Anda di halaman 1dari 14

PEMERIKSAAN FUNGSI

MOTORIK
NIA SABRINA PURNAMASARI
1910221077
• Segala aktifitas susunan saraf pusat yang dilihat, didengar dan
direkam dan yang diperiksa adalah berwujud gerak otot.
• Otot-otot skeletal dan neuron neuron yang menyusun susunan
neuromuskular voluntar adalah sistem yang mengurus dan sekaligus
melaksanakan gerakan yang dikendalikan oleh kemauan.
• Sebagian besar manifestasi kelainan saraf bermanifestasi dalam
gangguan gerak otot. Manifestasi obyektif inilah yang merupakan
bukti nyata adanya suatu kelainan atau penyakit.
• Pemeriksaan fungsi motorik, meliputi :
1) Observasi
2) Penilaian terhadap ketangkasan gerakan volunter
3) Penilaian tonus otot
4) Pemeriksaan trofi otot
5) Pemeriksaan kekuatan ekstremitas
Observasi
• Apakah ia berjalan sendiri ? Apakah ia dipapah ? Bagaimana gaya
berjalannya ?
• Observasi terhadap gerakan menutup/ membuka kancing baju,
menggantungkan pakaian, melepaskan sandal, menaiki tempat
periksa, merebahkan diri dan sebagainya.
• Jika pasien sudah berbaring di atas tempat periksa, simetri tubuh
pasien harus diperhatikan.
Penilaian terhadap ketangkasan gerakan
volunter
1. Gerakan pada sendi bahu :
• Mintalah pasien untuk melakukan gerakan pada sendi bahu yang
meliputi : abduksiadduksi, elevasi, fleksi-ekstensi, endorotasi-
eksorotasi.
• Perhatikan apakah pasien dapat melakukan gerakan-gerakan tersebut
dengan mudah (bebas), dapat melakukan tetapi tidak sempurna,
misalnya bisa melakukan abduksi tetapi tidak mencapai 90o(bebas
terbatas), atau tidak dapat melakukangerakan sama sekali.
2. Gerakan pada sendi siku :
- Mintalah pasien untuk melakukan gerakan pada sendi siku yaitu :
fleksi-ekstensi, pronasi-supinasi.
- Perhatikan apakah gerakannya bebas, bebas terbatas atau terbatas.
3. Gerakan pada sendi tangan :
- Mintalah pasien untuk melakukan gerakan pada sendi tangan yaitu :
fleksi-ekstensi, pronasi-supinasi.
- Perhatikan apakah gerakannya bebas, bebas terbatas atau terbatas.
4. Gerakan jari-jari tangan :
- Mintalah pasien untuk mengepalkan tangan, abduksi-adduksi ibu jari.
- Perhatikan apakah gerakannya bebas, bebas terbatas atau terbatas.
5. Gerakan pada sendi panggul :
- Mintalah pasien untuk melakukan gerakan pada sendi panggul yang
meliputi : fleksiekstensi, abduksi-ekstensi, endorotasi-eksorotasi.
- Perhatikan apakah gerakannya bebas, bebas terbatas atau terbatas.
6. Gerakan pada sendi lutut :
- Mintalah pasien untuk melakukan gerakan pada sendi lutut yang
meliputi : fleksiekstensi, endorotasi-eksorotasi.
- Perhatikan apakah gerakannya bebas, bebas terbatas atau terbatas.
7. Gerakan pada sendi kaki :
- Mintalah pasien untuk melakukan gerakan pada sendi kaki yang
meliputi :dorsofleksi-plantar fleksi, inversi-eversi.
- Perhatikan apakah gerakannya bebas, bebas terbatas atau terbatas.
Penilaian Tonus Otot
Teknik pemeriksaan tonus otot :
a. Memeriksa tonus otot bahu :
- Pemeriksa menggerakkan sendi bahu seperti abduksi-adduksi dan elevasi, kemudian
merasakan adanya tahanan pada m. deltoideus. Nilailah tahanan tersebut apakah normal,
meningkat atau menurun.
- Tonus yang meningkat berarti bahwa pemeriksa mendapat kesulitan untuk menggerakkan
sendi bahu. Jika tonus otot hilang, maka pemeriksa tidak merasakan tahanan.
b. Memeriksa tonus otot pada lengan atas :
- Pemeriksa menggerakkan sendi siku secara pasif, yaitu fleksi dan ekstensi berulangulang
dan merasakan adanya tahanan pada otot-otot di lengan atas dan nilailah tahanan tersebut
apakah normal, meningkat atau menurun.
- Jika tonus otot meningkat, maka pemeriksa mendapat kesulitan untuk memfleksikandan
mengekstensikan lengan. Jika tonus otot hilang, maka pemeriksa tidak merasakan tahanan.
c. Memeriksa tonus otot pada lengan bawah :
- Pemeriksa menggerakkan tangan pasien secara pasif (pronasi-supinasi) dan
merasakan adanya tahanan pada otot-otot di lengan bawah dan nilailah tahanan
tersebut apakah normal, meningkat atau menurun.
d. Memeriksa tonus otot pada tangan :
- Pemeriksa memfleksikan dan mengekstensikan jari-jari tangan pasien (menggenggam
dan membuka) dan merasakan adakah tahanan pada otot tangan, apakah normal,
meningkat atau menurun.
e. Memeriksa tonus otot pada pinggul :
- Pemeriksa memfleksikan dan mengekstensikan kaki pasien pada articulatio coxae dan
merasakan tahanan pada otot-otot pinggul, apakah normal, meningkat atau menurun.
f. Memeriksa tonus otot pada paha :
- Pemeriksa memfleksikan dan mengekstensikan kaki pasien pada sendi lutut dan
merasakan tahanan pada otot paha (m. quadriceps femoris), apakah normal, meningkat
atau menurun.
g. Memeriksa tonus otot pada betis :
- Pemeriksa melakukan dorsofleksi dan plantar-fleksi secara pasif pada kaki pasien dan
merasakan adanya tahanan pada otot betis (m. gastrocnemius), apakah normal,
meningkat atau menurun.
h. Memeriksa tonus otot pada kaki :
- Pemeriksa memfleksikan dan mengekstensikan jari kaki pasien dan merasakan adanya
tahanan pada otot kaki (dorsum dan plantar pedis), apakah normal, meningkat atau
menurun.
Pemeriksaan Trofi Otot
• Pemeriksaan trofi otot dapat dilakukan dengan inspeksi, palpasi dan
pengukuran.
a. Inspeksi :
- Perhatikan bentuk dan ukuran otot, baik masing-masing atau sekelompok
otot, adanya gerakan abnormal, adanya kontraktur dan deformitas.
- Perhatikan apakah otot tampak normal (eutrofi), membesar (hipertrofi)
atau tampakkecil (atrofi).
- Perkembangan otot ditentukan oleh faktor keturunan, profesi, cara hidup,
gizi dan latihan/ olahraga.
- Bandingkan kanan dan kiri.
Pemeriksaan Kekuatan Ekstremitas
a. Otot bahu :
• Meminta pasien untuk melakukan elevasi (mengangkat tangan) kemudian tangan pemeriksa menahannya.
• Meminta pasien untuk melakukan abduksi kemudian tangan pemeriksa menahannya.
b. Otot lengan :
• Meminta pasien untuk melakukan fleksi pada sendi siku kemudian tangan pemeriksa menahannya.
Pemeriksaan ini terutama menilai kekuatan otot bisep dan brachioradialis.
• Meminta pasien untuk melakukan ekstensi pada sendi siku kemudian tangan pemeriksa menahannya.
Pemeriksaan ini terutama menilai otot trisep.
c. Otot tangan :
• Meminta pasien untuk menekuk jari-jari tangan (fleksi pada sendi interphalang), kemudian tangan
pemeriksa menahannya.
• Meminta pasien untuk meluruskan jari-jari tangan, kemudian tangan pemeriksa menahannya.
• Meminta pasien untuk mengepalkan tangan dan mengembangkan jari-jari tangan.
d. Otot panggul :
• Meminta pasien untuk melakukan fleksi pada sendi panggul, kemudian tangan pemeriksa menahannya.
• Setelah fleksi maksimal, pemeriksa meluruskan sendi panggul tersebut.
e. Otot paha :
• Meminta pasien untuk melakukan fleksi pada sendi lutut, kemudian tangan pemeriksa menahannya.
Pemeriksaan ini untuk menilai kekuatan m. biseps femoris.
• etelah fleksi maksimal, pemeriksa meluruskan sendi lutut tersebut.
f. Otot kaki :
• Meminta pasien untuk melakukan dorsofleksi pada kaki, kemudian tangan pemeriksa menahannya.
• Meminta pasien untuk melakukan plantar fleksi kemudian tangan pemeriksa menahannya.
• Derajat tenaga otot ditetapkan sebagai berikut :
0, jika tidak timbul kontraksi otot.
1, jika terdapat sedikit kontraksi otot.
2, jika tidak dapat melawan gravitasi.
3, jika dapat melawan gravitasi tanpa penahanan.
4, jika dapat melawan gravitasi dengan penahanan sedang.
5, jika dapat melawan gravitasi secara penuh.

Anda mungkin juga menyukai