Anda di halaman 1dari 30

EKSPLORASI SUMBERDAYA

PERAIRAN

METODE SAMPLING
MANGROVE
SIMON P. O. LEATEMIA, S.Pi, M.Si
2020
PERSIAPAN SAMPLING

Sebelum melakukan survei mangrove, beberapa hal


yang harus diperhatikan agar survei mangrove dapat
memberikan data dan informasi yang teliti dan dapat
dipertanggungjawabkan:
a. Ukuran, jumlah, dan bentuk petak contoh
b. Cara meletakkan petak contoh
c. Obyek yang akan diamati
d. Parameter mangrove yang akan diukur
e. Teknik analisis mangrove yang akan digunakan .
SAMPLING MANGROVE

 Tujuan sampling mangrove: untuk mengetahui


komposisi jenis dan struktur komunitas mangrove.

 Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu:


1. Ukuran petak contoh
2. Bentuk petak contoh
3. Jumlah petak contoh
UKURAN PETAK CONTOH

Ukuran petak contoh tergantung pada:


 Ukuran tumbuhan (semai, pancang, tiang
dan pohon).
 Kerapatan tumbuhan
 Keragaman jenis
 Keheterogenitas lifeform.
 Penentuan ukuran petak contoh harus
cukup besar agar individu/spesies yang
ada dalam petak contoh dapat mewakili
komunitas. Tetapi harus cukup kecil agar
individu yang ada dapat dipisahkan,
dihitung dan diukur tanpa ada duplikasi
atau pengabaian.
BENTUK PETAK CONTOH

 Beberapa bentuk petak contoh yang digunakan


sebagai petak contoh mangrove
 Lingkaran; digunakan untuk komunitas
rumput, herba dan semak belukar.
 Empat persegi panjang; lebih efisien
daripada bujur sangkar dalam jumlah dan
luasan yg sama bila sumbu petak contoh
sejajar perubahan gradient lingkungan.
 Bujur sangkar; umum digunakan
CARA PELETAKKAN PETAK
CONTOH

2 Cara peletakkan:
 Cara acak (random sampling )
Digunakan apabila lapangan (stasiun) dan
komposisi mangrove homogen.
 Cara sistematik (systematic sampling)
Untuk keperluan survei mangrove yang lebih
teliti dan mudah pelaksanaannya, data yang
dihasilkan pun lebih representatif
KRITERIA STADIUM PERTUMBUHAN

 Semai: permudaan, mulai dari kecambah sampai


anakan setinggi < 1,5 m.
 Pancang: permudaan dengan tinggi 1,5 m dan lebih
sampai anakan berdiameter < 10 cm.
 Pohon: pohon berdiameter 10 cm dan lebih, yang diukur
pada ketinggian 20 cm di atas akar tunjang (Rhizophora
spp) dan ketinggian 20 cm di atas banir (non Rhizophora
spp). Untuk pohon yang tidak berakar tunjang dan
berbanir, pengukuran dilakukan pada ketinggian 1,3 m di
atas permukaan tanah (DBH diameter at breast height).
Diameter pohon diukur setinggi 1,30 m

 Pengukuran
diameter batang pada
tipe pohon
Akar pasak/napas Akar lutut Akar gantung

Akar tunjang Akar papan Akar banir

Tanpa Akar
PARAMETER MANGROVE YANG
DIAMATI DI LAPANGAN
 Nama spesies (lokal dan ilmiah)
 Jumlah individu untuk meghitung kerapatan
 Penutupan tajuk untuk mengetahui presentasi
tutupan mangrove terhadap lahan
 Diameter batang untuk mengetahui luas bidang
dasar untuk memprediksi volume pohon dan
tegakan.
 Tinggi pohon untuk mengetahui stratifikasi dan
menduga volume pohon serta volume tegakan
 Pemetaan lokasi individu pohon untuk mendeteksi
spatial distribution pattern pada berbagai luasan
berbeda.
Ukuran subplot untuk berbagai
stadium pertumbuhan

 Subplot yang berukuran lebih besar biasanya


mengandung subplot yang berukuran lebih
kecil (nested sampling).
 Ukuran subplot berbagai stadium pertumbuhan:
 Semai 2 x 2 m atau 1 x 1 m atau 2 x 5 m.
 Pancang 5 x 5 m
 Pohon 20 x 20 m atau 30 x 50 m.
ANALISIS VEGETASI MANGROVE

METODE PETAK
1. Metode Kuadrat
a. Petak Tunggal
Dibuat satu petak sampling dengan
ukuran tertentu yang mewakili satu tegakan
vegetasi mangrove
  Parameter vegetasi mangrove yang dihitung
antara lain:
 Kerapatan spesies (K)

 Kerapatan Reatif (KR)


  Frekuensi spesies (F)

 Dominansi spesies (D)


1. Pohon

2. Pancang dan semai


  Dominansi relatif spesies (DR)

 Frekuensi relatif spesies (FR)


FR
 Indeks Nilai Penting (INP)
INP = KR FR +DR untuk pohon dan semai
INP = KR + FR untuk pancang dan semai
b. Petak Ganda
Sampling mangrove menggunakan banyak petak
contoh yang letaknya tersebar merata.
Peletakkan petak contoh secara sistematis

Gambar. Desain petak ganda


2. Metode Jalur
Efektif mempelajari perubahan komposisi jenis dan
struktur komunitas mangrove menurut kondisi tanah,
topografi dan elevasi.

Ket: A = subplot pohon (20 x 20 m)


B = subplot pancang (5 x 5 m)
C = Subplot semai (2 x 5 m)
Gambar. Desain jalur contoh di lapangan. ( arah rintisan)
3. Metode garis berpetak
Modifikasi metode petak ganda atau metode jalur,
dengan melompati satu atau lebih petak-petak subplot
dalam jalur

Gambar. Desain metode garis berpetak ( arah rintisan)


4. Metode kombinasi antara metode jalur dan metode
garis berpetak
Risalah pohon dilakukan dengan metode jalur dan semai
dan dengan metode garis berpetak

Gambar. Desain metode jalur dan metode berpetak


Metode Tanpa Petak

 Dalam metode ini terlebih dahulu dibuat


garis-garis rintis dengan arah azimuth
terentu.
 Dengan jarak tertentu (secara sistematis
atau acak) di sepanjang garis tersebut
dibuat titik pengukuran kemudian pohon
yang ada di sekitar di data dan diukur.
1. Metode Bitterlich

 Pengukuran dilakukan dengan tongkat Bitterlich


(tongkat sepanjang 66 cm yang ujungnya
dipasangi alat seng berbentuk bujur sangkar
berukuran 2 x 2 cm)
 Caranya dengan mengangkat tongkat setinggi
mata, plot seng diarahkan ke pohon-pohon yang
ada di sekelilingnya.
 Pohon yang nampak berdiameter besar dan
sama dengan plot seng didaftar namanya dan
diukur.
 Pohon yang berdiameter lebih kecil dari sisi plat
seng tidak masuk hitungan.
Penentuan luas bidang dasar tiap
jenis (metode Bitterlich)
  
x 2,3
Keterangan:
N = banyaknya pohon dari jenis bersangkutan
n = banyaknya titik-titik pengamatan saat jenis tersebut
ditemukan
2,3 = faktor bidang dasar untuk alat
2. Metode Titik Kuadrat (Point
Quarter Method)

 Setiap titik pengukuran dibuat garis absis dan


ordinat khayalan sehingga di setiap titik
pengukuran terdapat empat buah kuadran.
 Pilih satu pohon di setiap kuadran yang
letaknya paling dekat dengan titik pengukuran
dan ukur jarak dari masing-masing pohon
tersebut ke titik pengukuran
 Pengukuran dimensi pohon hanya dilakukan
pada keempat pohon yang terpilih.
Gambar. Desain titik kuadrat
Perhitungan nilai kuantitatif parameter mangrove

  A. Jarak rata-rata antar pohon ke titik pengukuran

Keterangan:
 d = jarak individu pohon ke titik pengukuran di setiap
kuadrat
 n = banyaknya pohon
 (d) adalah rata-rata unit area/individu, yatu rata-rata
luasan permukaan tanah yang diokupasi oleh satu
individu tumbuhan.
B.  Kerapatan total semua jenis =


C. Kerapatan relatif suatu jenis =
x 100 %
D. Kerapatan suatu jenis
x kerapatan total semua jenis
E. Dominansi suatu jenis =
Kerapatan suatu jenis x dominansi rata-rata per jenis
  
F. Dominansi relatif suatu jenis =

G. Frekuensi suatu jenis =

H. Frekuensi relatif =
x 100
I. Indeks Nilai Penting (INP) =
Kerapatan relatif (KR) + frekuensi relatif (FR) +
dominansi relatif (DR)

Anda mungkin juga menyukai