Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KUADRAT DAN KUADRAN

MATA KULIAH EKOLOGI TUMBUHAN

Oleh :
Muhammad Ishlah Ramadhan (183112620150051)

FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA
JULI 2020
I. PENDAHULUAN

Metode kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan suatu luasan
petak contoh. Langkah pertama dari metode ini adalah membuat Kurva Spesies Area.
Setelah luas minimum area dari satuan petak contoh yang dianggap mewakili satuan tipe
komunitas tertentu telah kita peroleh, maka selanjutnya kita dapat melakukan penarikan
contoh tersebut. Kuadrat yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu ukuran luas
yang diukur dengan satuan kuadrat seperti m2, cm2 dan lain-lain.

Bentuk petak contoh dalam metode kuadrat pada dasarnya ada 3:(a) bentuk
lingkaran, (b) bentuk bujur sangkar dan (c) bentuk empat persegi panjang. Dari ketiga
bentuk petak contoh ini masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya, seperti
bentuk lingkaran akan lebih menguntungkan jika dipakai untuk analisis vegetasi herba
yang bergerombol, karena ukurannya dapat diperluas dengan cepat dan teliti dengan
menggunakan seutas tali yang dikaitkan pada titik pusat lingkaran. Untuk vegetasi herba
rendah bentuk empat persegi panjang akan lebih efisien dibandingkan dengan bentuk
bujur sangkar pada luasan yang sama. Hal ini disebabkan karena kelompok tumbuhan
cenderung akan tumbuh membentuk lingkaran, sehingga bentuk petak contoh berbentuk
empat persegi panjang akan lebih banyak kemungkinannya untuk memotong kelompok
tumbuhan dibandingkan dengan bentuk bujur sangkar pada luasan yang sama, dengan
demikian jumlah jenis yang teramati akan lebih banyak. Namun demikian bentuk petak
contoh empat persegi panjang mempunyai kekurangan terhadap bentuk bujur sangkar,
karena perbandingan panjang tepi terhadap luasnya lebih besar daripada perbandingan
panjang tepi bujur sangkar terhadap luasnya. Kesalahan tersebut akan meningkat
apabila perbandingan panjang tepi terhadap luasnya meningkat.

Dilihat dari segi penyebaran tumbuhan, bentuk bujur ssangkar memiliki keuntungan
apabila dibandingkan dengan bentuk lingkaran, namun demikian bentuk lingkaran
mempunyai keuntungan dibandingkan dengan bentuk-bentuk geometris lainya. Bentuk
lingkaran juga lebih efisien digunakan pada daerah-daerah dengan tipe vegetasi yang
berkelompok seperti daerah gurun pasir.

Metode kuadran merupakan salah satu metode analisis vegetasi yang tidak
menggunakan petak contoh. Metode ini sangat baik untuk menduga komunitas yang
berbentuk pohon dan tihang pada vegetasi lain. contohnya vegetasi hutan. Apabila
diameter tersebut lebih besar atau sama dengan 20 cm maka disebut pohon, dan jika
diameter tersebut antara 10-20 cm maka disebut pole (tihang), dan jika tinggi pohon 2,5
m sampai diameter 10 cm disebut saling atau belta (pancang) dan mulai anakan sampai
pohon setinggi 2,5 meter disebut seedling (anakan/semai).

Metode kuadran mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui komposisi,
dominansi pohon dan menaksir volumenya. Metode ini sering sekali disebut juga
dengan plot less method karena tidak membutuhkan plot dengan ukuran tertentu, area
cuplikan hanya berupa titik. Metode ini cocok digunakan pada individu yang hidup
tersebar sehingga untuk melakukan analisa dengan melakukan perhitungan satu persatu
akan membutuhkan waktu yang sangat lama, biasanya metode ini digunakan untuk
vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi kompleks lainnya. Beberapa sifat yang terdapat
pada individu tumbuhan dalam membentuk populasinya, dimana sifat – sifatnya bila di
analisa akan menolong dalam menentukan struktur komunitas.
II. TUJUAN
 Mengetahui komposisi jenis, peranan, penyebaran dan struktur dari suatu tipe
vegetasi yang diamati.
 Menduga komunitas yang terbentuk pohon dan tihang, pada vegetasi hutan,
tanpa menggunakan petak contoh.

III. METODE DAN CARA KERJA

A. ALAT DAN BAHAN


 Sebuah tipe komunitas tumbuhan tertentu sebagai objek praktikum.
 Tali rafia atau benang untuk menentukan luas petak percobaan.
 Penghitung atau counter untuk menghitung jumlah jenis individu di dalam
petak contoh.
 Patok tanda pembatas.
 Alat tulis dan kertas label untuk mengumpulkan data.
 Perlengkapan pembuatan herbarium.
 Buku-buku identifikasi, dan lain-lain.

B. CARA KERJA
 KUADRAT
 Ditentukan suatu areal tipe vegetasi yang akan dijadikan objek untuk dianalisis.
 Ditentukan luas petak contoh dari hasil pembuatan kurva spesies area dan
banyaknya petak contoh tergantung dari biaya, waktu dan tenaga. Tetapi dari
berbagai pengalaman, pada dasarnya ukuran petak contoh seluas 1 m2 dibuat
untuk menganalisis tumbuhan herba, 10-20 m2 dibuat tingginya kurang dari 3
meter dan 100 m2 untuk komunitas pohon yang berbentuk hutan (Oosting, 1956).
Bentuk petak contoh dapat berupa lingkaran, empat persegi panjang atau bujur
sangkar, tergantung dari tujuan serta komunitas yang sedang diamati.
 Dilakukan penentuan awal petak contoh secara acak atau secara sistematis atau
kombinasi keduanya, yaitu pertama dibuat acak dan selanjutnya dilakukan
sistematis.
 Dicatat data setiap individu jenis yang terdapat dalam setiap petak contoh.

Data yang dicatat dapa berupa :


 Ketetapan Mutlak Jenis i atau KM(i)

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖


𝐾𝑀(𝑖) =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ

 Kerapatan relative jenis i atau KR(i)

𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖


𝐾𝑅(𝑖) 𝑥100%
𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ

 Frekuensi mutlak jenis I atau FM(i)


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑖 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖
𝐹𝑀(𝑖) =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑠 𝑣𝑒𝑔𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖

 Frekuensi relatif jenis I atau FR(i)

𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖


𝐹𝑅(𝑖) = 𝑥 100%
𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
Untuk menghitung Dominansi pada vegetasi berbentuk herba dan semak rendah
dilakukan dengan cara menaksir presentase(%) penutupan tajuk atau dihitung
biomassanya, sedangkan untuk vegetasi berbentuk pohon dilakukan dengan menghitung
luas bidang dasar pada tinggi 1,30 meter dari muka tanah atau pada ketinggian dada.
- Dominasi Mutlak Jenis I atau Dm (i)
DM (i) = Jumlah luas bidang dasar suatu jenis i atau
DM (i) = Jumlah penutupan jenis i
- Dominasi relative jenis I atau DR(i)

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖


𝐷𝑅(𝑖) = 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠

 Tentukan besarnya Indeks Nilai Penting(INP) dari masing-masing jenis dengan


menjumlahkan parameter masing-masing jenis tersebut

 Tentukan Perbandingan Nilai Penting (SDR)


SDR menunjukkan jumlah Indeks Nilai Penting dibagi dengan besaran yang
membentuknya. SDR dipakai karena jumlahnya tidak lebih dari 100 %, sehingga
mudah untuk diinterpretasikan.
 KUADRAN
1. Ditentukan pengamatan berdasarkan pedoman peta vegetasi dan areal yang akan
dianalisis di lapangan dengan transek yaitu garis lurus memotong areal yang diamati
(sesuai arah kompas).
2. Ditentukan satu titik (misalkan titik A) terletak pada transek tersebut. Pada titik A
tersebut dibuat garis lurus yang tegak lurus terhadap transek
3. Disesuaikan arah pergerakan kompas dengan arah transek, hasil dari perpotongan
garis dengan transek tersebut didapatkan empat kuadran 1, 2, 3, dan 4.
4. Dilakukan pada setiap kuadran pengukuran jarak diameter pohon dan tiang dengan
titik pengamatan (titik A) dan diameter pohon pada setinggi dada atau 50 cm diatas
akar pohon (banir). Apabila diameter tersebut lebih besar atau sama dengan 20 cm
disebut pohon, dan jika diameter tersebut antara 10-20 cm maka disebut pole (tihang)
dan jika tinggi pohon 2,5 m sampai berdiameter 10 cm disebut sadlig/belta
(pancang) dan mulai anakan sampai pohon setinggi 2,5 m disebut seedling (anakan /
semai).
5. Di dalam gambar terlihat bahwa walaupun dalam kuadran I terdapat dua jenis pohon,
tetapi yang dilakukan pengukuran adalah jarak pohon terdekat dengan titik A. Jadi
denga kata lain tiak kuadran hanya dilakukan pengukuran terhadap satu pohon dan
satu tihang saja.
6. Ditentukan jarak antara titik-titik pengamatan selanjutnya, dinilai dari awal
pengamatan (A) dengan mengukur jarak ke B, sejauh lebih besar dari dua kali (>2 kali)
jarak rata-rata antar pohon yang ada di daerah vegetasi yang akan dianalisis. Begitu
juga dengan titik pengamatan berikutnya (C,D dst) jaraknya adalah lebih besar 2 kali
(>2D) jarak rata-rata pohon (D).
7. Dibuat empat (4) kuadran pada setiap kuadran yang berpusat di titik pengamatan
tersebut. Pada setiap kuadran lakukan pengukuran terhadap satu pohon dan satu tihang
yang jaraknya paling dekat ke titik pengamatan. Hal ini seperti telah dilakukan pada
titik A (point 2 dan 3).
8. Dimasukkan data pada tabel dan setelah pengukuran lapangan selesai, dilakukan
pengolahan data berikutnya dengan menghitung nilai kerapatan, frekuensi, dominansi
dan indeks nilai penting berdasarkan rumus-rumus yang dikemukakan oleh Cox
(1972), sebagai berikut:
 Kerapatan :

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎 (ℎ𝑎)


𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 =
𝑑2
Dimana d adalah jarak rata-tata seluruh jenis pohon dari titik pengamatan
 Kerapatan Relatif Jenis I (KR i)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖
𝐾𝑅 (𝑖) = 𝑥100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
 Kerapatan Mutlak Jenis I (KM i)
𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖
𝐾𝑀 (𝑖) = 𝑥𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
100
 Frekuensi mutlak jenis I (FM i)
𝜀 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑖 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖
𝐹𝑀 (𝑖) =
𝜀 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
 Frekuensi Relatif Jenis I (FR i)
𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖
𝐹𝑅 (𝑖) = 𝑥100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠

 Dominansi Mutlak Jenis I (DM i)


DM (i) = jumlah luas bidang atau jenis i
Atau
DM(i) = jumlah penutupan tajuk jenis i
 Dominasi relative jenis I (DR i)
𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑖
𝐷𝑅 (𝑖) = 𝑥100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
 Indeks Nilai Penting (INP) = KR (i) + FR (i) +DR (i)
Jenis pohon yang mempunyai INP paling tinggi merupakan jenis yang dominan dari
vegetasi yang dianalisis.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
 KUADRAT
Table 1 Faktor abiotik

Faktor Awal Akhir

Jam 11.18 12.00

Suhu 33oC 37oC

Kelembaban 57% 49%


Table 2 Hasil pengukuran luas bidang dasar pada ketinggian dada

Luas bidang dasar (cm)


Nama Jenis
Mangifera sp1 9 9
Mangifera sp2 19,2 19,2
Mangifera sp3 24 -
Mangifera sp4 14,5 14,5
Mangifera sp5 14 14
Palmae 1 55,5 -
Palmae 2 6,5 6,5
Palmae 3 21,5 21,5
Citrus sp. 6 6
Ebouni sp. 5,5 5,5
Polyanthia sp. 9,2 9,2
Eusideroxylon sp. 8,5 8,5
Myrtaceae 21,5 21,5
Ficus sp 21 21

Table 3 Data Analisis vegetasi secara Kuadrat

KR FR DR INP
Nama Jenis

Mangifera sp. 35.71 33.33 12.50 12.50 34.21 36.25 82.42 82.09
Palmae 21.43 16.67 12.50 12.50 35.40 17.90 69.32 47.07
Citrus sp. 7.14 8.33 12.50 12.50 2.54 3.84 22.19 24.67
Ebouni sp. 7.14 8.33 12.50 12.50 2.33 3.52 21.97 24.35
Polyatnhia sp. 7.14 8.33 12.50 12.50 3.90 5.88 23.54 26.72
Eusideroxylon sp 7.14 8.33 12.50 12.50 3.60 5.43 23.25 26.27
Myrtaceae 7.14 8.33 12.50 12.50 9.11 13.75 28.76 34.58
Ficus sp. 7.14 8.33 12.50 12.50 8.90 13.43 28.54 34.26
TOTAL 100 100 100 100 100 100 300 300
 KUADRAN
Table 4 hasil pengukuran luas bidang dasar pada ketinggian dada

No. Titik Fase Pohon


No. Plot
Plot Spesies Pohon DBH (cm) Jarak (m)
D1 Mangifera indica 50 4
D2 Myrtaceae 55 5
A
D3 Mangifera indica 60 5,5
D4 Mangifera indica 60 4
D1 Swietenia mahoni 45 18,8
D2 Arecaceae 65 1,7
B
D3 Diospyros 45 13
D4 Polyalthia longifolia 130 6

Table 5 Data analisis vegetasi secara kuadran

Nama Individu KR FR DR INP


Mangifera indica 37.500 37.500 23.28 98.28
Myrtaceae 12.500 12.500 8.62 33.62
Swietenia mahoni 12.500 12.500 32.41 57.41
Arecaceae 12.500 12.500 2.93 27.93
Diospyros 12.500 12.500 22.41 47.41
Polyalthia longifolia 12.500 12.500 10.34 35.34

B. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas tentang analisis vegetasi dengan menggunakan metode
kuadrat. Dimana Metode kuadrat ini merupakan bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi
empat atau lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai
dengan bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Untuk analisis yang
menggunakan metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan,
kerimbunan, dan frekuensi. Pada data abiotic diterangkan bahwa pengamatan dimulai pukul
11.18-12.00 dengan kenaikan suhu yang semula 33o menjadi 37o serta penurunan kelembaban.
Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui komposisi jenis, peranan, penyebaran dan struktur
dari suatu tipe vegetasi yang diamati serta dapat menduga komunitas yang terbentuk pohon dan
tiang, pada vegetasi hutan, tanpa menggunakan petak contoh.

Analisis vegetasi merupakan cara untuk mempelajari struktur vegetasi dan komposisi
jenis tumbuhan. Analisis vegetasi bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis
susunan tumbuhan dan bentuk struktur vegetasi yang ada di wilayah yang di analisis pada
setiap stasiun. Keragaman spesies dapat diambil untuk menanadai jumlah spesies dalam suatu
daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu dari seluruh spesies
yang ada. Hubungan ini dapaat dinyatakan secara numeric sebagai indeks keragaman atau
indeks nilai penting. Jumlah spesies dalam suatu komunitas adalah penting dari segi ekologi
karena keragaman spesies tampaknya bertambah bila komunitas menjadi makin
stabil (Michael, 1994).
Pada metode kuadrat dibuat petak contoh berbentuk persegi dan lingkaran dengan hasil
yang didapat luas bidang sebesar 9-21cm. Dalam plot persegi memiliki jumlah individu yang
lebih banyak daripada plot lingkaran, hal ini dikarenakan petak persegi lebih kompleks
dibanding bentuk petak lingkaran. Dikedua model luas bidang ditemukan 8 spesies tumbuhan
yang diantaranya adalah ; Mangifera sp,Palmae,Citrus sp,Ebouni sp,Polyanthia sp,
Eusideroxylon sp,Myrtaceae,dan Ficus sp. Jenis tumbuhan yang mendominansi pada kedua plot
adalah Mangifera sp. dengan bidang segi empat memiliki 5 individu dan 4 individu plot
lingkaran. Hal ini mempengaruhi analisis data kerapatan relative dan frekuensi relative menjadi
besar. Kerapatan sangat dipengaruhi oleh jumlah ditemukannya spesiesdalam daerah penelitian.
Semakin banyak suatu spesies, maka kerapatan relatifnya semakin tinggi. Frekuensi merupakan
salah satu parameter vegetasi yang dapat menunjukan pola distribusi atau sebaran jenis
tumbuhan dalam ekosistem atau memperlihatkan pola distribusi tumbuhan.
Menurut Latifah (2005), faktor-faktoryang dapat mempengaruhi jumlah spesies di dalam suatu daerah
antara lain sebagai berikut :
1. Iklim Fluktuasi. Suhu maksimumyang ekstrim, persediaan air, dansebagainya menimbulkan
kemacetanekologis (bottleck) yang membatasi jumlah spesies yang dapat hidupsecara tetap di
suatu daerah.
2. Keragaman Habitat Habitat dengandaerah yang beragam dapatmenampung
spesiesyangkeragamannya lebih besar di bandingkan habitat yang lebihseragam.
3. Ukuran Daerah yang luas dapatmenampung lebih besar spesiesdibandingkan dengan daerah
sempit.Beberapa penelitian telahmembuktikan bahwa hubungan antaraluasdan keragaman
spesies secarakasar adalah kuantitatif.
Pada pengamatan menggunakan metode kuadran, bertujuan untuk menduga komunitas
yang terbentuk berupa pohon dan tiang pada vegetasi hutan tanpa menggunakan petak contoh.
Metode kuadran merupakan metode plotless method, Plot A terdiri dari magnifera indica dan tumbuhan
lain dari family myrtaceae sedangkan plot B terdiri dari tumbuhan Swietenia mahoni, Diospyros
sp, Polyathia longifolia, dan tumbuhan dari family Arecaceae. Dari perhitungan didapat hasil
bahwa KR, DR dan INP tertinggi dimiliki oleh Magnifera indica. Hal ini dapat terjadi karena
Magbnifera indica memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi dan dapat tumbuh diberbagai
keadaan ekosistem.
Metode Kuadran sangat baik digunakan untuk menduga komunitas yang berbentuk pohon
dan tiang berdasarkan metode pantauan luas minimum akan dapat di tentukan luas
kuadranyang di perlukan untuk setiap bentuk vegetasi tadi. untuk setiap plot yang di sebarkan
dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan dan frekuensi.
Variabel kerimbunan dan kerapatan di tentukan berdasarkan luas kerapatan. Dari spesies yang
di temukan dari sejumlah kuadrat yang di buat
V. KESIMPULAN

1. Komposisi, indek nilai penting, kerapatan relative dan penyebaran terbesar pada kedua plot
dari dua metode analisis vegetasi yang diamati adalah Magnifera Indica yang berperan sebagai
pohon yang tumbuh besar serta mudah beradaptasi sehingga mendominansi tumbuhan pada
kawasan tsb.
2. Komunitas yang terbentuk adalah komunitas dengan keragaman sedang.
3. Kuadran merupakan metode yang lebih efisien digunakan untuk menduga komunitas
yang terdiri dari pohon dan tiang.

DAFTAR PUSTAKA
Andayaningsih Dwi, Rahayu SE, Yenisbar. 2020. Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan.
Fakultas Biologi Universitas Nasional. Jakarta.
Arina ikke, 2010. Analisis Vegetasi Dengan Metode Kuadrat. Fakultas Sain Dan Teknologi.
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. Surabaya.
Dian HA ,2014. LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN “METODE KUADRAT”.
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Tanjungpura. Pontianak.
Hakim Abdul,2017. Analisis Vegetasi Tumbuhan Dengan Metode Kuadran. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lambung Mangkurat.
Banjarbaru.
Hendrik AD.2014.Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan Metode Kuadrat.FKIP
Tanjungpura.Pontianak.

Anda mungkin juga menyukai