TENTANG
DISUSUN OLEH:
NOOR HANANI
(2130106037)
DOSEN PENGAMPU:
BATUSANGKAR
2022
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Minimal Area.......................................................................................3
B. Metode kuadran ..................................................................................4
C. Metode Garis.......................................................................................6
D. Metode Tanpa Petak............................................................................7
E. Analisis Data Mode Point Center........................................................8
F. Metode Plot.........................................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................11
B. Saran ...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan
dan ataukomposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari
masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah
bentuk pertumbuhan, stratifikasidan penutupan tajuk. Untuk
keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan
tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun
komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat
diperolehinformasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu
komunitas tumbuhan.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru,
yang baru muncul pada tahun 70-an. Ekologi sendiri mencakup
suatu keterkaitan antara segenap unsur lingkungan hidup yang
saling mempengaruhi, seperti tumbuhan dan sinar matahari, tanah
dengan air, yang pada umumnya dikatakan sebagai hukum alam
yang berimbang dan biasa disebut ekosistem. Komponen-
komponen dalam ekosistem telah dikelolah oleh alam dan mereka
saling berinteraksi. Ada komponen yang bersifat netral.
bekerjasama, menyesuaikan diri, bertentangan bahkan saling
menguasai. Akan tetapi pada akhirnya antara kekuatan-kekuatan
tersebut terjadi keseimbangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu minimal area ?
2. Apa itu metode kuadran ?
3. Apa itu metode garis ?
4. Apa itu metode tanpa petak ?
5. Apa itu metode poin center ?
6. Apa itu metode plot?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu minimal area .
2. Mengetahui apa itu metode kuadran .
3. Mengetahui apa itu metode garis .
4. Mengetahui apa itu metode tanpa petak.
5. Mengetahui apa itu metode point center .
6. Mengetahui apa itu metode plot
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Minimal Area
Ekosistem adalah suatu kesatuan dari berbagai rangkaian sistem
yang terdiri dari komponen yang hidup (biotik) dan tidak hidup
(abiotik) yang saling berinteraksi. Organisme yang ada selalu
berinteraksi secara timbal balik dengan lingkungannya. Hubungan
timbal balik ini akan membentuk suatu sistem yang kemudian kita
kenal sebagai sistem ekologi atau ekosistem. Dapat dikatakan bahwa
ekosistem merupakan suatu satuan fungsional dasar yang menyangkut
proses interaksi organisme hidup dengan lingkungannya. Dimana
Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan biotik (makhluk
hidup) maupun abiotik.
Minimal area merupakan suatu metode dasar dalam
penyelidikan ekologi tumbuhan yang menggunakan plot. Ukuran plot
dibuat sedemikian rupa agar plot benar-benar dapat menjadi
representative untuk mengambil data. Dengan metode ini dapat
ditentukan apakah daerah ini dapat dijadikan daerah peternakan atau
tidak .
Area adalah bagian permukaan bumi, daerah, wilayah geografis
yg digunakan untuk keperluan khusus. hutan ini akan dibuka untuk
pertanian. Lingkungan wilayah geografis yg memiliki ciri-ciri tipologi
bahasa yang bersamaan, seperti ciri-ciri lafal, leksikal, atau gramatikal.
Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang
digunakan untu menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak
contoh (kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan
petak contoh (sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu
tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas
petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keanekaragaman jenis
yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi keanekaragaman jenis
3
yang terdapat pada areal tersebut, maka makin luas petak contoh yang
digunakan.
4
sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam
bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan
berbagai kendala yang ada (Anonim. 2009).
5
hubungan erat dengan keragaman jenis yang terdapat pada areal
tersebut. Makin beragam jenis yang terdapat pada areal tersebut makin
luas kurva spesies areanya.
C. Metode garis
Salah satu metode dalam analisisvegetasi tumbuhan yaitu
denganmenggunakan jalur transek. Untukmempelajari suatu kelompok
hutanyang belum diketahui keadaansebelumnya palin baik
dilakukandengan transek. (Campbell, 2004).
Tujuan transek adalah untuk mengetahui hubungan perubahan
vegetasi dan perubahan lingkungan,atau untuk mengetahui jenis
vegetasi yang ada di suatu lahan secara cepat. Dalam hal ini, apabila
vegetasisederhana maka garis yang digunakansemakin pendek.
Transek ialah jalursempit melintang lahan yang akandipelajari/
diselidiki. Untuk hutan, biasanya panjang garis yang digunakansekitar
50 m-100 m. sedangkan untukvegetasi semak belukar, garis
yangdigunakan cukup 5 m - 10 m. Apabila metode ini digunakan pada
vegetasiyang lebih sederhana, maka garis yangdigunakan cukup 1 m .
Keunggulan analisis vegetasi dengan metode transek antara lain:
akurasi data diperoleh dengan baik kitaterjun lansung, serta
pencatatan data jumlah lebih teliti. Selain itu metode inimempunyai
kekurangan yaitu: membutuhkan keahlian untuk mengidentifikasi
vegetasi secara lansung, dan dibutuhkan analisis yang baik, waktu
yang dibutuhkan cukup lama, membutuhkan tenaga peneliti yang
banyak (Guritno, 1995).
Berdasarkan kondisi hutan dikawasan ini masih terdapat area
alami dan juga banyak terdapat nya keanekarangaman hayati
tumbuhan, untuk itu di rasa perlu melakukan penelitian untuk
mengetahui hubungan perubahan vegetasi dan perubahan lingkungan
di hutan tersebut serta dapat mengetahui jenis-jenis dari vegetasinya.
6
D. Metode tanpa petak
Dalam analisis vegetasi masalah yang dihadapi adalah pembuatan
kuadrat (petak contoh) di lapangan, ada metode sampling yang disebut
teknik sampling tanpa petak contoh (plotless sampling technique).
Metode ini pada dasamya memanfaatkan pengukuran jarak antar
individu tumbuhan atau jarak dari pohon yang dipilih secara acak
terhadap individu-individu tumbuhan yang terdekat dengan asumsi
individu tumbuhan menyebar secara acak.
Dengan demikian disamping metode ini akan menghemat waktu
karena tidak memerlukan pembuatan petak contoh di lapangan,
kesalahan sampling dalam proses pembuatan petak contoh dan
penentuan individu tumbuhan berada di dalam atau di luar kuadrat
dapat dikurangi. Paling sedikit terdapat empat macam metode tanpa
petak contoh yang berdasarkan satuan contoh berupa titik yang
penempatannya di lapangan bisa secara acak atau sistematik.
Prosedur pelaksanaan teknik ini adalah sebagai berikut :
1. Meletakan titik-titik contoh secara acak atau beraturan
(pada jarak tertentu sepanjang garis rintisan);
2. Pemilihan satu individu (tumbuhan) pohon yang terdekat
dengan titik contoh. Kemudian tarik suatu garis khayalan
yang melalui titik contoh dan individu pohon yang
terpilih dan satu garis khayalan lagi yang tegak lurus
terhadap garis khayalan pertama tadi. Tahap selanjutnya
pilih satu individu tumbuhan yang terdekat dengan
individu tumbuhan pertama, tetapi letaknya berada di
sektor lain (di luar sektor 180° tempat pohon pertama
berada yang dibatasi oleh garis khayalan pertama).
3. Pengukuran jarak antar pohon (individu tumbuhan)
pertama dan kedua. Selain itu parameter-parameter
vegetasi yang diinginkan dapat diukur pada kedua
7
individu tumbuhan tersebut di atas. Untuk memudahkan
analisis data lapangan sebaiknya dibuat tally sheet.
Selain itu diukur pula jarak antara pohon terdekat dengan titik
pusat kuadran karena metode kuadran ini merupakan metode plot less
method, yang berarti metode ini merupakan salah satu metode yang
8
tidak memerlukan luas tempat pengambilan contoh atau suatu luas
kuadrat tertentu. Oleh karena itu, bila dalam suatu kuadran dalam
jarak yang dekat tidak terlihat adanya suatu vegetasi pohon, maka
pencarian bisa diteruskan sejauh mungkin sampai ditemukan jenis
pohon yang dimaksud, tetapi pohon tersebut masih berada di dalam
daerah kuadran tersebut.
Metode Point Centered Quarter juga merupakan salah satu
metode jarak (Distance Method). Metode ini tidak menggunakan petak
contoh (plotless) dan umunya digunakan dalam analisis vegetasi
tingkat pohon atau tiang (pole). Namun dapat pula dilengkapi dengan
tingkat pancang (saling atau belta) dan anakan pohon (seedling) jika
ingin mengamati struktur vegetasi pohon. Berdasarkan hasil penelitian
Cottam dan Curtis (1956), metode ini merupakan metode sampling
tanpa petak contoh yang paling efisien karena pelaksanaannya di
lapangan memerlukan waktu yang lebih sedikit, mudah, dan tidak
memerlukan faktor koreksi dalam menduga kerapatan individu
tumbuhan. Tetapi, dalam pelaksanaanya metode ini mempunyai dua
macam keterbatasan, yaitu (1) setiap kuadran harus terdapat paling
sedikit satu individu tumbuhan dan (2) setiap individu (seperti halnya
pada random pair method) tidak boleh terhitung lebih dari satu kali.
F. Metode plot
Metode plot/petak atau juga disebut metode pengamatan petak
contoh dengan luas dalam satuan kuadrat (Ufiza, 2018). Luas dari
petak ukur tersebut mempunyai arti penting untuk mencapai
pelaksanaan analisis vegetasi yang mencerminkan keadaan komposisi
tumbuhan.
Teknik tersebut berlandaskan pada kurva yang dibentuk oleh
hubungan antara jumlah kumulatif jenis yang tercatat dengan luas
petak ukur yang semakin besar. Dalam pemakaiannya hanya bentuk
kurva yang mengalami perubahan bentuk semakin mendatar yang
9
dapat digunakan. Metode ini dapat dilakukan dengan dua bagian yaitu:
a. Petak Tunggal by
Metode petak tunggal dibuat dengan satu petak contoh yang
memiliki ukuran tertentu untuk mewakili suatu vegetasi. Soegianto
(1994) menjelaskan bahwa luas minimum petak contoh ditetapkan
dengan dasar bahwa bertambah tidak menyebabkan naiknya jumlah
spesies > 5%.
b. Petak Ganda
Metode petak ganda dibuat dengan beberapa petak contoh yang
memiliki ukuran tertentu secara sistematik. Kusmana (2013)
mengatakan bahwa ukuran setiap petak contoh di setiap tingkat
pertumbuhan memiliki perbedaan yakni tingkat pohon (20 x 20 m),
tingkat tiang (10 x10 m), tingkat pancang (5 X5 m), dan tingkat
semai/tumbuhan bawah (1 x 1 m atau 2 x 2 m).
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, jika ada kekurangan
dan kesalahan dalam menyusun ataupun menuliskan kalimat mohon
dimaafkan dan harap memberikan kritikan dan saran yang
membangun.
11
DAFTAR PUSTAKA
12