Anda di halaman 1dari 37

KELOMPOK 2:

TEKNIK LAPANGAN
DALAM ANALISIS VEGETASI KUANTITAIF

OLEH :
AZIZA HAJIR
TRIAWATI
MUHAMMAD WILDANA FIKRIA ZULHIDHA
HASANATUR ROHMAH
NURUL HIDAYATI
2. Metode Kuantitatif
Cara pengambilan contoh (sampling) harus memperhatikan 4 hal :
a. Ukuran petak
Ditentukan berdasarkan
ukuran tumbuhan (tumbuhan bawah, semai, pancang, tiang,
pohon) makin tinggi luas
Kerapatan tumbuhan (makin rapat makin kecil).
Heterogenitas (makin heterogen makin besar/luas)

Prinsip Sampling harus:


•mewakili komunitas tumbuhan petak harus cukup
besar agar individu dalam contoh terwakili, tetapi harus cukup
kecil dan detail agar individu yang ada dapat dipisahkan
(dihitung tanpa ada unsur duplikasi)
•Memperhitungkan kendala waktu, biaya, dan tenaga
•Memenuhi syarat intensitas sampling (antara 10 – 30%)
Intensitas Sampling (SI) dpt dihitung dg rumus:
IS = Luas contoh x 100 %
Luas areal studi
• tingkat pohon (diameter batang lebih dari 35 cm);
• tingkat tiang (diameter batang 10 cm – 35 cm),
• tingkat pancang (diameter batang kurang dari 10 cm dan tinggi
lebih dari 1,5 m),
• tingkat semai (anakan dan herba dengan tinggi kurang dari 1,5
m)
b. Bentuk Petak
Penting dalam menunjang kemudahan analisis vegetasi
dan efisiensi pengambilan sample
Macam macam bentuk petak :
Segi Empat (jalur)
Efektif untuk mempelajari perubahan vegetasi karena
pengaruh perubahan lingkungan. Asalkan arah jalur tegak
lurus kontur.
Bujursangkar (kuadrat)
Merupakan cara yang luas penggunaannya karena dapat
disesuaikan dengan semua tipe-tipe komunitas tumbuhan.
Lingkaran
Untuk vegetasi yang rendah, mudah dilakukan dengan
memutar tambang pada titik lingkaran.
Segi empat

Lingkaran

Bujur
c. Jumlah Petak

Jumlah petak harus minimum dengan mempertimbangkan


kendala waktu, biaya, dan tenaga, tetapi harus cukup
mewakili
Optimal ukuran dan jumlah petak yang mewakili komunitas
tumbuhan caranya dg menggunakan kurva species area
Mempelajari komunitas tumbuhan kita tidak dapat
melakukan penelitian pada seluruh area yang
ditempati komunitas, terutama apabila area itu cukup
luas. Oleh karena itu kita dapat melakukan penelitian
disebagian area komunitas tersebut dengan syarat
bagian tersebut dapat mewakili sebagian komunitas
yang ada.
Luas minimum atau kurva area merupakan langkah awal yang
digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan
petak contoh (kuadrat). Luas minimum digunakan untuk
memperoleh luasan petak contoh (sampling area) yang dianggap
representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat
tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai
hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada
areal tersebut.
Analisis kurva area jenis dilakukan untuk menentukan apakah
jenis yang tercatat pada petak telah mewakili jumlah jenis di
areal penelitian. Data jenis-jenis dari setiap anak petak secara
sistematik ditambah untuk menghitung ratarata jenis/kurva
area.
d. Kurva Species Area
• Dapat digunakan untuk mengetahui luas minimal dan jumlah minimal
kuadrat yang akan digunakan
• Cara Kerja untuk menentukan luas minimal kuadrat:
– Buatlah petak kecil ukuran 1 x 1 m
– Hitunglah jumlah jenis tumbuhan yg ada dlm petak 1 x 1 m tsb
– Perbesar petak 1 x 1 m tsb dua kali lipat sehingga menjadi 2 x 1 m,
kemudian hitunglah jumlah jenis tumbuhannya.
– Perbesar lagi petak petak terakhir dua kali lipat, dan lakukan
perhitungan jumlah jenis tumbuhannya.
– Demikian seterusnya sampai tidak terjadi lagi penambahan jumlah jenis
atau penambahannya kurang dari 10%
– Kemudian buatlah kurva species areanya sbb:
Ukuran Petak Luas Petak Penambahan
No. Jumlah Jenis 10%
(m) (m2) Jenis

1. 1x1 1 10 -
2. 2x1 2 13 6 60%
3. 2x2 4 12 5 38,5%
4. 2x4 8 12 3 25%
5. 4x4 16 11 4 33,3%
6. 4x8 32 14 3 27,3%
7. 8x8 64 14 1 7,1%
Grafik 1. Perbandingan Penambahan Jenis terhadap Luas Plot
Kurva Species Area
(Luas Minimum Kuadrat)
Titik singgung

Garis singgung

Kurva data utuh


Jumlah species

Garis 10%

Luas Petak (m2) Luas minimum


Koordinat 10% dr XY kuadrat
Kurva Species Area
(Jumlah Minimum Kuadrat)
Titik singgung

Garis singgung

Kurva data utuh


Jumlah species

Garis 10%

Jumlah Petak Jumlah minimum


Koordinat XY 10% kuadrat
Jml jenis
27 Optimum

23

18
Titik optimasi dicapai bila
penambahan luas petak tidak
10
menyebabkan penambahan jenis atau
maksimal 5-10%
5

1 2 4 8 16 Luas petak
e. Cara Peletakan Petak Contoh di Lapangan
Perlu orientasi/pengamatan pendahuluan (Reconaicence)
Melihat keseluruhan
- Jenis dominan
- Hub. Antara komunitas dengan lingkungan
(topografi, genangan air, dsb).
- Tipe & kerapatan tegakan homogenitas
Peletakan petak contoh
- Purposive (ditentukan) subyektif
- Acak/Random murni
sistematik (jarak tertentu)

1 2 3 1 2 3
4 5 6 4 5 6
7 8 9 7 8 9
murni sistematik
Langsung
Acak
Bertingkat (Stratified random sampling)
perbedaan tinggi, tempat, tanah, umur, dll
pengacakan dipisahkan, kemudian baru diacak
A

Misalnya : Pembagian berdasarkan jenis


tanah A, B, C

C B

Pelaksanaan penarikan contoh di lapangan


Surveyor perlu melengkapi data lapangan : peta lokasi, data
tanah, data topografi, data vegetasi.
Parameter kuantitatif yang biasa digunakan dalam Anveg adalah :
1. Identifikasi tumbuhan : - pengenalan lapangan
- tanya pada ahli
- buku identifikasi
- herbarium
- lembaga herbarium
2. Kerapatan : Nilai yang menunjukkan jumlah individu dari jenis-jenis
yang menjadi anggota suatu komunitas tumbuhan dalam
luasan tertentu.
Kerapatan Relatif : Persentase individu jenis dalam komunitas.
Relatif menghindari kemutlakan nilai/angka, karena sampling
bukan sensus
Kesulitan menghitung kerapatan untuk rumpun/menjalar
individu di tepi petak contoh
contoh : perlu perjanjian.
3. Frekuensi : Nilai besaran yang menyatakan derajat penyebaran jenis
di dalam komunitasnya.
Frekuensi dipengaruhi :
Pengaruh luas petak contoh
semakin luas semakin besar jumlah jenis terambil frekuensi
semakin besar
Pengaruh penyebaran tumbuhan
Jenis yang menyebar merata berpeluang frekuensi semakin
besar
pengaruh ukuran jenis tumbuhan
Tumbuhan yang tajuknya sempit akan mempunyai peluang
terambil lebih besar daripada luasan yang sama sehingga
frekuensi semakin besar
4. Dominansi : Besaran yang menyatakan derajat penguasaan ruang
atau tempat tumbuh.
- berapa luas areal yang ditumbuhi
- kemampuan suatu jenis tumbuhan untuk bersaing terhadap
jenis yang lain
Pengukuran Dominansi :
- Penutupan tajuk
- Luas bidang dasar
- Biomassa
- Volume
5. Indeks Nilai penting (INP)
INP = KR + FR + DR
dipakai sebagai cara interpretasi analisis vegetasi
6. Perbandingan Nilai Penting (PNP)
PNP = SDR (Summed Dominance Ratio)
Jumlah nilai penting dibagi dengan besaran yang
membentuknya
PNP = 1 – 100%
Penjelasan Metode Analisis Vegetasi
a. Cara Petak
1. PetakTunggal
- Hanya satu petak contoh
- Luas petak contoh berdasarkan Kurva Species Area
- Cocok untuk hutan yang benar-benar homogen

2. Petak Ganda
- Banyak petak (>1 petak) tersebar merata (acak sistematik)
- Jumlah petak tergantung - Kurva species area
- Intensitas sampling
- Keadaan vegetasi
3. Cara Jalur atau Transek
- Hutan sangat luas
- Belum diketahui keadaan sebelumnya
- Cocok untuk mengetahui perubahan vegetasi berdasarkan
perubahan faktor lingkungan

- Jalur dibagi petak-petak yang lebih kecil berdasarkan


sampling permudaan (Nested Sampling)
Transek adalah jalur sempit melintang lahan yang akan dipelajari dan
diselidiki. Tujuannya adalah untuk mengetahui hubungan perubahan
vegetasi dan perubahan lingkungan, atau untuk mengetahui jenis
vegetasi yang ada di suatu lahan secara cepat. Dalam hal ini, apabila
vegetasi sederhana maka garis yang digunakan semakin pendek.
Untuk hutan, biasanya panjang garis yang digunakan sekitar 50 m - 100
m. Sedangkan untuk vegetasi semak belukar garis yang digunakan
cukup 5 m - 10 m. Apabila metode ini
digunakan pada vegetasi yang lebih sederhana, maka garis yang
digunakan cukup 1 m .
Pada metode ini, sistem analisis melalui variable-variabel kerapatan,
kerimbunan, dan frekuensi yang selanjutnya menentukan INP (indeks
nilai penting) yang akan digunakan untuk memberi nama sebuah
vegetasi.
metode transek dibagi menjadi 3 macam yaitu :
1. Metode Line Intercept (line transect), digunakan oleh ahli ekologi untuk mempelajari
komunitas padang rumput.
2. Metode Belt Transect
Metode ini biasa digunakan untuk mempelajari suatu kelompok hutan yang luas dan
belum diketahui keadaan sebelumnya. Cara inijuga paling efektif untuk mempelajari
perubahan keadaan vegetasi menurut keadaan tanah, topograpi dan elevasi.
3. Metode Strip Sensus
Metode ini sebenarnya sama dengan metode line transect, hanya saja penerapannya
untuk mempelajari ekologi vertebrata teresterial (daratan). Metode strip sensus meliputi,
berjalan di sepanjang garis transek dan mencatat spesies-spesies yang diamati di
sepanjang garis transek tersebut.
4. Cara jalur berpetak (garis berpetak)
- Modifikasi petak ganda atau cara jalur
- Modifikasi petak ganda melompat satu/lebih petak
dalam jalur
- Bentuk segi panjang, bujur sangkar, lingkaran
bujur sangkar/segi panjang
- Ukuran petak 10x10; 20x20; 20x50

lingkaran r = 17,8m (0,1 ha)


- Dibuat petak-petak kecil dalam petak
- Dapat pula kombinasi antara jalur dan garis berpetak
jalur untuk pohon
garis berpetak untukseedling, sapling, poles.
Metode garis berpetak dianggap sebagai modifikasi dari metode petak

ganda atau metode jalur, yaitu dengan cara melompati satu atau lebih

petak-petak dalam jalur, sehingga sepanjang garis rintisan terdapat petak-

petak pada jarak tertentu yang sama. Semua parameter kuantitatif dapat

dihitung dengan menggunakan rumus dan cara perhitungan semua

parameter kuantitatif sama dengan cara pada petak ganda maupun pada

cara jalur. Bentuk peletakannya dapat dilihat pada gambar berikut.


Keterangan :
Petak A = Petak berukuran 20 x 20 m untuk pengamatan pohon
Petak B = Petak berukuran 5 x 5 m untuk pengamatan pancang
Petak C = Petak berukuran 2 x 2 m untuk pengamatan semai
Ukuran tiap petak contoh disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan
yaitu 20 m × 20 m fase pohon, 10 m × 10 m fase tiang, 5 m × 5 m fase
pancang, dan 2 m × 2 m fase semai. Hal ini dilakukan untuk menghitung
kerapatan, dan frekuensi.
Keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan metode tersebut
meliputi peneliti dapat memperoleh informasi lebih cepat, lebih teliti
terhadap biaya, dan keterwakilan data yang akan diperoleh, serta tenaga
lebih sedikit bila dibandingkan dengan inventarisasi penuh (metode
sensus) pada anggota suatu populasi.
Penggunaan metode garis berpetak ini akan menghasilkan data berupa
jenis tumbuhan, tinggi tumbuhan, jumlah individu setiap jenis
tumbuhan, diameter batang pohon dan perdu, fase pertumbuhan pohon,
dan keanekaragaman tumbuhan.
b. Cara-cara Tanpa Petak

- Hanya digunakan untuk pohon


- Tujuannya hanya untuk mengetahui komposisi pohon,
dominasi pohon, dan menaksir volume pohon.
1. Metode bitterlich

Di dalam metode ini pengukuran dilakukan dengan Tongkat Bitterlich


(tongkat sepanjang 66 cm yang ujungnya dipasangi alat seng
berbentuk bujur sangkar berukuran 2 x 2 cm). Dengan
mengangkat tongkat setinggi mata, plat seng diarahkan ke pohon-
pohon yang ada disekelilingnya. Pohon yang tampak berdiameter
lebih besar dan sama dengan plat seng didaftar namanya dan
diukur. Sedangkan pohon yang tampak berdiamater lebih kecil
dan sisi plat seng tidak masuk hitungan.
2. Metode kuadran

Metode kuadran atau “Point-Centered Quarter Method”


merupakan salah satu metode jarak (Distance Method). Metode
ini tidak menggunakan petak contoh (plotless) dan umumnya
digunakan dalam analisis vegetasi tingkat pohon atau tiang
(pole). Namun dapat pula dilengkapi dengan tingkat pancang
(saling atau belta) dan anakan pohon (seedling) jika ingin
mengamati struktur vegetasi pohon. Pohon adalah tumbuhan
berdiameter  20 cm, diameter 10-20 cm adalah pancang,
diameter  10 cm dan tinggi pohon  2,5 m adalah pancang,
serta tinggi pohon  2,5 m adalah anakan. Syarat penerapan
metode kuadran adalah distribusi pohon atau tiang yang akan
dianalisis harus acak dan tidak mengelompok atau seragam.
3. Metode berpasangan

Metode ini pada dasarnya memanfaatkan pengukuran jarak


antar individu tumbuhan atau jarak dari pohon yang dipilih
secara acak terhadap individu-individu tumbuhan yang
terdekat dengan asumsi individu tumbuhan menyebar secara
acak. Dengan demikian disamping metode ini akan
menghemat waktu karena tidak memerlukan pembuatan petak
contoh di lapangan, kesalahan sampling dalam proses
pembuatan petak contoh dan penentuan individu tumbuhan
berada di dalam atau di luar kuadrat dapat dikurangi.

Anda mungkin juga menyukai