Anda di halaman 1dari 107

KELAINAN / PENYAKIT

TELINGA LUAR

Dr Ranidewi, SpTHT-KL.,MARS
(Oktober 2017)
KELAINAN TELINGA
LUAR

1. KELAINAN KONGENITAL
a. MIKROTIA
b. ATRESIA MEATUS AKUSTIKUS EKSTERNUS
c. FISTULA PRE AURIKULA

2. KELAINAN DAPATAN
a. Trauma
b. Infeksi
MIKROTIA

Adalah kelainan telinga luar (daun telinga)


akibat gangguan perkembangan arkus
brakialis pertama dan kedua
ETIOLOGI
belum jelas
Embriopatia, Ishemia jar akibat perdarahan intra
uterin, genetik, obat2an

Biasanya diikuti dgn fistula preaurikula,


atresia liang telinga dan kelainan tulang2
pendengaran (telinga tengah)
Indikator untuk meramalkan keadaan telinga
tengah adalah kondisi daun telinganya.

Makin buruk kondisi daun telinganya  makin


buruk pula keadaan telinga tengahnya

Bayi mikrotia dengan tuli konduksi 40-60db


bisa jadi karena disertai kelainan meatus
eksternus dan auris media
INSIDEN

- 1 : 6000-12.000 lahir hidup

- Lebih sering pada bayi laki (2.5 : 1 )

- telinga kanan lebih sering ( 3 : 2 )

- merupakan kelainan kongenital telinga luar


yang paling sering
KLASIFIKASI MIKROTIA
(MICROT)

MIKROTIA GRADE 1

Perkembangan telinga luar hampir sempurna,


namun daun telinga dan liang telinga terbentuk
hampir normal tetapi ukurannya kecil
MIKROTIA GRADE 2

Perkembangan daun telinga terganggu terutama


bagian atas dan terjadi stenosis /atresia liang
telinga yang berakibat tuli konduksi
MIKROTA GRADE 3

Daun telinga sangat kecil, berbentuk kacang


tanpa liang telinga dan tanpa membran
timpani (paling sering)
MIKROTIA GRADE 4

Semua bagian telinga luar tidak terbentuk


(Anotia)
Gangguan pendengaran

Pl sering adalah terjadi Tuli Konduksi yaitu tidak


sampainya suara ke membrana ovale akibat atresia
MAE , tidak sempurnanya membran timpani dan
tulang pendengaran.
Biasanya terjadi penurunan pendengaran sampai
60dB

Tuli Sensoroneural tjd pada 16% dr kasus Mikrotia,


 terjadi kelainan di telinga bagian dalam
Gangguan pendengaran dideteksi dengan :

SKRINING PENDENGARAN dgn


menggunanakan OAE test (Oto Acustic
Emission test)  dilanjutkan dengan BERA (
Brain Evoked Response Audiometry) utk
mengetahui kualitas pendengarannya (usia 2
minggu)

Pada usia 5-6 tahun, dilakukan CT Scan dan


Audiometri untuk mengetahui kondisi di
telinga tengah dan telinga dalam yg pada saat ini
sdh berkembang
PENATALAKSANAAN

memperbaiki bentuk & fungsi pendengaran

1. Protesa aurikula

2. Alat bantu dengar konduksi tulang

(Bone Anchored Hearing Aid /BAHA)


PRE OPERASI PASCA OPERASI
Bone • osseointegrated system untuk
Anchored rehabilitasi pendengaran melalui
Hearing Aid konduksi tulang secara langsung
(BAHA) • Alternatif ABD konduksi tulang dan
ABD konduksi udara konvensional

• sekrup titanium
Sistem BAHA • percutaneous abutment
• sound processor

Battista & Ho, 2003


Bila terjadi mikrotia pada ke 2 telinga

1. Rekonstruksi pada salah satu telinga


terlebih dulu utk memperbaiki pendengarannya.
2. Usia 5-6tahun dilakukan rekonstruksi telinga yg
sebelahnya dan rerekonstruksi telinga yg sdh
dioperasi (bagian2 telinga bagian tengah dan
dalam sudah terbentuk sempurna)

Pada kasus mikrotia dgn tuli sensoroneural, tidak


bisa dikoreksi dengan operasi. Sebaiknya dilakukan
cholear inplant
ATRESIA MEATUS EKSTERNUS

 Insiden 1 : 10.000 – 20.000 lahir hidup


 Unilateral : bilateral 3-4 : 1
 Atresia kanan lebih sering dari pada kiri
 Biasanya disertai kelainan auris media
dan aurikula sebab perkembangannya
bersamaan
ETIOLOGI
- Belum diketahui
- Terjadi kegagalan kanalisasi meatus
- Biasanya disertai kelainan sendi mandibula

 Atresia meatus eksternus


- parsial
- total
Atresia meatus eksternus bilateral

- Dampak psikososial pasien dan kel


- Derajat kelainan bervariasi
- Stenosis ringan sulit diketahui
- Ggn perkebangan bicara dan bahasa
- Deformitas aurikula, kemungkinan diikuti
dengan kelainan MAE
Atresia meatus ekternus unilateral
- Perkembangan bicara dan bahasa normal

- Hambatan mendengar hanya di


lingkungan bising

- Kesulitan lokalisasi suara diluar rumah


atau saat bermain
Pemeriksaan tambahan

- CT scan
untuk melihat keadaan auris media dan MAE

- Audiometri
untuk menilai telinga dalam ( kohlea )
Klasifikasi atresia MAE kongenital
Tipe I - MAE sempit
- Tulang temporal hipoplastik
- Telinga tengah normal / lebih
kecil
- Tulang2 pendengaran normal
Tipe II - MAE tidak terbentuk
- Telinga tengah kecil
- Maleus dan Inkus terfiksir
Tipe III - MAE tidak terbentuk
- Telinga tengah tidak terbentuk
- tulang2 pendengaran tidak
terbentuk
Penatalaksanaan

TERAPI NON BEDAH

Lakukan terlebih dahulu penilai rangkaian tes


pendengaran telinga sampai ke otak dengan
menggunakan

- Pure tone audiometri


- BERA ( Brain Evoked Response
Audiometry )
Dari tes pendengaran maka bila ada gangguan
pendengaran  pada :

a. Atresia meatus bilateral


 Alat bantu dengar konduksi tulang
( BAHA)

b.Atresia unilateral dengan telinga


kontralateral normal
 Alat bantu dengar konduksi udara
TERAPI BEDAH

Bila tjd mikrotia atresia unilateral  tunggu 5-6th


Bila terjadi mikrotia & atresia pada ke 2 telinga
1. Rekonstruksi pada salah satu telinga
terlebih dulu utk memperbaiki pendengarannya.
2. Usia 5-6tahun dilakukan rekonstruksi telinga yg
sebelahnya dan rerekonstruksi telinga yg sdh
dioperasi (bagian2 telinga bagian tengah dan
bagian dalam sudah terbentuk sempurna)

Pada kasus mikrotia dgn tuli sensoroneural, tidak


bisa dikoreksi dengan operasi. Sebaiknya dilakukan
cholear inplant
FISTULA PREAURIKULAR

SINONIM :

-CONGENITAL AURAL SINUSES

-PRE AURICULAR SINUSES

-CONGENITAL PRE AURICULAR CYST

-CONGENITAL EAR PIT (LUBANG)

-PRE AURICULAR PIT (LUBANG)


Adalah lubang kecil sebesar seujung
pensil di depan tragus

Merupakan kelainan kongenital yang terjadi


akibat gangguan embrional pada arkus brakial
1 dan 2
Penyebabnya sama dengan mikrotia, namun
juga karena adanya faktor keturunan

Dari muara fistel ini sering keluar cairan yang


berasal dr kelenjar sebacea, sering berbau
busuk
 Biasanya pasien datang karena terjadi obstruksi
dari muara fistel dan kemudian infeksi (abses)

 Penatalaksanaan:
1. Bila abses  dilakukan insisi abses dulu,
2. Bila abses berulang maka  dilakukan
eksisi fistel preaurikula dengan bantuan
Metilen biru sebagai marker saat operasi
3. Bila tidak ada keluhan  tidak perlu
operasi
KELAINAN TELINGA
DAPATAN
1.Kelainan daun telinga

2. Kelainan liang telinga

3.Kelainan gendang telinga


KELAINAN
DAUN TELINGA
DAPATAN
OTHAEMATOME /
HAEMATOME AURIKULA
 Adalah penumpukan bekuan darah diantara
kulit dan perikondrium tulang rawan daun
telinga.

Kausa : TRAUMA

Bila terjadi peradangan maka terjadi


perikondritis  cauliflower

Bila bekuan darah tidak dikeluarkan 


terjadi pengerasan (daun telinga tebal)
PENATALAKSANAAN :
1. Insisi
2. Antibiotika
3. Analgesik

4. Bila sudah terjadi organisasi (pengerasan)


maka dilakukan eksisi dan kuret jaringan yang
mengeras

5. Bila terjadi perichondritis  lakukan eksisi


jaringan tulang rawan yg rusak
PSEUDO OTHAEMATOME

= Kista semu daun telinga


= pseudo othematome

Benjolan pada daun telinga depan yang


tidak nyeri dan penyebabnya tidak
diketahui.
Diduga karena hambatan aliran limfe (daun
telinga tertekuk), tergigit serangga

Benjolan berisi cairan kekuningan di antara kulit


dan perichondrium tulang rawan
 Terapi dengan pungsi steril, balut tekan
dengan gyps selama 1 minggu spy kulit
kembali melekat pada tulang rawan

 Bila menekanan tidak sempurna, kulit-


perichondrium tidak melekat dgn
sempurnakambuh dan muncul
benjolan kembali

 Bila tidak steril bisa menjadi


perikondritis
CAIRAN
SEROUS/BENING
PERICHONDRITIS AURIKULA

KHAS  LOBULUS TIDAK IKUT


 Infeksi dari perikondrium daun telinga

 E/ kuman penyebab Pseudomonas ,


Stafilokokus Aureus

 Faktor resiko
- luka bakar
- trauma
- aspirasi othematoma
- iatrogenik operasi mastoid
 GEJALA
- Gatal
- Panas
- Bengkak &
merah
( lobulus bebas )
- Nyeri spontan
PUS
 PEMERIKSAAN
- Merah, udem
- Konsistensi keras
- Nyeri tekan
- fluktuasi (+)
 abses
TERAPI

- MRS
- Tanpa abses  kompres dingin
- Abses  insisi dan drainase
 buang kartilago nekrosis
- Kloksasilin 4 kali 250 –500 mg/hr oral
atau
Gentamisin 2 kali 80 mg/hr IM (5 hr)
- Analgesik kuat ( tramadol )

Salah Penanganan  Kartilago Rusak 


terjadi Cauliflower
ERISIPELAS
 Infeksi kulit oleh Grup A Streptokok B Hemolitikus
mengenai dermis dan saluran limfe  selulitis

Faktor resiko
1. Usia lanjut
2. Bayi
3. Imunodefisiensi
Gejala :
- Febris tinggi mendadak, menggigil
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Kulit daun telinga kemerahan
(eritema aurikularis)
Eritema aurikularis

- bula eritematus
- eritematus hemorhagik
- bula hemoragik
- bengkak batas jelas

+ nyeri tekan
TERAPI
- MRS  risiko SEPSIS
- Kompres dingin
- Antibiotika dosis tinggi I.V selama 7 – 10 hr
benzilpenicilin
makrolide
sefalosporin.
- Analgetika
Komplikasi
1.Plegmon
2.Abses
3.Thromboflebitis

Diagnosis banding
- Dermatitis kontakta
- Udim angioneurotika
- Herpes Zoster
KELAINAN DI LIANG
TELINGA (MAE)
DAPATAN
SERUMEN
 adalah produksi dari kelenjar sebacea dan kelenjar
serumen yg terdapat di 1/3 luar dari kulit liang
telinga

 Konsistensi lunak atau padat / keras

 Normal: serumen tidak menumpuk di liang telinga


tetapi ke luar sendiri ke muara MAE dan menguap
karena terkena udara panas
Keluhan :
 Pendengaran menurun
 Rasa penuh di telinga
 Sakit bila telinga kemasukan air

Penatalaksanaan:
 Ekstraksi dgn menggunakan pelilit kapas
 Ekstraksi dgn menggunakan kait
 Serumen dicairkan dgn meneteskan
karboglycerin 10% selama 3 hr, kemudian di
ekstraksi/suction atau
 Dilakukan irigasi (dgn syarat MT utuh)
IRIGASI SERUMEN
BENDA ASING LIANG TELINGA
Anak sering memasukkan benda2 ke liang telinga
 dikeluarkan dengan kait.

Bila anak tidak kooperatif, terpaksa dilakukan


pembiusan

Benda asing serangga dapat segera dikeluarkan


dengan huk tajam, knee pinset atau dimatikan
terlebih dahulu dengan minyak kelapa.
Bila semut maka dilakukan irigasi
Bila ada benda asing masuk ke telinga langkah-
langkah yg harus diikuti :

1. Tidak melakukan pemeriksaan dan


mencoba dengan alat/benda2 yang tidak
standar
2. Remove the object if possible
3. Try using gravity
4. Try using oil only for an insect
5. Jangan gunakan minyak
6. Bila gagal, konsultasi ke dr THT
OTITIS EKSTERNA

Adalah radang diliang telinga: akut & kronis

Faktor yang mempermudah timbulnya keradangan


di liang telinga adalah pH di liang telinga.
Bila pH menjadi basa maka ini akan menyebabkan
proteksi terhadap infeksi menurun
OTITIS EKSTERNA AKUT

1. Otitis Eksterna Sirkumskripta


2. Otitis Eksterna Difusa
OTITIS EKSTERNA SIRKUMSKRIPTA
(FURUNKEL)

 Timbul di 1/3 luar liang telinga

 Infeksi pada folikel rambut, kelenjar sebasea,


kelenjar serumen (Jerawat)

 C/ Staphylococcus aureus, Staphylococcus albus


GEJALA:

1. Nyeri hebat (otalgia) saat telinga/daun


telinga disentuh atau bisa nyeri spontan saat
buka mulut

Hal ini disebabkan krn kulit liang telinga tidak


mengandung jar ikat longgar shg bila terjadi
infeksi maka langsung menekan perichondrium
yang mengandung banyak ujung2 saraf perifer

2. Gangguan pendengaran bila furunkel besar


dan menutup liang telinga
TERAPI :

1. Bila jadi abses maka harus dilakukan aspirasi /


insisi utk drainase pus.
Bila diperlukan dipasang drain
2. Bila belum terjadi abses, diberikan salep
antibiotik
3. Tambahkan analgesik oral
OTITIS EKSTERNA DIFUSA

 Timbul di 2/3 dalam liang telinga

 Kulit liang telinga udem, hiperemis, keluar cairan


serous

 C/ Pseudomonas, Staphylococcus albus, Escheria


koli
GEJALA:

1. Nyeri hebat (otalgia) saat telinga/daun telinga


disentuh atau bisa nyeri spontan saat buka mulut

Hal ini disebabkan krn kulit liang telinga tidak


mengandung jar ikat longgar shg bila terjadi infeksi
maka langsung menekan perichondrium yang
mengandung banyak ujung2 saraf perifer

2. Gangguan pendengaran bila furunkel besar dan


menutup liang telinga
TERAPI :
1. Tampon Borowi 2 hari, ditetesi terus dgn tujuan
meredakan udem

2. Atau tampon yang mengandung antibiotika dan analgesik

3. Berikan antibiotika dan analgesik oral


OTOMIKOSIS

 Infeksi jamur di liang telinga

 C/ aspergilus, kandida albikans dll

 Gejala: gatal dan rasa penuh di telinga


kadang2 tanpa keluhan
TERAPI :

1. Oor toilet
2. Salep anti jamur
3. Obat anti jamur oral
Otomikosis
c/Aspergillus niger liang telinga
luar
INFEKSI KRONIS LIANG TELINGA

Akibatinfeksi akut liang telinga yang tidak


ditangani dgn baik

Pemakaian mould hearing aid

Terjadi penyempitan liang teling akibat


terbentuknya jaringan parut

Terapi: operasi rekonstruksi


OTITIS EKSTERNA MALIGNA

 Adalah infeksi akut yang difus di liang telinga luar

 Biasanya pd orang2 tua dengan DM

 Peradangan sampai ke subkutis dan organ


sekitarnya  terjadi Khondritis, osteitis,
osteomielitis yg berakibat pd kerusakan tl
temporal
GEJALA :
- gatal di liang telinga nyeri hebat
- sekret >>
- liang telinga bengkak, tertutup jaringan
granulasi>>
- bila mengenai saraf fasialis terjadi
paresis/paralisis wajah asimetris

TERAPI :
- antibiotika dosis tinggi
- debridement luka secara radikal
HERPES ZOSTER OTIKUS

Sinonim:
Ramsay Hunt sindrom
Herpes Genikulatum

Adalah infeksi virus herpes Zoster pada


ganglion genikulatum dan ganglion saraf
vestibulo kohlearis
KELUHAN
- Nyeri muka, daun telinga, MAE,
palatum dan bagian anterior lidah

- Sulit menutup mata

- Pendengaran menurun

- Vertigo
PEMERIKSAAN :

- Vesikel pada daun telinga dan MAE


- Muka mencong karena parese N VII
- Tes pendengaran - Tuli persepsi
PEMERIKSAAN :

- Vesikel pada daun


telinga dan MAE

- Muka mencong karena


parese N VII

- Tuli persepsi
TERAPI :

- Anti virus Acyclovir 800mg 4-5x/hr selama 4-5 hr

- Kortikosteroid prednison 60mg 4 hr,


tapering selama 2 minggu

- Analgesik kuat tramadol 3x 50mg

- Diazepam/dramamin untuk menghilangkan


vertigo
Komplikasi
- Sinkinesis (gerakan involunter otot2
wajah)

- Neuralgia paska herpes

- Kerusakan mata
RUPTUR MEMBRAN
TIMPANI
Faktor yang menyebabkan gendang telinga
pecah:
- cedera
- Kebisingan / suara ledakan

Ruptur gendang telinga akan sembuh


dalam beberapa minggu tanpa
pengobatan.
Ruptur membran
timpani
PENYEBAB

1. Airplane ear (barotrauma).

2. Injury to your ear .

3. Foreign object in your ear

4. Loud or sudden noise


Tanda dan gejala :

◦ Sakit telinga mendadak, telinga tidak nyaman


◦ Keluar darah dari telinga
◦ Telinga berdenging (tinitus)
Diagnosis :

Pada membran timpani berlubang dengan


bentuk bintang (tepi tidak rata), ada darah
/ bekas darah di tepi lubang.

Di dalamnya tampak tlg2 pendengaran


(telinga tengah).

Pada pecahnya gendang telinga akibat


infeksi (Otitis Media Akut) disebut
sebagai perforasi membran timpani 
lubang bulat, tepi rata, terkadang ada
darah/bekas darah. Keluar cairan
bening/serous dari lubang perforasi
Komplikasi
gendang telinga yang pecah biasanya akan
sembuh dengan sendirinya dalam bbrp minggu

 kadang2 dapat mengalami masalah:

1. Gangguan pendengaran.
bersifat sementara, tetapi bila ruptur cukup
besar maka
- MT tidak menutup spontan
- kerusakan tulang-tulang di telinga tengah
dan cedera pada struktur telinga bag
dalam  kehilangan pendengaran berat
dan permanen.
2. Otitis Media Kronis
PENCEGAHAN
1. Protect your ears during flight

2. Keep your ears free of foreign objects

3. Guard against excessive noise

PENATALAKSANAAN

1. Tambal gendang telinga (patch)


2. Timpanoplasty
TRAUMA
TULANG TEMPORAL
 KLL >>  trauma kepala  biasanya
berbentuk patah tulang dasar tengkorak
yang tidak jarang disertai dengan patah
tulang temporal.

konduksi, tuli saraf maupun tuli


 tuli
campuran serta terkadang disertai
kelumpuhan saraf fasialis
Kekerapan
 45% dari fr tulang temporal yang diakibatkan oleh
patah tulang dasar tengkorak mengalami gangguan
pada telinga tengah dan dalam.

 Fr temporal longitudinal sejajar dengan sumbu


tulang petrosus ) tuli konduksi dan tuli
campuran

 Fr temporal transversal (memotong sumbu tulang


petrosus ) tuli sensoroneural
Trauma temporal dapat mengakibatkan :
 Patah tulang temporal
 Kerusakan di telinga luar
 Kerusakan di telinga tengah
Diagnosis
Anamnesis
- Riwayat adanya benturan pada
tulang temporal
- perdarahan telinga
- penurunan perdengaran
Pemeriksaan
a. Otoskopi:
- Pada fr longitudinal
 - perdarahan di liang telinga luar
- robekan pada kulit liang telinga luar
maupun membran timpani
- rusaknya anulus timpanikus
- penyempitan liang telinga luar

- Pada fr transversal
 -hematotimpanum
b. Tes fungsi pendengaran
- garpu tala
- audiogram
 air-bone gap 40dB atau lebih
maka kemungkinan telah
terjadi gangguan pada rantai
osikelnya
c. Radiologis
Fr longitudinal  Foto Schuller
Fr transversal  Foto Stenvers
Penatalaksanaan

 Konservatif
 terapi trauma pd
umumnya yaitu antibiotika, analgetika, anti
inflamasi

 Operatif  rekonstruksi
Prognosis
 Tuli konduksi yang membaik dalam waktu
1 bulan  prognosis lebih baik dari pada
ketulian yang menetap lebih dari 3 bulan.

 Rekonstruksi kerusakan rantai osikel akibat patah


tulang temporal  diharapkanterjadi peningkatan
fungsi pendengaran

Anda mungkin juga menyukai