Anda di halaman 1dari 74

*

KELOMPOK 2
1. IIS NURRAHMA WATI
2. NAZIL RESTU WAHYUNINGSIH
3. IFA HANINRYANA
4. AHMAD KHOIROFI AROZAK
*PANCA INDERA
Apa itu Panca
Indera …????
Panca indera adalah alat alat tubuh yang
mempunyai fungsi untuk mengetahui keadaan
luar. Alat Indera Manusia sering disebut panca
Indera karena teriri dari 5 macam yaitu
Peraba (kulit)
Penglihatan (mata)
Pembau (hidung)
Pengecap (Lidah)
Pendengar (Telinga)
* Secara tradisi dikatakan bahwa manusia memiliki 5
indera, yaitu peraba, pengecap, pembau, penglihatan, dan
pendengaran. Kenyataannya, setiap indra tersebut melibatkan
beberapa sensasi yang lain. Misalnya peraba, melibatkan
kemampuan mengenal panas/dingin, tekanan, dan sakit. Oleh
karena itu klasifikasi indera menjadi 5 menjadi kurang tepat,
mungkin lebih tepat bila diklasifikasikan berdasarkan jenis
reseptornya, sehingga dalam pembicaraan selanjutnya,
klasifikasinya indera akan ditekankan kepada jenis
reseptornya.
Reseptor
Reseptor itu mungkin suatu ujung saraf aferen atau sel khusus
yang berhubungan baik dengan ujung peripheral dari saraf aferen.
Karena satun satunya cara reseptor menyampaikan informasi ke
sistem saraf pusat hanya dalam bentuk potensial aksi yang
dirambatkan melalui serabut saraf, maka reseptor harus mengubah
berbagai bentuk energy stimulus menjadi energy listrik (potensial
aksi). Proses pengubahan energy stimulus menjadi energy listrik ini
dikenal sebagai transduksi proses tersebut melalui proses depolarisasi
reseptor yang menghasilkan perubahan potensial membrane.
Potensial membrane ini dikenal sebagai potensial reseptor pada
reseptor sel khusus, dan disebut potensial generator bila reseptor
merupakan ujung saraf aferen.

Bagaimana proses pengubahan


energy stimulus menjadi
potensial reseptor atau
potensial generator, dan
selanjutnya menjadi potensial
aksi, ???
Stimulasi pada suatu reseptor akan mengubah permeabilits
membranya, biasanya melalui suatu pembukaan noselektif dari semua saluran
saluran ion kecil.
Karena gradient elektrokimia Na+ lebih besar daripada ion ion kecil
yang lain, maka Na+ akan berdifusi masuk kedalam sel, mendepolarisasi
membrane, perkecualian: pada fotoreseptor akan mengalami hiperpolarisasi).
Depolarisasi local ini akan mengubah potensial membrane pada
reseptor menjadi potensial reseptor (untuk reseptor yang berupa sel khusus).
Dan potensial generator (pada reseptor yang berupa ujung saraf aferen).
Gambar 1.1 Pengubahandari Potensial
Reseptor dan Potensial Pembangkit
menjadi Potensial aksi.
Potensial reseptor maupun generator merupakan suatu potensial
bertingkat yang amplitude dan durasinya dapat bervariasi. Tergantung pada
kekuatan stimulus dan kecepatan pemindahan stimulus.
Semakin kuat stimulus semakin besar perubahan permeabilitas dan
semakin besar potensial reseptornya. Perlu diketahui bahwa semua potensial
bertingkat termasuk potensial reseptornya.
Perlu diketahui bahwa semua potensial bertingkat termasuk potensial
reseptor, memiliki ambang yang sangat tinggi, maka potensial aksi tidak
terjadi pada reseptor. Untuk transmisi jarak jauh, potensial reseptor harus
dirubah menjadi potensial aksi yang dapat dirambatkan sepanjang saraf
aferen.
Pada reseptor yang berupa sel khusus, suatu potensial
reseptor akan memicu pembebasan neutransmiter yang kemudian
berdifusi melintasi celah yang memisahkan reseptor dari ujung
saraf aferen, mirip pada suatu sinaps.
Interaksi neutransmiter dengan protein reseptor pada
ujung saraf aferen akan membuka saluran Na+ yang menyebabkan
masuknya ion Na+ ke dalam neuron neuron aferen sehingga
terjadilah depolarisasi untuk memulai potensial aksi yang akan
dirambatkan pada neuron aferen.
Dalam hal potensial generator aliran arus local dari ujung reseptor
yang diaktifkan ke membrane sel yang berdekatan menyebabkan terbukanya
saluran Na+ berpintu voltase di daerah tersebut.
Sekali potensial ambang dicapai, suatu potensial aksi dimulai dan
dirambatkan sepanjang serabut saraf, (selanjutnya potensial reseptor dan
potensial generator akan disebut sebagai potensial reseptor).

Jadi reseptor dapat berfungsi sebagai pengubah (transducer) bentuk


energy, yaitu mengubah energy stimulus khususnya menjadi energy
elektrokimia impuls saraf, atau sebagai pembangkit potensial aksi. Apabila
stimulus yang mengenai reseptor tidak cocok, maka reseptor tidak akan
merespon, artinya tidak akan terjadi potensial reseptor yang selanjutnya tidak
terjadi potensial aksi yang dirambatkan pada saraf aferen
INDERA SAKIT

Gambar Impuls sensorik dari jantung dan kulit mengikuti


jalur saraf ke otak
Reseptor indra sakit merupakan ujung dendrit saraf telanjang, dan
terdapat dalam kulit, tulang,persendian, dan organ organ dalam (viseral). Dua
tipae sensasi sakit yaitu sensasi sakit somatic (saki tubuh), dan sensasi sakit
visceral (organ dalam)
Sensasi sakit somatic, terjadi bila reseptor rasa sakit somatic merespon
stimuli mekanik dan kimia. Sensasi sakit visceral, terjadi karena stimulasi
terhadap reseptor rasa sakit pada organ organ tubuh dalam. Reseptor ini juga
merespon stimuli mekanik dan kimia, misalnya pembesaran organ dan anoksia
(kekurangan oksigen) akan menimbulkan sesuai sakit pada organ tersebut.
Sensasi sakit somatic mudah dikenali, tetapi sensasi sakit
MUDAH visceral kabur dan sering sulit ditentukan tempatnya. Sensasi
sakit visceral sering dirasakan pada permukaan tubuh yang jauh dari
asal sakit.
* Rasa sakit anginal, yang disebabkan oleh kekurangan oksigen
pada otot misalnya akan terasa di sepanjang lengan kiri. Rasa sakit
pada paru paru dan diafragma terasa pada daerah leher. Rasa sakit
yang muncul pada permukaan tubuh jauh dari asal sakit seperti ini
disebut referred pain.
Para ahli fisiologi belum mengetahui secara pasti fenomena
seperti ini, dugaan sementara mengatakan bahwa adanya fakta bahwa
serabut saraf rasa sakit dari organ dalam masuk ke sumsum tulang
belakang pada teMpat yang sama dengan masuknya serabut sensori
dari kulit.
* INDERA
PERABA
Kulit merupakan indra Reseptor untuk tekanan,
peraba yang mempunyai reseptor ujungnya berada di dermis yang jauh
khusus untuk sentuhan, panas, dari epidermis.
dingin, sakit, dan tekanan. Reseptor untuk rangsang
Reseptor untuk rasa sakit ujungnya sentuhan dan panas, ujung reseptornya
menjorok masuk ke daerah terletak di dekat epidermis.
epidermis.
Bagian-bagian kulit
Kulit terdiri dari lapisan luar yang
disebut epidermis dan lapisan dalam atau
lapisan dermis. Pada lapisan epidermis tidak
terdapat pembuluh darah dan sel saraf.
* Epidermis tersusun atas empat
lapis sel yaitu :
Stratum germinativum
berfungsi membentuk lapisan di
sebelah atasnya.
Stratum granulosum yang
berisi sedikit keratin yang
menyebabkan kulit menjadi
keras dan kering.
Selain itu sel-sel dari
lapisan granulosum umumnya
menghasilkan pigmen hitam
(melanin). Kandungan melanin
menentukan derajat warna
kulit, kehitaman, atau
kecoklatan.
Stratum lusidum merupakan
lapisan yang transparan.
Stratum korneum merupakan Gambar Penampang kulit manusia beserta reseptor-
lapisan yang paling luar. reseptornya
* Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong
yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna
kuning. Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat
mengembang.
Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis
membentuk kelenjar keringat dan akar rambut.
Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang
membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan
dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot
penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut
mengerut dan rambut menjadi tegak.
Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang
berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari
kerusakan mekanik.
* Cara Kerja Kulit
Rangsang yang dapat
diterima kulit berupa sentuhan
panas, dingin, tekanan, dan nyeri.
Ketika kulit menerima rangsang,
rangsang tersebut diterima oleh
sel-sel reseptor. Selanjutnya,
rangsang akan diteruskan ke
otak melalui urat saraf. Oleh
otak, rangsang akan diolah.
Akibatnya, kita merasakan
adanya suatu rangsang. Otak pun
memerintahkan tubuh untuk
menanggapi rangsang tersebut.
* Rabaan ditentukan oleh dua mekanoreseptor yang secara
anatomi berbeda. Reseptor pertama terletak pada pangkal dari
rambut kulit, yang merupakan ujung saraf (dendrit) telanjang yang
membelit pangkal dari rambut kulit, mekanoreseptor yang kedua
adalah adalah cawan Merkel (market disc). Cawan markel
merupakan sel sel kecil berbentuk cawan pada ujung ujung saraf
telanjang, yang terletak pada lapisan luar kulit dan menerima stimulus
tekanan ringan pada kulit
* Indera
khusus

Indera pengecap Indera


Indera Pembau
keseimbangan
* Indera pengecap

Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki


struktur tunas pengecap. Menggunakan lidah, kita dapat membedakan
bermacam-macam rasa. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara
Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu
dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang,
bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas
pengecap terdapat pada parit-parit papila bentuk dataran, di bagian samping
dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang.
Sebagian besar lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada
tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang
pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.
Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut
papila.
* Terdapat tiga
jenis papila
yaitu:
1. Papila
filiformis
berbentuk
seperti benang
halus.
2. Papila
sirkumvalata
berbentuk
bulat, tersusun
seperti huruf V
di belakang
* Empat sensasi rasa dasar adalah manis, asam, asin,
pahit. Hal ini mungkin terlalu sederhana karena persepsi
rasa sangat bervariasi dan banyak rasa yang tidak dapat
dengan mudah diklasifikasikan. Akan tetapi, sebagian rasa
secra konsisten menstimulasi kuncup pengecapan di
bagian khusus lidah: manis dan garam, terutama di ujung
lidah, asam di samping lidah, dan pahit di pangkal lidah.
Indra pengecapan memicu salivasi dan sekresi getah
lambung. Indra pengecapan juga memiliki fungsi protektif,
misalnya saat makanan yang tidak enak dimakan, terjadi
refleksi gag atau muntah. Indra pengecapan terganggu
saat mulut kering karena substansi hanya dapat terasa
* Cara Kerja Lidah
Makanan atau minuman yang telah berupa larutan di dalam mulut
akan merangsang ujung-ujung saraf pengecap. Oleh saraf pengecap,
rangsangan rasa ini diteruskan ke pusat saraf pengecap di otak.
Selanjutnya, otak menanggapi rangsang tersebut sehingga kita dapat
merasakan rasa suatu jenis makanan atau minuman.

Ketika zat capsaicin dalam cabai membuat sensasi lidah terbakar


Senyawa kimia yang disebut capsaicin,yang ditemukan pada cabai
membuat sensasi 'terbakar' kadang-kadang disebabkan oleh makanan pedas.
Senyawa tersebut mengikat reseptor rasa sakit TRPV1 di mulut, yang
mendeteksi panas. Capsaicin adalah zat tak berwarna dan tidak berbau yang
paling banyak terkonsentrasi di sekitar jaringan lada,
* Capsaicin ini mengikat reseptor rasa sakit TRPV1
yang ditemukan di mulut yang mendeteksi zat panas
seperti air mendidih, serta asam atau makanan yang dapat
merusak jaringan.
Ketika capsaicin mengikat reseptor ini, mereka
mengirim sinyal saraf ke otak, mengatakan bahwa kita
sedang makan sesuatu yang seharusnya tidak kita
lakukan. Hal ini memicu respons seperti air mata atau
pilek, serta rasa panas yang membuat kita merasa haus.
Tanggapan ini dirancang untuk mengusir zat dari tubuh.
Semakin tinggi jumlah capsaicin dalam lada, semakin
banyak yang mengikat reseptor TRPV1.
Ketika seseorang memakan makanan mengandung lada, misalnya
yang 400 kali lebih pedas dari saus, capsaicin berikatan dengan reseptor
TRPV1 di seluruh mulut mereka, membuatnya terasa terbakar. Biasanya
disarankan agar minum susu untuk menyembuhkan sensasi terbakar dan ini
turun ke molekul dalam minuman.
Jika kita meminum air untuk mnyembuhkannya maka air justru akan
menyebarkan capsaicin ke sekitar mulut, meningkatkan rasa sakit. Namun,
jika meminum susu, yang mengandung molekul non-polar, akan melarutkan
capsaicin dan mencucinya dari mulut, memberi mereka kelegaan. Inilah
sebabnya mengapa disarankan orang minum susu setelah makan pedas
ketimbang air.
Selain kekuatan non-kutub mereka, produk susu mengandung protein
kasein, yang menarik molekul capsaicin, susu atau es krim secara aktif
menarik molekul capsaicin dari reseptor TRPV1 dan melarutkannya.
Indera pembau

Saat manusia baru lahir indera penciumannya lebih kuat dari


manusia dewasa, karena dengan indera ini bayi dapat mengenali ibunya.
Indera penciuman manusia dapat mendeteksi 2000 - 4000 bau yang
berbeda.
Indera pembau manusia berupa kemoreseptor yang terdapat di
permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor
pencium tidak bergerombol seperti tunas pengecap
Reseptor pembau terletak pada langit langit rongga hidung, pada
bagian yang disebut epitelium olfaktori. Epitelium olfaktori terdiri sel sel
reseptor dan sel sel reseptor dan sel sel penyokong. Sel reseptor olfaktori
merupakan sel saraf yang badan sel saraf yang badan sel nya terletak di
dalam memberan olfaktori. Dendrit sel saraf ini menjulur ke permukaan
membrane, dengan ujung dendrit bercilia
Dengan ujung dendrit dendrit bercilia yang disebut rambut
olfaktori. Stimulus reseptor olfaktori berupa gas atau uap suatu zat.
Bila uap suatu mengenai reseptor olfaktori, maka pada reseptor
tersebut akan timbul impuls yang diteruskan ke pusat pembau di otak
melalui saraf pembau (saraf olfaktori).
Saraf ini merupakan saraf sensorik penciuman. Saraf ini
berasal dari ujung saraf olfaktorius khusus (kemoreseptor) di
membrane mukosa atap rongga nasal yang berada diatas konka nasal
superior. Pada tiap sisi septum nasal, serat saraf melalui lamina
kribriformis tulang etmoid ke bulbus olfaktorius dimana saraf ini
saling berhubungan dan bersinaps. Dari bulbus, bekas serat saraf
membentuk traktus olfaktorius, yang melewati area olfaktorius di
lobus temporal pada tiap hemisfer, dimana impuls diinterpretasikan
Pembau dan pengecap saling bekerja
sama, sebab rangsangan bau dari
makanan dalam rongga mulut dapat
mencapai rongga hidung dan
diterima oleh reseptor olfaktori.
Keadaan ini akan terganggu pada
saat kita sedang sakit pilek, di mana
hubungan antara rongga hidung dan
rongga mulut terganggu, sehingga
uap bahan makanan dari mulut tidak
dapat mencapai rongga hidung dan
makanan dari mulut tidak dapat
mencapai rongga hidung dan
makanan seakan akan kehilangan
rasanya
Bagian-bagian hidung
Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang di sebut
dengan nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat dari
tulang yang sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan membran
yang mensekresi lendir lengket.
Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari
luar ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan
bagian belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut
kita yang di sebut dengan palate. Di rongga hidung bagian atas terdapat sel-sel
reseptor atau ujung- ujung saraf pembau. Ujung-ujung saraf pembau ini timbul
bersama dengan rambut-rambut halus pada selaput lendir yang berada di dalam
rongga hidung bagian atas. dapat membau dengan baik.
Mucous membrane, berfungsi menghangatkan udara dan
melembabkannya. Bagian ini membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna
untuk menangkap debu, bakteri, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat
Cara kerja hidung
Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di
udara. Di atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat
sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada
bagian pendeteksi bau (smell receptors). Reseptor ini jumlahnya sangat
banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh
reseptor, sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb melalui saraf
olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di
proses oleh otak, bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita,
apakah itu harumnya bau sate padang atau menyengat nya bau selokan.
Indera penglihatan

Mata mempunyai reseptor Ruang anterior terletak


khusus untuk mengenali perubahan sinar antara kornea dan lensa, berisi cairan
dan warna. Sesungguhnya yang disebut bening yang disebut aqueus humor,
mata bukanlah hanya bola mata, tetapi mirip cairan serebrospinal. Cairan ini
termasuk otot-otot penggerak bola diyakini disekresikan ke dalam ruang
mata, kotak mata (rongga tempat mata anterior oleh pleksus khoroid dari
berada), kelopak, dan bulu mata. badan siliari di belakang iris.
Alat penglihatan kita adalah mata, yang Ruang anterior masih dibagi
mengandung fotoreseptor. Mata menjadi dua bilik, yaitu bilik yang
berbentuk suatu bola yang terletak dibatasi oleh kornea dan lensa, berisi
dalam rongga mata yang dibatasi oleh cairan bening yang dalam ruang
tulang tulang kepala. Bola mata dibagi anterior masih dibagi menjadi dua
menjadi dua, yaitu ruang anterior dan bilik, yaitu bilik yang dibatasi oleh
ruang posterior. kornea dan iris.
Ruang posterior adalah ruang yang terletak di belakang lensa dan ruang
ini berisi cairan kental bening yang disebut vitreus humor, berfungsi
menyumbang pada rekanan dalam bola mata. Tekanan dan dalam bola mata
yang disebut tekanan intraokuler menjaga agar bola mata tidak mengempis dan
retina tetap menempel secara baik pada khoroid. Tidak seperti aqueus humor,
vitrrus humor tidak pernah diganti sejak terbentuknya pada saat perkembangan
embrionik.

Disebut bilik interior, dan bilik posterior yang terletak antara iris dan
lensa. Cairan aques humor yang terus menerus diproduksi oleh pleksus khoroid,
secara terus menerus pula di produksi oleh pleksus khoroid, secara terus
menerus pula diserap oleh saluran Schlemm (yang analog dengan sinus venosus
alam dura mater) untuk kemudian dialirkan ke pembulu darah. Dengan
demikian volume aqueus humor dalam ruang anterior relative konstan. Aqueus
humor berfungsi memasok makanan ke lensa dan kornea sebab baik lensa
maupun kornea tidak mengandung pembulu darah
Gambar : Struktur Anatomi Mata
Bola mata diikat dan digerakkan oleh enam otot mata ekstrinsik yaitu otot
lurus atas dan otot lurus ke bawah, otot lurus samping dan otot lurus tengah, otot
serong atas dan otot serong bawah. Dinding bola mata teriri dari tiga lapis jaringan,
yaitu seklera, koroid, dan retina.
Sclera, merupakan lapisan dinding bola mata yang paling luar, tersusun dari
suatu jaringan fibrosa yang kuat. Lapisan sclera tersebut dibagian depan berubah
menjadi bening dan tembus cahaya yang disebut kornea.
Koroid merupakan lapisan tengah dari dinding bola mata. Koroid melapisi
lima perenam posterior permukaan dalam sclera. Lapisan ini berpigmen dan
merupakan lapisan yang penuh dengan pembuluh darah. dibagian depan, koroid ini
berubah bentuk menjadi badan siliari dan iris. Fungsi pigmen pada lapisan koroid ini
adalah untuk menyerap sinar dan menyebar
Iris merupakan bagian mata yang terlihat berwarna dan memanjang secara
anterior dari badan siliaris, berada di belakang kornea dan di depan lensa. Iris
membagi bagian anterior mata menjadi bilik anterior dan posterior yang
mengandung cairan aqueous yang disekresi oleh badan siliaris. Iris merupakan badan
sirkular yang terdiri atas sel pigmen dan dua lapisan serat otot polos, yakni otot
sirkular dan radian. Pada bagian tengahnya, terdaat aperture (celah) yang disebut
pupil.
Iris merupakan bagian terdepan dari koroid, berwarna gelap, di bagian
tengahnya berlubang yang disebut pupil. Dengan adanya pupil ini memungkinkan
cahaya masuk ke bagian dalam mata.
Badan siliaris merupakan lanjutan anterior kold. Kontraksi dan relaksasi
otot siliaris mengubah ketebalan lensa, membelokkan sinar cahaya yang masuk ke
mata untuk memfokuskan cahaya pada retina
Retina merupakan lapisan paling alam dari bola mata, yang tersusun dari
luar ke dalam (a) suatu lapisan berpigmen yang melengkapi fungsi koroid untuk
menyerap cahaya. (b) lapisan fotoreseptor, (c) lapisan bipolar, dan (d) lapisan
ganglion.

Fotoreseptor merupakan modifikasi dari sel saraf. Ada dua tipe foto
reseptor, yaitu sel batang (rods) dan sel kerucut (cones). Setiap mata terhadap
cahaya lemah, sehingga sel sel batang dan sekitar 3 juta sel kerucut. Sel
batang sensitive terhadap cahaya lemah, sehingga sel sel batang ini berfungsi
untuk melihat di tempat yang bercahaya remang, sel kerucut sensitive
terhadap cahaya terang dan warna. Ada tiga macam sel kerucut : 1. Sel
kerucut untuk warna merah,biru, dan hijau.
Cahaya yang masuk ke mata melalui
kornea akan diproyeksikan oleh lensa tepat
pada retina. Sebelum mencapai fotoreseptor,
cahaya tadi melewati lapisan ganglion dan
lapisan bipolar.
Akson sel sel ganglian akan merambat
pada permukaan dalam retina dan akan
mengumpul menjadi satu pada bagian belakang
bola mata, membentuk saraf penglihatan.
Tempat menyatunya akson, akson sel
ganglion pada permukaan dalam retina ini
disebut diskus diskus atau bintik buta (blin
spot).
Disebut bintik buta karena pada
tempat ini tidak ada fotoreseptornya, sehingga
tidak sensitive terhadap cahaya. Masuk dan
keluarnya pembuluh darah adalah pada tempat
yang sama dengan masuknya saraf penglihatan.
Kotak mata
Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari
kerusakan. Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak
mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh
dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva disebut
konjungtivitis. Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan
yang keluar dari kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis.
Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata
berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikro organisme ke dalam
mata.

Otot mata
Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat di antaranya
disebut otot rektus (rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus
internal). Otot rektus berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke
atas, dan ke bawah. Dua lainnya adalah otot obliq atas (superior) dan otot obliq
bawah (inferior).
Pembuluh Darah yang
Memperdarahi Mata
Mata diperdarahi oleh
darah arteri yang berasal dari
arteri siliaris dan arteri retina
sentral. Arteri ini merupakan
cabang dari arteri optalmik, salah
satu cabang arteri karotis interna.
Vena yang memperdarahi mata
adalah vena retina sentral Gambar Retina dilihat dari optamolskop
terbungkus di dalam saraf optic Saraf Optik
yang masuk ke mata pada diskus Saraf optic berasal dari retina dan
serat ini berkumpul untuk membentuk saraf
optic. optik sekitar 0,5 cm dari sisi nasal makula
lutea. Saraf menembus koroid dan sclera
hingga ke bagian belakang dan medialnya
melalui rongga orbita.
Kiasma optik
Kiasma optik berada di depan dan diatas kelenjar hipofisis, Di kiasma optic, serat
saraf optic dari sisi nasal tiap retina terletak bersilangan dan berlawanan, missal
sisi serat saraf optic mata kanan ada di bagian mata kiri begitu juga sebaliknya.
Fotoreseptor dan foto pigmen
Setiap fotoreseptor terdiri dari tiga segmen: segmen luar yang
berbatasan dengan kororid dan berfungsi untuk mendeteksi sinar, 2. Segmen dalam
yang mengandung mesin mesin metabolic untuk sel dan (3) ujung sinaptik yang
merambatkan sinyal sinyal ke sel sel bipolar. Segmen luar sel batang yang
berbentuk batang dan segmen luar sel kerucut yang berbentuk kerucut, tersusun
dari tumpukan tumpuka cawan dari membrane yang banyak mengandung molekul
fotopigmen
Setiap fotopigmen terdiri dari suatu protein yang bersifat enzim yang
disebut opsin yang berkombinasi dengan retinal suatu derivate vitamin A. ada
empat masam fotopigmen yang berbeda, yaitu satu fotopigmen yang berada di
dalam sel batang yang disebutrodopsin, dan masing masing satu fotopigmen dalam
setiap jenis sel kerucut.
Retinal pada semua jenis fotopigmen adalah sama, tetapi opsinnya sangat
berbeda. Opsin inilah yang membedakan masing masing fotopigmen adalah sama,
tatapi opsinnya sangat beebeda. Opsin inilah yang membedakan masing masing
fotopigmen dapat menyerap panjang gelombang sinar yang berbeda.
Mekanisme Eksitasi Fotopigmen
Pada dasarnya mekanisme eksitasi pada semua fotopigmen adalah sama,
bila molekul fotopigmen menyerap sinar, maka bagian retinalnya akan berubah
bentuk dari fotopigmen ini akan menyebabkan terbukanya saluran Na+ berpintu
zat kimia pada membrane segmen luar. maka saluran ini merespon zat kimia duta
ke dua alam(internal second messanger), yaitu GMP siklik (Cyclie guanosine
monophosphate), yang menghubungkan absorsi sinar dengan membukanya saluran
Na+.
Bagan Mekanisme Kerja fotopigmen pada fotoreseptor (a) Proses eksitasi Fotopigmen; (b) Pristiwa yang terjadi pada
fotoreseptor di tempat gelap; (c) Peristiwa yang terjadi pda fototreseptor bila terkena sinar.
Sel Batang
Setiap mata mengandung fotopigmen kurang lebih 100 juta batang. Sel
batang sensitive terhadap cahaya lemah, mengandung fotopigmen yang disebut
rhodopsin, rhodopsin sangat sensitive terhadap sinar, sehingga memungkinkan sel
batang dapat berfungsi meskipun dalam tempat remang remang. Karena rhodopsin
begitu mudahnya terurai, maka pada cahaya terang jumlah rhodopsin pada sel
batang akan cepat mengalami pengurangan, yang selanjutnya sel batang tidak
efektif bekerja pada cahaya terang.
Pada cahaya gelap dan atau remang remang rhodopsin akan secara cepat
dibentuk kembali dan sel batang akan berfungsi kembali. Apabila kita masuk ke
ruang bioskop pada siang hari, mula mula pandangan kita sangat terganggu, namun
beberapa detik kemudian pandangan akan normal kembali. Hal ini dikarenakan sel
batang yang baru terkena sinar kuat kuat di luar ruangan memerlukan sekitar 20
detik untuk membentuk kembali rhodopsin sehingga sel batang dapat kembali
normal. Penguraian dan pembentukan kembali rhodopsin terjadi melalui suatu
siklus yang kontinu.
Sel Kerucut
Setiap mata mengandung sekitar tiga juta sel kerucut. Sel kerucut
mengandung fotopigmen yang sensitive terhadap sinar terang dan sinar
berwarna yang berbeda beda fotopigmen yang berada di dalam sel kerucut
akan mengurai bila terkena sinar berwarna. Seperti juga pada sel batang,
penguraian fotopigmen akan menurunkan bipolar, dan pada sel bipolar akan
timbul impuls.
Setiap jenis sel kerucut akan merespon secara optimal hanya kepada panjang
gelombang spectrum warna yang sesuai dengan nya. Sel kerucut warna merah
akan merespon panjang gelombang sinar merah, sel kerucut warna hijau akan
merespon panjang gelombang hijau, dan sel kerucut warna biru akan
merespon panjang gelombang panjang gelombang warna biru.
Gambar sel batang dan sel kerucut
Pembentukan Bayangan Pada Retina
Pembentukan bayangan pada retina memerlukan 4 proses dasar, yang
semua bersangkutan dengan pemfokusan cahaya: (1) refraksi cabaya, (2) akomodasi
lensa, (3) konstriksi pupil, (4) kovergensi bola mata.
Refraksi dan akomodasi. Bila cahaya merambat dari suatu
medium transparan, misalnya udara, ke medium transparan kedua
yang kerapatannya berbeda, misalnya air, maka cahaya akan
dibelokkan. Dalam keadaan demikian dikatakan cahaya mengalami
refraksi.
Mata memiliki 4 media refraksi, yaitu: kornea, aqueus
humor, lensa, dan vitreus humor. Cahaya lurus dari udara yang masuk
mata akan direfraksi pada titik-titik berikut: (1) pada permukaan
anterior kornea, begitu cahaya berpindah dari udara yang lebih
renggang ke kornea yang lebih rapat, (2) pada permukaan posterior
kornea, begitu cahaya berpindah dari kornea ke aqueus humor yang
kurang rapat, (3) pada permukaan anterior lensa, begitu cahaya
berpindah dari aqueus humor ke lensa yang lebih rapat, dan (4) pada
permukaan posterior lensa, begitu cahaya berpindah dari lensa ke
vitreus humor yang kurang rapat.
Konstriksi pupil. Kontriksi pupil menghasilkan penyempitan pada pupil.
Tujuannya adalah untuk membatasi cahaya tepi agar tidak masuk ke bagian
tepi lensa. Cahaya tepi ini akan menghasilkan bayangan buram, karena tidak
dapat difokuskan ke retina. Biasanya kontriksi pupil ini terjadi bersamaan
dengan akomodasi lensa.

Konvergensi bola mata. Burung mampu melihat dua benda di sebelah kanan
dan kiri matanya dalam waktu bersamaan. Ini berarti bahwa burung mampu
memfokuskan kedua bola mata kepada dua obyek yang berbeda pada saat
bersamaan. Hal demikian tidak dapat dilakukan oleh manusia. Manusia pada
saat melihat suatu benda, kedua bola matanya akan terfokus pada satu
benda tersebut. Keadaan demikian dikenal sebagai “single binocular vision”.
Single binocular vision adalah kemampuan mengarahkan cahaya dari suatu
benda agar jatuh pada titik-titik sesuai (corresponding points) pada retina
kedua mata.
Pembiasan sinar cahaya
Saat sinar cahaya melintas dari satu media kepadatan ke media dengan
kepadatan berbeda, sinar iini dibelokkan, misalnya di mata, lensa bikonveks
(dwicembung) membelokkan dan memfokuskan sinar cahaya. Prinsip ini digunakan
untuk memfokuskan sinar cahaya di retina. Sebelum mencapai retina, sinar cahaya
berhasil melewati konjungtiva, kornea, caira aqueous, dan badan viterus. Semua
substansi ini lebih padat daripada udara dan kecuali lensa, substansi ini memiliki
daya pembias yang konstan, serupa dengan air. Pembiasan yang abnormal dalam
mata dikoreksi dengan menggunakan lensa bikonveks atau bikonkaf.

Ukuran Pupil
Ukuran pupil memengaruhi akomodasi dengan mengendalikan jumlah
cahaya yang masuk ke mata. Pada cahaya yang terang, pupil berkonstriksi. Pada
cahaya yang redup, pupil berdilatasi.
Jika pupil berdilatasi pada cahaya yang terang, terlalu banyak cahaya
yang masuk ke mata dan akan merusak retina yang peka terhadap cahaya. Pada
cahaya redup, jika pupil berkonstriksi, cahaya yang tidak cukup masuk ke mata
untuk mengaktifkan pigmen fotosensitif di sel batang dan kerucut yang
menstimulasi ujung saraf di retina.
Akomodasi
Penglihatan dekat. Agar objek yang dekat
dapat difokuskan, yakni jarak sekitar 6
meter, akomodasi diperlukan dan mata
harus membuat penyesuaian sebagai
berikut.

Konstriksi pupil
Konstriksi pupil membantu
akomodasi dengan mengurangi lebar
berkas cahaya yang masuk ke mata
sehingga berkas cahaya melalui bagian
lengkung sentral lensa.

Konvergens (pergerakan bola mata)


Sinar cahaya berasal dari objek yang dekat, masuk ke dua mata pada
sudut yang berbeda dan untuk dapat melihat jelas. Sinar ini harus menstimulasi
area yang berfungsi pada dua retina. Otot enstrinsik menggerakkan mata dan
untuk mendapat bayangan yang jelas, otot ini merotasikan mata sehingga mata
berpusat pada objek yang dilihat. Aktivitas otot yang terkoordinasi ini berada
dibawah kendali autonomy. Saat terdapat gerakan volunteer mata, kedua mata
bergerak dan konvergensi dipertahankan. Semakn dekat suatu objek dengan
mata, semakin besar rotasi mata yang diperlukan untuk mencapai konvergensi,
Mengubah daya lensa
Perubahan dalam ketebalan lensa dilakukan untuk memfokuskan cahaya
pada retina. Jumlah penyesuaian bergantung pada jarak objek dari mata, yakni
lensa semakin tebal pada saat penglihatan dekat dan semakin tipis saat berfokus
pada objek yang berjarak lebih dari meter. Melihat objek yang dekat membuat
mata lebih cepat lelah karena penggunaan otot siliaris yang terus-menerus.

Gambar bagian mata yang memfokuskan cahaya pada retina


Penglihatan Jauh
Objek yang berjarak lebih dari 6 meter dari mata difokuskan pada retina
tanpa penyesuaian lensa atau konvergensi lensa.
Otot Ekstra Okular Mata
Otot ekstra okular meliputi otot kelopak mata dan otot yang menggerakkan
bola mata. Bola mata digerakkan oleh enam otot ekstrinsik, yang melekat pada
salah satu ujung bola mata dan sisanya melekat pada dinding rongga orbita.
Terdapat empat otot erektus (lurus) dan dua otot obliq.
Menggerakkan mata untuk melihat arah tertentu berada di bawah kendali
volunteer, tetapi koordinasi gerakan diperlukan untuk konvergensi dan akomodasi
untuk penglihatan dekat, berada di bawah kendali involunter (otonom). Gerakkan
mata dihasilkan oleh otot-otot ini.
Otot ekstrinsik mata: cara kerja dan saraf kranial yang mempersarafi.

Nama Cara Kerja Saraf Kranial yang Mempersarafi

Rektus medial Merotasikan bola mata ke dalam Saraf okulomotor (saraf kranial ke-3)

Rektus lateral Merotasikan bola mata keluar Saraf abdusens (saraf kranial ke-6)

Rektus superior Merotasikan bola mata keatas Saraf okulomotor (saraf kranial ke-3)

Rektus Inferior Merotasikan bola mata kebawah Saraf okulomotor (saraf kranial ke-3)

Obliq superior Merotasikan bola mata ke bawah dan keluar Saraf troklear (saraf kranial ke-4)

Obliq inferior Merotasikan bola mata keatas dan keluar Saraf okulomotor (saraf kranial ke-3)
Saraf yang mempersarafi otot mata
Saraf okulomotor mempersarafi otot mata instrinsik dari iris dan badan siliaris.

(GAMBAR OTOT EKSTRINSIK MATA)


Indera Pendengaran

Telinga dalam merupakan tempat dua sistem sensori yang berbeda yaitu kokhlea
yang mengandung reseptor yang mampu mengubah gelombang suara menjadi impuls
saraf, sehingga kita bisa mendengar, dan organ vestibular yang mengandung alat-
alat keseimbangan.

Telinga luar, terdiri dari daun Telinga tengah, terletak di


telinga atau aurikula, dan dalam tulang temporalis,
saluran telinga luar (meatus terdiri dari membran timpani
akustikus eksternus). Bagian dan tiga tulang pendengaran:
dalam saluran telinga luar maleus, inkus, stapes.
mengandung kelenjar yang Telinga dalam, juga disebut Membran timpani berfungsi
labirin, merupakan struktur
menghasilkan minyak telinga menerima getaran suara dari
yang kompleks, terdiri dari
atau serumen. Serumen serangkaian rongga-rongga luar, yang selanjutnya akan
tulang dan saluran
berfungsi "menangkap” debu diteruskan ke telinga dalam
membranosa yang berisi
dan mencegah infeksi. cairan. melalui tulang-tulang
pendengaran.
Telinga dalam terdiri dari kokhlea dan
organ vestibular. Kokhlea merupakan
saluran yang berbentuk seperti rumah
siput, yang di dalamnya berisi organ korti
sebagai reseptor getaran.
Organ vestibular terdiri dari dua bagian
yaitu: saluran setengah dan vestibulum.
Pada pangkal setiap saluran setengah
lingkaran terjadi penggelembungan, dan
bagian ini disebut ampula. Di dalam
ampula ini terdapat ala keseimbangan
dinamis yang disebut krista ampularis
atau krista. Vestibulum terbagi menjadi
dua bagian, yaitu sakulus dan utrikulus
yang di dalamnya terdapat ala
keseimbangan statis yang disebut makula
akustika atau makula.
Getaran suara yang diterima oleh
membran timpani dan diteruskan ke kokhlea
melalui tulang pendengaran akan
menggetarkan jendela lonjong, dan getaran
ini akan menimbulkan gelombang cairan
perilimfe di dalam saluran vestibular dan
saluran timpani. Gelombang getaran dalam
saluran vestibular juga melintasi membran
vestibular masuk ke saluran koklear, yang
selanjutnya melintasi membran basilaris ke
saluran timpani.
Tekanan gelombang ini akan
menggetarkan membran basilaris kje atas ke
bawah yang mengakibatkan ujung rambut
organ Korti bersentuhan den membran
tektorial. Sentuhan ini merupakan stimulus
bagi organ Korti yang akan segera
meresponnya dalam bentuk pembebasan
neurotransmiter ke ujung dendrit saraf
pendengaran (saraf kokhlear) yang berada
pada pangkal organ Korti. Impuls saraf yang
terjadi pada ujung dendrit ini, akan
diteruskan melalui serabut saraf koklear ke
pusat pendengaran, sehingga terjadi proses
mendengar.
Indera Keseimbangan

kita memiliki dua macam alat keseimbangan, yaitu alat keseimbangan dinamis
(krista ampularis) dan alat keseimbangan statis (makula akustika). Krista ampularis, terletak
di dalam ampula. Jadi pada setiap telinga kita memiliki tiga krista ampularis yang posisinya
saling tegak lurus satu sama lain.
Krista ampularis merupakan jaringan yang melengkung dan mengandung sel-sel reseptor.
Setiap sel reseptor memiliki dua kelompok rambut, pertama kelompok yang terdiri banyak
mikrovili yang disebut stereosilia, dan kedua hanya terdiri dari satu silium yang disebut
kinosilium. Rambut-rambut sel reseptor tadi secara bersama dilapisi oleh zat gelatin,
sehingga secara keseluruhan bagian ini berupa tudung yang disebut kapula. Jadi kupula
menonjol ke ruang ampula yang berisi endolimfe. Di bagian dasar sel-sel reseptor melekat
ujung-ujung dendrit saraf sensoris.
Perputaran kepala menyebabkan endolimfe di dalam (paling tidak salah satu)
saluran semi sirkularis bergerak. Aliran endolimfe tersebut akan mendorong
kupula sehingga kupula akan condong ke arah tertentu. Gerakan kupula ini akan
menggerakkan pula rambut sel-sel reseptor. Apabila gerakan rambut condong ke
arah kinosilium, maka pada sel reseptor akan terjadi depolarisasi, dan bila arah
gerakan rambut condong menjauhi kinosilium, maka pada sel reseptor akan
terjadi hiperpolarisasi. Depolarisasi pada sel reseptor akan diikuti dengan
dilepaskannya neurotransmiter, yang selanjutnya akan membangkitkan impuls
pada ujung saraf sensoris. Impuls tersebut selanjutnya disampaikan ke pusat
keseimbangan di dalam otak.
bila kepala kita tundukkan: karena gaya berat, maka lapisan gelatin akan
melengkung ke depan. Dalam utrikulus pada setiap sisi kepala, sebagian
rambut sel reseptor terdepolarisasi dan sebagian yang lain hiperpolarisasi.
Sel reseptor yang terdepolarisasi akan membebaskan neurotransmiter yang
selanjutnya diikuti terjadinya impuls pada ujung saraf sensoris untuk
diteruskan ke pusat keseimbangan di otak. Dengan demikian kita sadar
akan posisi kepala kita pada saat diam. Rambut reseptor dalam utrikulus
juga mengalami perubahan bila kita melakukan gerak lurus horizontal.
*
•Skabies. Skabies disebut pula “seven-year itch”. Penyakit tersebut
disebabkan oleh parasit insekta yang sangat kecil (Sarvoptes scabies)
dan dapat menular pada orang lain.

Gambar 3.1 Penyakit scabies yang disebabkan oleh insekta parasite


Kanker kulit.
Kanker kulit adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh berubahnya
sifat-sifat penyusun sel kulit yang normal menjadi ganas, dimana sel-sel akan
terus membelah menjadi bentuk yang abnormal secara tidak terkontrol akibat
kerusakan DNA.
Secara umum, kanker kulit memiliki banyak resiko yang potensial, antara
lain :
Terpapar oleh radiasi sinar ultraviolet secara berlebihan (baik Ultraviolet
A maupun Ultraviolet B).
Luka yang lama tidak sembuh (chronic non-healing wounds) , khususnya
luka bakar,diantaranya adalah Marjolin’s ulcer yang bisa berkembang menjadi
Karsinoma Sel Skuamosa.
Tahi lalat berukuran lebih besar dari 20 mm beresiko tinggi berekmbang
menjadi kanker.
Karsinoma Sel Basal (Basalioma) adalah tipe kanker kulit terbanyak, bersifat
lokal invasif, jarang bermetastasis namun tetap memiliki peluang untuk menjadi
maligna karena dapat merusak dan menghancurkan jaringan sekitar. Karsinoma
Sel Basal muncul akibat radiasi sinar ultraviolet, biasanya di bagian wajah.
Karsinoma Sel Basal jarang menyebabkan kematian serta mudah diterapi dengan
pembedahan maupun radiasi.
•Melanoma Maligna adalah tumor yang berasal dari melanosit, merupakan salah satu
tumor yang paling ganas pada tubuh dengan resiko metastasis yang tinggi. Melanoma
Maligna dapat dibagi menjadi empat yaitu : Superficial Spreading Melanoma (SSM),
Nodular Melanoma (NM), Lentigo Malignant Melanoma, dan Acral Lentiginous
Melanoma (ALM).

Gambar 3.4 Tumor pada kulit


Kelainan Pada Lidah

•Geografic tongue. Gejalanya yaitu lidah seperti peta, berpulau-pulau.


Bagian pulau itu berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan
dikelilingi pita putih tebal.
Glossopyrosis. Kelainan ini berupa keluhan pada lidah
dimana lidah terasa sakit dan panas dan terbakar tetapi
tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan. Hal ini
lebih banyak disebabkan karena psikosomatis dibandingkan
dengan kelainan pada syaraf.

Gambar 3.5 Lidah yang terkena Geographic


tongue

Gambar 3.6 lidah yang


terkena Glossopyrosis
Kelainan pada •Rhinitis Allergica, adalah peradangan hidung karena
hidung
alergi. Disebabkan oleh adanya reaksi alergi pada hidung
yang ditimbulkan oleh masuknya substansi asing ke
dalam saluran tenggorokan.

Gambar 3.7 hidung terkena penyakit Rhinitis


Allergica
Kelainan pada mata

Miopia atau penglihatan dekat dapat terjadi bila bola mata terlalu
panjang atau lensa mata terlalu kuat (cembung). Tanpa menggunakan bantuan
lensa (kaca mata) sinar sejajar yang datang dari benda yang jauh akan jatuh
pada fokus di depan retina.
Hiperopia atau penglihatan jauh, terjadi bila bola mata terlalu pendek
atau lensa mata terlalu lemah (pipih). Pada hiperopia ini sinar sejajar yang
datang akan difokuskan di belakang retina.
Mata pada penderita hipermetropi

Konjungtivis, adalah peradangan pada


konjungtiva, yaitu membran tipis yang
melapisi kornea dan bagian dalam pelupuk
mata. Penyebab utamanya adalah bakteri
dan virus; namun alergi, zat kimia, asam,
dan benda asing lain yang mengiritasi
Katarak, Ialah cacat mata, yaitu
buramnya dan berkurang
elastisitasnya lensa mata. Hal ini
terjadi karena adanya pengapuran
pada lensa. Pada orang yang terkena
katarak pandangan menjadi kabur
dan daya akomodasi berkurang. Gambar 3.11 Mata pada penderita
katarak

Kelainan Pada telinga

Otitis eksterna
Otitis eksterna adalah suatu infeksi pada saluran telinga.
Infeksi ini bisa menyerang seluruh saluran (otitis eksterna
generalisata) atau hanya pada daerah tertentu sebagai
bisul (furunkel). Otitis eksterna seringkali disebut
sebagai telinga perenang (swimmer's ear).
Eksim
Eksim pada telinga merupakan suatu
peradangan kulit pada telinga luar dan
saluran telinga, yang ditandai dengan
gatal-gatal, kemerahan, pengelupasan
kulit, kulit yang pecah-pecah serta
keluarnya cairan dari telinga. Keadaan ini
bisa menyebabkan infeksi pada telinga
luar dan saluran telinga. Gambar 3.13 Telinga pada penderita eksim

Kanker
Kanker sel basal dan kanker sel skuamosa
seringkali tumbuh pada telinga luar
setelah pemaparan sinar matahari yang
lama dan berulang-ulang. Pada stadium
dini, bisa diatasi dengan pengangkatan
kanker atau terapi penyinaran. Gambar 3.14 Telinga pada penderita kanker
*

Anda mungkin juga menyukai