ACARA 9
METODE KUADRAT
Disusun Oleh:
A0B019019
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2020
Lembar kerja. Nama : Ghia Sri Rahayu
Praktikum 9. Mempelajari Metode Kuadrat NIM : A0B019019
Jurusan:D-3Perencanaan
Sumberdaya Lahan
Pendahuluan :
A. Latar Belakang
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari
beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme
kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat baik diantara sesama
individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya
sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis. Struktur
dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem
lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami
pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi
berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastis karena
pengaruh anthropogenik. Dengan demikian pada suatu daerah vegetasi umumnya
akan terdapat suatu luas tertentu, dan daerah tadi sudah memperlihatkan
kekhususan dari vegetasi secara keseluruhan yang disebut luas minimum area.
Luas petak contoh minimum yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan
dijadikan patokan dalam analisis vegetasi dengan metode kuadrat. Praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis, peranan, penyebaran, dan struktur
dari suatu tipe vegetasi yang diamati.
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau
komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-
tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan
penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis,
diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun
komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi
kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan (Greig,
1983).
Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang
digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh
(kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh
(sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu
habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan
erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi
keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas petak contoh
yang digunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat
persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum
yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam
analisis vegetasi dengan metode kuadrat (Andi, 2010).
Metode kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan
suatu luasan petak contoh. Langkah pertama dari metode ini adalah membuat
Kurva Spesies Area. Setelah luas minimum area dari suatu petak contoh yang
dianggap mewakili suatu tipe komunitas tertentu telah kita peroleh, maka
selanjutnya kita dapat melakukan penarikan contoh tersebut (Michael, 1995).
Kuadrat yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu ukuran luas yang
diukur dengan satuan kuadrat seperti m², cm² dan lain-lain. Bentuk petak contoh
pada metode kuadrat pada dasarnya ada tiga macam yaitu bentuk lingkaran,
bentuk bujur sangkar dan bentuk empat persegi panjang. Dari ketiga bentuk petak
contoh ini masing-masing bentuk memiliki kelebihan dan kekurangannya, seperti
bentuk lingkaran akan lebih menguntungkan jika dapat dipakai untuk analisis
vegetasi herba yang bergerombol, karena ukuran dapat cepat diperluas dan teliti
dengan menggunakan seutas tali yang dikaitkan pada titik pusat lingkaran. Untuk
vegetasi herba rendah bentuk empat persegi panjang akan lebih efisien
dibandingkan dengan bentuk bujur sangkar pada ukuran yang sama. Hal ini
disebabkan karena kelompok tumbuhan cenderung akan tumbuh membentuk
lingkaran, sehingga bentuk petak contoh berbentuk empat persegi panjang akan
lebih banyak kemungkinannya untuk memotong kelompok tumbuhan
dibandingkan dengan bentuk bujur sangkar pada luasan yang sama, dengan
demikian jumlah jenis yang teramati akan lebih banyak. Namun demikian, bentuk
petak contoh empat persegi panjang mempunyai kekurangan terhadap bentuk
bujur sangkar, karena perbandingan panjang tepi terhadap luasnya lebih besar
daripada perbandingan panjang tepi bujur sangkar terhadap luasnya. Kesalahan
tersebut terus meningkat apabila perbandingan panjang tepi terhadap luasnya
semakin meningkat (Rohman dan Wayan, 2001).
Dilihat dari segi penyebaran tumbuhan, bentuk bujur sangkar memiliki
keuntungan apabila dibandingkan dengan bentuk lingkaran, namun demikian
bentuk lingkaran mempunyai keuntungan dibandingkan dengan bentuk-bentuk
geometris lainnya. Bentuk lingkaran juga lebih efisien digunakan pada daerah tipe
vegetasi yang berkelompok seperti daerah gurun pasir (Rohman dan Wayan,
2001).
Metode kuadrat juga ada beberapa jenis:
a. Liat quadrat: Spesies di luar petak sampel dicatat.
b. Count/list count quadrat: Metode ini dikerjakan dengan menghitung jumlah
spesies yang ada beberapa batang dari masing-masing spesies di dalam petak. Jadi
merupakan suatu daftar spesies yang ada di daerah yang diselidiki.
c. Cover quadrat (basal area kuadrat): Penutupan relatif dicatat, jadi persentase
tanah yag tertutup vegetasi. Metode ini digunakan untuk memperkirakan berapa
area (penutupan relatif) yang diperlukan tiap-tiap spesies dan berapa total basal
dari vegetasi di suatu daerah. Total basal dari vegetasi merupakan penjumlahan
basal area dari beberapa jenis tanaman. Cara umum untuk mengetahui basal area
pohon dapat dengan mengukur diameter pohon pada tinggi 1,375 meter (setinggi
dada).
d. Chart quadrat: Penggambaran letak/bentuk tumbuhan disebut Pantograf.
Metode ini ter-utama berguna dalam mereproduksi secara tepat tepi-tepi vegetasi
dan menentukan letak tiap- tiap spesies yang vegetasinya tidak begitu rapat. Alat
yang digunakan pantograf dan planimeter. Pantograf diperlengkapi dengan lengan
pantograf. Planimeter merupakan alat yang dipakai dalam pantograf yaitu alat
otomatis mencatat ukuran suatu luas bila batas-batasnya diikuti dengan jarumnya
(Natassa, et. al., 2010).
Dalam pengambilan contoh kuadrat, terdapat empat sifat yang harus
dipertimbangkan dan diperhatikan, karena hal ini akan mempengaruhi data yang
diperoleh dari sample. Keempat sifat itu adalah :
1. Ukuran petak.
2. Bentuk petak.
3. Jumlah petak.
4. Cara meletakkan petak di lapangan (Dedy, 2009).
Beberapa sifat yang terdapat pada individu tumbuhan dalam membentuk
populasinya, dimana sifat - sifatnya bila di analisa akan menolong dalam
menentukan struktur komunitas. Sifat – sifat individu ini dapat dibagi atas dua
kelompok besar, dimana dalam analisanya akan memberikan data yang bersifat
kualitatif dan kuantitatif. Analisa kuantitatif meliputi : distribusi tumbuhan
(frekuensi), kerapatan (density), atau banyaknya (abudance) (Kershaw, 1979).
Tujuan Praktikum:
Tujuan dari praktikum dari acara 9 tentang metode kuadrat adalah
untuk mengetahui komposisi jenis, peranan, penyebaran dan stuktur dari
suatu tipe vegetasi yang diamati.
Maanfaat Praktikum :
C. Prosedur
1. Tentukan suatu areal tipe vegetasi yang menjaddi objek untuk
dianalisis.
2. Luas petak contoh ditentukan dari hasil pembuatan kurva spesies
area dan banyaknya petak contoh tergantung dari biaya, waktu dan
tenaga.
3. Penentuan awal petak contoh dilakukan secara acak atau secara
sistematis atau kombinasi keduanya, yaitu pertama dibuat acak dan
selanjutnya dilakukan sistematis.
4. Dalam setiap petak contoh dicatat data setiap individu jenis yang
terdapat data yang dicatat tersebut berupa:
Pohon ( 2 spesies )
Jumlah satuan petak contoh yang diduduki oleh jenis i 2
- FM (i) = = = 0,6
J . banyaknya petak contoh dibuat dalam analisis vegetasi 3
Rumput ( 3 spesies )
Jumlah satuan petak contoh yang diduduki oleh jenis i 3
- FM (i) = = =1
J . banyaknya petak contoh dibuat dalam analisis vegetasi 3
Perdu ( 2 spesies )
Jumlah satuan petak contoh yang diduduki oleh jenis i 2
- FM (i) = = = 0,6
J . banyaknya petak contoh dibuat dalam analisis vegetasi 3
Paku ( 1 spesies )
Jumlah satuan petak contoh yang diduduki oleh jenis i 1
- FM (i) = = = 0,33
J . banyaknya petak contoh dibuat dalam analisis vegetasi 3
D. Frekuensi Relatif Jenis i atau FM (i)
Frekuensi mutlak jenis i
FR (i) = x 100%
Frekuensi total seluruh jenis
Perhitungan
Dik : Frekuensi total seluruh jenis = 0,66 + 1 + 0,66 + 0,33 = 2,65
Pohon ( 2 spesies )
Frekuensi mutlak jenis i 0,66
- FR (i) = x 100% = x 100% = 24,90%
Frekuensi total seluruh jenis 2,65
Rumput ( 3 spesies )
Frekuensi mutlak jenis i 1
- FR (i) = x 100% = x 100% = 37,73%
Frekuensi total seluruh jenis 2,65
Perdu ( 2 spesies )
Frekuensi mutlak jenis i 0,66
- FR (i) = x 100% = x 100% = 24,90%
Frek uensitotal seluruh jenis 2,65
Paku ( 1 spesies )
Frekuensi mutlak jenis i 0,33
- FR (i) = x 100% = x 100% = 12,45%
Frekuensi total seluruh jenis 2,65
Pohon ( 3 spesies )
Jumlah satuan petak contoh yang diduduki oleh jenis i 3
- FM (i) = = =1
J . banyaknya petak contoh dibuat dalam analisis vegetasi 3
Rumput ( 4 spesies )
Jumlah satuan petak contoh yang diduduki oleh jenis i 4
- FM (i) = = = 1,33
J . banyaknya petak contoh dibuat dalam analisis vegetasi 3
Perdu ( 2 spesies )
Jumlah satuan petak contoh yang diduduki oleh jenis i 2
- FM (i) = = = 0,66
J . banyaknya petak contoh dibuat dalam analisis vegetasi 3
Paku ( 1 spesies )
Jumlah satuan petak contoh yang diduduki oleh jenis i 1
- FM (i) = = = 0,33
J . banyaknya petak contoh dibuat dalam analisis vegetasi 3
Pohon ( 4 spesies )
Jumlah satuan petak contoh yang diduduki oleh jenis i 4
- FM (i) = = = 1,33
J . banyaknya petak contoh dibuat dalam analisis vegetasi 3
Rumput ( 4 spesies )
Jumlah satuan petak contoh yang diduduki oleh jenis i 4
- FM (i) = = = 1,33
J . banyaknya petak contoh dibuat dalam analisis vegetasi 3
Perdu ( 3 spesies )
Jumlah satuan petak contoh yang diduduki oleh jenis i 3
- FM (i) = = =1
J . banyaknya petak contoh dibuat dalam analisis vegetasi 3
Paku ( 1 spesies )
Jumlah satuan petak contoh yang diduduki oleh jenis i 1
- FM (i) = = = 0,33
J . banyaknya petak contoh dibuat dalam analisis vegetasi 3
B. Pembahasan
Kesimpulan:
Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi
jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan.
Metode analisis vegetasi ada beberapa macam yaitu petak contoh (plot)
dan yang tak menggunakan petak contoh (plot less). Metode yang
menggunakan petak contoh diantaranya adalah metode kuadrat. Metode
kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan suatu
luasan petak contoh. Langkah pertama dari metode ini adalah membuat
Kurva Spesies Area. Setelah luas minimum area dari suatu petak contoh
yang dianggap mewakili suatu tipe komunitas tertentu telah kita peroleh,
maka selanjutnya kita dapat melakukan penarikan contoh tersebut
Pemilihan metode tergantung pada tipr vegetasi, tujuan, ketersediaan dana,
waktu, tenaga, dan kendala-kendala lainnya. Kegiatan analisis vegetasi
erat hubungannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan
beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut.
Hasil vegetasi yang diamati yaitu kerapatan relative, frekuensi
relative, dominansi relative, indeks nilai penting dan perbandingan nilai
penting. Vegetasi tersebut secara berurutan yaitu pada plot ke-1 ada pohon
dengan nilai sebesar 25%; 24,90%; 37,93%; 87,83%; dan 29,27%, rumput
sebesar 37,5%; 37,73%; 29,3%; 104,53%; dan 34,84%, perdu sebesar
25%; 24,90%; 18,96%; 68,86%; dan 22,95%, paku sebesar 12,5%;
12,45%; 13,79%; 38,74%; dan 12,91%. Pada plot ke-2 ada pohon dengan
nilai sebesar 30%; 30,12%; 42,65%; 102,77%; dan 34,25%, rumput
sebesar 40%; 40,06%; 33,32%; 113,38%; dan 37,79%, perdu sebesar 20%;
19,87%; 17,33%; 57,2%; dan 19,06%, paku sebesar 10%; 9,93%; 6,66%;
26,59%; dan 8,86%. Pada plot ke-3 ada pohon dengan nilai sebesar
33,33%; 33,33%; 45,33%; 111,99%; dan 37,33%, rumput sebesar 33,33%;
33,33%; 25,56%; 92,22%; dan 30,74%, perdu sebesar 25%; 25,06%;
20,91%; 70,97%; dan 23,65%, paku sebesar 8,33%; 8,27%; 8,13%;
24,73%; dan 8,24%.
Saran :
Sebaiknya memilih tempat untuk pembuatan petak metode kuadrat
haruslah jauh dari naungan ataupun pohon. Karena bila terdapat naungan
akan mempengaruhi jenis spesies dan jumlahnya.
Praktikum dilakukan sudah berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Greig-Smith, P. 1983. Quantitative Plant Ecology, Studies in Ecology. Vol 9. Oxford : Blackwell
Scientific Publications.
Kershaw, K.A. 1979. Quantitatif and Dynamic Plant Ecology. London : Edward Arnold
Publishers.
Ketut, et. al. 2013. Analisis Vegetasi dengan Metode Kuadrat pada Plot yang dibuat dalam
Bentuk Lingkaran di Kebun Raya Eka Karya Bali. Jurnal Biologi Vol.1 (2) : 4.
Rohman, Fatchur dan I Wayan Sumberartha. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan.
Malang : JICA.
LAMPIRAN