Anda di halaman 1dari 11

AWETAN KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan intensifikasi dan ekstentifikasi pertanian?


Jawab :
a. Intensifikasi pertanian adalah salah satu usaha untuk meningkatkan hasil pertanian
dengan cara mengoptimalkan lahan perhatian yang sudah ada (tanpa menambah luas
lahan) dengan cara memperbaiki cara pengolahannya. Sarana – sarana produksi yang
digunakan dalam intensifikasi pertanian meliputi lima bidang yang disebut panca
usaha tani yaitu sebagai berikut :
1. Penggunaan pengairan irigasi
2. Penggunaan pupuk, baik pupuk kandang, pupuk hijau, maupun pupuk buatan
(yang umum digunakan yaitu urea dan super fosfat).
3. Penggunaan bibit unggul
4. Penggunaan obat pemberantas hama (pestisida), jenis pestisida adalah :
 Insektisida yaitu pestisida untuk memberantas hama jenis serangga
 Fungisida yaitu pestisida untuk memberantas hama jenis cendawan
 Herbisida yaitu memberantas hama jenis yang lain.
5. Bimbingan dan penyuluhan melalui bimbingan massal (bimas) dan intensifikasi
massa (Inmas)

Intensifikasi pertanian dilaksanakan di daerah – daerah yang hanya memiliki lahan


pertannian yang sempit, khususnya di pulau Jawa dan Bali.

b. Ekstensifikasi Pertanian dalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara


memperluas lahan pertanian baru yang dapat ditanami tanaman dan menghasilkan
produksi yang maksimal. Misalnya dengan cara membuka hutan dan semak belukar,
daerah sekitar rawa-rawa, dan daerah pertanian yang belum dimanfatkan. Selain itu,
ekstensifikasi juga dilakukan dengan membuka persawahan pasang surut, perluasan
lahan dengan membuka lahan kering, dan perluasan pembukaan lahan gambut.
- Ekstensifikasi pertanian banyak dilakukan di daerah jarang penduduk seperti di
luar Pulau Jawa, khususnya di beberapa daerah tujuan transmigrasi, seperti
Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya.
- Untuk menyukseskan tindak lanjut ekstensifikasi pertanian, pemerintah
melaksanakan program transmigrasi, misalnya dari daerah yang padat penduduk
seperti Jawa ke wilayah – wilayah kosong yang belum termasuk padat penduduk.
Di lahan – lahan bau seperti lahan gambut mereka diarahkan untuk membuat area
persawahan baru. Agar dapat diolah, ditanami, dan sukses menghasilkan tanaman
padi yang baik, tentu pemerintah harus mendukung dengan menyiapkan segala
kebutuhan petani, misalnya menjamin lancarnya saluran irigasi, drainase, serta
ketersediaan bibit unggul, pupuk, dan pestisida.

2. Jelaskan kesuburan tanah dan produktivitas tanah?


Jawab :
a. Kesuburan tanah adalah kemampuan tanah dalam menyediakan unsur hara tanaman
dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan tanaman, dalam bentuk senyawa yang
dapat dimanfaatkan tanaman dan dalam perimbangan yang sesuai untuk pertumbuhan
tanaman.
- Kesuburan tanah dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu sebagai berikut :
1. Kesuburan tanah fisika
2. Kesuburan tanah kimia
3. Kesuburan biologi tanah
- Ada tiga aspek yang tercakup :
1. Kuantitas, yang mencakup jumlah/konsentrasi dan macam unsur hara yang
dibutuhkan tanaman.
2. Kualitas yang merupakan perbandingan konsentrasi unsur hara satu dengan
yang lainnya
3. Waktu, yaitu ketersediaan unsur hara tersebut ada secara terus menerus sesuai
dengan kebutuhan tanaman selama pertumbuhan (dari perkecambahan sampai
panen).
b. Produktivitas tanah adalah kemampuan tanah untuk menghasilkan produk tertentu
suatu tanaman di bawah sistem pengelolaan tanah tertentu. Pengolahan bagian
pengelolaan (manajemen).
- Syarat produktivitas tanah yaitu sebagai berikut :
1. Kecukupan hara
2. Beraerasi dengan baik
3. Mempunyai tekstur dan struktur yang baik
4. Mempunyai kemampuan memegang air tinggi
5. Kecukupan air tanah
- Tanah produktif adalah suatu tanah atau lahan dapat menghasilkan produk tanaman
yang baik dan menguntungkan.
- Faktor yang mempengaruhi produktivitas tanah:
1. Masukan (sistem pengelolaan)
2. Keluaran (hasil tanaman)
3. Tanah

3. Jelaskan faktor yang menyebabkan penurunan kesuburan tanah?

Jawab :
Penurunan kesuburan tanah sebagian disebabkan oleh adanya kehilangan hara
dari tanah, yang dapat terjadi melalui pemanenan hasil tanaman (panen hara), aliran air
permukaan (run off), dan pelindian (leaching). Kehilangan hara karena pemanenan hasil
tanaman tergantung pada produksi dan cara panennya. Peluang kehilangan hara
meningkat sejalan dengan produksinya. Kehilangan karena panen akan besar apabila
jerami ikut terangkut keluar sebab jerami juga banyak mengandung hara, termasuk Si
dan terutama K, karena sekitar 80% dari K yang terserap tanaman padi tersimpan dalam
jerami.
Telah banyak diketahui bahwa ketersediaan beberapa unsur hara dalam tanah
relatif kurang, sehingga untuk menopang tercapainya sasaran hasil padi yang tinggi
diperlukan pemupukan. Di samping hara N, P, dan K, di beberapa tempat yang memiliki
karakteristik lahan tanah sawah berkapur, berbahan induk berkadar S rendah, berdrainase
buruk dan bereaksi masam dengan pH<5,00 ditengarai kahat akan S dan kadang kadang
Zn. Oleh karena itu selain N, P, dan K  yang sejak lama telah diaplikasikan secara luas
dalam bentuk pupuk, di beberapa tempat  hara S, Zn, dan Cu perlu juga ditambahkan
untuk menunjang perolehan hasil padi yang tinggi.

Kesuburan dan produktivitas tanah tidak tetap, bahkan mudah menurun. Penurun
kesuburan dan produktivitas ini disebabkan oleh:

1. Pengangkutan hara melalui panen setiap musim tanam selama


2. Tanah diusahakan,
3. Kehilangan hara melalui erosi oleh air
4. Bencana alam (banjir air, banjir lahar, banjir bandang).
5. Pencemaran lingkungan (minyak bumi, logam berat, garaman)
6. Pengaruh iklim
7. Perladangan
Selain itu, faktor – faktor yang menyebabkan penurunan kesuburan tanah dapat
dijelaskan adalah sebagai berikut :
1. Alih Guna Hutan Menjadi Tanaman Semusim. Alih guna lahan dari hutan menjadi
tanaman semusim mengakibatkan perubahan sistem yang terdapat didalamnya.
Sehingga tanah yang sebelumnya subur karena sirklus hara yang tertutup, saat
penggunaan lahan menjadi pertanian intensif unsur hara terserap terus menerus tanpa
adanya masukan BO dari sekitarnya.
2. Pola Tanam Yang Salah. Pola tanam yang duterapkan petani salah dengan adanya
satu jenis komoditas yag ditanam setiap musimnya tanpa adanya pergiliran tanaman,
sehingga unsur hara yang ada di tanah diambil secara terus menerus sesuai dengan
kebutuhannya.
3. Penggunaan Pupuk Kimia Secara Terus Menerus. Penggunaan pupuk kimia yang
diterapkan petani selama revolusi hijau menjadikan kerusakan tanah karena residu
yang disebabkan bahan kimia. Tanah yang terkena bahan kimia terus menerus akan
mengalami degradasi kesuburan dan mengalami ketergantungan akan bahan kimia.
4. Terjadinya Erosi dapat mengakibatkan kesuburan tanah menurun sebab bagian top
soil yang subur tererosi. Semakin besar erosi yang terjadi kesuburan tanah juga akan
menurun drastis dan mengakibatkan longsor yang malah mengakibatkan kehilangan
solum tanah.
5. Terjadinya Leaching Unsur Hara. Leaching atau pencucian akan mengakibatkan
kehilangan unsur hara karena terbawa oleh air turun ketanah yang paling bawah
sehingga slit diambil akar bahkan tidak dapat diambil akar tanaman.
6. Terjadinya Penguapan Unsur Hara. Penguapan unsur hara dapat menyebabkan
kesuburan tanah menurun dikarenakan tanah tidak tertutup tanaman, sehingga sinar
matahari dapat langsung mengenai tanah.
7. Bencana Alam ini yang dapat menyebabkan menurunnya kesuburan tanah adalah
adanya tsunami, banjir dan longsor. Karena dapat mengikis tanah dan menghilangkan
bagian yagn subur.
8. Bekas Pertambangan Yang Semakin Berkembang. Penurunan kesuburan tanah terjadi
di daerah pertambangan yang merusak ekosistem dan meninggalkan logam berat yang
merusak tanah. Sehingga sulit untuk ditanami.
9. Limbah Pabrik Yang Mencemari Tanah. Pembuangan limbah-limbah pabrik dapat
menurunkan kesuburan tanah karena terjadi pencemaran yang mengakibatkan
tanaman sulit tumbuh.
10. Masukan Bo Yang Rendah. Akibat dari pertanian yang intensif dan penggunan
tanaman semusim mengakibatkan pemasukan bahan organik rendah seperti seresah.
11. Penggunaan Pestisida Kimia untuk membunuh hama dan penyakit akan
mempengaruhi kesuburan tanah juga karena residu yang ditimbulkan. Saat
pengaplikasian pestisida pasti mengenahi tanah.
12. Bahan Induk Sudah Resisten Terlapuk. Tanah yang sudah mengalami tingkat
pelapukan lanjut akan cenderung ketersediaan haranya rendah. Karena masukan dari
bahan induk yang telah resisten terlapuk.
13. Tanaman Penutup Tanah Sedikit. Penutup tanah yang sedikit atau kurang sehingga
tanah terbuka menyebabkan leaching, penguapan dan erosi. Karena itu penutup tanah
menyebabkan penurunan kesuburan tanah. Selain itu penutup tanah bisa juga sebagai
masukan BO.
14. Rendahnya Biodiversitas Dalam Tanah dapat menyebabkan kesuburan menurun
karena organisme/mikroorganisme merupakan faktor dan indikator kesuburan tanah.
Kehidupan organisme/mikroorganisme yang membuat lubang untuk menambah pori-
pori tanah, mempercepat pelapukan BO dan menghasilkan kotoron yang digunakan
tanaman untuk kebutuhan hara.
15. Sifat Irreversible Tanah. Sifat irreversible tanah jika telah mengalami kerusakan
karena salah pengolahan mengakibatkan sifat tanah tersebut tidak dapat kembali
seperti semula.

4. Jelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi sifat atau kualitas tanah?


Jawab :
Faktor – faktor yang mempengaruhi sifat atau kualitas tanah
1. Faktor Alami
Kesuburan tanah alami adalah kesuburan tanah yang tergantung dari jumlah dan jenis
mineral mudah lapuk yang terdapat di dalam tanah atau cadangan mineralnya ( Van
Der Plas,1966).
a. Bahan Induk Tanah
Menurut Jenny (1980) yang dimaksud dengan bahan induk tanah adalah kondisi
tanah sejak ia diendapkan . Bahan induk yang sejenis dapat membentuk tanah
yang berbeda apabila iklim dan vegetasi berbeda. Bahan induk adalah faktor pasif.
Bahan induk dengan tektur halus membentuk tanah dengan bahan organik yang
lebih tinggi dari pada bahan bahan induk bertekstur kasar, karena ketersediaan air
lebih tinggi dan tanaman tumbuh dengan baik. Dengan keberadaan bahan organik
itu dapat berperan sebagai tangan tanah. Tangan ini memegang bagi unsur-unsur
tanah. Sehingga unsur-unsur tersebut dapat digunakan dan tersedia bagi tanaman.
Contoh tanah yang terbentuk dari bahan induk yang berasal dari batuan masam
( kandungan SiO2 tinggi dan kandungan mineral kelam rendah), pada umumnya
akan mempunyai cadangan mineral yang rendah.
b. Topografi
Topografi dipandang oleh Hale (1976) dalam Gerrard (1981) adalah sebagai
sekelompok tanah yang berkembang dari bahan yang pada awalnya sama dan
tidak menutup kemungkinan berbeda pada singkapan berlereng tunggal karena
perbedaan geologi. Sedangkan Arsyad (2010) menuliskan bahwa topografi adalah
faktor pasif pembentuk tanah yang mendorong proses erosi dan perpindahan
materian dari satu tempat ke tempat lain. Topografi mempengaruhi proses
hidrologi. Semakin besar kemiringan lereng maka limpasan permukaan juga
semakin besar. Pengaruh topografi terhadap kesuburan tanah yaitu semakin besar
limpasan yang dihasilkan akan membuat tanah banyak terkikis unsur-unsur dan
humusnya. Contoh kasus pada lahan yang berada pada kelerangan yang tinggi
serta memilki sedikit tutupan di permukaan tanahnya, akan lebih rentan terjadi
erosi. Hal ini membuat tanah kurang subur dan produktivitas tanaman juga akan
berkurang.
c. Iklim
- Curah hujan dan suhu udara adalah faktor iklim yang menurut Buckman
dan Brady (1982) paling berpengaruh terhadap pembentukan tanah. Jika curah
hujan yang tinggi akan membuat bermacam dampak. Beberapa dampak itu
antara lain, besarnya infiltrasi dilanjutkan dengan perkolasi akan mampu
mengangkut unsur-unsur hara serta adanya proses Leaching atau pencucian.
Peningkatan konsentrasi H+ di dalam larutan air tanah yang berarti membuat
tanah menjadi asam. Kondisi ini tidak terlalu baik bagi tanaman, selaras
dengan Hakim dkk. (1986), yang mengatakan bahwa pada daerah yang
memiliki curah hujan tinggi, koloid tanah akan lebih banyak didominasi oleh
ion H+, sedangkan kation-kation basa terjerap lemah dan berada pada larutan
bebas. Sedangkan Winarso (2005), menambahkan, tingginya curah hujan
mengakibatkan kandungan basa-basa yang dapat dipertukarkan semakin
rendah karena proses pencucian berjalan intesif. Contoh kasus pada lahan
yang sering terbuka, seperti pada lahan pertanaman ubi kayu, juga akan
menambah pemicu terjadinya leaching. Hal ini akan dapat menyebabkan
penurunan kandungan kation basa di dalam tanah.
- Suhu udara mempengaruhi jenis tanah dengan mempengaruhi suhu badan
tanah. Tanah bersifat konduktor. Akibatnya tanah lebih panas dibandingkan
udara di atasnya. Variasi suhu juga berpengaruh pada proses pelapukan.
Selain itu Purnomo ( 2006), juga menjelaskan bahwa suhu merupakan salah
satu faktor penyebab penurunan bahan organik tanah yang mana suhu di
Indonesia yang hangat juga akan menambah tingginya laju dekomposisi bahan
organik sehingga bahan organik akan cepat terkuras. Masalah ini jika
dikaitkan dengan kesuburan tanah tentu akan menjadi faktor yang kurang
menguntungkan. Hal ini dikarenakan tanah yang berkurang bahan organiknya
maka unsur-unsur yang dipegang semakin sedikit tersedia bagi
tanaman.Sehingga akan membuat tanah kurang subur dan tanaman mungkin
akan defisiensi baik itu berupa unsur makro ataupun mikro.
2. Faktor Buatan
a. Pola penggunaan lahan
Untuk menunjang kesuburan tanah berbeda kondisi dengan pola penggunaan
sebagai lahan kebun campuran yang merupakan sistem polikultur, yaitu menanami
suatu lahan dengan berbagai macam tanaman. Keragaman vegetasi tanaman
tahunan pada lahan kebun campuran akan menciptakan konfigurasi tajuk yang
berlapis. Menurut Banuwa (2013), tajuk yang berlapis akan memberikan
perlindungan yang efektif terhadap proses erosi yang disebabkan oleh pukulan
langsung butir-butir air hujan. Arsyad (2010) juga menambahkan, keragaman
vegetasi yang tinggi mampu berperan dalam usaha konservasi tanah dan air melalui
intersepsi air hujan dan mengurangi daya pukul air hujan. Contoh dalam
penggunaan lahan sebagai lahan pertanaman ubi kayu, harus di selingi oleh
tanaman yang bertajuk strata seperti pohon pepaya.
b. Bahan kimia beracun
Unsur hara mikro dibutuhkan dalam jumlah yang relatif sedikit sehingga pada pH
kisaran 7,0 untuk menghindari toksisitas. Menurut Hidayah (2011), pada reaksi
tanah (pH) di bawah 6,5 akan terjadi defisiensi P, Ca, Mg dan toksisitas B, Mn, Cu
dan Fe. Sementara itu pada pH 7,5 akan terjadi defisiensi P, B, Fe, Mn, Cu, Zn, Ca,
Mg dan toksisitas B juga Mo. Contoh terbukanya lahan menyebabkan penurunan
kandungan bahan organik tanah dan intensifnya pencucian hara oleh air hujan. Hal
ini mengakibatkan leaching kation-kation basa, sehingga akan menurunkan
kejenuhan basa yang menyebabkan pH tanah menurun.
c. Pemupukan
Pengertian pemupukan menurut Daud (2008) adalah proses menambahkan bahan
untuk menambah hara bagi tanah. Pemberian ini bertujuan untuk memperbaik
berbagai sifat, seperti sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Pupuk yang diberikan
dapat berupa pupuk hijau dari tanaman legum atau berupa pupuk organik.
Keberadaan input pupuk ini mampu memperbaiki keadaan lingkungan tanaman
untuk menyerap hara pupuk dan meningkatkan kesuburan tanah. Contohnya
pemberian pupuk kandang pada lahan sawah akan menjadikan tanaman padi akan
lebih baik dalam menyerap unsur hara pada pupuk itu. Hal ini dikarenakan pupuk
hijau atau pupuk kandang mampu berfungsi ganda yaitu sebagai menambah hara
dan sekaligus mengamandemenkan tanah. Bahan amandemen ini mampu
melepaskan ion hara dari komplek mineral organik dan melancarkan pertukaran
ion
d. Genangan air /Aerasi Tanah
Pengertian aerasi menurut Hakim (2005) yaitu istilah yang mengindikasikan
kondisi tata udara dalam tanah. Aerasi baik berarti keluar-masuknya udara dari dan
kedalam tanah terjadi tanpa hambatan, sedangkan aerasi buruk berarti sebaliknya
pada tanah bereaksi buruk. Yuwono (2002) mengemukakan akan terjadi
penghambatan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman akibat tertekannya
sehingga menghambat pertumbuhannya perakaran, respirasi akar dan proses
absorsi atau penyerapan air dan hara. Contoh permasalahn pada tanah rawa yang
mengandung banyak genangan air. Tingkat kesuburan tanah yang tergenang air
akan mampu menurunkan pH, sehingga cenderung bersifat lebih asam. Sehingga
diperlukan untuk membuat aliran drainase yang baik agar mengatasi kelebihan air
saat musim hujan tiba.
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hukum penambahan hasil yang berkurang?
Jawab :
Hukum penambahan hasil yang semakin berkurang (Hukum Baule).
 Penambahan faktor tumbuh tidak akan memberikan peningkatan/penambahan hasil
yang bersifat tetap.
 Contoh hukum baule :
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan unsur hara esensial dan non – esensial serta
berikan contohnya?
Jawab :
a. Unsur hara esensial adalah unsur hara yang perannya tidak dapat digantikan oleh
unsur yang lainnya. Jika kekurangan unsur ini maka tanaman akan tumbuh dengan
tidak normal.
- Contoh unsur hara esensial dapat dibagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut :
1. Unsur hara makro adalah unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah
yang lumayan banyak (makro), yaitu Nitrogen (N), Phospor (P), Kalium (K),
Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur atau Belerang (S).
2. Unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam
jumlah kecil (mikro), yaitu Besi (Fe), Mangan (Mn), Borium (B),
Molibdenum (Mo), Tembaga (Cu), Seng (Zn), dan Chlor (Cl).
b. Unsur hara non-esensial adalah unsur hara yang mempunyai peran yang relative kecil
terhadap tanaman. Perannya dapat tergantikan oleh unsur hara yang lainnya.
- Contoh unsur hara non-esensial adalah Na, J, Va, Si, Br, dan F.

7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan unsur hara mobile dan immobile, berikan
contohnya!
Jawab :
a. Berdasarkan mobilitasnya sendiri, unsur hara pada tanaman dibagi atas unsur mobile
dan yang tak mobile (immobile). Unsur hara mobile sendiri adalah suatu unsur hara
yang dapat ditranslokasikan atau di pindah tempatkan dari jaringan tua tanaman ke
jaringan muda tanaman apabila pada jaringan mudanya mengalami kekurangan hara
(defisiensi hara) sehingga gejala defisiensinya sendiri dimulai pada bagian (daun)
yang tua karena unsur haranya telah di translokasikan ke yang muda.
- Contoh unsur hara yang tergolong pada unsur hara Mobile yaitu N (Nitrogen), P
(Phospor), K (Potassium), dan Mg (Magnesium).
b. Unsur hara yang tak mobile (immobile) adalah suatu unsur hara yang tidak dapat
ditranslokasikan atau di pindah tempatkan dari jaringan tua tanaman ke jaringan
muda tanaman sehingga gejala defisiensinya sendiri dimulai pada bagian (daun) yang
muda karena tidak terjadi translokasi unsur hara dari tua ke muda seperta pada unsur
hara mobil.
- Contoh unsur hara yang tergolong pada unsur hara Immobile yaitu Ca
(Calcium), S (Sulfur), Fe (Besi), Zn (Zink), Cu (Tembaga), B (Boron),dan Mo
(Molibdenum).
- Immobilitas unsur hara pada tanaman dicirikan dengan munculnya gejala
defisiensi dimana defisiensi unsur mobile selalu dimulai dari daun tua (bawah),
sedangkan immobile pada daun muda. Unsur mobil: N, K, Mg; unsur
immobile : unsur mikro B, Zn, Cu, Fe.

Anda mungkin juga menyukai