MINIMAL AREA
Oleh
Ayu Kartika
F1071141024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari
beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Analisa vegetasi
adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur)
vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Pengamatan parameter vegetasi
berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba.
Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang
digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh
(kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh
(sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada
suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai
hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal
tersebut. Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal
tersebut, maka makin luas petak contoh yang digunakan.
Dengan demikian pada suatu daerah vegetasi umumnya akan terdapat
suatu luas tertentu, dan daerah tadi sudah memperlihatkan kekhususan dari
vegetasi secara keseluruhan. yang disebut luas minimum (Odum, 1998).
Praktikum yang berjudul, Analisa Vegetasi (Kurva Spesies Area) ini
bertujuan untuk mempelajari keragaman jenis tumbuhan dalam suatu
lingkungan dan untuk menentukan luas peta minimum yang dapat mewakili
tipe komunias yang sedang dianalisis guna keperluan ekologi.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat dirumuskan dalam praktikum ini adalah
bagaimana ukuran plot yang representative dari suatu areal.
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah untuk mempelajari ukuran plot
yang representative dari suatu areal.
BAB II
KAJIAN TEORI
Vegetasi (dari bahasa Inggris: vegetation) dalam ekologi adalah istilah untuk
keseluruhan komunitas tetumbuhan. Vegetasi merupakan bagian hidup yang
tersusun dari tetumbuhan yang menempati suatu ekosistem. Beraneka tipe hutan,
kebun padang rumput, dan tundra merupakan contoh-contoh vegetasi.
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan
bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu
kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan
sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili
habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu
jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang
digunakan (Marpaung, 2009).
Luas daerah dalam satuan kecil yaitu komunitas atau vegetasi yang sangat
bervariasi keadaannya. Keberadaannya merupakan himpunan dan spesies populasi
yang sangat berinteraksi dengan banyak faktor lingkungan yang khas untuk setiap
vegetasi, cara mengamati komunitas atau vegetasi tersebut dan berapa banyak
sampel yang harus di amati sehingga dikatakan representatif bila di dalamnya
terdapat semua atau sebaagian besar jenis tumbuhan yang membentuk komunitas
atau vegetasi tersebut. Daerah minimal yang mencerminkan kekayaan. Komunitas
atau vegetasi disebut luas jumlah kuadrat minimum (Syafei,1990).
Minimal area merupakan suatu metode dasar dalam penyelidikan ekologi
tumbuhan yang menggunakan plot. Ukuran plot dibuat sedemikian rupa agar plot
benar-benar dapat menjadi representative untuk mengambil data. Dengan metode
ini dapat ditentukan apakah daerah ini dapat dijadikan daerah peternakan atau
tidak (Odum, 1998).
Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang
dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum yang mewakili
vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis vegetasi
dengan metode kuadrat. Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan
(komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-
tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi
erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak
contoh untuk mewakili habitat tersebut
Prinsip penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar individu
jenis yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil
agar individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau
pengabaian. Karena titik berat analisa vegetasi terletak pada komposisi jenis dan
jika kita tidak bisa menentukan luas petak contoh yang kita anggap dapat
mewakili komunitas tersebut, maka dapat menggunakan teknik Kurva Spesies
Area (KSA). Dengan menggunakan kurva ini, maka dapat ditetapkan : (1) luas
minimum suatu petak yang dapat mewakili habitat yang akan diukur, (2) jumlah
minimal petak ukur agar hasilnya mewakili keadaan tegakan atau panjang jalur
yang mewakili jika menggunakan metode jalur.
Caranya adalah dengan mendaftarkan jenis-jenis yang terdapat pada petak
kecil, kemudian petak tersebut diperbesar dua kali dan jenis-jenis yang ditemukan
kembali didaftarkan. Pekerjaan berhenti sampai dimana penambahan luas petak
tidak menyebabkan penambahan yang berarti pada banyaknya jenis. Luas
minimun ini ditetapkan dengan dasar jika penambahan luas petak tidak
menyebabkan kenaikan jumlah jenis lebih dari 5-10%. Untuk luas petak awal
tergantung surveyor, bisa menggunakan luas 1m x1m atau 2m x 2m atau 20m x
20m, karena yang penting adalah konsistensi luas petak berikutnya yang
merupakan dua kali luas petak awal dan kemampuan pengerjaannya dilapangan
(Marpaung, 2009).
Analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari susunan dan bentuk
vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan :
1. Mempelajari tegakan hutan, yaitu tingkat pohon dan permudaannya.
2. Mempelajari tegakan tumbuh-tumbuhan bawah, yang dimaksud tumbuhan
bawah adalah suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat dibawah tegakan
hutan kecuali permudaan pohon hutan, padang rumput/alang-alang dan
vegetasi semak belukar (Desmawati, et. al, 2011).
BAB III
METODELOGI
A. Waktu dan Tempat
-
Hari/tanggal
Waktu
: 15.30-17.00 WIB
Alat
1. Meteran
2. Pancang
3. Tali raffia
4. Alat tulis
Bahan
Ekosistem
C. Cara Kerja
1. Dibuat plot/petak dengan ukuran 25x25 cm dan dicatat dan diamati jenisjenis tumbuhan yang terdapat pada plot tersebut
2. Kemudian plot diperbesar dengan ukuran 25x50 cm dan dicatat
penambahan jenis tumbuhan pada plot tersebut
3. Hal yang sama dilakukan untuk perbesaran selanjutnya yaitu 50x50 cm,
50x100 cm dan 100x100 cm.
4. Plot yang terakhir inilah yang disebut minimal area
5. Dibuat grafik kurva dari hasil percobaan ini
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
No.
Jenis
Petak contoh
2
3
4
12
18
Semak
10
22
37
54
84
Semak
15
17
Semak
Keterangan
Spesies A
1
Spesies B
2
Rumput Jarum
B. Pembahasan
Pada praktikum analisa vegetasi dengan metode minimal area ini
didapat 3 spesies tumbuhan yang dua diantaranya (spesies A dan spesies
B) belum diketahui namanya sedangkan satu spesies lainnya yang
ditemukan pada plot adalah rumput jarum.
Jumlah suatu spesies pada tiap plot berbeda-beda. Pada spesies A,
banyaknya adalah 3 pada plot 1, berjumlah 8 pada plot 2, berjumlah 8
pada plot 3, berjumlah 12 pada plot 4 dan berjumlah 18 pada plot 5. Pada
spesies B, banyaknya adalah 10 pada plot 1, berjumlah 22 pada plot 2,
berjumlah 37 pada plot 3, berjumlah 54 pada plot 4 dan berjumlah 84 pada
plot 5. Serta pada rumput jarum, banyaknya adalah 2 pada plot 1,
berjumlah 6 pada plot 2, berjumlah 6 pada plot 3, berjumlah 15 pada plot 4
dan berjumlah 17 pada plot 5.
Kondisi lingkungan tempat pembuatan petak minimal area adalah
padang terbuka yang banyak ditumbuhi oleh rerumputan dan herba.
Tempat yang dipilih tidak berada pada naungan pohon.
antara
lain
oleh
fenologi,
dispersal,
dan
natalitas.
Gambar 1. Petak 25 x 25 cm
Gambar 2. Petak 25 x 50 cm
Gambar 3. Petak 50 x 50 cm
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Desmawati,
et.
al.
2011.
Analisa
Vegetasi.
http://digilib.its.ac.id/ITS-