposisi, dominansi pohon dan menaksir volumenya. Metode ini mudah dan lebih
cepat digunanakan untuk mengetahui komposisi, dominasi pohon dan menksir
volumenya. Metode ini sering sekali disebut juga dengan plot less method karena
tidak membutuhkan plot dengan ukuran tertentu, area cuplikan hanya berupa titik.
Metode ini cocok digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk
melakukan analisa denga melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkan
waktu yang sangat lama, biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk
hutan atau vegetasi kompleks lainnya. Para pakar ekologi memandang vegetasi
sebagai salah satu komponen dari ekosistem, yang dapat menggambarkan pengaruh
dari kondisi-kondisi faktor lingkungn dari sejarah dan pada faktor-faktor itu mudah
diukur dan nyata. Dengan demikian analisis vegetasi secara hati-hati dipakai
sebagai alat untuk memperlihatkan informasi yang berguna tentang komponen-
komponen lainnya dari suatu ekosistem. Ada dua fase dalam kajian vegetasi ini,
yaitu mendiskripsikan dan menganalisa, yang masing-masing menghasilkan berbagi
konsep pendekatan yang berlainan. Metode manapun yang dipilih yang penting
adalah harus disesuaikan dengan tujuan kajian, luas atau sempitnya yang ingin
diungkapkan, keahlian dalam bidang botani dari pelaksana (dalam hal ini adalah
pengetahuan dalam sistimatik), dan variasi vegetasi secara alami itu sendiri (Wolf
& McNaughton, 1990).

1.2 Tujuan Dan Manfaat


Tujuan dilakukannya praktikum ini agar mahasiswa dapat mengetahui
jenis dan kepadatan makroalga yang ada di Pantai Carolina Kota Padang, Sumatra
Barat. Selain itu mahasiswa dapat mengetahui cara untuk mengidentifikasi dan
menghitung kerapatan makroalga yang ada di Pantai Carolina Kota Padang,
Sumatra Barat.
Manfaat dilakukannya praktikum ini adalah mahasiswa mengetahui jenis
dan kepadatan Tumbuhan yang ada di Pantai Carolina Kota Padang, Sumatra
Barat. Selain itu mahasiswa mengetahui cara untuk mengidentifikasi dan
menghitung kerapatan makroalga yang ada di Pantai Carolina Kota Padang,
Sumatra Barat.
3

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum lapangan mata kuliah Teknik Pengambilan Sampel ini yang berjudul
tentang “Identifikasi, Analisis Jenis dan Kepadatan Makroalga” di Pesisir Pantai
Carolina, Kecamatan Bungus, Sumatera Barat. Dilaksanakan pada hari Jumat 06 Oktober
2023 pada pukul 08.30-16.30 WIB.

2.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum lapangan ini adalah alat tulis,
buku, kamera handphone dan Petak kuadran . Sedangkan bahannya yaitu makroalga.

2.3 Metode Praktikum Lapangan


Metode praktikum lapangan yang digunakan yaitu metode survey. Metode survey
adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan sampel yang mewakili atau
menggambarkan populasi secara keseluruhan, serta menggunakan metode transek. Pada
metode transek ini, menggunakan petak kuadran (pipa paralon) untuk mengukur
kepadatan makroalga dalam area yang lebih terbatas di sepanjang garis transek.

2.4 Prosedur Pratikum Lapangan


Metode kuadran adalah salah satu metode yang tidak menggunakan petak contoh (plotless)
metode ini sangat baik untuk menduga komunitas yang berbentuk pohon dan tihang,
contohnyavegetasi hutan. Apabila diameter tersebut lebih besar atau sama dengan 20 cm maka
disebut pohon, dan jika diameter tersebut antara 10-20 cm maka disebut pole (tihang), dan jika
tinggi pohon 2,5 m sampai diameter 10 cm disebut saling atau belta ( pancang ) dan mulai
anakansampai pohaon setinggi 2,5 meter disebut seedling ( anakan"semai ).
Cara pengambilan data dalam metode kuadran, yaitu
1.Buat garis kompas.
2.Tentukan titik pengamatan (plat).
3. Buat garis silang yang tegak lurus sehingga terbagi empat kuadran (daerah).
4. Pilih satu pohon yang terdekat dari titik pengamatan untuk masing-masing kuadran
sesuaidengan kriteria (pohon, poles"tiang, sapling).
5. Ukur diameternya.
6. Ukur jaraknya terhadap titik pengamatan
DAFTAR PUSTAKA

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara.

Kainde, R.P. 2011. Analisis Vegetasi Hutan Lindung Gunung Tumpa. Eugenia. 17(3).

Michael, P. 1994. Metoda Ekologi Untuk Penelitian Ladang Laboratorium. Jakarta:


Universitas Indonesia Press.
Ontorael, R. 2012. Kondisi Ekologi Dan Pemanfaatan Sumber Daya Mangrove Di Desa
Tarohan Selatan Kecamatan Beo Selatan Kabupaten Kepulauan Talaud. Jurnal
Ilmiah Platax. 1: 7-11.
Wolf, L. & S.J. McNaughton. 1990. Ekologi Umum. Yogyakarta: UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai