Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

Kurva Spesies

Nama : Riza Utami

Nim : 2130801063

Kelompok : II (Dua)

Asisten : April Liansyah

Dosen Pengampu : Novita Sari ,S.Pt.,M.Biotek

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan merupakan hal yang paling penting untuk dilindungi dan

dijaga kelestariannya karena merupakan tempat dimana seluruh makhluk hidup

tinggal. Baik manusia, hewan maupun tumbuhan serta faktor biotik dan abiotik

sebagai pendukungnya. Terdapat berbagai ilmu yang mempelajari tentang

lingkungan dan salah satunya adalah ekologi. Ekologi telah dikenal oleh

manusia sejak lama sesuai dengan sejarah peradaban manusia. Dalam hal ini

bukan hanya manusia yang bisa berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya,

akan tetapi juga makhluk-makhluk hidup lainnya. Interaksi antara setiap

organisme dengan lingkungannya merupakan proses yang tidak sederhana,

melainkan suatu proses yang kompleks. Ekologi sendiri merupakan suatu

hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Tujuan ekologi adalah untuk memahami mekanisme yang mengatur

struktur dan fungsi suatu ekosistem. Untuk mengetahui sistem ekologi pada

suatu waktu tertentu, perlu diketahui organisme apa saja yang hidup ditempat

tertentu, bagaimana kepadatannya dan bagaimana hubungannya dengan banyak

faktor fisik dan kimia dilingkungan abiotik disekelilingnya.Ilmu ekologi

mempelajari segala hal yang berkaitan dengan lingkungan, salah satunya adalah

vegetasi. Vegetasi merupakan sekumpulan tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari

beberapa jenis yang berbeda hidup bersama di suatu tempat. Dalam mekanisme

kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat baik diantara sesama
individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya

sehingga membentuk suatu sistem yang dinamis dan hidup.

Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan

bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Pengamatan

parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Suatu

ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu

komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan

salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu seperti hutan,

padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi

pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang saling

berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut

sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai faktor

lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastis karena pengaruh

anthropogenik. Istilah ekologi juga berkaitan dengan komunitas dan populasi.

Populasi merupakan kumpulan individu dari jenis yang sama dalam suatu

daerah, maka komunitas merupakan kumpulan populasi dari berbagai jenis

dalam suatu daerah. Setiap dari satu jenis komunitas bisa saja terdapat berbagai

macam spesies. Dan tentunya jumlah spesies yang satu dengan yang lainnya

dalam suatu komunitas tidaklah sama. Bisa saja terdapat spesies yang lebih

mendominasi, bahkan terdapat pula jumlah spesies yang terlalu sedikit pada

komunitas tersebut.

Kurva spesies area dalam ekologi adalah grafik yang menggambarkan

hubungan antara jumlah jenis dengan ukuran kuadrat. Grafik itu biasanya
menunjukkan pola pertambahan jumlah jenis yang relative tajam pada ukuran

kuadrat kecil sampai pada suatu titik tertentu dan sesudah itu semakin mendatar

seiring dengan peningkatan ukuran kuadrat. Kurva spesies area ini dapat

digunakan untuk menentukan luas kuadrat tunggal minimum yang mewakili

suatu komunitas tumbuhan dari segi jenis penyusun. Dalam sampling ini ada

tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan

petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan. Prinsip penentuan

ukuran plot adalah plot dibuat dari ukuran terkecil hingga pada ukuran terbesar

dengan spesies yang bervariasi dari satu plot ke plot yang lain sampai pada

tidak ada lagi keanekaragaman spesies.

B. Tujuan

Menentukan luas petak minimum yang dapat mewakili tipe komunitas

yang sedang dianalisis guna keperluan ekologi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori

Vegetasi dalam artian lain merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan

biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu

tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang

erat baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun

dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan

tumbuh serta dinamis. Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan

(komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-

tumbuhan. Hutan merupakan komponen habitat terpenting bagi kehidupan oleh

karenanya kondisi masyarakat tumbuhan di dalam hutan baik komposisi jenis

tumbuhan, dominansi spesies, kerapatan nmaupun keadaan penutupan tajuknya

perlu diukur.

Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang

digunakan untu menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh

(kundrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh

(sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada

suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai

hubungan crat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut.

Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, maka

makin luas petak contoh yang digunakan (Badriah, 2011).


Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat persegi

panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum yang

mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam analisis

vegetasi dengan metode kuadrat. Analisa vegetasi adalah cara mempelajari

susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat

tumbuh- tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa

vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan

beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut (Badriah, 2011).

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara

peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan. Prinsip

penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar individu jenis

yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil agar

individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau

pengabaian. Karena titik berat analisa vegetasi terletak pada komposisi jenis

dan jika kita tidak bisa menentukan luas petak contoh yang kita anggap dapat

mewakili komunitas tersebut, maka dapat menggunakan teknik Kurva Spesies

Area (KSA). Dengan menggunakan kurva ini, maka dapat ditetapkan Luas

minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan

untuk menganalisis suutu vegetasi yang menggunakan petak contoh (kuadrat)

(Badriah, 2011).

Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh

(sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada
suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai

hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut.

Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut,

makin luas petak contoh yang dgunakan. Bentuk luas minimum dapat

berbentuk bujur sangkar, empat persegi panjang dan dapat pula berbentuk

lingkaran (Badriah, 2011). Metode luas minimum dilakukan dengan cara

menentukan luas daerah contoh vegetasi yang akan diambil dan didalamnya

terdapat berbagai jenis vegetasi tumbuhan. Syarat untuk pengambilan contoh

haruslah representative bagi seluruh vegetasi yang dianalisis, Keadaan ini dapat

dikembalikan kepada sifat umum suatu vegetasi yaitu vegetasi berupa

komunitas tumbuhan yang dibentuk oleh beragam jenis populasi. Dengan kata

lain peranan individu suatu jenis tumbuhan sangat penting. Sifat komunitas

akan ditentukan oleh keadaan-keadaan individu dalam populasi (Badriah, 2011).


BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Adapun dilaksanakan praktikum ini pada Senin 21 November 2022 di

lingkungan kampus B Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang .

B. Alat dan Bahan

Alat : Tali rafia atau benang dan meteran, penghitung atau counter, patok tanda

batas, alat tulis, kertas label, perlengkapan pembuatan herbarium.

Bahan : Komunitas tumbuhan yang akan dianalisis.

C. Cara Kerja

1. Pilih satu tipe vegetasi yang dapat dipakai sebagai contoh dan tentukan

batasbatasnya.

2. Di tengah komunitas tersebut ditentukan petak contoh 1. Petak contoh 1

initergantung pada luasan areal dan keragaman jenisnya. Namun

demikian petak contoh yang lazim digunakan untuk permulaan petak

contoh pada tanaman herba adalah 1 x 1 m.

3. Catat jumlah jenis yang terdapat pada petak contoh 1 dalam tabel lembar

data.

4. Perluas petak contoh 1 menjadi dua kali lipatnya (petak contoh 2) dan

catat pertambahan jenis yang terdapat pada petak contoh 2.

5. Perluas petak contoh 2 menjadi dua kali lipatnya (petak contoh 3) dan

catat pertambahan jenis yang terdapat pada petak contoh 3. Demikian

seterusnya.
6. Penambahan petak contoh dihentikan bila tidak ada kenaikan jumlah jenis

atau penambahan jenis sudah tidak berarti atau kurang dari 10 %.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Kurva Spesies Areal

 Tujuan untuk melihat menggambarkan KEANEKARAGAMAN SPESIES

Plot K Luas (Plot M2) Jenis Tumbuhan


1 1 M2 Pennisetum purpureum
Desmodium triflorum
Kyllinga
Sida rhombifolia
2 2 M2 Pennisetum purpureum
Desmodium triflorum
Eclipta prostrate
Kalanchoe
Solanum nigrum
3 4 M2 Pennisetum purpureum
Desmodium triflorum
Andropogon
Solanum nigrum
Mimosa pudica
Phyllanthus urinaria
4 5 M2 Pennisetum purpureum
Desmodium triflorum
Phyllanthus urinaria
Fraxinus ornus
Fimbristylis

Petak 3 Petak 4

N:6

Petak 1 Petak 2

N:4 N:5
Plot Ke 1 M2 2 M2 4 M2 8 M2

N 4 5 6 6

B. Pembahasan

Pembuatan kurva spesies area ini dilakukan untuk mengetahui luasan petak

minimum yang akan mewakili ekosistem yang terdapat pada suatu petak yang

diplot. Kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untuk

menganalisis vegetasi yang menggunakan petak contoh. Luasan petak contoh

mempunyai hubungan erat dengan keragaman jenis yang terdapat pada areal

tersebut. Makin beragam jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas

kurva spesies areanya.

Berdasarkan data hasil pengamatan berupa tabel dan grafik dapat diketahui

bahwa secara umum. luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan

keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal, dimana semakin meningkat

keanekaragaman jenis maka semakin luas area petak. walaupun keanekaragaman

spesies itu tidad terlalu bervariasi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa luas

minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh (sampling area)

yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu

yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan

keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi

keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut,maka makin luas petak

contoh yang digunakan (Sugianto ,1994).


Keanekaragaman yang tidak terlalu bervariasi dari satu plot ke plot yang

lain tersebut disebabkan karena lokasi yang ditempati sangat gersang dan banyak

timbunan tanah serta faktor musim juga sangat menentukan yang pada saat ini

bertepatan dengan musim kemarau.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa penentuan kurva spesies area dilakukan untuk mengetahui luasan petak

minimum yang akan mewakili ekosistem yang terdapat pada suatu petak yang

diplot. Keanekargaman spesies dari plot satu sampai plot tujuh tidak begitu

bervariasi, dimana kadang-kadang spesies yang ditemukan pada plot pertama

ditemukan pula pada plot selanjutnya. Hal ini disebabkan karena penempatan

lokasi dari plot pertama sampai plot terakhir sangat berdekatan dan juga dari

kondisi lokasi yang gersang. Jadi, pada pengamatan kami dilapangan didapatkan

hasil berupa spesies yang tidak menunjukkan kenekaragaman yang bervariasi.

Pembuatan kurva spesies area ini dilakukan untuk mengetahui luasan petak

minimum yang akan mewakili ekosistem yang terdapat pada suatu petak yang

diplot. Kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untuk

menganalisis vegetasi yang menggunakan petak contoh. Luasan petak contoh

mempunyai hubungan erat dengan keragaman jenis yang terdapat pada areal

tersebut. Makin beragam jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas

kurva spesies areanya.

Berdasarkan data hasil pengamatan berupa tabel dan grafik dapat diketahui

bahwa secara umum. luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan

keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal, dimana semakin meningkat

keanekaragaman jenis maka semakin luas area petak. walaupun keanekaragaman


spesies itu tidad terlalu bervariasi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa luas

minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh (sampling area)

yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu

yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan

keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi

keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut,maka makin luas petak

contoh yang digunakan (Sugianto ,1994).

Keanekaragaman yang tidak terlalu bervariasi dari satu plot ke plot yang

lain tersebut disebabkan karena lokasi yang ditempati sangat gersang dan banyak

timbunan tanah serta faktor musim juga sangat menentukan yang pada saat ini

bertepatan dengan musim kemarau.

B. Saran

Pada praktikum Ekologi Tumbuhan selanjutnya sebaiknya praktikan

membawa buku identifikasi tumbuhan/kunci determinasi sehingga tumbuhan

yang ditemukan pada plot dapat dengan mudah diidentifikasi.


DAFTAR PUSTAKA

Girsang, Erik Melpin. 2008. Uji Ketahanan Beberapa Varietas tanaman Cabai

(Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan

Pemakaian Mulsa Plastik. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Lomolino, M. V. 2000, Ecologist's most general, vet protean pattern: the species-

area relationship. Journal of Biogeography.

Odum, Eugene P. 2001. Dasar-dasar Ekologi. UGM University Press.Yogyakarta

Rahardjanto, Abdul Kadir 2005. Buku Penunjuk Pratikum Ekologi Tumbuhan. UMM

Press. Malang

Sheiner, S. M. 2003. Six types of special-area curves. Blackwell Science Ltd.Global

Ecology and Biogeography.

Simorangkir, Roland H., Dkk. Struktur Dan Komposisi Pohon Di HabitatOrangutan

Liar (Pongo Abelin), Kawasan Hutan Batang Toru. Sumatera Utara Jurnal

Primatologi Indonesia, Vol. 6 No. 2 Desember 2009, p.10-20.

Sutomo dkk. Studi Awal Komposisi Dan Dinamika Vegetasi Pohon Hutan

GunungPohen Cagar Alam Batukahu Bali. Jurnal Bumi Lestari, Volume 12 No.

2, Agustus 2012, hlm. 366-381

Wati, Isna Lidia., Hardiansyah., Sri Amintarti, 2010, Struktur Populasi Tumbuhan

Sungkai (Peronema canescens Jack.) Di Desa Belangian Kecamatan Aranio

Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Jurnal Wahana-Bio. Volume III Juni.

Anda mungkin juga menyukai