Anda di halaman 1dari 4

Mitigasi Bencana Banjir : Pengertian, Jenis dan

Upaya Penanggulangannya
 Post authorBy aulialia
 Post dateSeptember 21, 2016

Sebelum kita ke topik pembahasan utama, alangkah baiknya kalau kita mengetahui
apa itu mitigasi bencana. Mitigasi bencana adalah upaya yang dilakukan untuk
mengurasi atau mencegah resiko dari bencana tersebut, baik itu melalui pembangunan
fisik maupun peningkatan dan penyadaran kepada masyarakat dalam menghadapi
ancaman bencana yang sudah tertera di Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.

Jadi, mitigasi bencana banjir adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah atau
mengurangi resiko dari bencana banjir. ( baca : Upaya Penanggulangan Banjir )

Jenis-jenis Mitigasi Bencana Banjir


Mitigasi dalam bencana banjir terbagi menjadi 2 macam, yaitu mitigasi secara
struktural dan mitigasi secara non-struktural. Berikut adalah penjelasan dari masing-
masing mitigasi.

1. Mitigasi Struktural

Mitigasi Struktural adalah upaya yang dilakukan demi meminimalisir bencana seperti
dengan melakukan pembangunan danal khusus untuk mencegah banjir dan dengan
membuat rekayasa teknis bangunan tahan bencana, serta infrastruktur bangunan tahan
air. Dimana infrastruktur bangunan yang tahan air nantinya diharapkan agar tidak
memberikan dampak yang begitu parah apabila bencana tersebut terjadi. ( baca : Cara
Mencegah Banjir )

Beberapa contoh yang dapat dilakukan dengan metode mitigasi struktural adalah :

 Membangun tembok pertahanan dan tanggul – Sangat dianjurkan


untuk membangun tembok pertahanan dan tanggul di sepanjang aliran sungai yang
memang rawan apabila terjadi banjir, seperti kawasan yang dekat dengan penduduk.
Hal ini sangat membantu untuk mengurangi resiko dari bencana banjir yang kerap
terjadi pada tingkat debit banjir yang tidak bisa diprediksi. Misalnya adalah banjir
bandang.
 Mengatur kecepatan aliran dan debit air – Diusahakan untuk memperhatikan
kecepatan aliran dan debit air di daerah hulu. Yang dimaksud disini adalah
dengan mengatur aliran masuk dan keluar air di bagian hulu serta membangun
bendungan / waduk guna membendung banjir. ( baca : Manfaat Waduk )
 Membersihkan sungai dan pembuatan sudetan – Pembersihan sungai sangatlah
penting, dimana hal ini untuk mengurangi sedimentasi yang telah terjadi di sungai,
cara ini dapat diterapkan di sungai yang memiliki saluran terbuka, tertutup ataupun di
terowongan. ( baca : Manfaat Sungai )

2. Mitigasi Non-Struktural

Mitigasi non-struktural adalah upaya yang dilakukan selain mitigasi struktural seperti
dengan perencanaan wilayah dan & asuransi. Dalam mitigasi non-struktural ini sangat
mengharapkan dari perkembangan teknologi yang semakin maju. Harapannya adalah
teknologi yang dapat memprediksi, mengantisipasi & mengurangi resiko terjadinya
suatu bencana.

Beberapa contoh yang dapat dilakukan dengan metode mitigasi non-struktural adalah :

 Pembentukan LSM – Membentuk LSM yang bergerak dalam bidang kepedulian


terhadap bencana alam dan juga mengadakan kampanye peduli bencana alam kepada
masyarakat, agar masyarakat lebih sadar untuk selalu siap apabila bencana alam
terjadi.
 Melakukan Pelatihan dan Penyuluhan – Melatih, mendidik dan memberikan
pelatihan kepada masyarakat akan bahaya banjir yang disertai dengan pelatihan
lapangan. ( baca : Cara Menghindari Banjir )
 Membentuk Kelompok Kerja atau POKJA – Dimana dalam kelompok tersebut
didalamnya beranggotakan instansi terkait untuk melakukan dan menetapkan
pembagian peran dan kerja untuk penanggulangan benjana bajir.
 Mengevaluasi Tempat Rawan Banjir – Melakukan pengamatan dan penelusuran
di tempat yang rawan banjir, sehingga apabila ada tanggul yang sudah tidak kuat
segera diperbaiki.
 Memperbaiki Sarana dan Prasarana – Mengajukan proposal untuk
pembangunan perbaikan sarana dan prasarana yang memang sudah tidak layak.
 Menganalisa Data-data yang Berkaitan dengan Banjir – Mengevaluasi dan
memonitor data curah hujan, debit air dan informasi yang berkaitan dengan banjir
seperti daerah yang rawan banjir dan mengidentifikasi daerah yang rawan
banjir tersebut. Apakah memang ada tanggul yang rusak atau memang daerah tersebut
sangat berbahaya apabila ditempati. ( baca : Alat Pengukur Curah Hujan )
 Membuat Mapping – Membuat peta sederhana untuk daerah yang rawan banjir
disertai dengan rute pengungsian, lokasi POSKO dan lokasi pos pengamat banjir.
 Menguji Peralatan dan Langkah Selanjutnya – Menguji sarana sistem peringatan
dini terhadap banjir serta memikirkan langkah selanjutnya apabila sarana tersebut
belum tersedia.
 Menyiapkan Persediaan Sandang, Papan dan Pangan – Mempersiapkan
persediaan tanggap darurat seperti menyediakan bahan pangan, air minum dan alat
yang akan digunakan ketika bencana banjir terjadi. ( baca : Proses Terjadinya Banjir
dengan Menggunakan Prinsip Geografi )
 Membuat Prosedur Operasi Standar Bencana Banjir – Merencanakan Prosedur
Operasi Standar untuk tahap tanggap darurat yang nantinya melibatkan semua anggota
yang bertujuan untuk mengidentifitasi daerah rawan banjir, identifikasi rute evakuasi,
mepersiapkan peralatan evakuasi dan juga tempat pengungsian sementara.
 Mengadakan Simulasi Evakuasi – Melakukan percobaan pelatihan evakuasi apabila
bencana banjir terjadi dan menguji kesiapan tempat pengungisan sementara
beserta perlengkapan dalam pengungsian.
 Mengadakan Rapat – Mengadakan rapat koordinasi di berbagai tingkat dan
utamanya adalah instansi pemerintah tentang pencegahan bencana banjir.

Tindakan Ketika Banjir dan Setelah Banjir


Selain mitigasi bencana banjir, kita juga perlu mengetahui langkah apa saja yang
dapat dilakukan ketika saat terjadi banjir dan apabila banjir tersebut sudah terjadi.

Tindakan Ketika Saat Terjadi Banjir

1. Jangan panik dan berusaha untuk bisa menyelamatkan diri.


2. Pada saat terjadi bencana banjir, warga sekitar dihimbau untuk memantau
perkembangan cuaca di tempat kejadian. Apabila hujan secara terus menerus tidak
berhenti dan bertambah lebat, maka warga sekitar sebaiknya segera pergi ke tempat
yang lebih aman yang telah diberitahukan oleh LSM.
3. Masyarakat yang terkena bencana banjir dihimbau agar tetap menjaga kesehatan
mereka agar tidak menambah korban akibat bencana banjir. Karena ketika bencana
banjir datang, nantinya akan dilakukan evakuasi yang sangat membutuhkan banyak
tenaga warga.
4. Apabila air yang datang lagi, secepat mungkin untuk menjauhinya dan segera
mungkin untuk menyelamatkan diri dengan menuju ke tempat yang aman ataupun ke
tempat yang lebih tinggi. ( baca : Banjir Lahar  )
5. Apabila terjebak dalam rumah atau bangunan ketika bencana banjir terjadi, sebisa
mungkin mengambil benda untuk mengapung agar tidak tenggelam.
6. Berhati-hatilah dengan listrik kabel yang masih dialiri listrik.
7. Menyelamatkan dokumen dokumen penting.
8. Ikut serta aktif dalam tenda pengungsian dengan membantu keperluan yang memang
membutuhkan banyak tenaga seperti membantu mendirikan tenda, membantu dapur
umum, membantu mencari air bersih dan hal yang lainnya. ( baca : Manfaat Air
Hujan )
9. Diusahakan untuk bijak dalam menggunakan air bersih.
10.Membantu mereka yang membutuhkan tempat tinggal dan kesehatan bagi mereka
yang memang terluka akibat bencana banjir tersebut.

Tindakan Setelah Banjir Terjadi

1. Memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, seperti bantuan tempat


tinggal, makanan dan pakaian.
2. Membersihkan tempat tinggal dan lingkungan yang terkena banjir, seperti
membersihkan lumpur yang tergenang di dalam rumah ataupun di lingkungan dekat
rumah.
3. Melakukan kaporitasi sumur gali. ( baca : Manfaat Penampungan Air )
4. Memperbaiki jamban dan saluran pembuangan air limbah. ( baca : Bahaya Limbah
Bauksit Bagi Lingkungan )
5. Memberikan bantuan kesehatan lingkungan dengan memberikan obat serta pelayanan
kesehatan secara gratis.
6. Menjaga sistem pembuangan air dan limbah agar tetap bersih dan tidak kotor ataupun
tersumbat. ( baca : Cara Pemanfaatan Sampah )
7. Menjauhi kabel atau listrik agar tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan.
8. Menghindari wilayah yang sudah rusak seperti bangunan yang sudah tidak layak
pakai.
9. Tidak mempergunakan air bersih secara semena-mena.
10.Memeriksa ketersediaan air bersih. ( baca : Ciri-ciri Pencemaran Air – Dampak Polusi
Air )

Itulah pembahasan mengenai mitigasi bencana banjir yang harus diperhatikan dan
juga diterapkan oleh masyarakat maupun lembaga pemerintah yang terlibat dalam
penanggulangan bencana alam.

Anda mungkin juga menyukai