Anda di halaman 1dari 38

ASKAN PADA MAGNETIC

RESONANCE IMAGING ( MRI )

EMANUEL I LEWAR
Pendahuluan
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
adalah suatu alat diagnostik mutakhir
untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh
dengan menggunakan medan magnet
dan gelombang frekuensi radio tanpa
operasi penggunaan sinar X ataupun
bahan radioaktif.
Manfaat
Untuk memeriksa bagian dalam tubuh sangat
efektif karena memiliki kemampuan membuat
citra potongan koronal, sagital, aksial tanpa
banyak memanipulasi tubuh pasien sehingga
sangat sesuai untuk diagnostik jaringan lunak.
Instrumen
Pesawat MRI menggunakan efek medan magnet
dalam membuat citra potongan tubuh
Tdd :
1) Sistem magnet yang berfungsi membentuk
medan magnet
2) Sistem pencitraan berfungsi membentuk citra
potongan sagittal, koronal dan aksial
Tujuan
Mengetahui karakteristik morpologik (lokasi,
ukuran, bentuk, perluasan dll ) keadaan
patologis.
Kelebihan MRI dibandingkan dgn pem CT Scan:

1) MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa


kelainan pada jaringan lunak seperti otak, sumsum
tulang serta muskuloskeletal.
2) Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan
lebih jelas.
3) Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti
pemeriksaan difusi, perfusi dan spektroskopi yang
tidak dapat dilakukan dengan CT Scan.
4) Mampu membuat gambaran potongan melintang,
tegak, dan miring tanpa merubah posisi pasien.
5) MRI tidak menggunakan radiasi pengion.
Tipe MRI
Terdiri dari :
1. MRI yang memiliki kerangka terbuka
(open gantry) dengan ruang yang luas
2. MRI yang memiliki kerangka (gantry)
biasa yang berlorong sempit.
(gantry)

(open gantry)
Prosedur
1. Prosedur Umum :
Prosedur yang dilakukan untuk semua pasien yang
akanmelakukan pemeriksaan MRI.
Biasanyautkscreening
2. Prosedur Khusus :
Prosedur pemeriksaan yang dilakukan pada pasien
MRI sesuai dengan klinis. ( sekuens- sekuens ).
Indikasi Pemeriksaan MRI
Jenis pem MRI sesuai dengan organ yang
akan dilihat:
• Pemeriksaan Kepala
• Pemeriksaan Otak
• Pemeriksaan Tulang Belakang
• Pemeriksaan Abdomen
• Pemeriksaan Thorax
• Pemeriksaan Tulang dan Sendi
Cont.. Indikasi
1. Otak dan saraf tulang belakang
untuk mendeteksi :
- Cedera kepala
- Cancer,
- Stroke,
- Kerusakan pembuluh darah pada otak,
- Cedera saraf tulang belakang,
- Kelainan pada mata atau telinga bagian dalam,
- Multiple sclerosis
Cont ..Indikasi
2. Jantung dan pembuluh darah.
untuk mendeteksi :
- Gangguan aliran darah atau peradangan pada
pembuluh darah
- Penyakit jantung
- Kerusakan jantung pasca serangan jantung
- Kelainan struktur aorta seperti diseksi atau
aneurisma aorta
- Kelainan struktur organ jantung yang meliputi
ukuran dan fungsi bilik jantung, ketebalan dan
pergerakan dinding jantung.
Cont ..Indikasi
3. Tulang dan sendi
untuk mendeteksi :
- Infeksi tulang
- Cancer tulang
- Cedera sendi.
Cont ..Indikasi
4. Abdomen .
• untuk melihat :
- Kelaianan pada Hati
- Kelaianan pada Ginjal,
- Kelaianan pada Kantong dan saluran empedu,
- Kelaianan pada Pakreas,
- Kelaianan pada Limpa,
- Kelaianan pada Organ ginekologis,
- Kelaianan pada Prostat,
- Kelaianan pada Buli-buli
Cont ..Indikasi
5. Thorax
untuk melihat :
- Infeksi pada paru
- Tumor paru
- Kelainan pada jantung
Perbedaan
CT Scan MRI

Pemaparan Dosis radiasi efektif, tidak Tidak ada, dan tidak memancarkan
radiasi direkomendasika untuk wanita hamil radiasi pengion.
atau anak-anak kecuali mutlak
dibutuhkan.

Efek Minimal tetapi memaparkan risiko Risiko pada gangguan ginjal dan hati.
terhadap penyinaran. Tidak sakit, tidak invasif
tubuh
Aplikasi Cocok untuk gambar cedera tulang, Cocok untuk evaluasi jaringan lunak,
paru-paru, dan dada, dan deteksi contoh cedera tendon dan ligamen,
kanker. Banyak digunakan pada pasien cedera saraf tulang belakang, tumor
gawat darurat otak, dll.

Prinsip Redaman X-ray dideteksi oleh detektor Jaringan tubuh yang mengandung
dan protektor atom hidrogen dibuat untuk
memancarkan sinyal ryang dideteksi
oleh scanner.
Persiapan pasien
• Tanggalkan barang logam dapat mengganggu
cara kerja mesin dan hasil prosedur
• Hati –hati pada pasien penyakit ginjal atau
hati, krn menggunakan zat kontras
Prosedur MRI
• Tubuh pasien dimasukkan ke dalam tabung
panjang yang memiliki lubang pada kedua
ujungnya.
• Pasien tidak diperkenankan untuk bergerak
selama proses pemindaian agar diperoleh
hasil gambar jelas.
• Diperlukan sedasi jika px tidak kompotent,
sep : gelisah, anak yg tidak diam/bergerak
Prosedural Sedasi
Pendahuluan

• Sedasi adalah suatu teknik memasukkan obat-


obatan sedatif, atau disosiatif, dengan atau tanpa
analgesik

• Efek farmakologis yaitu ansiolitik, amnesia, atau


analgesia, akan memberikan kenyamanan,
sehingga pasien dapat tenang, dan kooperatif
selama berlangsungnya prosedur
Cont.. Prosedural Sedasi
Tujuan
• Untuk menghasilkan suatu tingkat kesadaran
yang rendah, tetapi pasien tetap memiliki
kontrol secara independen akan oksigenasi
dan jalan napas
• Mengatasi kecemasan/anxiety
• Mencapai imobilisasi, terutama pada pasien yg
tidak kompeten, sehingga pasien tenang dan
diperoleh kerjasama dengan operator
• Mengurangi rasa nyeri
Cont.. Prosedural Sedasi
Kompetensi Petugas
• Memahami detail farmakodinamik,
farmakokinetik, dan dosis obat-obat sedasi ini
• Memahami tatalaksana airway, breathing dan
cardiovascular support
• Mampu menyelamatkan pasien yang
mengalami sedasi lebih dalam
• Kompeten melakukan tatalaksana reversal
sedasi dan mengatasi komplikasi
• Kompeten dlm tatalaksana lanjutan airway,
untuk bantuan ventilasi, seperti intubasi PET
atau LMA
Cont.. Prosedural Sedasi

Pertimbangan umum
• Pastikan patient safety,
• Meminimalisir rasa nyeri dan anxietas
selama tindakan,
• Meminimalisir gerakan pasien selama
tindakan, dan memaksimalkan hasil dari
suatu tindakan medis.
Cont.. Prosedural Sedasi
Pengkajian

Persiapan Pasien
• Anamnesis dan pem fisik
• Status fisik ASA
• Informed consent
• Puasa 6 – 8 jam makanan, dan 2 jam air putih, seb
prosedur
• Pertimbangkan pada prosedur darurat, risiko aspirasi
harus
• Tunggu beberapa saat hingga efek analgesia dan sedasi
bekerja, sebelum melakukan tindakan prosedural invasif
Cont.. Prosedural Sedasi
Cont..Persiapan Pasien
• Tidak konsumsi rokok atau alkohol pada saat
hari pemindaian.
• Tidak melakukan olahraga keras atau aktivitas
yang melelahkan sehari seb pemeriksaan
• HE utk menguragi stress seb waktu prosedur
dilakukan
• Menggunakan baju khusus RS
Cont.. Prosedural Sedasi
Persiapan Peralatan
• Oksigen
• Suction
• Alat kelengkapan untuk tata laksana jalan
napas
• Reversal agents, untuk opiod, atau
benzodiazepines, seperti nalokson, flumazenil
• Obat-obat dan kelengkapan resusitasi
• Akses intravena, untuk sedasi intravena
• Obat-obatan untuk sedasi dan analgesik
Cont.. Prosedural Sedasi
Pertimbangan Anestesi
• Teknik tindakan sedasi adalah memahami
dosis-dosis dan kerja obat yang akan
digunakan.
• Obat yang biasa digunakan adalah
Etomidate, Midazolam, Fentanil, Propofol
• Reversal agents, untuk opiod, atau
benzodiazepines, seperti Nalokson,
Flumazenil
Cont.. Prosedural Sedasi
Etomidate
• Dosis awal: 0,1-0,2 mg/kgBB, perlahan secara IV
bolus, sekitar 30-60 detik. Onset kerja obat
kurang dari 1 menit. Lama kerja obat sekitar 3-5
menit.
• Sedasi dan hipnosis
• Menyebabkan supresi adrenal
• Efek : mual-muntah, penurunan TIK ringan -
moderat, aman hemodinamik, dan tidak
menyebabkan pengeluaran histamine.
• Sangat baik pada trauma dan hipotensi.
Cont.. Prosedural Sedasi
Midazolam
• Dosis awal: 0,02-0,1 mg/kgBB IV. Dosis ulangan, dapat diberikan
bila sedasi diperlukan lebih lanjut 25% dari dosis awal, diberikan
setelah 3-5 menit kemudian dan tidak melebihi 2,5 mg/dosis.
Dosis kumulatif tidak boleh melebihi 5-10 mg.
• Pasien lanjut usia:
- Tidak melebihi 1,5 mg/dosis
- Dosis kumulatif, tidak melebihi 3,5 mg
- Dosis ulangan diberikan setelah 3-5 menit kemudian
- Onset kerja obat sekitar 1-2 menit, lama kerja obat sekitar
30-60 menit.
Cont.. Prosedural Sedasi
Cont.. Midazolam .
• Risiko : depresi pernapasan, hipotensi bila
obat ini masuk dengan cepat, atau
dikombinasikan dengan fentanil ( dosis
midazolam perlu dikurangi)
• Sedasi, namun tidak memiliki efek analgesia.
• Kerja obat di-reversed oleh flumazenil,
Cont.. Prosedural Sedasi
Fentanil
• Dosis awal: 1-2 mcg/kgBB, perlahan secara IV
bolus, sekitar 1-2 menit. Dosis ulangan dapat diberikan
setelah 30 menit kemudian. Onset kerja obat sekitar 1-2
menit, lama kerja obat sekitar 30-60 menit.
• Risiko : kekakuan dinding dada, apnea, depresi
pernapasan, atau hipotensi. depresi kardiovaskular
minimal.
• Efek samping : disforia, mual, muntah, serta perubahan
EEG juga dapat terlihat.
• Utk anestesia, dan analgesia. Umumnya diberikan
bersama dengan obat sedasi, seperti propofol.
• Kerja obat di-reversed oleh Nalokson
Cont.. Prosedural Sedasi
Propofol
• Dosis awal: 0,5-1 mg/kgBB, IV sebagai loading
dose. Dosis dapat diulangi dengan kenaikan 0,5
mg/kgBB, tiap 3-5 menit ( 2 – 2,5 mg/KgBB) .
Onset kerja obat sekitar <1 menit. Lama kerja obat
sekitar 3-10 menit.
• Onset dan fase pemulihan yang cepat, kerja obat
singkat, dan memiliki efek anti-konvulsan,
dan anxiolysis.
• Utk sedasi yg dalam atau hipnosis
• Risiko : depresi kvs serta hipotensi, dan respirasi
Cont.. Prosedural Sedasi
Reversed Agents
Nalokson
• Mereversikan efek obat opiod agonis.
• Onset kerja obat secara IV : 1-3 menit, secara IM :
sekitar 10-15 menit.
• Efek sedasi “rebound” dapat terjadi.
• Apabila diberikan pada pasien pengguna opiod
kronis, maka akan mencetuskan efek withdrawal
akut, dan efek saraf simpatis secara tiba-tiba, dan
dapat menimbulkan edema paru akut.
• Dosis dewasa: 0,1-0,2 mg IV, dapat diulangi tiap 2-3
menit,sesuai kebutuhan hingga diperoleh respon
• Dosis pediatrik: 0,005-0,01 mg/kgBB IV, atau IM.
Dapat diulangi tiap 2-3 menit sesuai kebutuhan
Cont.. Prosedural Sedasi
Cont..Reversed Agents
Flumazenil
• Mereversikan efek obat gol benzodiazepine.
• Efek samping berupa kejang.
• Efek sedasi “rebound” dapat terjadi.
• Apabila diberikan kepada pasien pengguna benzodiapines
(BZP) kronis, maka akan mengakibatkan withdrawal akut.
• Dosis dewasa: 0,1-0,2 mg IV selama 15 detik, dapat
diulangi setelah 45 detik, setelah itu dapat diulangi tiap
menit, tidak melebihi dosis kumulatif total sebesar 1 mg
• Dosis pediatrik: 0,01 mg/kgBB/dosis IV selama 15 detik,
tidak melebihi 0,2 mg/dosis, dapat diulangi tiap menit,
namun tidak melebihi dosis kumulatif total sebesar 0,05
mg/kgBB, atau 1 mg
Masalah Anestesi
• Cemas
• Hipoksia
• Depresi pernapasan
• Hipotensi
• Bradikardia
• Disritmia jantung
• Reaksi Alergi
• Sedasi yang terlalu dalam
Rencana Intervensi
• Motivasi tentang tindakan dan sedasi yang akan
dilakukan
• Pertahankan patensi jalan napas
• Suctioning
• Berikan ventilasi dengan menggunakan bag-mask-valve
• Oksigenasi
• Pertahakan keseimbangan cairan, IV line
• Rumatan anestesi
• Monitor TTV sebelum, selama dan setelah prosedur
• Observasi keadaan umum pasien
• Monitor respon pasien terhadap stimulus fisik dan
instruksi verbal
Evaluasi
• Tenang pasca MRI
• Oksigenasi adekuat
• Hemodinamik stabil
• Tidak terjadi alergi
• Kesadaran responsif kembali seperti semula
Kriteria Pasien Pulang
1. Jalan napas pasien baik serta oksigenasi
adekuat, tanda-tanda vital dalam keadaan stabil,
2. Tingkat responsif pasien kembali seperti semula,
ditandai dengan:
• Mampu untuk berdiri dan berjalan sendiri,
atau dengan bantuan, sesuai dengan usia
• Mampu untuk mengikuti instruksi, sesuai
dengan tingkat usia
• Kemampuan verbal kembali seperti semula
• Mampu mentoleransi asupan per oral.
Selesai

Anda mungkin juga menyukai