KELOMPOK 2
1. IIS NURRAHMA WATI
2. NAZIL RESTU WAHYUNINGSIH
3. IFA HANINRYANA
4. AHMAD KHOIROFI AROZAK
*PANCA INDERA
Apa itu Panca
Indera …????
Panca indera adalah alat alat tubuh yang
mempunyai fungsi untuk mengetahui keadaan
luar. Alat Indera Manusia sering disebut panca
Indera karena teriri dari 5 macam yaitu
Peraba (kulit)
Penglihatan (mata)
Pembau (hidung)
Pengecap (Lidah)
Pendengar (Telinga)
* Secara tradisi dikatakan bahwa manusia memiliki 5
indera, yaitu peraba, pengecap, pembau, penglihatan, dan
pendengaran. Kenyataannya, setiap indra tersebut melibatkan
beberapa sensasi yang lain. Misalnya peraba, melibatkan
kemampuan mengenal panas/dingin, tekanan, dan sakit. Oleh
karena itu klasifikasi indera menjadi 5 menjadi kurang tepat,
mungkin lebih tepat bila diklasifikasikan berdasarkan jenis
reseptornya, sehingga dalam pembicaraan selanjutnya,
klasifikasinya indera akan ditekankan kepada jenis
reseptornya.
Reseptor
Reseptor itu mungkin suatu ujung saraf aferen atau sel khusus
yang berhubungan baik dengan ujung peripheral dari saraf aferen.
Karena satun satunya cara reseptor menyampaikan informasi ke
sistem saraf pusat hanya dalam bentuk potensial aksi yang
dirambatkan melalui serabut saraf, maka reseptor harus mengubah
berbagai bentuk energy stimulus menjadi energy listrik (potensial
aksi). Proses pengubahan energy stimulus menjadi energy listrik ini
dikenal sebagai transduksi proses tersebut melalui proses depolarisasi
reseptor yang menghasilkan perubahan potensial membrane.
Potensial membrane ini dikenal sebagai potensial reseptor pada
reseptor sel khusus, dan disebut potensial generator bila reseptor
merupakan ujung saraf aferen.
Disebut bilik interior, dan bilik posterior yang terletak antara iris dan
lensa. Cairan aques humor yang terus menerus diproduksi oleh pleksus khoroid,
secara terus menerus pula di produksi oleh pleksus khoroid, secara terus
menerus pula diserap oleh saluran Schlemm (yang analog dengan sinus venosus
alam dura mater) untuk kemudian dialirkan ke pembulu darah. Dengan
demikian volume aqueus humor dalam ruang anterior relative konstan. Aqueus
humor berfungsi memasok makanan ke lensa dan kornea sebab baik lensa
maupun kornea tidak mengandung pembulu darah
Gambar : Struktur Anatomi Mata
Bola mata diikat dan digerakkan oleh enam otot mata ekstrinsik yaitu otot
lurus atas dan otot lurus ke bawah, otot lurus samping dan otot lurus tengah, otot
serong atas dan otot serong bawah. Dinding bola mata teriri dari tiga lapis jaringan,
yaitu seklera, koroid, dan retina.
Sclera, merupakan lapisan dinding bola mata yang paling luar, tersusun dari
suatu jaringan fibrosa yang kuat. Lapisan sclera tersebut dibagian depan berubah
menjadi bening dan tembus cahaya yang disebut kornea.
Koroid merupakan lapisan tengah dari dinding bola mata. Koroid melapisi
lima perenam posterior permukaan dalam sclera. Lapisan ini berpigmen dan
merupakan lapisan yang penuh dengan pembuluh darah. dibagian depan, koroid ini
berubah bentuk menjadi badan siliari dan iris. Fungsi pigmen pada lapisan koroid ini
adalah untuk menyerap sinar dan menyebar
Iris merupakan bagian mata yang terlihat berwarna dan memanjang secara
anterior dari badan siliaris, berada di belakang kornea dan di depan lensa. Iris
membagi bagian anterior mata menjadi bilik anterior dan posterior yang
mengandung cairan aqueous yang disekresi oleh badan siliaris. Iris merupakan badan
sirkular yang terdiri atas sel pigmen dan dua lapisan serat otot polos, yakni otot
sirkular dan radian. Pada bagian tengahnya, terdaat aperture (celah) yang disebut
pupil.
Iris merupakan bagian terdepan dari koroid, berwarna gelap, di bagian
tengahnya berlubang yang disebut pupil. Dengan adanya pupil ini memungkinkan
cahaya masuk ke bagian dalam mata.
Badan siliaris merupakan lanjutan anterior kold. Kontraksi dan relaksasi
otot siliaris mengubah ketebalan lensa, membelokkan sinar cahaya yang masuk ke
mata untuk memfokuskan cahaya pada retina
Retina merupakan lapisan paling alam dari bola mata, yang tersusun dari
luar ke dalam (a) suatu lapisan berpigmen yang melengkapi fungsi koroid untuk
menyerap cahaya. (b) lapisan fotoreseptor, (c) lapisan bipolar, dan (d) lapisan
ganglion.
Fotoreseptor merupakan modifikasi dari sel saraf. Ada dua tipe foto
reseptor, yaitu sel batang (rods) dan sel kerucut (cones). Setiap mata terhadap
cahaya lemah, sehingga sel sel batang dan sekitar 3 juta sel kerucut. Sel
batang sensitive terhadap cahaya lemah, sehingga sel sel batang ini berfungsi
untuk melihat di tempat yang bercahaya remang, sel kerucut sensitive
terhadap cahaya terang dan warna. Ada tiga macam sel kerucut : 1. Sel
kerucut untuk warna merah,biru, dan hijau.
Cahaya yang masuk ke mata melalui
kornea akan diproyeksikan oleh lensa tepat
pada retina. Sebelum mencapai fotoreseptor,
cahaya tadi melewati lapisan ganglion dan
lapisan bipolar.
Akson sel sel ganglian akan merambat
pada permukaan dalam retina dan akan
mengumpul menjadi satu pada bagian belakang
bola mata, membentuk saraf penglihatan.
Tempat menyatunya akson, akson sel
ganglion pada permukaan dalam retina ini
disebut diskus diskus atau bintik buta (blin
spot).
Disebut bintik buta karena pada
tempat ini tidak ada fotoreseptornya, sehingga
tidak sensitive terhadap cahaya. Masuk dan
keluarnya pembuluh darah adalah pada tempat
yang sama dengan masuknya saraf penglihatan.
Kotak mata
Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari
kerusakan. Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak
mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh
dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva disebut
konjungtivitis. Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan
yang keluar dari kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis.
Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata
berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikro organisme ke dalam
mata.
Otot mata
Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat di antaranya
disebut otot rektus (rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus
internal). Otot rektus berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke
atas, dan ke bawah. Dua lainnya adalah otot obliq atas (superior) dan otot obliq
bawah (inferior).
Pembuluh Darah yang
Memperdarahi Mata
Mata diperdarahi oleh
darah arteri yang berasal dari
arteri siliaris dan arteri retina
sentral. Arteri ini merupakan
cabang dari arteri optalmik, salah
satu cabang arteri karotis interna.
Vena yang memperdarahi mata
adalah vena retina sentral Gambar Retina dilihat dari optamolskop
terbungkus di dalam saraf optic Saraf Optik
yang masuk ke mata pada diskus Saraf optic berasal dari retina dan
serat ini berkumpul untuk membentuk saraf
optic. optik sekitar 0,5 cm dari sisi nasal makula
lutea. Saraf menembus koroid dan sclera
hingga ke bagian belakang dan medialnya
melalui rongga orbita.
Kiasma optik
Kiasma optik berada di depan dan diatas kelenjar hipofisis, Di kiasma optic, serat
saraf optic dari sisi nasal tiap retina terletak bersilangan dan berlawanan, missal
sisi serat saraf optic mata kanan ada di bagian mata kiri begitu juga sebaliknya.
Fotoreseptor dan foto pigmen
Setiap fotoreseptor terdiri dari tiga segmen: segmen luar yang
berbatasan dengan kororid dan berfungsi untuk mendeteksi sinar, 2. Segmen dalam
yang mengandung mesin mesin metabolic untuk sel dan (3) ujung sinaptik yang
merambatkan sinyal sinyal ke sel sel bipolar. Segmen luar sel batang yang
berbentuk batang dan segmen luar sel kerucut yang berbentuk kerucut, tersusun
dari tumpukan tumpuka cawan dari membrane yang banyak mengandung molekul
fotopigmen
Setiap fotopigmen terdiri dari suatu protein yang bersifat enzim yang
disebut opsin yang berkombinasi dengan retinal suatu derivate vitamin A. ada
empat masam fotopigmen yang berbeda, yaitu satu fotopigmen yang berada di
dalam sel batang yang disebutrodopsin, dan masing masing satu fotopigmen dalam
setiap jenis sel kerucut.
Retinal pada semua jenis fotopigmen adalah sama, tetapi opsinnya sangat
berbeda. Opsin inilah yang membedakan masing masing fotopigmen adalah sama,
tatapi opsinnya sangat beebeda. Opsin inilah yang membedakan masing masing
fotopigmen dapat menyerap panjang gelombang sinar yang berbeda.
Mekanisme Eksitasi Fotopigmen
Pada dasarnya mekanisme eksitasi pada semua fotopigmen adalah sama,
bila molekul fotopigmen menyerap sinar, maka bagian retinalnya akan berubah
bentuk dari fotopigmen ini akan menyebabkan terbukanya saluran Na+ berpintu
zat kimia pada membrane segmen luar. maka saluran ini merespon zat kimia duta
ke dua alam(internal second messanger), yaitu GMP siklik (Cyclie guanosine
monophosphate), yang menghubungkan absorsi sinar dengan membukanya saluran
Na+.
Bagan Mekanisme Kerja fotopigmen pada fotoreseptor (a) Proses eksitasi Fotopigmen; (b) Pristiwa yang terjadi pada
fotoreseptor di tempat gelap; (c) Peristiwa yang terjadi pda fototreseptor bila terkena sinar.
Sel Batang
Setiap mata mengandung fotopigmen kurang lebih 100 juta batang. Sel
batang sensitive terhadap cahaya lemah, mengandung fotopigmen yang disebut
rhodopsin, rhodopsin sangat sensitive terhadap sinar, sehingga memungkinkan sel
batang dapat berfungsi meskipun dalam tempat remang remang. Karena rhodopsin
begitu mudahnya terurai, maka pada cahaya terang jumlah rhodopsin pada sel
batang akan cepat mengalami pengurangan, yang selanjutnya sel batang tidak
efektif bekerja pada cahaya terang.
Pada cahaya gelap dan atau remang remang rhodopsin akan secara cepat
dibentuk kembali dan sel batang akan berfungsi kembali. Apabila kita masuk ke
ruang bioskop pada siang hari, mula mula pandangan kita sangat terganggu, namun
beberapa detik kemudian pandangan akan normal kembali. Hal ini dikarenakan sel
batang yang baru terkena sinar kuat kuat di luar ruangan memerlukan sekitar 20
detik untuk membentuk kembali rhodopsin sehingga sel batang dapat kembali
normal. Penguraian dan pembentukan kembali rhodopsin terjadi melalui suatu
siklus yang kontinu.
Sel Kerucut
Setiap mata mengandung sekitar tiga juta sel kerucut. Sel kerucut
mengandung fotopigmen yang sensitive terhadap sinar terang dan sinar
berwarna yang berbeda beda fotopigmen yang berada di dalam sel kerucut
akan mengurai bila terkena sinar berwarna. Seperti juga pada sel batang,
penguraian fotopigmen akan menurunkan bipolar, dan pada sel bipolar akan
timbul impuls.
Setiap jenis sel kerucut akan merespon secara optimal hanya kepada panjang
gelombang spectrum warna yang sesuai dengan nya. Sel kerucut warna merah
akan merespon panjang gelombang sinar merah, sel kerucut warna hijau akan
merespon panjang gelombang hijau, dan sel kerucut warna biru akan
merespon panjang gelombang panjang gelombang warna biru.
Gambar sel batang dan sel kerucut
Pembentukan Bayangan Pada Retina
Pembentukan bayangan pada retina memerlukan 4 proses dasar, yang
semua bersangkutan dengan pemfokusan cahaya: (1) refraksi cabaya, (2) akomodasi
lensa, (3) konstriksi pupil, (4) kovergensi bola mata.
Refraksi dan akomodasi. Bila cahaya merambat dari suatu
medium transparan, misalnya udara, ke medium transparan kedua
yang kerapatannya berbeda, misalnya air, maka cahaya akan
dibelokkan. Dalam keadaan demikian dikatakan cahaya mengalami
refraksi.
Mata memiliki 4 media refraksi, yaitu: kornea, aqueus
humor, lensa, dan vitreus humor. Cahaya lurus dari udara yang masuk
mata akan direfraksi pada titik-titik berikut: (1) pada permukaan
anterior kornea, begitu cahaya berpindah dari udara yang lebih
renggang ke kornea yang lebih rapat, (2) pada permukaan posterior
kornea, begitu cahaya berpindah dari kornea ke aqueus humor yang
kurang rapat, (3) pada permukaan anterior lensa, begitu cahaya
berpindah dari aqueus humor ke lensa yang lebih rapat, dan (4) pada
permukaan posterior lensa, begitu cahaya berpindah dari lensa ke
vitreus humor yang kurang rapat.
Konstriksi pupil. Kontriksi pupil menghasilkan penyempitan pada pupil.
Tujuannya adalah untuk membatasi cahaya tepi agar tidak masuk ke bagian
tepi lensa. Cahaya tepi ini akan menghasilkan bayangan buram, karena tidak
dapat difokuskan ke retina. Biasanya kontriksi pupil ini terjadi bersamaan
dengan akomodasi lensa.
Konvergensi bola mata. Burung mampu melihat dua benda di sebelah kanan
dan kiri matanya dalam waktu bersamaan. Ini berarti bahwa burung mampu
memfokuskan kedua bola mata kepada dua obyek yang berbeda pada saat
bersamaan. Hal demikian tidak dapat dilakukan oleh manusia. Manusia pada
saat melihat suatu benda, kedua bola matanya akan terfokus pada satu
benda tersebut. Keadaan demikian dikenal sebagai “single binocular vision”.
Single binocular vision adalah kemampuan mengarahkan cahaya dari suatu
benda agar jatuh pada titik-titik sesuai (corresponding points) pada retina
kedua mata.
Pembiasan sinar cahaya
Saat sinar cahaya melintas dari satu media kepadatan ke media dengan
kepadatan berbeda, sinar iini dibelokkan, misalnya di mata, lensa bikonveks
(dwicembung) membelokkan dan memfokuskan sinar cahaya. Prinsip ini digunakan
untuk memfokuskan sinar cahaya di retina. Sebelum mencapai retina, sinar cahaya
berhasil melewati konjungtiva, kornea, caira aqueous, dan badan viterus. Semua
substansi ini lebih padat daripada udara dan kecuali lensa, substansi ini memiliki
daya pembias yang konstan, serupa dengan air. Pembiasan yang abnormal dalam
mata dikoreksi dengan menggunakan lensa bikonveks atau bikonkaf.
Ukuran Pupil
Ukuran pupil memengaruhi akomodasi dengan mengendalikan jumlah
cahaya yang masuk ke mata. Pada cahaya yang terang, pupil berkonstriksi. Pada
cahaya yang redup, pupil berdilatasi.
Jika pupil berdilatasi pada cahaya yang terang, terlalu banyak cahaya
yang masuk ke mata dan akan merusak retina yang peka terhadap cahaya. Pada
cahaya redup, jika pupil berkonstriksi, cahaya yang tidak cukup masuk ke mata
untuk mengaktifkan pigmen fotosensitif di sel batang dan kerucut yang
menstimulasi ujung saraf di retina.
Akomodasi
Penglihatan dekat. Agar objek yang dekat
dapat difokuskan, yakni jarak sekitar 6
meter, akomodasi diperlukan dan mata
harus membuat penyesuaian sebagai
berikut.
Konstriksi pupil
Konstriksi pupil membantu
akomodasi dengan mengurangi lebar
berkas cahaya yang masuk ke mata
sehingga berkas cahaya melalui bagian
lengkung sentral lensa.
Rektus medial Merotasikan bola mata ke dalam Saraf okulomotor (saraf kranial ke-3)
Rektus lateral Merotasikan bola mata keluar Saraf abdusens (saraf kranial ke-6)
Rektus superior Merotasikan bola mata keatas Saraf okulomotor (saraf kranial ke-3)
Rektus Inferior Merotasikan bola mata kebawah Saraf okulomotor (saraf kranial ke-3)
Obliq superior Merotasikan bola mata ke bawah dan keluar Saraf troklear (saraf kranial ke-4)
Obliq inferior Merotasikan bola mata keatas dan keluar Saraf okulomotor (saraf kranial ke-3)
Saraf yang mempersarafi otot mata
Saraf okulomotor mempersarafi otot mata instrinsik dari iris dan badan siliaris.
Telinga dalam merupakan tempat dua sistem sensori yang berbeda yaitu kokhlea
yang mengandung reseptor yang mampu mengubah gelombang suara menjadi impuls
saraf, sehingga kita bisa mendengar, dan organ vestibular yang mengandung alat-
alat keseimbangan.
kita memiliki dua macam alat keseimbangan, yaitu alat keseimbangan dinamis
(krista ampularis) dan alat keseimbangan statis (makula akustika). Krista ampularis, terletak
di dalam ampula. Jadi pada setiap telinga kita memiliki tiga krista ampularis yang posisinya
saling tegak lurus satu sama lain.
Krista ampularis merupakan jaringan yang melengkung dan mengandung sel-sel reseptor.
Setiap sel reseptor memiliki dua kelompok rambut, pertama kelompok yang terdiri banyak
mikrovili yang disebut stereosilia, dan kedua hanya terdiri dari satu silium yang disebut
kinosilium. Rambut-rambut sel reseptor tadi secara bersama dilapisi oleh zat gelatin,
sehingga secara keseluruhan bagian ini berupa tudung yang disebut kapula. Jadi kupula
menonjol ke ruang ampula yang berisi endolimfe. Di bagian dasar sel-sel reseptor melekat
ujung-ujung dendrit saraf sensoris.
Perputaran kepala menyebabkan endolimfe di dalam (paling tidak salah satu)
saluran semi sirkularis bergerak. Aliran endolimfe tersebut akan mendorong
kupula sehingga kupula akan condong ke arah tertentu. Gerakan kupula ini akan
menggerakkan pula rambut sel-sel reseptor. Apabila gerakan rambut condong ke
arah kinosilium, maka pada sel reseptor akan terjadi depolarisasi, dan bila arah
gerakan rambut condong menjauhi kinosilium, maka pada sel reseptor akan
terjadi hiperpolarisasi. Depolarisasi pada sel reseptor akan diikuti dengan
dilepaskannya neurotransmiter, yang selanjutnya akan membangkitkan impuls
pada ujung saraf sensoris. Impuls tersebut selanjutnya disampaikan ke pusat
keseimbangan di dalam otak.
bila kepala kita tundukkan: karena gaya berat, maka lapisan gelatin akan
melengkung ke depan. Dalam utrikulus pada setiap sisi kepala, sebagian
rambut sel reseptor terdepolarisasi dan sebagian yang lain hiperpolarisasi.
Sel reseptor yang terdepolarisasi akan membebaskan neurotransmiter yang
selanjutnya diikuti terjadinya impuls pada ujung saraf sensoris untuk
diteruskan ke pusat keseimbangan di otak. Dengan demikian kita sadar
akan posisi kepala kita pada saat diam. Rambut reseptor dalam utrikulus
juga mengalami perubahan bila kita melakukan gerak lurus horizontal.
*
•Skabies. Skabies disebut pula “seven-year itch”. Penyakit tersebut
disebabkan oleh parasit insekta yang sangat kecil (Sarvoptes scabies)
dan dapat menular pada orang lain.
Miopia atau penglihatan dekat dapat terjadi bila bola mata terlalu
panjang atau lensa mata terlalu kuat (cembung). Tanpa menggunakan bantuan
lensa (kaca mata) sinar sejajar yang datang dari benda yang jauh akan jatuh
pada fokus di depan retina.
Hiperopia atau penglihatan jauh, terjadi bila bola mata terlalu pendek
atau lensa mata terlalu lemah (pipih). Pada hiperopia ini sinar sejajar yang
datang akan difokuskan di belakang retina.
Mata pada penderita hipermetropi
Otitis eksterna
Otitis eksterna adalah suatu infeksi pada saluran telinga.
Infeksi ini bisa menyerang seluruh saluran (otitis eksterna
generalisata) atau hanya pada daerah tertentu sebagai
bisul (furunkel). Otitis eksterna seringkali disebut
sebagai telinga perenang (swimmer's ear).
Eksim
Eksim pada telinga merupakan suatu
peradangan kulit pada telinga luar dan
saluran telinga, yang ditandai dengan
gatal-gatal, kemerahan, pengelupasan
kulit, kulit yang pecah-pecah serta
keluarnya cairan dari telinga. Keadaan ini
bisa menyebabkan infeksi pada telinga
luar dan saluran telinga. Gambar 3.13 Telinga pada penderita eksim
Kanker
Kanker sel basal dan kanker sel skuamosa
seringkali tumbuh pada telinga luar
setelah pemaparan sinar matahari yang
lama dan berulang-ulang. Pada stadium
dini, bisa diatasi dengan pengangkatan
kanker atau terapi penyinaran. Gambar 3.14 Telinga pada penderita kanker
*