Pantai adalah jalur yang merupakan batas antara darat dan laut, diukur pada saat pasang tertinggi dan surut terendah, dipengaruhi oleh lautan fisik dan kondisi sosial ekonomi maritim (Yuwono, 2021). Analisis vegetasi dalam ekologi tumbuhan adalah cara untuk mempelajari struktur vegetasi dan komposisi jenis tumbuhan. Analisis vegetasi bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis (su-sunan) tumbuhan dan bentuk (struktur) vegetasi yang ada di wilayah yang di analisis pada setiap stasiun. Nilai kerapatan suatu jenis menun-jukan kelimpahan jenis dalam suatu ekosistem dan nilai ini dapat meng- gambarkan bahwa jenis dengan kera-patan tertinggi memiliki pola penyesu-aian yang besar. Kerapatan sangat dipengaruhi oleh jumlah ditemukannya spesies dalam daerah penelitian. Semakin banyak suatu spesies, maka kerapatan relatifnya semakin tinggi. Frekuensi merupakan salah satu parameter vege-tasi yang dapat menunjukan pola distri-busi atau sebaran jenis tumbuhan dalam ekosistem atau memperlihatkan pola distribusi tumbuhan. Nilai frekuensi dipengaruhi oleh nilai petak dimana ditemukannya spesies mangrove (Ontorael, 2012). Kehadiran vegetasi pada suatu landskap akan memberikan dampak positif bagi keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara umum peranan vegetasi dalam suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air tanah dan lain-lain. Meskipun secara umum kehadiran vegetasi pada suatu area memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu. Sebagai contoh vegetasi secara umum akan mengurangi laju erosi tanah, tetapi besarnya tergantung struktur dan komposisi tumbuhan yang menyusun formasi vegetasi daerah tersebut (Arrijani et al., 2006). Metode kuadran mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui komposisi, dominansi pohon dan menaksir volumenya. Metode ini mudah dan lebih cepat digunanakan untuk mengetahui komposisi, dominasi pohon dan menksir volumenya. Metode ini sering sekali disebut juga dengan plot less method karena tidak membutuhkan plot dengan ukuran tertentu, area cuplikan hanya berupa titik. Metode ini cocok digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk melakukan analisa denga melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkan waktu yang sangat lama, biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi kompleks lainnya. Para pakar ekologi memandang vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem, yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi faktor lingkungn dari sejarah dan pada faktor-faktor itu mudah diukur dan nyata. Dengan demikian analisis vegetasi secara hati-hati dipakai sebagai alat untuk memperlihatkan informasi yang berguna tentang komponen- komponen lainnya dari suatu ekosistem. Ada dua fase dalam kajian vegetasi ini, yaitu mendiskripsikan dan menganalisa, yang masing-masing menghasilkan berbagi konsep pendekatan yang berlainan. Metode manapun yang dipilih yang penting adalah harus disesuaikan dengan tujuan kajian, luas atau sempitnya yang ingin diungkapkan, keahlian dalam bidang botani dari pelaksana (dalam hal ini adalah pengetahuan dalam sistimatik), dan variasi vegetasi secara alami itu sendiri (Wolf & McNaughton, 1990).
1.2 Tujuan Dan Manfaat
Tujuan dilakukannya praktikum ini agar mahasiswa dapat mengetahui jenis dan kepadatan makroalga yang ada di Pantai Carolina Kota Padang, Sumatra Barat. Selain itu mahasiswa dapat mengetahui cara untuk mengidentifikasi dan menghitung kerapatan makroalga yang ada di Pantai Carolina Kota Padang, Sumatra Barat. Manfaat dilakukannya praktikum ini adalah mahasiswa mengetahui jenis dan kepadatan Tumbuhan yang ada di Pantai Carolina Kota Padang, Sumatra Barat. Selain itu mahasiswa mengetahui cara untuk mengidentifikasi dan menghitung kerapatan makroalga yang ada di Pantai Carolina Kota Padang, Sumatra Barat. 3
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum lapangan mata kuliah Teknik Pengambilan Sampel ini yang berjudul tentang “Identifikasi, Analisis Jenis dan Kepadatan Makroalga” di Pesisir Pantai Carolina, Kecamatan Bungus, Sumatera Barat. Dilaksanakan pada hari Jumat 06 Oktober 2023 pada pukul 08.30-16.30 WIB.
2.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum lapangan ini adalah alat tulis, buku, kamera handphone dan Petak kuadran . Sedangkan bahannya yaitu makroalga.
2.3 Metode Praktikum Lapangan
Metode praktikum lapangan yang digunakan yaitu metode survey. Metode survey adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan sampel yang mewakili atau menggambarkan populasi secara keseluruhan, serta menggunakan metode transek. Pada metode transek ini, menggunakan petak kuadran (pipa paralon) untuk mengukur kepadatan makroalga dalam area yang lebih terbatas di sepanjang garis transek.
2.4 Prosedur Pratikum Lapangan
Metode kuadran adalah salah satu metode yang tidak menggunakan petak contoh (plotless) metode ini sangat baik untuk menduga komunitas yang berbentuk pohon dan tihang, contohnyavegetasi hutan. Apabila diameter tersebut lebih besar atau sama dengan 20 cm maka disebut pohon, dan jika diameter tersebut antara 10-20 cm maka disebut pole (tihang), dan jika tinggi pohon 2,5 m sampai diameter 10 cm disebut saling atau belta ( pancang ) dan mulai anakansampai pohaon setinggi 2,5 meter disebut seedling ( anakan"semai ). Cara pengambilan data dalam metode kuadran, yaitu 1.Buat garis kompas. 2.Tentukan titik pengamatan (plat). 3. Buat garis silang yang tegak lurus sehingga terbagi empat kuadran (daerah). 4. Pilih satu pohon yang terdekat dari titik pengamatan untuk masing-masing kuadran sesuaidengan kriteria (pohon, poles"tiang, sapling). 5. Ukur diameternya. 6. Ukur jaraknya terhadap titik pengamatan DAFTAR PUSTAKA
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kainde, R.P. 2011. Analisis Vegetasi Hutan Lindung Gunung Tumpa. Eugenia. 17(3).
Michael, P. 1994. Metoda Ekologi Untuk Penelitian Ladang Laboratorium. Jakarta:
Universitas Indonesia Press. Ontorael, R. 2012. Kondisi Ekologi Dan Pemanfaatan Sumber Daya Mangrove Di Desa Tarohan Selatan Kecamatan Beo Selatan Kabupaten Kepulauan Talaud. Jurnal Ilmiah Platax. 1: 7-11. Wolf, L. & S.J. McNaughton. 1990. Ekologi Umum. Yogyakarta: UGM Press.