Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Analisis Vegetasi

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI ANALISIS VEGETASI Disusun oleh Nama : LAELA


NURMILASARI NIM : 59461193 Kelas : IPA Biologi B/ V Kelompok : 2 Asisten : Ali Imron
LABORATORIUM BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2011 A. TUJUAN Praktikum
kali ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis, peranan, penyebaran, dan struktur dari
suatu tipe vegetasi yang diamati. B. LANDASAN TEORI Analisa vegetasi adalah cara
mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-
tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya
dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili
habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak
contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan. Dalam ilmu
vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat
membantu dalam mendeskripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu
metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang
pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan bebrbagai kendala yang ada. Metodologi-
metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk
praktikum/penelitian, yaitu metode kuadrat, metode kuadran, metode garis menyinggung, dan
profil arsitektur. Metode Kuadrat Metode kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi
berdasarkan suatu luasan petak contoh. Langkah pertama dari metode ini adalah membuat Kurva
Spesies Area. Setelah luas minimum area dari satuan petak contoh yang dianggap mewakili suatu
tipe komunitas tertentu telah kita peroleh, maka selanjutnya kita dapat melakukan penarikan
contoh tersebut. Kuadrat yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu ukuran luas yang diukur
dengan satuan kuadrat seperti m2, cm2 dan lain-lain. Bentuk petak contoh dalam metode kuadrat
pada dasarnya ada 3 : a) bentuk lingkaran, b) bentuk bujur sangkar, dan c) bentuk empat persegi
panjang. Dari ketiga bentuk petak contoh ini masing-masing bentuk memiliki kelebihan dan
kekurangannya, seperti bentuk lingkaran akan lebih menguntungkan jika dipakai untuk analisis
vegetasi herba yang bergerombol, karena ukurannya dapat diperluas dengan cepat dan teliti
dengan menggunakan seutas tali yang dikaitkan pada titik pusat lingkaran. Untuk vegetasi herba
rendah, bentuk empat persegi panjang akan lebih efisien dibandingkan dengan bentuk bujur
sangkar pada luas yang sama. Hal ini disebabkan karena kelompok tumbuhan cenderung akan
tumbuh membentuk lingkaran, sehingga bentuk petak contoh berbentuk empat persegi panjang
akan lebih banyak kemungkinannya untuk memotong kelompok tumbuhan dibandingkan dengan
bentuk bujur sangkar pada luasan yang sama, dengan demikian jumlah jenis yang teramati akan
lebih banyak. Dilihat dari segi penyebaran tumbuhan, bentuk bujur sangkar memiliki keuntungan
apabila dibandingkan dengan bentuk lingkaran, namun demikian bentuk lingkaran mempunyai
keuntungan dibandingkan dengan bentuk geometris lainnya. Bentuk lingkaran juga lebih efisien
digunakan pada daerah-daerah dengan tipe vegetasi yang berkelompok seperti daerah gurun
pasir. Metode Kuadran Metode kuadran adalah salah satu metode yang tidak menggunakan petak
contoh (plotless). Metode ini sangat baik untuk menduga komunitas yang bentuk pohon atau
tihang, contohnya vegetasi hutan. Metode Garis Menyinggung Metode ini secara khusus
digunakan dalam penarikan contoh tipe-tipe vegetasi yang bukan hutan. Tipe komunitas ini
umumnya berupa semak-semak atau semak rendah/rumput. Profil Arsitektur Metode ini menjadi
dasar untuk memperoleh gambaran kompsisi, struktur vertikal dan horizontal suatu vegetasi,
sehingga memberikan informasi menegenai dinamika pohon dan kndisi ekolginya, dari profil
arsitektur ini juga dapat diketahui interaksi antara masing-masing individu pohon dan
peranannya di dalam ekosistem suatu komunitas vegetasi. Halle at al (1978), menggolongkan
pohon-pohon yang terdapat di dalam suatu komunitas alam tropika berdasarkan kepada
kenampakan arsitektur, ukuran pohon, dan keadaan biologi pohon, menjadi 3 golongan pohon,
yaitu : 1. Pohon masa mendatang, yaitu pohon yang mempunyai kemampuan untuk berkembang
lebih lanjut atau pada masa datang. Pohon tersebut pada saat ini biasanya merupakan pohon yang
kodominan, dan diharapkan pada masa datang akan menggantikan pohon-pohon yang pada saat
ini dominan. 2. Pohon masa kini, yaitu pohon-pohon yang sedang berkembang penuh dan
merupakan pohon yang dominan yang paling menentukan di dalam profil arsitektur komunitas
tumbuhan saat kini. 3. Pohon pada masa lampau, yaitu pohon-pohon yang sudah tua dan mulai
mengalami kerusakan dan selanjutnya akan mati. Biasanya pohon-pohon ini merupakan pohon
tua yang tidak produktif lagi. C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat: • Benang kasur • Tali rafia •
Meteran • Patok kayu • Millimeter block 2. Bahan: • Sebuah tipe komunitas tumbuhan tertentu
sebagai objek praktikum D. PROSEDUR KERJA Prosedur Kerja Metode Kuadrat: 1.
Menentukan suatu areal tipe vegerasi yang menjadi objek untuk dianalisis. 2. Menentukan luas
petak contoh dari hasil pembuatan kurva spesies area, dan dan banyaknya petak contoh
tergantung dari biaya, waktu, dan tenaga. Bentuk petak contoh dapat berupa lingkaran, empat
persegi panjang atau bujur sangkar, tergantung dari tujuan serta komunitas yang sedang diamati.
3. Menentukan awal petak contoh dilakukan secara acak atau secara sistematik atau kombinasi
keduanya, yaitu pertama membuat acak dan selanjutnya melakukan sistematis. 4. Mencatat data
setiap individu jenis yang terdapat dalam setiap petak contoh. 5. Menetukan besarnya Indeks
Nilai Penting (INP) dari masing-masing jenis dengan menjumlahkan parameter masing-masing
jenis tersebut. 6. Menentukan Perbandingan Nilai Penting (SDR) SDR menujukkan jumlah
Indeks Nilai Penting dibagi dengan besaran yang membentuknya. SDR dipakai karena
jumlahnya tidak lebih dari 100% sehingga mudah untuk diinterpretasikan. Prosedur Kerja
Metode Kuadran : 1. Langkah awal dari pengerjaan metode ini adalah dengan berpedoman peta
vegetasi dan areal yang akan dianalisis, kita menetukan pengamatan di lapangan dengan transek
yaitu garis lurus memotong areal yang diamati. 2. Langkah selanjutnya menetukan satu titik
(misalnya titik A) terletak pada transek tersebut. Pada titik A tersebut membuat garis lurus yang
tegak lurus terhadap treansek. 3. Selanjutnya untuk arah pergerakan (kompas) disesuaikan
dengan arah transek. Hasil dari perpotongan garis dengan transek tersebut didapatkan empat
kuadran yaitu kuadran 1, 2, 3, dan 4. 4. Pada tiap kuadran melakukan pengukuran jarak diameter
pohon dan tihang dengan titik pengamatan (titik A) diameter pohon pada setinggi dada atau 50
cm di atas akar papan (banir). Apabila diameter tersebut lebih besar atau sama dengan 20 cm
disebut pohon, dan jika diameter tersebut antara 10-20 cm maka disebut pole (tihang), dan jika
tinggi pohon 2,5 cm sampai berdiameter 10 cm disebut pancang/saling, dan mulai anakan sampai
pohon setinggi 2,5 cm disebut seedling (anakan/semai). 5. Bila terdapat dua jenis pohon, yang
dilakukan pengukuran adalah jarak pohon terdekat dengan titik A. 6. Penentuan jarak antara
titik-titik pengamatan selanjutnya dinilai dari awal pengamatan (A) dengan mengukur jarak ke
(B), sejauh lebih besar dari dua kali (> 2 kali) jarak rata-rata antara pohon yang adad di daerah
vegetasi yang akan dianalisis. Begitu juga dengan titik pengamatan berikutnya (C, D dst.)
jaraknya adalah lebih besar 2 kali (> 2 D) jarak rata-rata pohon (D). 7. Selanjutnya pada setiap
titik pengamatan membuat empat kuadran yang berpusat di titik pengamatan tersebut. Pada
setiap kuadran melakukan pengukuran terhadap satu pohon dan satu tihang yang jaraknya paling
dekat ke titik pengamatan. Hal ini seperti telah dilakukan pada titik A (pont 2 dan 3). Prosedur
Kerja Metode Garis Menyinggung : 1. Terhada tipe vegetasi yang diamati di dalamnya dibuat
jalur-jalur transek. Jalur-jalur transek tersebut dimulai dari titik-titik yang pada dasarnya
ditentukan secara acak, sistematik atau titik awal secara acak dan selanjutnya sistematik tetapi
tidak ada di daerah ekoton. 2. Jalur-jalur transek tersebut dibagi ke dalam interval-interval.
Setiap interval dapat dianggap sepadan dengan unit petak contoh. Daerah ini dianggap sebagai
satuan terkecil analisis vegetasi. 3. Individu yang tersinggung garis transek baik yang terletak di
atas maupun di bawah garis tersebut merupakan jenis yang diamati dan dicatat datanya. 4. Data
yang tercatat dari masing-masing jenis individu itu adalah berupa pengukuran panjang transek
yang terpotong (Intercept. I) dan lebar maksimum tajuk tumbuhan yang diproyeksikan ke dalam
transek. 5. Unuk individu-individu yang terukur yang tidak dikenal di lapang, maka harus
diidentifikasi di laboratorium. 6. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dapat disusun
besaran indeks nilai penting jenis-jenis di dalam komunitasnya dengan memperhatikan
persamaan-persamaannya. Prosedur Kerja Profil Arsitektur : 1. Berdasarkan peta vegetasi,
menentukan komunitas vegetasi yang diamati. 2. Melakukan pengecekan ke lapangan dan
berdasarkan kepada luasan komunitasnya, menentukan intensitas sampling hutan tersebut yang
akan diamati. 3. Membuat petak-petak contoh pengamatan di lapangan (20 x 20 cm) 4.
Selanjutnya padea setiap petak contoh tersebut terhadap seluruh pohon yang ada diberi nomor
dan melakukan pengukuran diameter, tinggi pohon, tinggi pohon batas tajuk dan proyeksi tajuk
pohonnya. 5. Membuat grafik profil vegetasinya di kertas millimeter blok dengan skala tertentu.
Memproyeksikan hasil-hasil pengukuran pohon tersebut untuk tinggi pohon dan arsitektur
tajuknya secara vertikal dan proyeksi tajuk pohon secara horizontal . 6. Dari hasil pengukuran
profil arsitektur menentukan jenis-jenis pohon yang termasuk pohon masa mendatang, masa kini,
dan masa lampau. Untuk menunjang pembahasan dalam praktikum ini melakukan pengukuran
faktor-faktor lingkungan yang lain seperti kelembaban, intensitas cahaya, temperatur udara, dan
sebagainya. E. HASIL PENGAMATAN Metode Kuadran Kuadran ukuran 17 m x 17 m  Dari
titik pusat ke pohon, I = 40 cm  Dari titik pusat ke tihang, I = 12 cm  Dari titik pusat ke
pohon II = 15 m  Dari titik pusat ke pohon III = 17 m  Dari titik pusat ke tihang II = 17 m
Terdapat lamtoro dan tanaman paku. Metode Garis Menyinggung 1. Di daerah Zona 3 TNGC di
dekat curug Sabuk, garis horizontal 500 cm dan vertikal 20 cm terdapat spesies yang
menyinggung tali yaitu paku-pakuan sebanyak 6, lamtoro sebanyak 3 dan rumput sebanyak 3. 2.
Di daerah dekat air panas terdapat beberapa spesies yang menyinggung tali yaitu diantaranya
rumput teki, suketjarem, anggur-angguran dan lumut daun. Metode Kuadrat No Jenis Kuadrat I
Kuadrat II Kuadrat III 1 Semak 4 jenis 3 jenis 3 jenis 2 Anakan 1 jenis 1 jenis 1 jenis 3 Tihang 1
jenis 1 jenis 1 jenis 4 Pohon - - 1 jenis  Yang lebih dominan: kotak I tihang, kotak II semak,
kotak III semak. Profil Arsitek Terlampir F. PEMBAHASAN Praktikum kali ini mengenai
analisis vegetasi yang bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis, peranan, penyebaran, dan
struktur dari suatu tipe vegetasi yang diamati. Dalam praktikum analisis vegetasi ini dilakukan
beberapa metode yaitu metode kuadran, metode kuadrat, metode garis singgung dan metode
profil arsitek yang akan dibahas satu persatu. Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan,
biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam
mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama
individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan
suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis. Vegetasi tanah dan iklim berhubungan erat
dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat
akan berbeda dengan vegetasi di tempat 1ain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Analisis
vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk
(struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk
pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan
data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penvusun
komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang
struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Pada praktikum analisis vegetasi dengan
melakukan metode kuadran dimana pada metode ini menggunakan titik kuarter untuk
menghitung jarak dari pengamat ke pohon. Metode ini biasa digunakan untuk vegetasi berbentuk
hutan atau vegetasi kompleks lainnya yang sangat cocok praktikum kali ini yang bertempat di
vegetasi hutan TNGC. Praktikum ini dilaksanakan tanggal 12 Desember 2011 pada pukul 11.00
WIB dengan kondisi cuaca cerah. Praktikum ini bertujuan supaya mahasiswa dapat memahami
dan mempraktikan metode kuartaer ini dengan baik di lapangan. Tiap kelompok mendapat
tansek sepanjang 17 m x 17 m. Transek tersebut dibagi menjadi 5 buah kuarter dengan tiap plot
berjarak 10 m. Di tiap titik pusat plot tersebut dibuat garis khayal sehingga membagi plot
menjadi 3 kuarter, pada masing-masing kurter terdapat 3 kuadran. Dalam satu kuadran hanya
didaftarkan satu jenis dari vegetasi pohon (termasuk didalamnya kategori semak, tiang dan
pohon), yang jaraknya paling dekat dengan titik pusat kuadran. Metode kuadran ini merupakan
metode plot less method, yang berarti Metode ini merupakan salah satu metode yang tidak
memerlukan luas tempat pengambilan contoh atau suatu luas kuadrat tertentu. Oleh karena itu,
bila dalam suatu kuadran dalam jarak yang dekat tidak terlihat adanya suatu vegetasi pohon,
maka pencarian bisa diteruskan sejauh mungkin sampai ditemukan jenis pohon yang dimaksud,
tetapi pohon tersebut masih berada di dalam daerah kuadran tersebut. Cara ini terdiri dari suatu
seri titik-titik yang telah ditentukan di lapang, dengan letak bisa tersebar secara random atau
merupakan garis lurus (berupa deretan titik-titik). Umumnya dilakukan dengan susunan titik-titik
berdasarkan garis lurus yang searah dengan mata angin (arah kompas). Titik pusat kuadran
adalah titik yang membatasi garis transek setiap jarak antara titik pusat dengan pohon. Dari
ketiga plot tersebut dapat diketahui ada spesies dominan seperti Tihang dan semak-semak karena
jenis spesies tersebut terdapat hampir di setiap plot. Bentuk kehidupan dari spesies tumbuhan
biasanya memiliki karakteristik yang tetap. Namun spesies yang sama dapat menerima bentuk
kehidupan yang berbeda ketika tumbuh dibawah kondisi lingkungan yang berbeda. Vegetasi
dapat diklasifikasikan kedalam struktur tanpa menunjuk pada nama spesies. Ini telah dibuktikan
terutama dalam floristik lokasi yang belum dijamah, dan dalam lokasi dimana vegetasi tidak
dapat diklasifikasikan dengan mudah dengan spesies yang dominan. Ketinggian tumbuhan
digunakan sebagai kriteria dalam klasifikasi bentuk kehidupan. Walaupun, berbagai bentuk
kehidupan dapat memberikan pemikiran khusus dari stratifikasi atau pelapisan dalam komunitas.
Dalam metode Garis menyinggung digunakan sebuah tali yang memanjang dengan ukuran 15 m
dibentangkan dan di ikatkan pada sebuah patok dengan tinggi dari permukaan tanah adalah 20
cm. Tujuannya adalah untuk menghitung jumlah daun yang menyinggung pada tali yang di
bentangkan tersebut. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan 2 sampel. Yang pertama,
yaitu dilokasi Zona 3 dekat curug Sabuk. Dengan menggunakan metode garis menyinggung
ditemukan 6 paku-pakuan, 3 lamtoro dan 3 rumput. Yang kedua, di lokasi yang dekat dengan air
panas terdapat beberapa tumbuhan yang menyinggung tali yaitu rumput teki, suket jarem,
anggur-angguran dan lumut daun. Berdasarkan percobaan tersebut, maka dapat di tarik
kesimpulan bahwa suatu lokasi yang berada jauh dari permukaan laut maka akan memiliki
vegetasi yang tinggi. Hal ini dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya suhu,
kelembapan, keadaan tanah dan intensitas cahaya. Pada metode Kuadrat dengan mengacu pada
data hasil pengamatan di atas maka pada kuadrat 1 di temukan vegetasi dominan yaitu semak,
kuadrat 2 yaitu semak dan kuadrat 3 yaitu semak. Dengan demikian secara keseluruhan vegetasi
semak merupakan vegetasi dominan yang menempati lokasi tersebut. Pada metode profil arsitek,
kegiatan dilakukan di lokasi yang terdapat pada sekitar zona 3 didekat curug Sabuk. Tujuannya
untuk mengetahui pohon masa lalu, masa sekarang dan masa mendatang. Sesuai dengan
namanya, maka metode ini dilakukan dengan cara menggambar pada milimeter blok. Gambar
dilukis dengan cara menggambar juga bayangannya yang terpantu di atas tanah. Dengan
demikian akan terlihat pohon-pohon yang dimaksudkan seperti di atas. Dengan menggunakan
metode-metode tersebut maka kita dapat mengetahui vegetasi-vegetasi yang terdapat di sekitar
zona 3 TNGC. Dalam penggunaan setiap metode menggunakan lokasi yang berbeda sehingga
vegetasinya pun beragam. Perbedaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya tanah,
suhu, iklim, pH, intensitas cahaya dan kelembapan. G. KESIMPULAN Pada praktikum kali ini
dapat disimpulkan bahwa banyaknya jenis dan jumlah individu yang dapat ditemukan di daerah
tertentu dari suatu populasi yang membentuk suatu komunitas dan menjadi ekosistem pada
pengamatan Analisis vegetasi di TNGC dengan berbagai macam metode menunjukan hasil yang
berbeda. Faktor tersebut bisa dikarenakan keadaan tanah seperti kesuburan tanah, suhu tanah
serta kelembaban dan faktor lainnya yang mempengaruhi jenis populasi yang hidup di daerah
tertentu. Pada metode kuadran spesies tumbuhan yang mendominasi adalah spesies anakan. Pada
metode kuadrat, spesies tumbuhan yang mendominasi adalah spesies semak. DAFTAR
PUSTAKA Agus,Subagyo 1994. Penuntun Ekologi Umum. Jambi: Universitas Jambi press.
Anfisman. 2011. Diakses dari http://nur-hafidin.blogspot.com/2011/02/laporan-ekologi.html ,
pada tanggal 20 Desember 2011, pukul 09.00 WIB. Anonim. 2010. Diakses dari
http://id.wikipedia.Analisis-vegetasi.org , pada tanggal 20 Desember 2011, pukul 09.00 WIB.
Hadisubroto,tisno. 1989. Ekologi Dasar. Jakarta: DepDikBud. Irawan, Zoer’aini Djamal. 2010.
Prinsip – Prinsip Ekologi. Jakarta: PT Bumi Aksara. ________. 2010. Diakses dari
http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0027%20Bio%201-
6b.htm , pada tanggal 20 Desember 2011, pukul 09.00 WIB. Naughhton.1973. Ekologi Umum
edisi Ke 2. Yogyakarta: UGM Press. Soetjipta.1992. Dasar-dasar Ekologi Hewan. Jakarta:
DepDikBud DIKTI. Suin,nurdin Muhammad.1989. Ekologi Hewan Tanah. Jakarta: Bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai