Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH DASAR-DASAR AGRONOMI

“FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI

PERTUMBUHAN TANAMAN”

Dosen Pengampu: Darnawi, Ir., M.P.

Disusun Oleh:

 Rahmat Hidayat Sirait 2018010122


 Ester Yuliana 2018010130
 Listriani 2018010121
 Nanda Nur Cahyo 2018010129
 Viralisia Aisyah Rianto 2018010123
 Nurul Hanifah Sahlan 2018010124
 Satria Abiyyu 2018010145
 Aria Fitra Nugraha 2018010137
 Nora Nopita 2018010131

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah kami ucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga kita masih dalam keadaan
sehat. Dan khususnya, kami penyusun bisa menyelesaikan makalah yang
membahas tentang “Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Tanaman”. Makalah ini dibuat sebagai tugas kelompok yang akan dikumpulkan
dan di presentasikan. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen mata
kuliah Dasar-dasar Agronomi yang memberikan arahan dan ajaran tentang
pelajaran Dasar-dasar Agronomi.

Adapun yang terakhir, penyusun menyadari makalah ini memiliki banyak


kekurangan, karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
pembaca demi perbaikan dan sekaligus memperbesar manfaat makalah ini sebagai
pembelajaran.

Yogyakarta,02 Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………….......

KATA PENGANTAR………………………………………………………….

DAFTAR ISI……………………………………………………………………

BAB I (PENDAHULUAN)…………………………………………………….

A. Latar Belakang………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah………………………………………………………
C. Tujuan ………………………………………………………………….

BAB II (TINJAUAN PUSTAKA) ……………………………………………..

BAB III (PEMBAHASAN)…………………………………………………….

A. Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman…….

BAB III (PENUTUP)…………………………………………………………...

A. Kesimpulan……………………………………………………………..
B. Saran ……………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dalam usaha budidaya harus diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman secara ekologi, baik faktor biotik dan abiotic di
lingkungan tumbuh tanaman tersebut. Faktor biotik adalah factor hidup yang
meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan.
Factor abiotic, yaitu terdiri benda-bend mati seperti air, tanah, udara, cahaya,
matahari dan sebagainya. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai
decomposer. Tanaman dalam kondisi alamiah maupun dibudidayakan dengan
pertanian seringkali mengalami stress akibat kondisi lingkungan
(Environmental Stresses). Stres biasanya didefinisikan sebagai factor luar
yang mennguntungkan yang berpengaruh terhadap tanaman.
Pertumbuha tanaman dapat dipengaruhi dalam berbagai cara oleh
lingkungan. Kondisi lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan
merangsang tanaman untuk berbunga dan menghasilkan benih. Kebanyakan
spesies tidak akan memasuki masa reproduktif jika pertumbuhan vegetatifnya
belum selesai dan belum mencapai tahapan yang matang untuk berbunga.
Pertumbuhan suatu tanaman yang diproduksi akan selalu dipengaruhi oleh
factor dalam maupun factor luar dari tanaman itu sendiri. Factor dalam dari
tanaman itu adalah genetika dari tanaman tersebut terekspresikan melalui
pertumbuhan sehingga diperoleh hasil, sedangkan factor luarnya adalah factor
biotik maupun abiotic yang meliputi unsur-unsur yang menjadii pengaruh
pada kualitas dan kuantitas produksi alam, antara lain iklim, curah hujan,
kelembaban, intensitas cahaya, kesuburan tanah, serta ada tidaknya hama dan
penyakit. Oleh sebab itu, mengetahui factor yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman tentunya menjadi sangat bermanfaat. Untuk dapat
memanfaatkan unsur-unsur tersebut secara optimal maka perlu adanya
perlakuan khusus pada tanaman tersebut, antara lain pengolahan tanah,
pemilihan bibit atau varietas unggul, pengaturan kebutuhan benih pada petak,
pengaturan jarak tanam, pengaturan pemupukan, pengaturan air irigasi,
pengendalian hama dan penyakit, hingga akhirnya diperoleh hasil panen atau
produksi pertanian.
2. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Tanaman?

3. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Saja Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Tanaman.
BAB II
PEMBAHASAN

Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dibedakan


menjadi dua, yaitu faktor biotic dan abiotik:

1. Faktor Abiotik
Faktor abiotic yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yaitu
iklim (unsur – unsur iklim seperti cahaya, angin, kelembaban, dan suhu),
tanah, air, nutrisi dan ruang.
a. Iklim
Faktor iklim sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Apabila tanaman ditanam di luar daerah iklimnya, maka produktivitasnya
sering kali tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dalam usaha pertanian,
umumnya disesuaikan dengan kondisi iklim setempat. Junghuhn
mengklasifikasi daerah iklim di Pulau Jawa secara vertikal sesuai dengan
kehidupan tumbuh-tumbuhan. Pembagian daerah iklim tersebut adalah:
Daerah panas/tropis
Tinggi tempat : 0 – 600 m dari permukaan laut.
Suhu : 26,3o C – 22o C
Tanaman : padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa.
Daerah sedang
Tinggi tempat : 600 m – 1500 m dari permukaan laut.
Suhu : 22 o C – 17,1 o C.
Tanaman : padi, tembakau, teh, kopi, coklat, kina, sayur-sayuran.
Daerah sejuk
Tinggi tempat : 1500 – 2500 m dari permukaan laut.
Suhu : 17,1 o C – 11,1 o C.
Tanaman : kopi, teh, kina, sayur-sayuran.
Daerah dingin
Tinggi tempat : lebih dari 2500 m dari permukaan laut.
Suhu : 11,1 o C – 6,2 o C.
Tanaman : Tidak ada tanaman budidaya.
Unsur – unsur iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
yaitu suhu, cahaya, angin, dan kelembaban udara.

1) Cahaya
Cahaya merupakan faktor utama sebagai energi dalam fotosintesis,
untuk menghasilkan energi. Kekurangan cahaya akan mengganggu proses
fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung
pada jenis tumbuhan. Kekurangan cahaya pada saat pertumbuhan
berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana dimana batang
kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran
lebih kecil, tipis, pucat.
2) Suhu
Suhu berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan antara lain bukaan
stomata, laju transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan
respirasi. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghambat
proses pertumbuhan. Fotosintesis pada tumbuhan biasanya terjadi di daun,
batang, atau bagian lain tanaman. Suhu optimum (15°C hingga 30°C)
merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan. Suhu minimum (±
10°C) merupakan suhu terendah di mana tumbuhan masih dapat tumbuh.
Suhu maksimum (30°C hingga 38°C) merupakan suhu tertinggi dimana
tumbuhan masih dapat tumbuh.  Peningkatan suhu sampai titik optimum
akan diikuti oleh peningkatan proses di atas

3) Angin
Angin merupakan unsur penting bagi tanaman, karena angin dapat
mengatur penguapan atau temperature, membantu penyerbukan (lebih –
lebih penyerbukan silang), membawa uap air sehingga udara panas
menjadi sejuk, dan membawa gas – gas yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman. Hal – hal tersebut ditinjau dari keuntungannya, tetapi dari segi
kerugiannya adalah tanaman bisa terbkar karena angin, penyerbukan
karena angin bijinya tidak bisa menjadi murni sehingga tanaman perlu
diisolasi, dapat menyebarluaskan gulma, membawa serangga tertentu
kemana mana, dan angin yang kencang dapat merebahkan tanaman. Salah
satu jalan untuk mengatasi pengaruh buruk angin, ialah dengan jalan
menanam pohon penahan angin yang dapat menjamin perlindungan sejauh
15 – 20 kali tinggi pohon perlindung. Misalnya tinggi pohon 10 meter,
tanaman sejauh 150 – 200 meter dapat dilindungi sehingga memperlambat
kecepatan angin. Angin dengan kecepatan 4 – 5 sampai 6 -7 m / sec sudah
tidak mampu untuk merobohkan tanaman. Angin mempengaruhi
transpirasi dengan bergeraknya uap air disekitar tanaman, sehingga
memberikan kesempatan terjadinya penguapan lebih lanjut. Situasi ini
merupakan tekanan yang kuat bagi keseimbangan air, meskipun jumlah air
dalam tanah cukup banyak. Pertumbuhan vertical akan terbatas sesuai
dengan kemampuan mengisap dan mentransformasikan air ke atas untuk
mengimbangi transpirasi yang cepat, hasilnya mungkin akan membentuk
tanaman yang kerdil.

4) Kelembaban
Kelembapan ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun karena
transpirasi akan terkait dengan laju pengangkutan air dan unsur hara
terlarut. Bila kondisi lembap dapat dipertahankan maka banyak air yang
diserap tumbuhan dan lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi ini mendukung
aktivitas pemanjangan sel sehingga sel-sel lebih cepat mencapai ukuran
maksimum dan tumbuh bertambah besar. Pada kondisi ini, faktor
kehilangan air sangat kecil karena transpirasi yang kurang. Adapun untuk
mengatasi kelebihan air, tumbuhan beradaptasi dengan memiliki
permukaan helaian daun yang lebar. Untuk pemecahan senyawa
bermolekul besar (saat respirasi) agar menghasilkan energi yang
diperlukan pada proses pertumbuhan dan perkembangannya.
b. Tanah
Terdapat 3 fungsi tanah yang primer terhadap tanaman, yaitu:
Memberikan unsure-unsur mineral, melayaninya baik sebagai medium
pertukaran maupun sebagai tempet persediaan.
Meberikan air dan melayaninya sebagai reservoir
Melayani tanaman sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk
tegak
Tanah merupakan sumber utama zat hara untuk tanaman dan tempat
sejumlah perubahan penting dalam sikls pangan susunan anorganik dalam
tanah yang dibentuk dari pelapukan padas dan pengkristalan mineral-
mineral. Dapat digolongkan pada liat, debu, pasir dan kerikil komponen
tambahan yang sangat penting adalah bahan organic yang disebut humus.
Kaitan hubungan tekstur dan struktur tanah terhadap pertumbuhan
tanaman sangat erat. Ada hubungan timbal balik antara komponen satu
dengan komponen yang lainnya. Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi
oleh tekstur dan struktur tanah. Dalam keadaan tanah yang memiliki
tekstur yang dominan pasir, maka daya ikat tanah terhadap air serta bahan
organik lainnya kecil. Tanah dengan tekstur dominan pasir ini cenderung
mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Dalam
keadaan tanah seperti ini, pertumbuhan akar tanaman akan berkembang
dengan baik. Akar mudah untuk melakukan penetrasi ke dalam tanah.
Drainase dan aerasi pada tekstur tanah dominan berpasir ini cukup baik,
namun tekstur tanah ini cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang
dibutuhkan tanaman. Tanaman akan sulit mendapatkan unsur hara, dan
pertumbuhan tanaman akan terganggu. Dalam keadaan tanah yang
dominan liat, akar pada tanaman akan sulit untuk melakukan penetrasi
karena keadaan lingkungan tanah yang lengket pada saat basah dan
mengeras pada saat kering. Drainase dan aerasi buruk, sehingga pertukaran
udara maupun masuknya unsur hara pada akar tanaman akan terganggu.
Pada keadaan basah, tanaman sulit mengikat gas-gas yang berguna bagi
proses fisiologi karena pori-pori tanah yang kecil tergenang oleh air
(kecuali tanaman padi yang mampu beradaptasi di lingkungan yang
tergenang air). Air pada tanah dominan liat ini tidak mudah hilang.
Tanaman dapat mengalami kematian, karena kurangnya unsur-unsur yang
dibutuhkan tanaman untuk melakukan proses-proses fisiologis yang
semestinya. Untuk pertumbuhan tanaman yang baik, tanah dengan aerasi,
drainase, serta kemampuan menyimpan air maupun unsur hara yang baik
harus memiliki komponen pasir, debu, dan liat yang seimbang. Sehingga
tanaman mampu tumbuh dalam keadaan yang optimal. Selain tekstur
tanah, faktor lain yang memiliki kaitan yang erat dengan pertumbuhan
tanaman adalah struktur tanah. Pada struktur tanah, terdapat berbagai
macam komponen yang dapat mempengaruhi tumbuhnya suatu tanaman.
Tanah mengandung berbagai macam unsur-unsur makro maupun mikro
yang berguna bagi tanaman. Dengan struktur tanah yang mantap (terdapat
bahan organik yang cukup, mikroorganisme yang menguntungkan satu
sama lain, dan pori-pori tanah cukup baik), maka aerasi (pertukaran O2,
CO2, maupun gas-gas lainnya di dalam tanah) akan mampu mencukupi
kebutuhan tanaman terhadap unsur-unsur tersebut. Sehingga, tanaman
mampu melakukan proses metabolisme dengan baik. Pertumbuhan
tanaman juga dipengaruhi oleh agregat tanah (daya ikat antara partikel-
partikel dalam tanah).

c. Air
Di dalam tanah keberadaan air sangat diperlukan oleh tanaman yang
harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan untuk evapotranspirasi dan
sebagai pelarut, bersama-sama dengan hara terlarut membentuk larutan
tanah yang akan diserap oleh akar tanaman.
Dalam Buckman and Brady (1982) disebutkan bahwa keberadaan air
berdasarkan klasifikasi biologi air di dalam tanah ada tiga bentuk yaitu: air
kelebihan, air tersedia dan air tidak tersedia. Pada umumnya kelebihan air
yang terikat pada kapasitas lapangan tidak menguntungkan tanaman
tingkat tinggi. Bila terlalu banyak air, keadaannya merugikan pertumbuhan
dan menjadi lebih buruk ketika mencapai titik jenuh. Pengaruh buruk yang
lain dari kelebihan air adalah terlindinya unsur hara bersama gerakan air
tersebut ke bawah. Pada tanah yang bertekstur halus, hal ini mungkin
hanya perpindahan unsur hara ke lapisan yang lebih bawah dan tidak
terlalu dalam sehingga masih dapat diserap oleh akar tanaman.
Air merupakan pembatas pertumbuhan tanaman karena jika jumlahnya
terlalu banyak menimbulkan genangan dan menyebabkan cekaman aerasi
sedangkan jika jumlahnya sedikit sering menimbulkan cekaman
kekeringan.

d. Ruang
Hasil analisis statistika pengujian pengaturan jarak tanam, populasi
dan pengolahan tanah memperlihatkan bahwa perlakuan pengolahan tanah
berpengaruh sangat nyata terhadap parameter pertumbuhan dan produksi
tanaman. Perlakuan populasi berpengaruh nyata sampai sangat nyata.
Perlakuan pemupukan dan interaksi antara ketiganya berpengaruh tidak
nyata. Ruang merupakan factor yang penting dalam persaingan antar
spesies karena ruang sebagai tempat hidup dan sumber nutrisi bagi
tumbuhan. Ruang yang besar dapat menyebabkan tingginya tingkat
persaingan. Faktor utama yang memengaruhi persaingan antar jenis
tanaman yang sama diantaranya adalah kerapatan.
Pengaruh kerapatan tanaman terhadap diameter dan tinggi tanaman
yaitu semakin besar kerapatan tanaman maka semakin kecil diameter dan
tinggi tanaman dan semakin kecil kerapatan tanaman maka semakin besar
diameter dan tinggi tanaman yang ada. Hal ini disebabkan karena
kerapatan yang besar berarti jumlah tanaman sejenis banyak tumbuh di
ruang sempit, saling berkompetisi untuk mendapatkan air, dan nutrisi yang
jumlahnya terbatas. Oleh karena itu diameter batang dan tinggi tanaman
tidak dapat tumbuh. Begitupun sebaliknya, jika kerapatan kecil maka air
dan nutrisi yang tersedia akan semakin besar dan kesempatan tanaman
untuk menyerap air dan nutrisi semakin besar, sehingga diameter batang
dan tinggi tanaman bisa tumbuh secara maksimal. Pengaruh kerapatan
tanaman terhadap pertumbuhan akar dan tajuk yaitu semakin besar
kerapatan tanaman, pertumbuhan akar dan tajuk tanaman akan semakin
kecil karena factor nutrisi dan air akan diperebutkan oleh banyak tanaman
yang sejenis.

e. Nutrisi
Nutrisi terdiri atas unsur-unsur atau senyawa-senyawa kimia sebagai
sumber energi dan sumber materi untuk sintesis berbagai komponen sel
yang diperlukan selama pertumbuhan. Nutrisi umumnya diambil dari
dalam tanah dalam bentuk ion dan kation, sebagian lagi diambil dari
udara. Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak disebut
unsur makro (C, H, O, N, P, K, S, Ca, Fe, Mg). Adapun unsur-unsur yang
dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro (B, Mn, Mo, Zn, Cu,
Cl). Jika salah satu kebutuhan unsur-unsur tersebut tidak terpenuhi, akan
mengakibatkan kekurangan unsur yang disebut defisiensi.  Defisiensi
mengakibatkan pertumbuhan menjadi terhambat.

2. Faktor Biotik
Faktor biotic yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yaitu makhluk
hidup, seperti serangga di mana serangga ada yang bersifat merugikan seperti
hama, bakteri, penyakit, gulma, annelida seperti cacing tanah.
a. Serangga
Serangga adalah organisme yang mendominasi rantai dan jejaring
makanan dihampir semua jenis ekosistem. Serangga merupakan salah satu
komponen yang terdapat di dalam ekosistem yang mempunyai peran yang
tidak dapat dianggap kecil, sebab kehadirannya mempumyai arti banyak
bagi komponen lainnya, terutama bagi tumbuhan dan organisme lainnya.
Serangga juga berperan sebagai pemakan daging (karnivora), ada yang
bersifat menguntungkan yang sering kita kenal dengan musuh alami yaitu
serangga yang berperan sebagai predator dan parasitoid. Misalnya semut
rangrang adalah pemangsa banyak jenis ulat dan larva dari berbagai
penggerek.

b. Bakteri
Bakteri berperan dalam siklus nitrogen, seperti bakteri nitrifikasi.
Bakteri nitrifikasi adalah kelompok bakteri yang mampu menyusun
senyawa nitrat dari senyawa amonia yang pada umumnya berlangsung
secara aerob di dalam tanah. Kelompok bakteri ini bersifat kemolitotrof.
Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu nitritasi (oksidasi amonia (NH4)
menjadi nitrit (NO2-)) dan nitratasi (oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat
(NO3)).  Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan
karena menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat.
Setelah reaksi nitrifikasi selesai, akan terjadi proses dinitrifikasi yang
dilakukan oleh bakteri denitrifikasi. Denitrifikasi sendiri merupakan
reduksi anaerobik senyawa nitrat menjadi nitrogen bebas (N2) yang lebih
mudah diserap dan dimetabolisme oleh berbagai makhluk hidup. Contoh
bakteri yang mampu melakukan metabolisme ini adalah Pseudomonas
stutzeri, Pseudomonas aeruginosa, and Paracoccus denitrificans.
c. Penyakit
Gangguan terhadap tanaman telah terjadi sejak berabad-abad lamanya.
Dalam sejarah telah tercatat berbagai kejadian yang telah mempengaruhi
perekonomian negara seperti antara lain.
Penyakit daun kentang (Phytophtora infestans) di Irlandia pada
pertengahan abad ke 19.
Penyakit karat daun kopi (Hemileia vastatrix) di Srilangka, Indonesia
dan negara-negara sekitarnya pada akhir abad ke 19.
Penyakit cacar daun teh (Exobasidium vexans) di India, Srilangka,
Indonesia dan negara-negara disekitarnya pada pertengahan abad ke
20.
Penyakit denegerasi pada jeruk yang lebih terkenal dengan CPVD
pada tahun 1950-an.
Selain itu masih banyak lagi penyakit yang menjadi bahaya potensial
diwaktu yang akan datang biak yang sekarang sudah berada di negara lain
dan belum rnasuk ke Indonesia atau sudah berada di negara kita, tapi
rnasih tergolong penyakit yang belum mempunyai arti ekonomi penting.
Gangguan tersebut akan masih terasa jika digunakan kultivar tanaman
tertentu secara luas dengan teknologi maju. Banyak diantara kultivar
tanaman yang dapat berproduksi tinggi tidak tahan terhadap penyakit-
penyakit penting. Atau walaupun dapat diketemukan kultivar yang tahan
hanya terbatas terhadap satu atau beberapa macam penyakit saja
sedangkan sering terjadi, satu macam tanaman dapat terganggu
pertumbuhannya oleh berbagai macam penyakit. Gangguan penyakit tidak
saja terbatas di pertanaman, tetapi terdapat pula ditempat penyimpanan,
ditempat pemasaran dan sebagainya. Jadi akan sangat berbahaya sekali
usaha peningkatan produksi pertanian, tidak memperhatikan terhadap
kemungkinan adanya gangguan oleh penyakit tumbuhan.
Menurut taksiran kasar di Amerika Serikat kehilangan hasil bahan
makanan oleh gangguan penyakit berkisar sekitar 6 - 20 persen. Sebagai
contoh dapat dikemukakan taksiran kerugian pada tahun 1965 oleh
penyakit di Amerika Serikat setiap tahunnya untuk berbagai komoditi
pangan sebagai berikut:
Kentang 24%
Gandum 28%
Buah-buahan 30%
Jagung 15%
Kacang-kacangan 22%
Bunga-bungaan 15%
Tebu 14%
Padi 6%
Khusus mengenai penyakit padi yang banyak merugikan di Amerika
Serikat ialah cendawan Piricularia oryzae kemudian menyusul busuk akar
yang disebabkan oleh berbagai patogen, Helminthosporium oryzae,
Coshiobolus miyabeanus, Cercospora oryzae, Leptospaeria salvini,
Rhizoctonia oryzae, dan sebagainya.
Untuk negara-negara Asia termasuk Indonesia besarnya kerugian
produksi padi oleh gangguan hama, penyakit dan tanaman pengganggu
keseluruhannya berjumlah sekitar 57 persen sedangkan kerugian oleh
penyakit sendiri sebesar 10 persen. Diantara negara Asia hanya Jepang
yang telah dapat menekan kerugian oleh gangguan tersebut hingga 13
persen termasuk kerugian oleh penyakit sendiri sebesar 4 persen.

d. Gulma
Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada
lahan pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman
produksi. Batasan gulma bersifat teknis dan plastis. Teknis, karena berkait
dengan proses produksi suatu tanaman pertanian. Keberadaan gulma
menurunkan hasil karena mengganggu pertumbuhan tanaman produksi
melalui kompetisi. Plastis, karena batasan ini tidak mengikat suatu spesies
tumbuhan. Pada tingkat tertentu, tanaman berguna dapat menjadi gulma.
Sebaliknya, tumbuhan yang biasanya dianggap gulma dapat pula dianggap
tidak mengganggu. Contoh, kedelai yang tumbuh di sela-sela pertanaman
monokultur jagung dapat dianggap sebagai gulma, namun pada sistem
tumpang sari keduanya merupakan tanaman utama. Meskipun demikian,
beberapa jenis tumbuhan dikenal sebagai gulma utama, seperti teki dan
alang-alang. Gulma secara langsung maupun tidak langsung merugikan
tanaman budidaya. Pengenalan suatu jenis gulma dapat dilakukan dengan
melihat keadaan morfologinya, habitatnya, dan bentuk pertumbuhanya.

e. Cacing Tanah
Cacing tanah mampu menghasilkan pupuk organik yang terbukti dapat
memperbaiki kondisi tanah sehingga lahan menjadi subur dan menjadikan
tanaman lebih produktif. Cacing tanah (Lumbricus rubellus) sering disebut
“perut bumi” karena semua mikroorganisme menguntungkan ada di perut
cacing tanah. Karenanya, cacing tanah berperan penting dalam
mempercepat proses pelapukan bahan organik sisa. Dengan
kemampuannya memakan bahan organik seberat badannya sendiri setiap
24 jam, cacing tanah mampu mengubah semua bentuk bahan organik
menjadi tanah subur. Kemampuan inilah yang dimanfaatkan petani untuk
memperbaiki kesuburan lahan pertaniannya. Cacing juga dapat membuat
tanah menjadi lebih gembur sehingga aerase serta draenase dalam tanah
menjadi lebih baik.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dibedakan menjadi dua,
yaitu faktor biotic dan abiotik.
2. Faktor biotic yaitu makhluk hidup seperti
Serangga, di mana serangga ada yang bersifat merugikan seperti hama
Bakteri
Penyakit
Gulma
Annelida seperti cacing tanah.
3. Faktor abiotik yaitu:
Iklim (unsur – unsur iklim seperti cahaya, angin, kelembaban, dan
suhu).
Tanah
Air
Nutrisi
Ruang.
4. Untuk dapat memanfaatkan unsur – unsur yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman secara optimal maka perlu adanya perlakuan khusus
pada tanaman tersebut, antara lain pengolahan tanah, pemilihan bibit atau
varietas unggul, pengaturan kebutuhan benih pada petak, pengaturan jarak
tanam, pengaturan pemupukan, pengaturan air irigasi, pengendalian hama
dan penyakit, hingga akhirnya diperoleh hasil panen atau produksi
pertanian. Tentunya kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan benar jika
kita mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.

5. SARAN
-

DAFTAR PUSTAKA
Wulan, Sekar. 2012. Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Tanaman”.http://myrealact.blogspot.com/2012/03/faktor-lingkungan-
yang-mempengaruhi.html. Diakses pada 18 November 2019.

Anda mungkin juga menyukai