OLEH \
NIM: 1906050050
KUPANG
2021
A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami bagaimana cara analisis vegetasi
dengan menggunakan metode kwadrat
B. LATAR BELAKANG
Ekosistem padang rumput terdiri dari peternak dan hewan ternak dan ada juga
padang pengembalaan yang biasa disebut dengan ekosistem Pastoral. Sistem padang
pengembalaan ternak adalah kombinasi antara pelepasan ternak itu untuk
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya. Jadi pengembalaan
ternak itu sendiri merupakan suatu daerah padang rumput dimana tumbuh tanaman
makanan ternak yang tersedia bagi ternak.
Padang rumput di MAOELAFA merupakan padang rumput yang cukup luas,
sehingga para pengembala mengembalakan ternaknya di lokasi tersebut. Contonya pada
ternak sapi dan kambing dengan cara ternak digembalakan di suatu padang yang banyak
rumput.
Kondisi padang rumput di MAOELAFA, terlihat subur dikarenakan saat ini
sedang musim hujan. Dan juga terdapat hewan ternak yaitu kambing dan sapi, yang
sedang memakan rerumput disana. Kondisi rerumputan dipadang tersebut sangat subur
dikarenakan curah hujan yang baik saat ini. Ada rumput bekas makan dari hewan ternak
yang sedang tumbuh tunas baru, ada juga beberapa tanaman herba dan terna yang juga
bisa dimakan oleh hewan ternak. Selain kondisi rerumputan kondisi tanah didaerah
tersebut tekstur tanahnya sangat baik sehingga banyak rumput, herba dan terna tumbuh
subur diderah padang rumput tersebut. Tekstur tanahnya sedikit lembab dikarenakan
banyaknya air hujan. Tanahnya tidak terlalu halus/mulus, tanah tidak berpasir (hanya
sedikit berpasir) CLAY LOAM. Dan kondisi warna tanah panda padang rumput
tersebut berwarna merah gelap.
D. Metode Kuadrat
Metode kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan suatu
luasan petak contoh. Kuadrat yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu ukuran luas
yang diukur dengan satuan kuadrat seperti m², cm² dan lain-lain. Bentuk petak contoh
pada metode kuadrat pada dasarnya ada tiga macam yaitu bentuk lingkaran, bentuk
bujur sangkar dan bentuk empat persegi panjang. Dari ketiga bentuk petak contoh ini
masing-masing bentuk memiliki kelebihan dan kekurangannya (Kusmana, C, 1997).
Bentuk lingkaran akan lebih menguntungkan jika dapat dipakai untuk analisis
vegetasi herba yang bergerombol, karena ukuran dapat cepat diperluas dan teliti dengan
menggunakan seutas tali yang dikaitkan pada titik pusat lingkaran. Untuk vegetasi
herba rendah bentuk empat persegi panjang akan lebih efisien dibandingkan dengan
bentuk bujur sangkar pada ukuran yang sama. Hal ini disebabkan karena kelompok
tumbuhan cenderung akan tumbuh membentuk lingkaran, sehingga bentuk petak contoh
berbentuk empat persegi panjang akan lebih banyak kemungkinannya untuk memotong
kelompok tumbuhan dibandingkan dengan bentuk bujur sangkar pada luasan yang
sama, dengan demikian jumlah jenis yang teramati akan lebih banyak (Kusmana, C,
1997).
Namun demikian, bentuk petak contoh empat persegi panjang mempunyai
kekurangan terhadap bentuk bujur sangkar, karena perbandingan panjang tepi terhadap
luasnya lebih besar daripada perbandingan panjang tepi bujur sangkar terhadap luasnya.
Kesalahan tersebut terus meningkat apabila perbandingan panjang tepi terhadap luasnya
semakin meningkat.
Metode kuadrat juga ada beberapa jenis:
a. Liat quadrat: Spesies di luar petak sampel dicatat.
b. Count atau list count quadrat: Metode ini dikerjakan dengan menghitung
jumlah spesies yang ada beberapa batang dari masing-masing spesies di dalam petak.
Jadi merupakan suatu daftar spesies yang ada di daerah yang diselidiki.
c. Cover quadrat (basal area kuadrat): Penutupan relatif dicatat, jadi persentase
tanah yang tertutup vegetasi. Metode ini digunakan untuk memperkirakan berapa area
(penutupan relatif) yang diperlukan tiap-tiap spesies dan berapa total basal dari vegetasi
di suatu daerah. Total basal dari vegetasi merupakan penjumlahan basal area dari
beberapa jenis tanaman.
d. Chart quadrat: Penggambaran letak atau bentuk tumbuhan disebut Pantograf.
Metode ini terutama berguna dalam mereproduksi secara tepat tepi-tepi vegetasi dan
menentukan letak tiap-tiap spesies yang vegetasinya tidak begitu rapat. Alat yang
digunakan pantograf dan planimeter. Pantograf dilengkapi dengan lengan pantograf.
Planimeter merupakan alat yang dipakai dalam pantograf yaitu alat otomatis mencatat
ukuran suatu luas bila batas-batasnya diikuti dengan jarumnya (Weaver dan Clements,
1938).
Dengan metode kuadrat, bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi empat
atau lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai
dengan bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Untuk analisis yang
menggunakan metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan,
kerimbunan, dan frekuensi (Syafei, 1990).
E. Luas Minimum
Luas area tempat pengambilan contoh komunitas tumbuhan atau vegetasi
sangat bervariasi, tergantung pada bentuk atau struktur vegetasi tersebut. Yang perlu
diperhatikan dalam menentukan luas minimum yang dipakai adalah seluas papaun
percontohan diambil harus dapat menggambarkan bentuk vegetasi secara keseluruhan.
Percontohan yang diambil dianggap memadai apabila seluruh atau sebagian besar jenis
tumbuhan pembentuk vegetasi itu berada dalam vegetasi akan didapatkan suatu luas
terkecil yang dapat mewakili vegetasi, kecuali untuk hutan tropika yang sangat sulit
ditentukan luas terkecilnya. Luas terkecil yang dapat mewakili karakteristik komunitas
tumbuhan atau komunitas tumbuhan atau vegetasi secara keseluruhan disebut luas
minimum (Sucipto, 2008).
Dari luas minimum, kita dapat menentukan berapa ukuran transek yang
digunakan. Ukuran luas minimum yang biasa digunakan ialah 25 cm x 25 cm, 25 cm x
50 cm, 50 cm x 50 cm, 50 cm x 100 cm, dan 100 cm x 100 cm. Dari masing-masing
ukuran yang dibuat, dicatat semua jenis tumbuhan yang ditemukan. Kemudian
dimasukkan ke dalam tabel. Untuk mendapatkan luas minimum, disusun sebuah grafik
dari data yang diperoleh. Perlu dipahami bahwa luas minimum berada saat garis mulai
mendatar, atau kalau ada penambahan jumlah jenis tidak melebihi 10% (Sucipto, 2008).
F. Transek
Transek adalah penampang melintang atau pandangan samping dari suatu
wilayah. Transek merupakan salah satu teknik untuk memberikan gambaran informasi
kondisi biofisik suatu wilayah kajian. Arti harfiah dari transek itu sendiri adalah gambar
irisan muka bumi. Pada awalnya, transek dipergunakan oleh para ahli lingkungan untuk
mengenali dan mengamati wilayah-wilayah ekologi, yaitu pembagian wilayah
lingkungan alam berdasarkan sifat khusus keadaannya (Odum, E. P., 1971).
Tujuan dari pembuatan transek, yaitu untuk mengetahui hubungan
perubahan vegetasi dan perubahan lingkungan. Ada dua macam transek:
1. Belt transect (transek sabuk)
Belt transek merupakan jalur vegetasi yang lebarnya sama dan sangat
panjang. Lebar jalur ditentukan oleh sifat-sifat vegetasinya untuk menunjukkan bagan
yang sebenarnya. Lebar jalur untuk hutan antara 1-10 m. Transek 1 m digunakan jika
semak dan tunas di bawah diikutkan, tetapi bila hanya pohon-pohonnya yang dewasa
yang dipetakan, transek 10 m yang baik. Panjang transek tergantung tujuan penelitian.
Setiap segment dipelajari vegetasinya (Kershaw, 1979).
2. Line transect (transek garis)
Dalam metode ini garis-garis merupakan petak contoh (plot). Tanaman yang
berada tepat pada garis dicatat jenisnya dan berapa kali terdapat atrau dijumpai. Pada
metode garis ini, sistem analisis melalui variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan
frekuensi yang selanjutnya menentukan INP (indeks nilai penting) yang akan digunakan
untuk memberi nama sebuah vegetasi. Kerapatan dinyatakan sebagai jumlah individu
sejenis yang terlewati oleh garis. Kerimbunan ditentukan berdasar panjang garis yang
tertutup oleh individu tumbuhan, dan dapat merupakan prosentase perbandingan
panjang penutupan garis yang terlewat oleh individu tumbuhan terhadap garis yang
dibuat (Syafei, 1990). Frekuensi diperoleh berdasarkan kekerapan suatu spesies yang
ditemukan pada setiap garis yang disebar (Rohman, 2001).
Harga relatif ini dapat dicari dengan perbandingan antara harga suatu variabel
yang didapat dari suatu jenis terhadap nilai total dari variabel itu untuk seluruh jenis
yang didapat, dikalikan 100% dalam tabel. Jenis-jenis tumbuhan disusun berdasarkan
urutan harga nilai penting, dari yang terbesar sampai yang terkecil. Dan dua jenis
tumbuhan yang memiliki harga nilai penting terbesar dapat digunakan untuk
menentukan penamaan untuk vegetasi tersebut (Odum, E. P., 1971).
C. PROSEDUR PRAKTIKUM DAN ANALISIS DATA
Prosedur kerja
- Frekuensi = x 100
- Dominansi = x 100
- Indek Nilai Penting (INP) = Kerapatan Relatif (KR) + Frekwensi Relatif (FR)
+ Dominansi Relatif (DR).
D. HASIL PENGAMATAN
STAND I
STAND II
STAND I
Plot I
Plot III
Plot IV
Plot VI
Plot VII
Plot VIII
Plot IX
Plot X
Plot XI
Plot XII
Plot XIV
Plot XV
Plot XVI
Plot XVII
Plot XVIII
Plot XIX
Plot XX
Plot XXII
Plot XXIII
Plot XXIV
Plot XXV
Plot XXVI
Plot XXVIII
Plot XXIX
Babanjaran (Euphatorium
odoratum) Legume siratro Ekebia berdaun 5
(Mactroptiliumatropur (Akebia quinata)
p
ureum)
Bayam berduri
(Amaranthus Kancing palsu
spinosus Pleno (Mitracarpus hirtus)
) (Sibthorpia
peregrinal)
Bayam tikar
(Amaranthus blitodes) Patikan cina Daun cakaran
(Euphorbia (Boeharvia erecta L)
prostrata)